Risiko)
RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA
1. KARAKTERISTIK RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA
Perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan perusahaan menghadapi dua tipe
risiko :
a. Risiko perubahan pendapatan
è pendapatan bersih ( hasil investasi dikurangi biaya ) berukurang dari yang diharapkan
b. Risiko perubahan nilai pasar
è nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga,yaitu berubah menjadi lebih kecil
( turun nilainya )
1.1Risiko Perubahan Pendapatan
Perubahan tingkat bunga dapat menyebabkan sedikitnya perubahan pendapatan.
Ada 2 jenis risiko perubahan pendapatan yang dihadapi oleh perusahaan :
a. Risiko Penginvestasian kembali
Misal asset seperti berikut ini :
Aset Kewajiban (Pasiva)
Obligasi jangka waktu :1 Obligasi jangka waktu: 2 tahun ,
tahun ,bunga : 12% pertahun dengan bunga : 10%
pertahun ,selama 2 tahun
Keterangan :
· Tahun 1
perusahaan peroleh keuntungan ( spreads ) 2% = 12% - 10%
· Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
· Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan tahun pertama
· Bila bunga 8%, rugi 2%
b. Risiko Pendanaan Kembali
Aset Pasiva
Keterangan :
· Tahun pertama spreads keuntungan 12%-10% = 2%
· Tahun ke-2 tergantung tingkat bunga obligasi berlaku
· Jika bunga pendanaan sama sebesar 10% maka diperoleh keuntungan 2%
· Jika bunga 14% rugi 2%
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai obligasi yang menjadi asset
dan obligasi kewajiban adalah :
Obligasi asset = 100.000 +………….......+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 +………….........+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)2
Obligasi asset dan kewajiban mempunyai nilai pasar yang sama yaitu Rp 1 juta.
Misalkan tingkat bunga naik menjadi 12%, maka nilai obligasi keduanya adalah:
Obligasi asset = 100.000 +………+ 1.100.000 = Rp. 886.996
1+0,12)1 (1+0,12)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 +………+ 1.100.000 = Rp. 966.199
(1+0,12)1 (1+0,12)2
Terlihat bahwa kedua obligasi tersebut mengalami penurunan nilainya. Karena
obligasi asset mengalami penurunan lebih besar dibandingkan turunnya obligasi
kewajiban, maka perusahaan tersebut mengalami kerugian.
2. PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA : METODE
PENILAIAN KEMBALI ( REPRICING MODEL )
2.1 Periode Harian
Repricing model mencoba mengukur risiko perubahan tingkat bunga dengan
menggunakan pendekatan pendapatan. Model tersebut ingin melihat bagaimana
pengaruh perubahan tingkat bungaterhadap pendapatan yang diperoleh suatu
organisasi.
Aset Kewajiban ( Pasiva )
Meminjamkan dipinjaman pasar antar bank 1 Meminjam di pasar antar bank
hari Rp 2 M
1 hari Rp 3 M
Comercial Paper 3 bulan Rp 3 M
Tabungan Rp 3 M
Surat Hutang 6 bulan Rp 5 M
Deposito 1 bulan Rp 10 M
Pinjaman 1 tahun Rp 6 M
Deposito 1 tahun Rp 10 M
Obligasi 3 tahun Rp 10 M
Deposito 2 tahun Rp 10 M
Obligasi 3 tahun tk
bunga mengambang Rp 5 M
Modal Rp 5 M
Pinjaman bunga tetap
GAP = (Rp 2 miliar) – (Rp 3 miliar ) = - Rp 1 miliar
Perubahan pendapatan = (GAP x ( Δ Bunga)
= - Rp 1 miliar
x 0,01 = -Rp 10 juta
Untuk obligasi 3 tahun, sebesar Rp 2 M jatuh tempo tahun ini, Karena itu sejumlah
Rp 2M akan dinilai ulang jika tingkat bunga berubah. Untuk obligasi dengan tingkat
bunga mengambang,karena tingkat bunga ditetapkan kembali selam enam bulan,
maka obligasi tersebut akan dinilai ulang setiap enam bulan. Pinjaman dengan bunga
tetap dengan jangka waktu 10 tahun tidak masuk dalam perhitungan, karena tingkat
bunga tersebut tetap selama 10 tahun, tidak akan berubah meskipun tingkat bunga
berubah – ubah. Dari perhitungan diatas, nampak bahwa bank tersebut mempunyai
asset yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama periode satu tahun (RSA)
sebesar Rp 23 M.
Dari perhitungan di atas nampak bahwa bank tersebut mempunyai kewajiban yang
sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama periode 1 tahun ( RSL ) sebesar Rp
26 M
Maka kenaikan bunga akan merugikan bank tersebut karena gap negatif . dalam
contoh diatas, gap ratio adalah :
GAP Bank A lebih kecil dari bank B, sehingga eksposure Bank A terhadap resiko
nampak lebih kecil dari Bank B, Tapi jika dibanding total aset terlihat Gap ratio B
lebih kecil dibanding A. Jika suatu perusahaan / bank ingin menghilangkan eksposur
terhadap resiko perubahan tingkat bunga, maka bank tersebut bisa membuat neraca
dengan gap sama dengan nol. Otomatis juga akan kehilangan kesempatan
memperoleh perbedaan bunga. Untuk itu bank menetapkan gap tertentu.
GAP ratio sebesar plus/minus 15% biasa dilakukan oleh bank.
Misal tingkat bunga yang berlaku atau yield adalah 15% harga pasar akan sama
dengan nilai nominal dengan situasi ini. Bank tersebut mempunyai aktiva dan pasiva
sebesar 20juta. Misalkan tingkat bunga yang berlaku meningkat menjadi 17% maka
nilai obligasi tersebut menjadi :
Obligasi Aset 1 = 150.000 + ............... +
1.150.000 = 9.068.279
(1+0,17)1 (1+0,17)10
Obligasi Aset 2 = 150.000 + ............... +
1.150.000 = 8.874.447
(1+0,17)1 (1+0,17)20
Pinjaman = 2.700.000 + 1.150.000
= 17.429.323
(1+0,17)1 (1+0,17)2
Neraca yang baru sesudah perubahan tingkat bunga :
Aktiva Pasiva
Bank tersebut dikatakan mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara aset dengan
kewajiban ( maturity mismatch ). Ketidaksesuaian jangka waktu tersebut
memunculkan ekposur terhadap resiko perubahan tingkat bung. Semakin besar
ketidaksesuain tersebut semakin besar risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi
bank tersebut.
· Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban dapat dihitung sebagai rata-rata
tertimbang dalam jangka waktu aset atau kewajiban individual dengan membobot
adalah nilai pasar dari masing-masing aset.
Gap jangka waktu bisa dihitung :
Gap jangka waktu = MA ( maturity of Aset ) – ML ( Maturity of liability )
· Semakin besar gap jangka waktu baik positif maupun negatif semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi. Contoh : struktur neraca bank dengan gap
jangka waktu yang tidak nol.
Aktiva Pasiva
· Jika bank memperkirakan tingkat bunga akan meningkat bank bisa memperkecil gap
jangka waktu atau bernilai negatif ( jangka waktu kewajiban lebih panjang
dibandingkan dengan jangka waktu aset ) dalam situasi tersebut nilai kewajiban akan
turun lebih cepat dibanding nilai aset ( hal yang menguntungkan bagi bank ) begitu
pula ketika bank memperkirakan tingkat bunga akan menurun. Jangka waktu aset
lebih besar dibandingkan dengan jangka waktu kewajiban.
3.2. Imunisasi Dengan Metode Jangka Waktu
· Jika bank ingin melakukan imunisasi melalui metode jangka waktu agar perubahan
tingkat bunga tidak mengakibatkan kerugian maka bank bisa menyamakan jangka
waktu aset dan jangka waktu kewajiban :
MA = ML atau MA – ML = 0
· Jika bank menyamakan sumberdana dengan aset maka neracanya :
Aktiva Pasiva
· Misal tingkat bunga meningkat menjadi 17% nilai aset dan kewajiban yang baru :
Aktiva Pasiva
· Bank bisa menekan risiko perubahan tingkat bunga dengan menyamakan jangka
waktu aset dengan jangka waktu kewajiban tetapi bank tidak bisa sepenuhnya
mengimunisasi risiko perubahan tingkat bunga. Hal ini merupakan kelemahan dari
metode jangka waktu ( maturity model )
1.000.000 0,9762
1.000.000 1
Durasi Obligasi A
{[(47.619)(1.000.000)] x (1/2)} + {[(952.381)(1.000.000)]x (1)}
= 0,9762 tahun
Durasi Obligasi B
{[(1.000.000)/(1.000.000)] x 1} = 1 tahun
· Misalkan kita mempunyai dua obligasi yaitu X danY dengan informasi sebagi
berikut:
Obligasi Perincian
X Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
10%, dibayarkan setiap tahun.
Y
Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
10%, dibayarkan setiap semester
1.038.897 4,186
Meskipun jangka waktu keduanya lima tahun, tetapi durasi untuk keduanya lebih
kecil dari lima tahun, karena ada aliran kas yang dibayarkan sebelum tahun kelima.
Durasi Y lebih kecil dibandingkan durasi X karena aliran kas Y lebih awal dibayarkan
( karena dibyarkan setiap semester ) dibandingkan obligasi X
Durasi untuk obligasi tanpa kupon ( zero coupon bond atau zeroes ) sama dengan
jangka waktu obligasi tersebut
Tahun Aliran Kas PVIF Present Proporsi Rata-rata
(9%) Value Alira PV tertimbang
n Kas Aliran jangka
Kas waktu
841.680 1 2
0,82270 0,86383
2 8
· Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
yield ( tingkat bunga yang berlaku ) meningkat menjadi 12%
Tahu Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
n Kas (6%) Value Alira PV Aliran tertimban
n Kas Kas g jangka
waktu
· Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
kupon binganya lebih tinggi, misal 15%
Tahu Aliran Kas PVIF Present Proporsi Rata-rata
n (5%) Value Alira PV Aliran tertimban
n Kas Kas g jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
1,04648 0,9659
5