sesuai dengan ICD-10 Versi Tahun 2010 yang diterbitkan oleh WHO serta
memberikan kode tindakan/prosedur sesuai dengan ICD-9-CM Versi Tahun
2010.
Koding sangat penting dalam sistem pembiayaan prospektif yang akan
menentukan besarnya biaya yang dibayarkan ke FKRTL. Aturan dan pedoman
koding yang digunakan dalam INA-CBG adalah aturan koding morbiditas.
Koding dalam INA–CBG menggunakan ICD-10 Versi Tahun 2010 untuk
mengodekan diagnosis utama dan diagnosis sekunder serta menggunakan ICD-
9-CM Versi Tahun 2010 untuk mengodekan tindakan/prosedur. Sumber data
untuk mengodekan INA-CBG berasal dari resume medis yaitu data diagnosis
dan tindakan/prosedur, apabila diperlukan dapat dilihat dalam berkas rekam
medis. Ketepatan koding diagnosis dan tindakan/prosedur sangat berpengaruh
terhadap hasil grouper dalam aplikasi INA-CBG.
Diagnosis utama merupakan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir
episode perawatan yang menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau
pemeriksaan lebih lanjut. Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih
yang menggunakan sumber daya paling banyak dengan tetap berpedoman
pada aturan koding sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini, kecuali
dalam kondisi tertentu. Kondisi tertentu tersebut beserta penyelesaiannya
akan disepakati bersama antara Kementerian Kesehatan dengan BPJS
Kesehatan. Sumber daya adalah segala dukungan berupa konsultasi,
pemeriksaan, tindakan, tenaga, bahan medis habis pakai, alat kesehatan,
pengetahuan, teknologi, pemeriksaan penunjang, dan/atau dukungan lainnya
yang digunakan untuk menghasilkan manfaat sebagai bagian dari proses tata
laksana dalam pelayanan kesehatan. Jika tidak terdapat diagnosis yang dapat
ditegakkan pada akhir episode perawatan setelah melakukan pemeriksaan
berdasarkan standar pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku, maka gejala
utama, hasil pemeriksaan penunjang yang tidak normal atau masalah lainnya
dipilih menjadi diagnosis utama.
Diagnosis Sekunder merupakan diagnosis yang menyertai diagnosis utama
pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode perawatan. Diagnosis
sekunder merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi. Komorbiditas adalah
penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi
jdih.kemkes.go.id
-24-
perawatan
/tata laksana
per
an
-24-
jdih.kemkes.go.id
-27-
c. rule MB3
jdih.kemkes.go.id
-28-
Dikode R56.0 (Febrile Convulsions) sebagai diagnosis