Anda di halaman 1dari 5

Henry Sugiarti. Jurnal Pendas Mahakam.Vol Vol 2 (1). 67-71.

Mei 2017

KEEFEKTIFAN MEDIA POP UP CANDI BERBANTU MODEL SNOWBALL THROWING


TERHADAP PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SDN
KEMBANGARUM 02 MRANGGEN

Henry Sugiarti
Henry.imoet0@gmail.com
PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

Abstrak
Penggunaan media pop up book berbantu model pembelajaran snowball throwing ini dapat membantu guru
dalam mengajar pembelajaran IPS materi Peninggalan Sejarah Candi di Indonesia. Selain itu, penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V. Sebelum dilakukan penelitian siswa
kelihatan tidak aktif dan tidak semangat dalam kegiatan belajar. Setelah dilakukan penelitian dengan
menggunakan media pop up book berbantu model pembelajaran snowball throwing, minat siswa dalam belajar
mulai tumbuh dan tidak merasa bosan dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa menunjukan peningkatan rata-
rata nilai siswa mencapai KKM. Maka penggunaan media pop up book berbantu model pembelajaran snowball
throwing dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V.
Kata Kunci : Media pop up book berbantu model snowball throwing, dan hasil belajar siswa.
Abstract
The use of pop-up book media-assisted learning model throwing snowball can help teachers in teaching
learning material IPS Heritage temple in Indonesia. In addition, this study aims to encourage and increase
student learning outcomes V. Prior to this research grade students seem inactive and not in the spirit of
learning activities. After doing research using pop-up book media-assisted learning model snowball throwing,
student interest in learning began to grow and not feel bored in learning, so that student learning outcomes
showed an increase in the average value of students reached the KKM. Then use the pop-up book media-
assisted learning model snowball throwing increase the interest and student learning outcomes Class V.

PENDAHULUAN tertutama terhadap pendewasaan anak tersebut,


Dalam arti sederhana pendidikan sering dalam maksut pedewasaan itu sendiri dimana
diartikan sebagai usaha, dimana manusia itu anak memiliki kemampuan melaksanakan tugas
membina kepribadian yang sesuai dengan nilai- hidupnya sendiri dengan melalui perantara orang
nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan yang lebih dewasa (orang tua), sekolah, buku dan
lingkungan tersebut. Pendidikan juga dapat lingkungan disekitar anak. Menurut UU N0.20 th
diartikan sebagai usaha yang dijadikan oleh 2003, pendidikan usaha sadar dan terencana
seseorang mencapai tingkat hidup dan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pembelajaran agar peserta didik secara aktif
kekuatan spiritual seperti keagamaan, mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara sehingga keterampilan yang diperlukan dirinya,
dapat membuat manusia tersebut menjadi masyarakat, bangsa dan negara.
dewasa. Dalam arti dewasa yaitu dimana Dalam perkembangan ilmu pengetahuan
manusia dapat bertanggung jawab atas tingkah alam dan teknologi saat ini sangatlah pesat
laku atau kehidupan manusia itu sendiri secara dengan menawarkan begitu banyak metode,
biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis. strategi dan media. Metode, strategi dan media
Pendidikan memberikan pengaruh besar terhadap digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan
perkembangan jasmani dan rohani anak pembelajaran, dengan memadukan materi ajar

67
Henry Sugiarti. Jurnal Pendas Mahakam.Vol Vol 2 (1). 67-71. Mei 2017

yang akan diajarkan, selain itu dapat cukup lama. Dalam aktivitas belajar yang
meningkatkan hasil dan minat peserta didik dilakukan oleh anak-anak dapat berlangsung di
dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut, guru dalam lingkungan sekolah atau di dalam proses
sangatlah berperan penting dan bertanggung KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Dalam
jawab atas peningkatan dan penyempurnaan belajar banyak faktor dilingkungan yang
sistem pendidikan. Maka dari itu, guru harus mempengaruhi peserta didik dalam proses
dituntut untuk memperhatikan strategi belajar pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi adalah
mengajar di dalam kelas, sehingga dapat faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
terciptanya situasi yang efektif dan efesien sesuai adalah faktor yang dimiliki di dalam diri individu
dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan yang sedang melakukan proses belajar. Faktor
oleh guru, serta guru harus memperhatikan dan intern terbagi menjadi 3 yaitu faktor jasmaniah,
memahami karakteristik siswa dalam proses faktor psikologi, dan faktor kelelahan.Kemudian
belajar di dalam kelas. Sedangkan belajar dalam faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar
pandangan tradisional yaitu usaha memperoleh siswa dibagi menjadi 3 faktor yaitu faktor
sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam pandangan keluarga, fakkor sekolahan dan faktor
tradisional ini, orang yang dapat menguasai masyarakat.
sebuah pengetahuan, maka orang tersebut akan Dalam kegiatan belajar yang dilakukan di
mendapatkan kekusaan atau disebut dengan dalam ruang belajar oleh sekelompok siswa dan
knowledge is power. Kemudian pandangan guru disebut dengan pembelajaran. Sedangkan
modern mengenai belajar adalah proses pembelajaran itu adalah proses interaksi antara
perubahan perilaku (mencakup aspek kognitif, peserta didik atau siswa dengan pendidik atau
afektif, psikomotor), berkat interaksi dengan guru, dalam interaksi ini siswa dan guru saling
lingkungan. Belajar adalah kegiatan yang bertukar informasi, dimana guru memberikan
dilakukan oleh seseorang agar memiliki ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran,
kompetensi berupa keterampilan dan pembentukan sikap dan kepercayaan peserta
pengetahuan yang diperlukan. didik (Benny,2009:6). Menurut Huda (2013,6)
“Belajar ialah suatu proses usaha yang Pembelajaran merupakan proses interaksi antara
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu individu dan lingkungan sekitarnya, yang artinya
perubahan tingkah laku yang baru secara proses-proses psikologi tidak terlalu banyak
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya tersentuh. Untuk menciptakan pembelajaran yang
sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya” efektif dan menyenangkan, guru harus
(Slameto, 2010 : 2).Menurut Arsyad (2009 : 1), menguasai materi selain itu guru juga
berpendapat ”Belajar adalah suatu proses yang menentukan strategi pembelajaran, model dan
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang metode pemebelajaran serta media yang akan
sepanjang hidupnya”. Sedangkan menurut digunakan dalam pembelajran tersebut. Dalam
Dimyati dan Mudjiono (2009:10) Belajar adalah penyajian pembelajaran yang diberikan oleh guru
suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh yang tidak menarik maka dapat mengakibatkan
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan, suasana pembelajaran yang tidak efisen dan
memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan efektif.
kepribadian. Aktivitas belajar dimulai dari Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
manusia itu dilahirkan atau dalam kandungan kelas V di SDN Kembangarum 02 Kecamatan
sampai manusia tersebut berada di dalam tanah Mranggen, pencapaian hasil belajar siswa pada
atau mati, aktivitas tersebut dilakukan oleh materi Peninggalan Sejarah Candi di Indonesia
manusia di dalam lingkungan keluarga, masih dibawah KKM yang sudah ditetapkan oleh
lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Jadi, sekolahan yaitu 65. Rendahnya siswa menguasai
dalam proses belajar manusia memerlukan usaha materi pembelajaran dapat berdampak pada
yang terus-menerus dan membutuhkan waktu menurunya mutu pendidikan atau hasil belajar

68
Henry Sugiarti. Jurnal Pendas Mahakam.Vol Vol 2 (1). 67-71. Mei 2017

siswa menurun, sehingga lebih dari 40% siswa benda, memperkaya perbendaharaan kata serta
masih belum mencapai ketuntasan belajar di meningkatkan pemahaman anak.
sekolahan. Selain itu di dalam kelas siswa kurang Pop up book adalah sebuah buku yang
aktif dalam belajar atau minat siswa dalam menampilkan potensi untuk bergerak dan
belajar berkurang. interaksinya melalui penggunaan kertas sebagai
Untuk mengatasi permasalah dalam bahan lipatan, gulungan, bentuk, roda, atau
penelitian ini memfokuskan pada pembahasan : putaranya (Bluemel dan Talor, 2012 : 22).
Apakah keefektifan media Pop Up Candi Menurut Dzuanda (2011 : 1) menjelaskan
berbantu model pembelajaran Snowball pengertian pop up book adalah sebuah buku yag
Throwing dapat menciptakan minat siswa dan memiliki bagian yang dapat bergerak atau
meningkatkan hasil belajar materi Peninggalan memiliki 3 unsur dimensi serta memberikan
Sejarah Candi di Indonesia kelas V? visualisai cerita yang dapat bergerak ketika
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk halamnya dibuka. Sedangkan menurut Hanifah
mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar (2014 : 50) menyimpulkan bahwa pop up book
siswa materi Peninggalan Sejarah Candi di merupakan sebuah buku yang memiliki tiga
Indonesia dengan menggunakan media pop up dimensi serta dpat bergerak ketika halamanya
candi berbantu model pembelajarn snowball dibuka, disamping itu pop up book memilik
throwing. tampilan yang indah dan dapat ditegakkan.
Untukmenciptakan pembelajaran yang Media pop-up book sebagai media
menyenangkan guru harus menentukam media pembelajaran yang menarik dan variatif dapat
pembelajaran yang menarik. Melalui media membuat anak senang serta percaya diri dalam
pembelajaran, pemahaman siswa akan lebih melakukan kegiatan belajar (Umi Hanifah, 2014 :
dalam dengan melihat gambar dari materi yang 48). Dalam pembelajaran Peninggalan Sejarah
diberikan, kutipan jurnal skripsi (Hidayah Candi di Indonesia akan digunkan media Pop Up
Nur,2016:4). Media pembelajaran adalah segala Candi sebagai media pendukung pembelajaran,
sesuatu yang dapat digunakan untuk Media Pop Up Candi ini dapat membantu siswa
menyampaikan pesan atau informasi dalam dalam memahami materi Peninggalan Sejarah
proses belajar mengajar sehingga dapat Candi di Indonesia dan membantu memudahkan
merangsang perhatian dan minat siswa dalam guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
belajar (Arsyat,2014:11). Menurut Sri Anitah Selain penggunaan media yang efektif,
(2008 : 2) mendefinsikan media pembelajaran maka perlu dibantu model pembelajaran yang
adalah setiap orang, bahan alat, atau peristiwa menyenangkan, sehingga siswa lebih aktif dalam
yang memungkinkan peserta didik menerima belajar. Menurut Rosdiani (2012:5) Model
pengetahuan, keterampilan dan sikap. pembelajaran merupakan sebuah rencana yang
Salah satu media yang dapat mendukung dimanfaatkan untuk merancang. Isi yang
pembelajaran Peninggalan Sejarah Candi di terkandung di dalam model pembelajaran adalah
Indonesia menjadi efektif dan menyenangkan berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk
adalah dengan menggunakan media mencapai tujuan instruksional. Peneliti
pembelajaran Pop Up Candi Untuk mendukung menggunakan model pembelajaran snowball
media pembelajaran yang menarik, guru juga throwing karena model ini memberikan
harus menentukan model pembelajaran yang kesempatan kepada siswa untuk
menyenangkan. Media pop-up book merupakan mengembangkan keterampilan dan pengalaman
sebuah alat peraga tiga dimensi yang dapat menyimpulkan isi berita atau informasi yang
menstimulasi imajinasi anak serta menambah mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi
pengetahuan sehingga dapat mempermudah anak yang kompleks. Menurut Hamdayama
dalam mengetahui penggambaran bentuk suatu (2014:158) menyimpulkan pembelajaran
snowball throwing adalah suatu model

69
Henry Sugiarti. Jurnal Pendas Mahakam.Vol Vol 2 (1). 67-71. Mei 2017

pembelajaran yang membagi murid dalam dan hasil belajar siswa dalam materi ajar Sejarah
beberapa kelompok, yang nantinya masing- Peninggalan Candi di Indonesia. Teknik
masing anggota kelompok membuat sebuah pengumpulan data ini peneliti menggunakan
pertanyaan pada selembar kertas dan metode tes, dalam metode tes ini digunakan
membentuknya seperti bola, kemudian bola untuk mengukur seberapa hasil belajar siswa
tersebut di lempar ke murid yang lain selama dengan menggunkan media pop up book
durasi waktu yang sudah ditetapkan, selanjutnya berbantu model pembelajaran snowball throwing.
masing-masing murid menjawab pertanyaan dari Selai itu, peneliti menggunakan bentuk Pretest-
bola yang didapat. Dalam kegiatan melempar Posttest Control Grup Design untuk
bola akan membuat kelompok menjadi dinamis, membandingkan hasil sebelum diberi perlakuan
karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, (nilai pretest) dan setelah diberi perlakuan (nilai
menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi, posttest).
mereka juga melakukan aktifitas fisik, yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
menggulung kertas dan melemparkannya pada Hasil penelitian menunjukan bahwa
siswa lainnya. sebelum diberikan perlakuan, tingkat hasil
Penelitian yang sudah dilakukan dengan belajar dan minat siswa pada saat belajar dilihat
menggunakan media pop up adalahFitria Rizky dari data pretest dapat dikatakan rata-rata masih
Hapsari (2015) yang berjudul “Keefektifan rendah. Sedangkan setelah diberikan perlakuan
Media Pembelajaran Buku Pop Up Terhadap dengan menggunakan media pop up book yang
Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SD berbantu model snowball throwing, sko postest
Negeri Gajahmungkur 01 Semarang” pada kelompok eksperimen lebih tinggi
membuktikan bahwa uji t-tes post-test di dapat dibandingkan kelompok kontrol yang tanpa
t = 10,873 dan t = 2,064 berarti menggunkan media pop up candidengan bebantu
t >t maka kriteria H diterima dan H model snowball throwing.
ditolak. Jadi, nilai kelas IV SD Negeri Berdasarkan hasil uji t peningkatan hasil
Gajahmungkur 01 Semarang mencapai belajar diperoleh uji t-tes post-test didapat
ketuntasan nilai dengan rata-rata nilai minimal t = 2,846 dan t = 2,01 berarti
60. Sehingga ada pengaruh yang signifikan t >t maka H ditolak dan H diterima.
dalam pembelajaran penggunaan media Artinya, kelas ekperimen yang menggunakan
pembelajaran pop up pada pembelajaran IPS media pop up book berbantu model snowball
terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri throwing lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol
Gajahmungkur 01 Semarang. Hal ini dalam pembelajara hanya menggunakan metode
menunjukan bahwa media pembelajaran pop up ceramah. Dengan menggunakan uji indeks gain
dapat membantu proses pembelajaran dan dapat dapat mengetahui penigkatan dari nilai pretes
meningkatkan hasil belajar siswa. dan postes dari kelas eksperimen dan kelas
Berdasarkan permasalahan latar belakang kontrol dengan rumus
yang terjadi, maka peneliti mengambil judul Indeks Gain (g) =
“Keefektifan Media Pop Up Candi Berbantu
Uji homogenitas dilakukan untuk
Model Snowball Throwing Terhadap
mengetahui apakah kedua kelas kontrol dan
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V
ekperimen memiliki varian yang sama atau tidak.
SDN Kembangarum 02 Mranggen”.
Hal ini dilakukan untuk menentukan statistika
METODE
yang digunakan dalam pengujian hipotesis.
Dalam penelitian ini menggunakan
Setelah didapat nilai = 0,597 lalu
penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian
yaitu siswa kelas V SDN Kembangarum 02 dibandingkan dengan nilai = 3,84.
Mranggen Demak untuk meningkatkan minat Kemudian dari perhitungan tersebut
dikonsultasikan dengan tabel pada = 5 % dan

70
Henry Sugiarti. Jurnal Pendas Mahakam.Vol Vol 2 (1). 67-71. Mei 2017

dk = k - 1. Populasi dikatakan homogen atau Meningkatkan Kecerdasan Verbal-


diterima jika < karena 0,597 < Linguistik Anak Usia 4-5 Tahun (Studi
3,84, maka diterima yang berarti kedua kelas Eksperimen Di Tk Negeri Pembinaan
tersebut mempunyai varians yang sama. Bulu Temanggung)”. Vol. 3, No. 2.
KESIMPULAN Universitas Negeri Semarang. Diakses
Berdasarkan analisis peniliti dapat pada tanggal 25 November 2016.
disimpulkan bahwa penggunaan media pop up Hamdayana, Jumanta. 2015. Model dan Metode
candi berbantu model pembeljaran snowball Pemebelajaran Kreatif dan
throwing untuk meningkatkan minat belajar dan Berkarakter. Bogor. Ghalia Indonesia.
hasil belajar siswa dalam materi ajar Peninggalan Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep
Sejarah Candi di Indonesia kelas V SDN Strategi Pembelajaran. Bandung. PT
Kmebangarum 02 Mranggen Demak dapat Refika Aditama.
berpengaruh terhadap peningkatan belajar siswa Hasbullah. 2011. ”Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”.
melalui perbedaan skor posttest kelas ekperimen Jakarta : PT Raya Grafindo Parsada.
dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen Miftahul, Huda. 2013. Model-model Pengajaran
lebih unggul dengan menggunakan media pop up Dan Pembelajaran. yogyakarta.
candi berbantu model snowball throwing Pustaka Pelajar.
dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan Sagala, Syaiful. 2007. KONSSEP dan MAKNA
model ceramah. PEMBELAJARAN. Bandung. CV
Sehingga dapat dikatakan bahwa media ALFABETA.
pop up candi berbantu model snowbal Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.
throwingefektif untuk meningkatkan minat dan Bandung : Alfabet.
hasil belajar siswa kelas V. Slameto. 2010. BELAJAR & FAKTOR-FAKTOR
Saran pengalaman dalam melakukan YANG MEMEPENGRUHINYA.
penelitian ini adalah dengan menggunakan media Jakarta. PT Rineka Cipta.
pop up candi dengan menggunakan langkah- Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning
langkah pembelajaran model snowball throwing Teori dan Aplikasi PAIKEM.
dapat menambahkan variasi mengajar untuk guru Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
dan menambahkan permainan dalam belajar Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar
untuk siswa agar siswa tidak cepat bosan Pembelajaran. Jakarta. Prenadamedia Group.
sehingga minat siswa dalam belajar bertambah Winataputra. 2005. MODEL-MODEL
dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. PEMBELAJARAN INOVATIF. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran
Jakarta. PT Rajagrafindo Persada. Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Hanafiah, Tisna Umi. 2014. “Pemanfaatan Media Jakarta. Prestasi Pustaka.
Pop-Up Book Berbasis Tematik Untuk

71

Anda mungkin juga menyukai