Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Setelah Melahirkan Normal
Setelah melahirkan, Ibu harus tetap pergi ke dokter untuk melakukan
pemeriksaan. Berikut adalah pemeriksaan yang perlu dilakukan:
A. 1 Minggu Pasca Bersalin
Dokter akan memeriksa perineum, apakah mengalami infeksi atau tidak.
Tanda terjadi infeksi bila:
1. Ada cairan lain, selain lokia, berwarna putih dan berbau tak sedap.
2. Perineum terlihat bengkak dan merah. Jika terjadi, dokter akan memberikan
antibiotika dan menganjurkan merawat luka dengan cara bath seat, yakni
berjongkok atau duduk, kemudian membasuh bekas luka dengan cairan antiseptik.
Cara Membersihkan Perineum
1. Cuci tangan sebelum mengganti pembalut.
2. Bersihkan perineum dengan air hangat setelah buang air. Hati-hati suhu air
jangan terlalu tinggi karena membuat perineum nyeri.
3. Bersihkan dengan handuk bersih, tepuk-tepuk perlahan. Selalu bersihkan dari
arah vagina ke anus agar bakteri dari rectum/anus tidak terbawa ke vagina.
B. 6 Minggu
Masa nifas umumnya sudah selesai dan dokter kandungan akan melakukan
serangkaian pemeriksaan.
a. Berat Badan: umumnya, berat badan seorang ibu pasca-persalinan sudah
berkurang 3,5 – 4 kilogram.
b. Tekanan darah: apakah telah kembali normal, yaitu 120/80 mm/Hg.
c. Kondisi payudara: apakah ada sumbatan pada saluran ASI, apakah puting
tidak melesak ke dalam? Apakah terjadi infeksi payudara (mastitis)
sehingga terasa bengkak, merah dan lebih lembut. Beberapa dokter tidak
melakukan pemeriksaan langsung, namun menanyakan kelancaran proses
laktasi. Jangan ragu konsultasikan masalah selama pemeriksaan.
d. Pemeriksaan panggul: apakah ukuran rahim telah normal kembali?
Apakah mulut leher rahim (serviks) telah menutup? Apakah masih ada

2
sisa-sisa plasenta di dalam rahim yang dapat menyebabkan perdarahan dan
infeksi. Apakah episotomi (jahitan pada perineum) telah sembuh?
C. Infeksi Rahim
Rahim bisa juga mengalami infeksi akibat proses persalinan yang
tidak memenuhi standar kebersihan. Untuk memastikan rahim tidak
terinfeksi, dokter akan melakukan pemeriksaan yang diawali dengan
pertanyaan berikut:
1. Apakah keluar cairan berwarna putih kekuningan?
2. Apakah Anda demam?
3. Apakah ada rasa nyeri di bagian rahim?
Bila ketiganya dijawab “ya”, artinya Ibu mengalami infeksi, dan dokter
akan memberi pengobatan antibiotika.
D. Konstipasi
Biasa terjadi 1 – 2 minggu setelah persalinan. Bila setelah 6
minggu pasca persalinan tetap terjadi konstipasi, perbanyak konsumsi air
dan makanan berserat, seperti sayur dan buah. Jika tidak membantu,
konsultasikan pada dokter saat pemeriksaan. Anda mungkin akan diberi
obat pencahar.
E. Konseling Kontrasepsi
Bagi Ibu yang tak menyusui, haid pertama biasanya datang 5 – 8
minggu setelah persalinan. Untuk menghindari kehamilan, bicarakan
tentang alat kontrasepsi mana yang paling cocok untuk Ibu. Bagi Ibu yang
menyusui eksklusif, aktivitas ini bisa dijadikan metode kontrasepsi alami
asalkan memenuhi 3 syarat berikut:
1. Bayi belum berusia 6 bulan.
2. Ibu belum haid lagi.
3. Bayi menyusu secara eksklusif
2.2 Cara Menghitung Masa Subur dan Peluang Hamil Kembali Usai
Melahirkan
Setelah melahirkan, pada umumnya setiap wanita bisa hamil lagi. Proses
ovulasi memang bisa terjadi tak lama setelah melahirkan. Dalam studi yang

3
dianalisis Dr.Emily Jackson dan Dr.Anna Glasier dari Badan Kesehatan Dunia
(WHO), ditemukan bahwa rata-rata wanita mengalami ovulasi antara 45 sampai
95 hari setelah melahirkan. Bahkan ditemukan ada yang mengalami ovulasi sejak
25 sampai 27 hari setelah melahirkan. Demikian mengutip Reuters. Pendidik
perawat Debra Sullivan, PhD, mengatakan kalau ovulasi bisa terjadi tanpa haid
pada seorang wanita. Tak heran banyak wanita kaget bisa hamil lagi setelah
melahirkan.
Menurut U.S. Department of Health and Human Services, idealnya wanita
bisa hamil lagi minimal 12 bulan setelah melahirkan. Studi menemukan risiko
bayi lahir prematur atau mengalami berat badan lahir rendah, jika kehamilan saat
ini dengan kelahiran sebelumnya hanya berjarak di bawah 6 bulan. Pada ibu
menyusui, ovulasi dan masa subur bisa terjadi lebih lama. Menyusui memang bisa
mencegah kehamilan. Tapi bagi wanita yang tidak menyusui, masa subur bisa
terjadi beberapa minggu setelah melahirkan. Secara teori, menyusui seharusnya
memperpanjang kembalinya siklus haid, terutama pada enam bulan pertama
pascamelahirkan. Beberapa wanita memilih untuk menggunakan ini sebagai KB
alami dan disebut metode amenore laktasional (LAM), dengan asumsi bahwa
siklus haid mereka tidak akan kembali saat menyusui. Tapi berapa lama persisnya
menyusui dapat menunda kembalinya kesuburan bisa bervariasi. Hal ini
tergantung seberapa sering ibu merawat bayinya, lama bayi tidur, faktor
lingkungan seperti gangguan tidur, penyakit, dan stres.
Dokter memang mengatakan bahwa penundaan siklus haid karena
menyusui bisa efektif. Namun, penting untuk diingat hal tersebut bisa terjadi jika
bayi di bawah usia 6 bulan, ASI eksklusif, menyusui sesuai permintaan bayi,
masih menyusui di malam hari, dan setidaknya enam kali sehari atau 60 menit
sehari. Masa subur wanita setelah melahirkan tergantung dari beberapa faktor
penting selain menyusui. Hal tersebut adalah stres, diet, usia ibu, komplikasi
setelah melahirkan, dan masalah kesuburan. Kalau tidak menggunakan alat
kontrasepsi, tetap tidak mungkin bisa menentukan peluang untuk hamil setelah
melahirkan. Itu karena tubuh setiap wanita berbeda dan jadwal untuk ovulasi
postpartum pertama tidak dapat diprediksi. Masa nifas normalnya berlangsung 2-6

4
minggu. Untuk menghitung masa subur wanita setelah melahirkan, kita tetap
menggunakan perhitungan siklus haid. Menurut dr.Irfan Rahmatullah, Sp.OG,
pada prinsipnya yang dimaksud dengan masa subur adalah waktu ketika seorang
wanita melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang memiliki sperma
normal. Lalu, sperma dan sel telur bertemu, sehingga terjadi konsepsi atau
kehamilan.
Menurut buku 9 Bulan Dibuat Penuh Cinta Dibuai Penuh Harap, siklus
haid wanita normal yaitu 28 hari, masa subur mulai terjadi 14 hari sebelum hari
pertama haid berikutnya. Jadi, kalau memiliki siklus haid 28 hari, masa subur
dimulai dari hari ke-14 sampai empat hari ke depannya. Siklus haid adalah
rentang hari sejak pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya. Umumnya
panjang siklus dikatakan normal antara 21 dan 35 hari. Namun, dapat bervariasi
pada setiap wanita. Meski begitu, siklus haid bukan indikasi kesuburan yang
akurat, karena beberapa wanita memiliki siklus yang berbeda. Namun, untuk
sebagian besar wanita yang tidak menyusui, tidak akan berovulasi sampai setelah
6 minggu pascamelahirkan. Selain menghitung siklus haid, Ibu bisa mengetahui
masa subur dengan menggunakan kalkulator masa subur dan Alat pendeteksi
ovulasi yang sudah dijual bebas di apotek.
2.3 Cara Memilih Kontrasepsi Yang Tepat
Ada pun cara memilih metode kontrasepsi yang dianjurkan dokter, antara lain
sebagai berikut :
A. Pilih yang Hormonal atau Non-Hormonal
Dalam memilih jenis kontrasepsi, Ibu harus memperhatikan apakah
kontrasepsi tersebut mengandung hormon (hormonal) atau tidak (non-hormonal).
Contoh kontrasepsi hormonal, yaitu pil KB, suntik, implan, dan IUD hormonal.
Sementara, contoh kontrasepsi non-hormonal ialah spiral dan kondom.
Kontrasepsi hormonal umumnya lebih berdampak bagi tubuh. Hal ini membuat
Anda harus benar-benar mempertimbangkannya, terlebih jika ada riwayat
penyakit metabolik, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes melitus.
Kontrasepsi hormonal memiliki efek samping berupa haid yang tidak teratur,
mulai dari munculnya flek hingga pendarahan berkepanjangan. Bahkan, sebanyak

5
70 persen pengguna kontrasepsi suntik tidak mengalami siklus haid yang teratur.
Tak hanya itu, kontrasepsi hormonal juga dapat menyebabkan kenaikan berat
badan, tekanan darah meningkat, dan risiko osteoporosis di kemudian hari.
B. Pilih yang Jangka Panjang atau Jangka Pendek
Dalam memilih metode kontrasepsi, Ibu juga perlu memerhatikan jangka
waktu penggunaan. Jika hanya ingin menunda kehamilan selama 1-2 tahun,
disarankan menggunakan kontrasepsi jangka pendek, seperti kondom, pil KB,
suntik, atau implan. Bila Ibu bermaksud menunda kehamilan lebih dari 2 tahun,
metode kontrasepsi yang dapat dipilih adalah suntik atau spiral. KB suntik
memiliki efektivitas mencegah kehamilan yang cukup tinggi, sekitar 99.7 persen,
dengan tingkat kehamilan 0,3 dari 100 wanita. Cara kerjanya adalah dengan
menghambat pelepasan sel telur oleh indung telur dan mengentalkan lendir di
mulut rahim, sehingga pergerakan sperma menjadi terbatas. Sementara itu, jika
ibu benar-benar tidak ingin hamil sepanjang hidup, Anda dapat memilih metode
kontrasepsi permanen, yaitu dengan vasektomi atau tubektomi.
C. Sesuaikan dengan Waktu Kontrol
Bagi yang sibuk dan tidak punya banyak waktu, pilihlah metode kontrasepsi
spiral (IUD), implan, atau suntik dengan jangka waktu 3 bulan. Hindari KB yang
memerlukan kontrol setiap bulan seperti suntik dengan jangka waktu 1 bulan.
D. Sesuaikan dengan Kedisiplinan Ibu
Bagi yang tidak suka repot atau sering lupa, pemilihan kontrasepsi jenis pil
sebaiknya dihindari.Ini karena, kontrasepsi pil membutuhkan kedisiplinan yang
tinggi untuk dapat mencapai efektivitasnya. Bahkan, pil sebaiknya diminum pada
jam yang sama setiap hari. Tentunya metode ini kurang cocok bagi mereka yang
pelupa. Kontrasepsi suntik, baik dengan jangka waktu 1 atau 3 bulan, juga
memerlukan disiplin yang baik saat kontrol. Jika anda terlambat kontrol, maka
efektivitas KB dapat berkurang.
E. Sesuaikan dengan Aktivitas Sehari-hari
Cara memilih metode kontrasepsi selanjutnya adalah sesuaikan dengan
aktivitas sehari-hari. Jika memiliki pekerjaan khusus yang menggunakan tangan
secara aktif, pemilihan kontrasepsi jenis implan sebaiknya dihindari. Ini karena

6
gerakan berlebihan pada area tangan dapat membuat implan bergeser dari tempat
yang semestinya, sehingga efektivitasnya bisa hilang sama sekali.
F. Pilih Untuk Mencegah Penyakit Menular Seksual
Semua metode kontrasepsi berfungsi mencegah kehamilan, tetapi tidak semua
dapat melindungi dari penyakit menular seksual. Pilihlah kondom jika merasa
lebih berisiko, misalnya sering berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan
dengan lebih dari satu orang. Jika memiliki pasangan yang positif HIV,
disarankan untuk menggunakan kondom untuk mengurangi risiko terinfeksi.

7
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan

Pemeriksaan Setelah Melahirkan Normal


Setelah melahirkan, Ibu harus tetap pergi ke dokter untuk melakukan
pemeriksaan. Berikut adalah pemeriksaan yang perlu dilakukan: 1 Minggu
Pasca Bersalin
Dokter akan memeriksa perineum, apakah mengalami infeksi atau tidak, 6
Minggu
Masa nifas umumnya sudah selesai dan dokter kandungan akan melakukan
serangkaian pemeriksaan, Infeksi Rahim
Rahim bisa juga mengalami infeksi akibat proses persalinan yang tidak
memenuhi standar kebersihan. Untuk memastikan rahim tidak terinfeksi,
Konstipasi
Biasa terjadi 1 – 2 minggu setelah persalinan. Bila setelah 6 minggu pasca
persalinan tetap terjadi konstipasi, perbanyak konsumsi air dan makanan
berserat, seperti sayur dan buah. Jika tidak membantu, konsultasikan pada
dokter saat pemeriksaan. Anda mungkin akan diberi obat pencahar,
Konseling Kontrasepsi
Bagi Ibu yang tak menyusui, haid pertama biasanya datang 5 – 8 minggu
setelah persalinan. Untuk menghindari kehamilan, bicarakan tentang alat
kontrasepsi mana yang paling cocok untuk Ibu. Bagi Ibu yang menyusui
eksklusif, aktivitas ini bisa dijadikan metode kontrasepsi alami asalkan
memenuhi 3 syarat berikut:
1. Bayi belum berusia 6 bulan.
2. Ibu belum haid lagi.
3. Bayi menyusu secara eksklusif

Cara Menghitung Masa Subur dan Peluang Hamil Kembali Usai


Melahirkan

8
Menurut Dr.Emily Jackson dan Dr.Anna Glasier dari Badan Kesehatan
Dunia (WHO), ditemukan bahwa rata-rata wanita mengalami ovulasi antara
45 sampai 95 hari setelah melahirkan. Bahkan ditemukan ada yang
mengalami ovulasi sejak 25 sampai 27 hari setelah melahirkan. Demikian
mengutip Reuters. Pendidik perawat Debra Sullivan, PhD, mengatakan
kalau ovulasi bisa terjadi tanpa haid pada seorang wanita. Tak heran banyak
wanita kaget bisa hamil lagi setelah melahirkan.
Menurut U.S. Department of Health and Human Services, idealnya wanita
bisa hamil lagi minimal 12 bulan setelah melahirkan. Studi menemukan
risiko bayi lahir prematur atau mengalami berat badan lahir rendah, jika
kehamilan saat ini dengan kelahiran sebelumnya hanya berjarak di bawah 6
bulan. Pada ibu menyusui, ovulasi dan masa subur bisa terjadi lebih lama.
Menyusui memang bisa mencegah kehamilan. Tapi bagi wanita yang tidak
menyusui, masa subur bisa terjadi beberapa minggu setelah melahirkan.

Cara Memilih Kontrasepsi Yang Tepat


Pilih yang Hormonal atau Non-Hormonal
Dalam memilih jenis kontrasepsi, Ibu harus memperhatikan apakah
kontrasepsi tersebut mengandung hormon (hormonal) atau tidak (non-
hormonal). Contoh kontrasepsi hormonal, yaitu pil KB, suntik, implan, dan
IUD hormonal. Sementara, contoh kontrasepsi non-hormonal ialah spiral
dan kondom. Kontrasepsi hormonal umumnya lebih berdampak bagi tubuh.
Pilih yang Jangka Panjang atau Jangka Pendek
Dalam memilih metode kontrasepsi, Ibu juga perlu memerhatikan jangka
waktu penggunaan. Jika hanya ingin menunda kehamilan selama 1-2 tahun,
disarankan menggunakan kontrasepsi jangka pendek, seperti kondom, pil
KB, suntik, atau implan. Bila Ibu bermaksud menunda kehamilan lebih dari
2 tahun, metode kontrasepsi yang dapat dipilih adalah suntik atau spiral.
Sesuaikan dengan Waktu Kontrol
Bagi yang sibuk dan tidak punya banyak waktu, pilihlah metode kontrasepsi
spiral (IUD), implan, atau suntik dengan jangka waktu 3 bulan. Hindari KB

9
yang memerlukan kontrol setiap bulan seperti suntik dengan jangka waktu 1
bulan.
Sesuaikan dengan Kedisiplinan Ibu
Bagi yang tidak suka repot atau sering lupa, pemilihan kontrasepsi jenis pil
sebaiknya dihindari.Ini karena, kontrasepsi pil membutuhkan kedisiplinan
yang tinggi untuk dapat mencapai efektivitasnya.
Sesuaikan dengan Aktivitas Sehari-hari
Cara memilih metode kontrasepsi selanjutnya adalah sesuaikan dengan
aktivitas sehari-hari.
Pilih Untuk Mencegah Penyakit Menular Seksual
Semua metode kontrasepsi berfungsi mencegah kehamilan, tetapi tidak
semua dapat melindungi dari penyakit menular seksual.
3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis berharap agar dapat menambah
ilmu pengetahuan kepada pembaca oleh karena itu harapan penulis kepada
pembaca agar bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.parenting.co.id/hamil/lakukan-pemeriksaan-ini-setelah-melahirkan-
normal. (Diakses pada Minggu 04 April 2021)
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3381440/perhatikan-ini-saat-memilih
-metode-kontrasepsi. (Diakses pada Minggu 04 April 2021)
https://www.haibunda.com/kehamilan/20200218134023-49-81764/cara-
menghitung-masa-subur-dan-peluang-hamil-kembali-usai-melahirkan.
(Diakses pada Sabtu 03 April 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai