Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM I

“Static Routing”

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD RIZKY


NIM : 1990343050
KELAS : TRKJ 2B

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KOMPUTER JARINGAN
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Static Routing

Nama : Muhammad Rizky

Nim : 1990343050

Nama Kelompok :3

Tanggal Praktikum : 10 Maret 2021

Tanggal Selesai : 13 Maret 2021

Tanggal Penyerahan : 17 Maret 2021

Dosen Pengajar : Amri, S.ST.,MT

Nilai :

Keterangan :
I. TUJUAN
 Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi static routing menggunakan Packet Tracer
 Mahasiswa dapat menjelaskan perintah – perintah yang digunakan pada konfigurasi
router

II. DASAR TEORI


a) Static Routing
Routing statis (Static Routing) adalah proses setting router jaringan
menggunakan tabel routing yang dilakukan secara manual saat melakukan konfigurasi.
Jika ada perubahan, maka administrator jaringan harus melakukan setting ulang pada
jaringan.

Routing static merupakan pengaturan yang paling simple dalam jaringan komputer, untuk
menggunakannya administrator tinggal mengisi dalam tabel entri forwarding pada setiap
router yang terhubung pada jaringan tersebut.

Gambar 1.0. Static Routing


Penggunaan routing statis cocok untuk jaringan internet berskala kecil, untuk
jaringan yang skalanya besar tidak disarankan menggunakan routing statis. Nah setiap
routing pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya, berikut kelebihan dan kekurangan
routing statis:

Kelebihan Static Routing :

 Meringankan kinerja dari prosesor router karena pemrosesan sudah tersebar pada
setiap router.
 Menghemat bandwidth karena tidak ada bandwidth yang terbuang saat terjadi
pertukaran paket.
 Memperoleh informasi dari isi tabel routing pada saat terjadi proses tukar
menukar paket.
 Routing statis lebih aman
 Administrator bebas menentukan jalur jaringan
Kekurangan Static Routing :

 Network admin harus mengetahui segala informasi tentang router yang


tersambung.
 Hanya bisa untuk jaringan berskala kecil
 Konfigurasi lebih rumit apalagi kalau banyak komputer yang terhubung
 Membutuhkan waktu konfigurasi yang lebih lama
 Jika ada jalur yang rusak jaringan akan terhenti

b) Dynamic Routing
Routing dinamis (Dynamic Routing) adalah router yang memiliki kemampuan
untuk membuat tabel routing secara otomatis berdasarkan lalu lintas jaringan dan router
yang terhubung. Jika diartikan, dinamis adalah bisa berubah-ubah, jadi IP Addressnya
selalu berubah sewaktu-waktu.

Routing dinamis ini kebalikan dari routing statis yang semuanya harus dilakukan secara
manual. Protokol routing akan mengatur router secara otomatis sehingga bisa
berkomunikasi satu dengan lainnya dengan saling memberikan informasi antar router.

Gambar 1.1. Dynamic Routing

Routing dinamis mempelajari sendiri arah dari rute yang terbaik untuk
meneruskan paket dari satu network menuju network lainnya. Administrator tidak bisa
menentukan rute mana yang harus dilewati, melainkan semuanya sudah secara otomatis
berjalan.

Pengisian dan pemeliharaan pada routing table dilakukan secara otomatis


sehingga antar router satu dengan lainnya saling bertukar informasi untuk mengetahui
alamat tujuan dan menerima tabel routing. Ada beberapa macam routing dinamis yang
perlu Anda ketahui:

 RIP (Routing Information Protocol)


 IGRP (Internal Gateway Routing Protocol)
 OSPF (Open Shortest Path First)
 BGP (Border Gateway Protocol)
Kelebihan Dynamic Routing :

 Proses konfigurasi jaringan lebih cepat


 Bisa digunakan untuk jaringan berskala besar
 Jika ada jalur yang rusak tetap aman
 Jalur ditentukan secara otomatis oleh sistem

Kekurangan Dynamic Routing :

 Bandwidth yang dibutuhkan lebih besar


 Jalur yang bisa menentukan adalah sistem bukan dari administrator
 Membutuhkan RAM yang lebih besar untuk menentukan jalur terbaik saat terjadi
down

III. ALAT DAN BAHAN


 Laptop / PC
 OS Windows
 Cisco Packet Tracer
 Router
 Switch
 Kabel Serial DTE
 Kabel Straight

IV. LANGKAH KERJA

Gambar 1.3. Desain Topologi


 Menkonfigurasi IP pada semua perangkat ( Router dan PC )

IP Address Router 5 :

Gambar 1.4. FE 0/0

Gambar 1.5. Serial 2/0


IP Address Router 6 :

Gambar 1.6. FE 0/0

Gambar 1.7. Serial 2/0


Gambar 1.8. Serial 3/0

IP Address Router 7 :

Gambar 1.9. FE 0/0


Gambar 1.10. Serial 2/0

IP Address Pada PC Router 5 :

Gambar 1.11. PC 0
Gambar 1.12. PC 1

IP Address Pada PC Router 6 :

Gambar 1.13. PC 2
Gambar 1.14. PC 3

IP Address Pada PC Router 7 :

Gambar 1.15. PC 4
Gambar 1.16. PC 5

 Mengkonfigurasikan Static Routing Pada Setiap Router

Router 5 :

Gambar 1.17. Konfigurasi Static Routing Pada Router 5


Router 6 :

Gambar 1.18. Konfigurasi Static Routing Pada Router 6

Router 7 :

Gambar 1.19. Konfigurasi Static Routing Pada Router 7


V. HASIL

Gambar 1.20. Hasil Desain Topologi

Gambar 1.21. Hasil Test Pengiriman Paket


VI. ANALISA
 Praktikum 6 ini bertujuan untuk melakukan konfigurasi static routing menggunakan
Packet Tracer dan menjelaskan perintah – perintah yang digunakan dalam melakukan
konfigurasi tersebut.Pertama yang dilakukan pada praktikum ini yakni membuat topologi
jaringan menggunakan Packet tracer yang terdiri dari beberapa device seperti 6 PC yang
berfungsi sebagai end device, router serta kabel untuk menghubungkan device – device
tersebut antara lain kabel serial DTE dan kabel copper straight-through. Setelah device
dalam topologi jaringan sudah terhubung, selanjutnya melakukan konfigurasi pada PC
dan router.
 Agar beberapa PC yang berbeda router dapat terhubung digunakanlah static routing.
 Static routing dapat dilakukan setelah semua device terisi oleh alamatnya masing –
masing
 Disaat terjadi failed saat mengirim paket harus melakukan pengecekan di menu static
pada router.

VII. KESIMPULAN
 Routing statis (Static Routing) adalah proses setting router jaringan menggunakan
tabel routing yang dilakukan secara manual saat melakukan konfigurasi.
 Jika ada perubahan pada static routing, maka administrator jaringan harus melakukan
setting ulang pada jaringan.
 Penggunaan routing statis cocok untuk jaringan internet berskala kecil,
 Berhasilnya suatu routing static tergantung pada isian routing table
 Static router memiliki kelemahan yaitu apabila jaringan terlalu besar maka akan
menyulitkan administrator untuk melakukan konfigurasi manual di setiap router
dengan mengetahui IP yang tidak sejaringan dan alamat IP router terdekat yang
dilalui. Hal tersebut juga menyusahkan administrator apabila terjadi perubahan
alamat IP karena harus diatur manual kembali.

Anda mungkin juga menyukai