Anda di halaman 1dari 4

ASKEP KANKER PARU

KANKER PARU
PENGERTIAN.Tumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi,
1995).Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi
dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).B. ETIOLOGI.Meskipun etiologi sebenarnya dari
kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung
jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :1. Merokok.Tak diragukan lagi merupakan
faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok
berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik).
Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok
ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan
kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun.
Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika
dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor. 2. Iradiasi.Insiden karsinoma paru
yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di
Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya
bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
5. Genetik.Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,
yakni :a. Proton oncogen.b. Tumor suppressor gene.c. Gene encoding enzyme.
MANIFESTASI KLINIS.1. Gejala awal.Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin
disebabkan oleh obstruksi bronkus.2. Gejala umum.a. Batuk Kemungkinan akibat iritasi
yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk
sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan
purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.b. HemoptisisSputum bersemu darah
karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.c. Anoreksia, lelah,
berkurangnya berat badan.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.1. Radiologi.a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan


leteral serta Tomografi dada.Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat
mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat
menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk
atau vertebra.b. Bronkhografi.Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.2.
Laboratorium.a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).

F. PATOFISIOLOGI.Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus


menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia
dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada
kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang
bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan
diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk,
hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada
auskultasi.Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur
terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
pengobatan
5. Resesi baji.Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit
peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru
berbentuk baji (potongan es). 6. Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan – bahan
fibrin dari pleura viscelaris) 2. RadiasiPada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai
pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan
komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/
bronkus.3. Kemoterafi.Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas
serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

Askep nyaI. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER PARU.1.


PENGKAJIAN.a. Preoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan,1999).1). Aktivitas/
istirahat.Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,dispnea
karena aktivitas.Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).2). Sirkulasi.Gejala : JVD
(obstruksi vana kava).Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).Takikardi/
disritmia.Jari tabuh.3). Integritas ego.Gejala : Perasaan taku. Takut hasil
pembedahanMenolak kondisi yang berat/ potensi keganasan.Tanda : Kegelisahan,
insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.4). Eliminasi.Gejala : Diare yang hilang timbul
(karsinoma sel kecil).Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal,
tumor epidermoid)5). Makanan/ cairan.Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan
buruk, penurunan masukanmakanan.Kesulitan menelanHaus/ peningkatan masukan
cairan.Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)Edema wajah/
leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/ periorbital
(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)Glukosa dalam urine
(ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).6). Nyeri/ kenyamanan.Gejala : Nyeri
dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana
dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.Nyeri bahu/ tangan (khususnya
pada sel besar atau adenokarsinoma)Nyeri abdomen hilang timbul.7).
Pernafasan.Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan
atauproduksi sputum.Nafas pendekPekerja yang terpajan polutan, debu industriSerak,
paralysis pita suara.Riwayat merokokTanda : Dispnea, meningkat dengan
kerjaPeningkatan fremitus taktil (menunjukkan konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi
atau ekspirasi (gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea
( area yang mengalami lesi).Hemoptisis.8). Keamanan.Tanda : Demam mungkin ada (sel
besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma
sel kecil)9). Seksualitas.Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik,
karsinoma selbesar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel
kecil)10). Penyuluhan.Gejala : Faktor resiko keluarga, kanker(khususnya paru),
tuberculosisKegagalan untuk membaik.b. Pascaoperasi (Doenges, Rencana Asuhan
Keperawatan, 1999).- Karakteristik dan kedalaman pernafasan dan warna kulit pasien.-
Frekuensi dan irama jantung.- Pemeriksaan laboratorium yang terkait (GDA. Elektolit
serum, Hb dan Ht).- Pemantauan tekanan vena sentral.- Status nutrisi.- Status mobilisasi
ekstremitas khususnya ekstremitas atas di sisi yang di operasi.- Kondisi dan karakteristik
water seal drainase.1). Aktivitas atau istirahat.Gejala : Perubahan aktivitas, frekuensi
tidur berkurang.2). Sirkulasi.Tanda : denyut nadi cepat, tekanan darah tinggi.3).
Eliminasi.Gejala : menurunnya frekuensi eliminasi BABTanda : Kateter urinarius
terpasang/ tidak, karakteristik urineBisng usus, samara atau jelas. 4). Makanan dan
cairan.Gejala : Mual atau muntah5). Neurosensori.Gejala : Gangguan gerakan dan
sensasi di bawah tingkat anastesi. 6). Nyeri dan ketidaknyamanan.Gejala : Keluhan nyeri,
karakteristik nyeriNyeri, ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya insisiAtau efek
– efek anastesi.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA KEPERAWATAN.a. Preoperasi 1).


Kerusakan pertukaran gasDapat dihubungkan :Hipoventilasi.Kriteria hasil :- Menunjukkan
perbaikan ventilasi dan oksigenisi adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas
gejala distress pernafasan.- Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam
kemampuan/ situasi.Intervensi :a) Kaji status pernafasan dengan sering, catat
peningkatan frekuensi atau upaya pernafasan atau perubahan pola nafas.Rasional :
Dispnea merupakan mekanisme kompensasi adanya tahanan jalan nafas.b) Catat ada
atau tidak adanya bunyi tambahan dan adanya bunyi tambahan, misalnya krekels,
mengi.Rasional : Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau tak ada pada area yang
sakit.Krekels adalah bukti peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai akibat
peningkatan permeabilitas membrane alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya
tahanan atau penyempitan jalan nafas sehubungan dengan mukus/ edema serta tumor.
c) Kaji adanmya sianosisRasional : Penurunan oksigenasi bermakna terjadi sebelum
sianosis. Sianosis sentral dari “organ” hangat contoh, lidah, bibir dan daun telinga adalah
paling indikatif.d) Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai indikasiRasional :
Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran.terapi obat
Pengobatan : infuse RL 12 tts/mnt, Aminophillin 3 x 500 mg, dan injeksi

500 mg dan injeksi Dexamethasone 3 x 2 ampul.


b. ANALISA DATA.Dari keluhan yang didapat maka diagnosa yang dapat timbul yaitu :1.
Kerusakan pertukaran gas 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
. c DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA KEPERAWATAN.1. Kerusakan pertukaran
gasDapat dihubungkan :Hipoventilasi.Kriteria hasil :- Menunjukkan perbaikan ventilasi
dan oksigenisi adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress
pernafasan.- Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam kemampuan/
situasi.Intervensi :a) Kaji status pernafasan dengan sering, catat peningkatan frekuensi
atau upaya pernafasan atau perubahan pola nafas.Rasional : Dispnea merupakan
mekanisme kompensasi adanya tahanan jalan nafas.b) Catat ada atau tidak adanya bunyi
tambahan dan adanya bunyi tambahan, misalnya krekels, mengi.Rasional : Bunyi nafas
dapat menurun, tidak sama atau tak ada pada area yang sakit.Krekels adalah bukti
peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai akibat peningkatan permeabilitas
membrane alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan
nafas sehubungan dengan mukus/ edema serta tumor. c) Kaji adanmya
sianosisRasional : Penurunan oksigenasi bermakna terjadi sebelum sianosis. Sianosis
sentral dari “organ” hangat contoh, lidah, bibir dan daun telinga adalah paling indikatif.d)
Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai indikasiRasional : Memaksimalkan sediaan
oksigen untuk pertukaran.e) Awasi atau gambarkan seri GDA.Rasional : Menunjukkan
ventilasi atau oksigenasi. Digunakan sebagai dasar evaluasi keefktifan terapi atau
indikator kebutuhan perubahan terapi.2. Bersihan jalan nafas tidak efektif.Dapat
dihubungkan :- Kehilangan fungsi silia jalan nafas- Peningkatan jumlah/ viskositas sekret
paru.- Meningkatnya tahanan jalan nafas Kriteria hasil :- Menyatakan/ menunjukkan
hilangnya dispnea.- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih-
Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/
mempertahankan bersihan jalan nafas.Intervensi :a) Catat perubahan upaya dan pola
bernafas.Rasional : Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan pelebaran nasal
menunjukkan peningkatan upaya bernafas.b) Observasi penurunan ekspensi dinding
dada dan adanya.Rasional : Ekspansi dad terbatas atau tidak sama sehubungan dengan
akumulasi cairan, edema, dan sekret dalam seksi lobus. c) Catat karakteristik batuk
(misalnya, menetap, efektif, tak efektif), juga produksi dan karakteristik
sputum.Rasional : Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab/ etiologi
gagal perbafasan. Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, adan/ atau
puulen.d) Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan nafas sesuai
kebutuhan.Rasional : Memudahkan memelihara jalan nafas atas paten bila jalan nafas
pasein dipengaruhi.e) Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol
dll. Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh takikardi, hipertensi, tremor,
insomnia.Rasional : Obat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan
viskositas sekret, memperbaiki ventilasi, dan memudahkan pembuangan sekret.
Memerlukan perubahan dosis/ pilihan obat.

Anda mungkin juga menyukai