Model pemrosesan informasi secara sederhana dapat dilihat pada gambar 1.1.
Pendekatan model terebut dipilih, dengan pertimbangan pemrosesan informasi
yang terjadi dalam diri manusia, rasanya tidak mungkin dapat dipelajari secara
langsung. Oleh karena itu pendekatan tak langsung dengan menggunakan model
digunakan sebagai pendekatan untuk mempelajari proses pengolahan informasi.
Input Output
Konsep dasar tentang tahap – tahap yang terdapat antara stimulus dan respons
sudah lama dikenal, meskipun yang mempopulerkanya adalah psikolog dari
pandangan psikologi kognitif. Teori Donders pada dasarnya menyatakan, terdapat
dua tahap dalam pemrosesan informasi, yaitu tahap – tahap membaeda – bedakan
dan tahap pemilihan. Schmidt (1988) membagi tahap pemrosesan menjadi dua,
yaitu serial dan paraiei
Tahap pemrosesan informasi tersebut berlaku juga bagi manusia. Pemrosesan
informasi yang datang dari luar berlangsung selama waktu tertentu. Pemrosesan
informasi itu mungkin diantaranya terjadi secara paralel dan yang lain – lainya
secara serial.
Proses informasi merupakan sesuatu yang abstrak, yang terjadi di bagian dalam
sebagai proses psikologis. Berdasarkan arus masuknya pemrosesan informasi
tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : tahap indentifikasi rangsang,
tahap seleksi respons, dan tahap pemrograman respons. Ketiga tahap ini memang
amat sederhana jika dibandingkan dengan kompleksitas yang terjadi pada diri
manusia.
Rangsang Gerak
Yang dimaksud dengan inforasi dalam kaitanya dengan kajian ini adalah
pengetahuan tentang pesan, sinyal atau peringatan dari lingkungan sekitar yang
memberikan kepada kita tentang dunia sekitar. Menurut schmidt (1988) bahwa
faktor utama yang mempengaruhi tahap pengenalan rangsang adalah faktor yang
bersumber dari karakteristik rangsang. Persoalan yang dihadapi adalah rangsang
yang masuk ke suatu sistem, jarang ekali dikenal. Rangsang tersebut pada
umumnya harus diolah terlebih dahulu, disarikan dalam suatu pola gerak yang
bervariasi sesuai dengan tugas yang dilakukan. Pada tahap identifikasi rangsang
ini informasi di abtraksikan sebagai elemen spesifik, dikode, dan dikombinasikan
kedalam satu pola yang bermakna dan abstrak.
Persoalan lain dalam tahap menyeleksi respons ialah : ketidak pastian. Hukum
peluang dan ketidak pastian rupanya juga berlaku pada tahap menyeleksi respons.
Hal ini dapat kita telaah lebih lanjut dngan memanfaatkan fakta empirik,
khususnya dalam situasi yang melibatkan pemilihan respons dimana terdapat
unsur ketidak pastian didalamnya.
Ada beberapa masalah yang terkait dengan penerapan hukum waktu reaksi
memilih terutama jika ditinjau dari sudut kepentingan praktis. Yang pertama ialah
keserasian antara stimulus dan respons. Keserasian S-R berarti sejauh mana
stimulus dan respons yang serasi dikaitkan dalam satu cara yang alamiah. Konsep
keserasian stimulus – respons mengandung implikasi praktis dalam pelaksanaan
gerak atau penempilan teknik dalam olah raga.
Persoalan kedua ialah, apakah ada efek latihan terhadap peningkatan waktu
reaksi? Kesulitan yang dihadapi oleh seseorang untuk memberikan respons yang
serasi dan stimulus karena ‘susunan’ kedua aspek tersebut tak terbiasa bagi yang
bersangkutan.
Setelah stimulus diidentifikasi dan respons diseleksi, maka tahap berikutnya ialah
mengorganisasi informasi yang diperoleh itu untuk dijelmakan kedalam gerak
atau perilaku nyata. Proses ini terjadi pada tahap pemograman respons. Seperti
halnya tahap – tahap sebelumnya, proses yang berlangsung dalam pemograman
respons ini sangat kompleks. Untuk lebih mudah dipahami proses yang
berlangsung sejak stimulus diidentifikasi hingga terwujud gerak atau perilaku
nyata, maka tahap pengenalan stimulus yang akan dipengaruhi oleh variabel
tertentu kita sebut variabel input. Selanjutnya yang mempengaruhi gerak nyata
setelah respons diprogram variabel output.
Henry dan Rogers (1960) mengkaji keadaan gerak yang dilakukan dalam
paradigma waktu-reaksi sederhana, dimana subjek mengetahui respons yang akan
diberikan ada setiap trial. Waktu-reaksi yang meningkat tatkala gerakan semakin
kompleks berkaitan dengan peningkatan waktu yang dibutuhkan untuk
memprogram gerakan pada tahap pemograman respons.
Suatu sistem yang dianggap dapat menyimpan informasi dan tempat pemrosesan
informasi untuk dapat diproses pada waktu berikutnya disebut memory. Memory
tidak hanya mempengaruhi persepsi kita melalui saringan persepsi, tetapi juga
keputusan dan pilihan yang kita ambil dalam saluran terbatas, dan sebagian
konsepsi dalam mengorganisasi kontrol gerakan. Bedasarkan keunikan latar
belakang pengalaman yang telah dimiliki oleh setiap individu , individu tersebut
Please download full document at
www.DOCFOC.com
Thanks