Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENELITIAN

UJI IRITASI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine


bulbosa (Mill.) Urb) PADA KELINCI ALBINO PUTIH

Syahrida Dian Ardhany1, Rizky Ramadhani Effendie1, Susi Novaryatiin1


1
Program Studi DIII Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Palangka Raya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah

e-mail : chass501@gmail.com

ABSTRAK
Berdasarkan penelitian sebelumnyaekstrak etanol umbi bawang dayak
(Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) telah diuji mampu menghambat pertumbuhan
beberapa bakteri penyebab jerawat, sehingga dilakukan pembuatan sediaan krim
anti acne untuk mempermudah pemakaian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktifitas iritasi primer krim ekstrak etanol bawang dayak menggunakan
metode uji tempel (patch test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks iritasi
primer kelompok kontrol (0.625< 2), P1 sebanyak 1g krim (0.75< 2), P2 sebanyak
0.5g krim (0< 2) dan P3 sebanyak 0.25g krim (0< 2) termasuk dalam kategori
iritasi tidak tampak, sehingga dapat disimpulkan bahwa krim ekstrak etanol
bawang dayak tidak mengiritasi pada hewan uji secara topikal.

Kata Kunci : Bawang Dayak, Eleutherine bulbosa, Krim, Patch test, Uji Iritasi

ABSTRACT
Based on research before, ethanolic extract of bawang dayak (Eleutherine bulbosa
(Mill.) Urb) has been tested can inhibit growth of acne-causing bacteria,
thereforemade a anti-acne cream for easy used. Thi study aims to know primary
irritation activity of bawang dayak using patch test method. The results showed
that the primary irritation index of control group (0.625< 2), P1 was 1g of cream
(0.75< 2), P2 was 0.5g of cream (0<2) and P3 was 0.25g of cream (0< 2) in
category of invisible irritation, so it can be concluded that the cream of ethanolic
extract of bawang dayak topically does not irritate animals.

Keywords: Bawang Dayak, Cream, Eleutherine bulbosa, Patch test, Irritation test

dipergunakan masyarakat dayak sebagai


PENDAHULUAN
tanaman obat. Senyawa bioaktif seperti
Acne vulgaris (Jerawat) merupakan salah
fenol, flavonoid, tanin, glikosida, steroid,
satu penyakit kulit yang dapat
alkaloid terdapat pada bawang
mengganggu penampilan dan mengurangi
dayak[3].Berdasarkan penelitian
rasa percaya diri meskipun tidak
sebelumnya ekstrak bawang dayak
berdampak fatal [1,2].Bawang dayak
mampu menghambat beberapa bakteri
merupakan tanaman khas Kalimantan
penyebab jerawat seperti Staphylococcus
Tengah. Tanaman ini sudah turun temurun
JURNAL SURYA MEDIKA Volume 5 No. 1 2019 63
UJI IRITASI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb) PADA KELINCI ALBINO PUTIH

aureus, Staphylococcus epidermidis dan mengiritasi dapat dilakukan dengan uji


Propionibacterium iritasi primer kualitatif menggunakan
acnes[4,5,6].kemungkinan karena hewan percobaan [10].Penelitian ini
terdapatnya flavonoid yang merupakan bertujuan untuk mengetahui nilai indeks
senyawa fenolik alam yang berpotensial iritasi primer pada krim yang
sebagai antioksidan juga sebagai mengandung ekstrak bawang dayak.
antibakteri [7].Selain itu menurut Padhi dan
Panda aktifitas antibakteri dari eleutheribe METODOLOGI
bulbosa kemungkinan karena adanya Rancangan Penelitian
kandungan senyawa aromatik dan Penelitian ini bersifat eksperimental yaitu
glikosida, seperti eleutherinone, suatu penelitian dengan melakukan
eleutherine, isoeleutherine, eleutherol, (R)- kegiatan percobaan yang bertujuan untuk
4-hydroxyeleutherine, eleuthone, mengetahui gejala atau pengaruh yang
isoeleuthoside C dan eleutherinol 8-O-βD- timbul sebagai akibat dari perlakuan
glucoside [8]. tertentu. Metode yang digunakan pada
Dalam dunia farmasi, untuk penelitian ini yaitu metode uji tempel
meningkatkan efisiensi penggunaan obat (patch test), uji ini merupakan uji iritasi
tradisional dapat dilakukan pembuatan primer yang diukur dengan suatu tekhnik
sediaan farmasi yang bertujuan uji tempel pada kulit yang utuh dan kulit
memudahkan cara pakai obat tradisional yang hampir luka pada kelinci yang
tersebut. Salah satu sediaannya adalah rambutnya telah dicukur [11].
dalam bentuk krim (Cremores).Krim Alat dan Bahan
merupakan sediaan semi padat berupa Alat yang digunakan yaitu perkolator, alat-
emulsi minyak dalam air (m/a) ataupun air alat gelas, penggaris, spidol, gunting, silet,
dalam minyak (a/m). Basis krim dapat alat cukur, kain kasa, plester luka,
menyebabkan efek samping pada kulit, timbangan dan kamera, sedangkan bahan
seperti iritasi primer, reaksi sensitasi, yang digunakan yaitu umbi bawang dayak
fotoalergi dan fototoksisitas, efek samping yang diperoleh dari petani di Sei Gohong,
tersebut dapat berasal dari zat aktif Tangkiling Kalimantan Tengah, etanol
maupun basis krim, evaluasi keamanan 96%, aquadest, asam stearat, TEA,
kosmetik salah satunya uji iritasi harus paraffin liquid, adeps lanae, nipagin dan
dilakukan sebelum pemakaian pada ol.Rosae
manusia untuk mencegah reaksi
hipersensitifitas [9].Pentingnya
mengetahui apakah sediaan krim yang
dibuat mempunyai potensi untuk

JURNAL SURYA MEDIKA Volume 5 No. 1 2019 64


UJI IRITASI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb) PADA KELINCI ALBINO PUTIH

Tabel 1. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Umbi Bawang (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb)
Bahan Jumlah
Ekstrak Etanol Bawang Dayak 15% (3750 mg)
Asam Stearat 5000 mg
Trietanolamin 375 mg
Adeps lanae 750 mg
Paraffin cair 6250 mg
Nipagin 25 mg
Ol. Rosae 15 gtt
Aqudest ad 25000 mg
terbentuk basis krim, terakhir masukkan
Preparasi Ekstrak ekstrak bawang dayak sedikit demi sedikit
Umbi bawang dayak sebanyak 10 kg digerus hingga homogen dan tambahkan
dipotong dan diiris tipis kemudian ol.rosae aduk sampai homogen. Krim
dikeringkan dibawah sinar matahari dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
selama 7-10 hari. Umbi bawang dayak yan label.
telah kering dihaluskan menjadi serbuk Uji Iritasi Primer Kualitatif
menggunakan blender. Serbuk kemudian Hewan uji yang digunakan yaitu kelinci
diekstraksi dengan etanol 96% putih betina sebanyak 4 ekor, 2 ekor untuk
menggunakan perkolator, kemudian kelompok insisi dan sisanya untuk
dipekatkan menggunakan rotary kelompok non insisi.Setiap kelinci dicukur
evaporator. bagian punggungnya dan dibagi sebanyak
Pembuatan Krim empat buah dengan luas permukaan64
Seluruh bahan-bahan yang digunakan cm2 (8 cm x 8 cm). Setiap kelinci yang
dalam pembuatan krim (Tabel 1) masing- telah dicukur punggungnyadiaplikasikan
masing ditimbang, kemudian dipisahkan kontrol negatif (vaselin putih) sebanyak 1
bahan-bahan fase lemak (asam stearat, g, krim ekstrak etanol bawang dayak
adeps lanae, paraffin liquid) dan fase air 0.25g, 0.5g dan 1g, kemudian ditutup
(TEA, nipagin dan aquadest).Fase minyak dengan menggunakan kassa.
dipanaskan hingga suhu 55⁰C sampai Pengamatan eritema dan edema
seluruh bahan melebur. Masukkan fase dilakukan pada jam ke-24 dan 72 jam
minyak yang telah dilebur diatas setelah pemejanan.Setiap keadaan kulit
waterbathke dalam mortir, gerus cepat diberi nilai sesuai metode skoring sebagai
kemudian masukkan sedikit demi sedikit berikut:
fase air, gerus sampai homogen hingga 1. Eritema

JURNAL SURYA MEDIKA Volume 5 No. 1 2019 65


UJI IRITASI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb) PADA KELINCI ALBINO PUTIH

a. Tanpa eritema = 0 menimbulkan reaksi negatif atau


b. Eritema sangat sedikit kerusakan kulit seperti alergi dan iritasi
(hampir tidak tampak) = 1 [12].Oleh sebab itu, penting kiranya
c. Eritema berbatas jelas = 2 dilakukan uji iritasi primer pada hewan
d. Eritema moderat sampai coba sebelum produk diaplikasikan atau
berat = 3 digunakan oleh masyarakat luas untuk
e. Eritema berat, sedikit kerak menghindari efek samping yang tidak
(luka dalam) = 4 diinginkan.Pada penelitian ini sediaan
2. Edema kosmetika yang dibuat adalah krim
a. Tanpa edema = 0 dengan berbahan aktif ekstrak bawang
b. Edema sangat sedikit dayak yang pada penelitian sebelumnya
(hampir tidak tampak) = 1 secara mikrobiologi bawang dayak dapat
c. Edema berbatas jelas = 2 menghambat pertumbuhan beberapa
d. Edema moderat (tepi naik bakteri penyebab jerawat.
kira-kira 1 mm) = 3 Pembuatan ekstrak umbi dayak dilakukan
e. Edema berat (naik lebih dengan cara ekstraksi dingin
dari 1 mm dan meluas menggunakan metode perkolasi dengan
keluar daerah paparan) = 4 pelarut etanol 96%, keuntungan metode
Indeks iritasi primer: perkolasi dapat menyari lebih sempurna
a. < 2 = Iritasi tidak tampak dibandingkan metode maserasi karena
b. 2-5 = Iritasi moderat menggunakan bantuan alat perkolator
c. > 6 = Iritasi berat [13]. Pelarut etanol 96% dipilih karena
merupakan pelarut universal yang dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN melarutkan hampir semua senyawa
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi metabolit sekunder yang terkandung
efek kosmetika terhadap kulit, selain faktor dalam simplisia [14].Pada penelitian ini
iklim, manusia salah satu faktor yang serbuk simplisia diekstraksi sebanyak
paling penting adalah kosmetika itu 5300g dan didapatkan ekstrak kental
sendiri. Kosmetika yang dibuat dengan 315,6g sehingga rendemen ekstrak umbi
bahan berkualitas rendah atau bahan dayak adalah 5.95%.Selanjutnya
berbahaya bagi kulit dan cara dilakukan pembuatan krim dengan bahan
pengolahannya yang kurang baik, dapat yang tertera pada Tabel 1.

JURNAL SURYA MEDIKA Volume 5 No. 1 2019 66


UJI IRITASI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb) PADA KELINCI ALBINO PUTIH

Tabel 2. Pengamatan Hewan Uji


Kelompok Insisi Kelompok Non Insisi
Hewan
Perlakuan 24 jam 72 jam 24 jam 72 jam
Uji
*Eri *Ede *Eri *Ede *Eri *Ede *Eri *Ede
Kontrol 0 0 0 0 0 0 0 0
P1 (1g) 0 2 0 4 0 0 0 0
Kelinci 1
P2 (0.5g) 0 0 0 0 0 0 0 0
P3 (0.25g) 0 0 0 0 0 0 0 0
Kontrol 0 2 0 3 0 0 0 0
P1 (1g) 0 0 0 0 0 0 0 0
Kelinci 2
P2 (0.5g) 0 0 0 0 0 0 0 0
P3 (0.25g) 0 0 0 0 0 0 0 0

dihitung berdasarkan indeks iritasi primer


Uji iritasi primer dilakukan dengan metode seluruh kontrol dan perlakuan dapat
patch test(Uji tempel) menggunakan dikategorikan iritasi tidak tampak (< 2)
hewan uji kelinci albino betina.Hewan uji atau tidak mengiritasi (Tabel 3).Pada
dibagi menjadi dua kelompok yaitu penelitian ini kelompok insisi (luka lecet)
kelompok insisi (kulit lecet) dan kelompok terdapat eritema dan edema kemungkinan
non insisi (kulit normal) [15].Hasil besar bukan dikarenakan komposisi
pengamatan (Tabel 2) menunjukkan pada sediaan krim namun bisa jadi karena luka
kelompok insisi terdapat sejumlah eritema yang dibuat pada kelinci terlalu dalam,
dan edema pada kelompok kontrol (kelinci sehingga ini dapat menjadi salah satu
2) dan perlakuan 1 (kelinci 1), sedangkan kekurangan dalam proses penelitian.
pada kelompok non insisi tidak terdapat
eritema dan edema, namun apabila
Tabel 3.Skor eritema dan edema dan indeks iritasi primer
Kel . Insisi (A) Kel . Non Insisi (B) Indeks
Rata-Rata Rata- Rata- Keterangan
24 jam 72 jam 24 jam 72 jam iritasi
Perlakuan Rata Rata
primer
Hewan Uji *Eri *Ede *Eri *Ede (A) *Eri *Ede *Eri *Ede (B)
(A+B)
Iritasi tidak
Kontrol 0 1 0 1.5 0,625 0 0 0 0 0 0,625 tampak

Iritasi tidak
Perlakuan
0 1 0 2 0,75 0 0 0 0 0 0,75 tampak
1 (1g)

Iritasi tidak
Perlakuan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 tampak
2 (0,5 g)

Iritasi tidak
Perlakuan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 tampak
3 (0,25 g)

JURNAL SURYA MEDIKA Volume 5 No. 1 2019 67


UJI IRITASI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb) PADA KELINCI ALBINO PUTIH

KESIMPULAN Central Kalimantan Against Acne-Causing


Sediaan krim ekstrak etanol bawang Bacteria. Presented on 4th International

dayak memiliki indeks iritasi primer yang Conference on Pharmacy and


Pharmaceutical Science (ICPPS 2019).
termasuk dalam kategori iritasi tidak
Tokyo
tampak atau tidak menimbulkaniritasi
7. Baharfar, R., Azimi R., Mohseni M. 2015.
primer pada kulit kelinci secara topikal.
Antioxidant and Antibacterial Activity of
Flavonoid-, Polyphenol- and Anthocyanin-
DAFTAR PUSTAKA rich Ecxtracts from Thymus kotschyanus
1. Umah K dan Herdanti O. 2017. Masker boiss & hohen aerial parts. J Food Sci
Madu Berpengaruh pada Penyembuhan Technol 52 (10):6777-6783
Acne Vulgaris. Journals of Ners 8. Padhi, L., Panda, S.K.2015. Antibacterial
Community Vol. 08 No: 02 Hal: 179-187 Activity of Eleutherine bulbosa against
2. Saragih, D.F., Opod H., Pali C. 2016. multidrug-resistant bacteria. Journal of
Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri dan Acute Medicine Vol. 5 Issue 3: 53-61
Jerawat (Acne vulgaris) pada Siswa-Siswi 9. Fatmawaty, A., Manggau M.A., Tayeb R.,
Kelas XII di SMA Negeri 1 Manado. Jurnal Al Adawiah R. 2016. Uji Iritasi Krim Hasil
e-Biomedik (eBm) Vol.4 No: 1 Fermentasi Bunga Rosella (Hibiscus
3. Mustika N. A. 2011. Kapasitas sabdariffa L.) dengan Variasi Konsentrasi
Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine Emulgator Novemer pada Kulit Kelinci
palmifolia) dalam Bentuk Segar, Simplisia (Oryctalagus cuniculus). Journal of
dan Keripik, pada Pelarut Nonpolar, Pharmaceutical and Medicinal Sciences
Semipolar dan Polar. Skripsi. Fakultas 1(2): 62-65
Teknologi Pertanian Institut Pertanian 10. Toding, L.G dan Zulkarnaian A.K. 2015.
Bogor. Bogor Optimasi Formula dan Uji Iritasi Primer
4. Novaryatiin, S., Pratiwi, A.M., Ardhany, Kualitatif pada Kelinci Putih Betina
S.D. 2018. Uji Daya Hambat Ekstrak dengan Krim w/o Ekstrak Etanolik Buah
Etanol Bawang Dayak (Eleutherine Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa
bulbosa (Mill.) Urb.) terhadap Bakteri (Scheff.) Boerl.). Majalah Farmaseutik
Staphylococcus epidermidis. Anterior Vol. 11 No:2 Hal: 321-327
Jurnal Vol. 18 Issue I Hal: 92-97 11. Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar Asas,
5. Novaryatiin, S. Ramli, A., Ardhany S.D. Organ Sasaran dan Penilaian Resiko.
2019. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Edisi Kedua. UI-Press: Jakarta
Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa 12. Pangaribuan, L. 2017. Efek Samping
(Mill.) Urb.) terhadap Bakteri Kosmetik dan Penanganannya bagi Kaum
Staphylococcus aureus. Jurnal Surya Perempuan. Jurnal Keluarga Sehat
Medika Vol. 4 No: 2 Hal: 51-59 Sejahtera Vol. 5 (2): 20-28
6. Novaryatiin, S., Ardhany, S.D. 2019. The 13. Verawati, Nofiandi, D., Petmawati. 2017.
Antibacterial Activity of Bawang Dayak Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap
(Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb). From Kadar Fenolat Total dan Aktivitas

JURNAL SURYA MEDIKA Volume 5 No. 1 2019 68


UJI IRITASI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb) PADA KELINCI ALBINO PUTIH

Antioksidan Daun Salam (Syzygium stamineus Benth. E-Journal Planta


polyantum (Wight) Walp.). Jurnal Husada Vol. 2 (1) : 1-4
Katalisator Vol. 2 No:2 Hal: 53-60 15. Rahman, A.G., Astuti, I.Y., Dhiani, B.A.
14. Arifianti, L., Oktarina R.D., Kusumawati I. 2013. Formulasi Lotion Ekstrak Rimpang
2014. Pengaruh Jenis Pelarut Bangle (Zingiber purpureum Roxb)
Pengekstraksi terhadap Kadar Sinensetin dengan Variasi Konsentrasi Trietanolamin
dalam Ekstrak Daun Orthosiphon sebagai Emulgator dan Uji Iritasinya.
Pharmacy Vol. 10 No: 01 Hal: 41-54

JURNAL SURYA MEDIKA Volume 5 No. 1 2019 69

Anda mungkin juga menyukai