Pasal 16 -29
Pada wirausaha industri dilakukan untuk menghasilkan SDM Industri yang memilki
karakterr dan bermental kewirausahan serta memiliki kompetensi sesuai dengan bidang
usahanya, yaitu: kompetensi teknis, manajerial dan kreativitas dan inovasi. Kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatakn SDM Industri dalam berwirausaha paling sedikit
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan, inkubator industri dan kemitraan.
Kegiatan tersebut tidak hanya untuk calon wirausaha industri namun juga yang telah
menjelankan kegiatan usahanya. Kegiatan ini dilakukan oleh lembaga yang terpercaya,
seperti lembaga pendidikan formal sesuai UU, pendidikan non formal atau lembaga
penenelitian dan pengembangan yang terakreditasi. Untuk peraturan dan ketentuan tentang
kegiatan ini diatur dalam Peraturan Menteri.
Tenaga kerja industri yang merupakan bagian dari pembangunan SDM Industri
harus mempunyai standar kometensi kerja nasional yang meliputi, kompetensi teknis dan
manajerial. Dimana kompetensi tersebut diperoleh dari pendidikan dan pelatihan serta
kegiatan magang, kegiatan tersebut diikuti oleh tenaga kerja dan calon tenaga kerja,
sedangkan proses kegiatan kompetensi dilakukan oleh lembaga pendidikan formal sesuai
UUD, lembaga pendidikan nonformal, lembaga penelitian dan pengembangan yang
terakreditasi atau Perusahaan Industri.
Tenaga teknis terdiri dari tenaga teknis dan tenaga manajerial, dimana tenaga
teknis memiliki kompetensi teknis sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia di bidang Industri dan pengetahuan manajerial sedangkan tenaga manajerial
memiliki kompetensi manajerial sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia di bidang Industri dan pengetahuan teknis.
Tabel 2.1 Sasaran Pembanguan Industri Tahun 2015 s.d. 2035 (persen)
2. Struktur industri yang kuat sebagai motor penggerak utama (prime mover)
perekonomiandengan ciri sebagai berikut:
a. mempunyai kaitan (linkage) yang kuat dan sinergis antarsubsektor industri dan
dengan berbagai sektor ekonomi lainnya;
b. memiliki kandungan lokal yang tinggi;
c. menguasai pasar domestik;
d. memiliki produk unggulan industri masa depan;
e. dapat tumbuh secara berkelanjutan; dan
f. mempunyai daya tahan (resilience) yang tinggi terhadap gejolak perekonomian
dunia.
3. Sinergitas yang kuat antaraindustri kecil, menengah, dan besar yang
menjalankan
perannya sebagai sebuah rantai pasok (supply chain). Sinergitas tersebut harus
dibangun melalui hubungan yang saling menguntungkan dan saling
membutuhkan
antarskala usaha sektor industri secara nasional.
4. Peran dan kontribusi industri manufaktur yang semakin penting dalam ekonomi
nasional sebagai tumpuan bagi penciptaan lapangan kerja, penciptaan nilai
tambah, penguasaan pasar domestik, pendukung pembangunan berkelanjutan,
dan menghasilkan devisa.
c. memiliki daya saing internasional, atau memiliki potensi untuk tumbuh dan
bersaing di pasar global;
4. Pertumbuhan output
Industri Komputer
Komputer Komputer high speed Komputer high speed
Industri Komponen
1. Kemasan (packaging) 1. Kemasan berkualitas 1. Kemasan berkualitas
(basis karton dan plastik) tinggi (packaging high tinggi (packaging high
2. Pengolahan karet dan quality) (basis karton dan quality) (basis karton dan
barang dari karet (antara plastik) plastik)
lain ban pnumatic, ban 2. Barang-barang karet dan 2. Produk plastik dan
luar, dan ban dalam) plastik engineering karet untuk kesehatan,
3. Ban vulkanisir ukuran 3. Ban vulkanisir ukuran elektrik, elektronik dan
besar (giant vulcanised besar (giant vulcanised permesinan
tyre) (untuk pesawat dan tyre) (untuk pesawat dan 3. Produk plastik dan karet
offroad) offroad) advance material
4. Barang karet untuk 4. Zat aditif 4. Zat aditif
keperluan industri dan 5. Zat pewarna tekstil (dye 5. Zat pewarna tekstil (dye
komponen otomotif stuff), plastik dan karet stuff), plastik dan karet
5. Zat aditif (pigment) (pigment)
6. Zat pewarna tekstil (dye 6. Bahan kimia anorganik 6. Bahan kimia anorganik
stuff), plastik dan karet (antara lain yodium dan (antara lain yodium dan
(pigment) mineral laut) mineral laut)
7. Bahan kimia anorganik
(antara lain yodium dan
mineral laut)
Industri Oleokimia
1. Asam lemak nabati 1. Methyl esters 1. Methyl esters
2. Fatty alcohols 2. Plastik bioberbasis limbah 2. Polimer turunan minyak
3. Fatty amine industri sawit sawit
4. Methyl ester sulfonat 3. Minyak atsiri 3. Minyak atsiri
(biosurfactant)
5. Biolubricant (rolling oils)
6. Gliserin yang berbasis
kimia (glycerine
based chemicals)
7. Minyak atsiri
8. Isopropil palmitat (IPP)
dan
Isopropil Miristat (IPM)
9. Asam stearat (stearic acid)
Industri Kemurgi
1. Biodiesel (Fatty 1. Biodiesel 1. Biodiesel(Fatty Acid
Acid Methyl 2. Bioetanol Methyl Ester/FAME)
Ester/FAME) 3. Bioavtur (Bio jet fuel) 2. Bioavtur (Bio jet fuel)
2. Bioavtur (Bio jet fuel). 4. Biogas dari palm oil 3. Nano cellulose derivatives
mill effluent (POME) 4. Bio-based fiber and
5. Biomaterial untuk polymers (carbon
peralatan medis, aromatic fiber, vicous)
building blocks berbasis 5. New generation of
lignin untuk sintesis obat/ biobased composit
farmasi 6. Secondary biofuel
6. Bioetanol berbahan baku (bioetanol),Bioetanol
lignoselulosa dan limbah (berbahan baku
biomassa lignoselulosa),secondary
biofuel (biomass
pyrolysis- gasification)
Industri Pupuk
1. Pupuk tunggal (basis 1. Pupuk tunggal (basis 1. Pupuk tunggal (basis
nitrogen) fosfat dan kalium) nitrogen, fosfat, dan
2. Pupuk majemuk 2. Pupuk majemuk kalium)
2. Pupuk majemuk
1. INDUSTRI PANGAN
Industri Kulit dan Alas Kaki Industri Kulit dan Alas Kaki
1. Memfasilitasi pengembangan industri bahan 1. Memfasilitasi pengembangan kemampuan
baku kulit sintetis dalam negeri; industri alas kaki dalam negeri agar menjadi
2. Standardisasi bahan baku untuk industri kulit merek kelas dunia;
dan alas kaki untuk mencegah barang impor 2. Memfasilitasi pengembangan bahan baku dari
berkualitas rendah; alam dan sintetis yang berkualitas tinggi;
3. Melakukan pemetaan potensi industri kulit dan 3. Meningkatkan kemampuan produksi industri
alas kaki nasional; kulit khusus untuk penggunaan di industri;
4. Menguatkan sentra IKM melalui penguatan 4. Melaksanakan standardisasi bahan baku untuk
kelembagaan dan teknologi; industri kulit dan alas kaki untuk mencegah
5. Meningkatkan kemampuan (terutama barang impor berkualitas rendah;
ergonomical design) industri alas kaki yang 5. Memfasilitasi penguatan sentra IKM melalui
telah memiliki pangsa pasar tinggi untuk penguatan kelembagaan dan teknologi;
bersaing secara global; 6. Meningkatkan kemampuan (terutama
6. Memfasilitasi perlindungan hak kekayaan ergonomical design) industri alas kaki untuk
intelektualdesign produk alas kaki yang perluasan pasar global;
dihasilkan di dalam negeri; 7. Memfasilitasi perlindungan hak kekayaan
7. Meningkatkan promosi industri alas kaki intelektual design produk alas kaki yang
customized secara ekslusif pada forum dihasilkan di dalam negeri;
resmi nasional dan internasional untuk
memunculkan industri kelas dunia;
Industri Furnitur dan Barang Lainnya dari Kayu Industri Furnitur dan Barang Lainnya dari Kayu
1. Melakukan pendampingan dan mentoring 1. Menjamin ketersediaan pasokan bahan baku
terhadap industri kecil dan industri menengah (kayu dan rotan) melalui pengembangan sistem
dalam rangka mendapatkan sertifikat legalitas rantai pasok yang ramah lingkungan, didukung
kayu (SVLK); dengan infrastruktur (transportasi dan
2. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, pelabuhan) yang memadai;
kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi 2. Meningkatkan kegiatan penelitian dan
dengan instansi terkait dan kemitraan serta pengembangan disain produk furnitur, didukung
integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir; dengan advokasi dan regulasi terkait
3. Meningkatkan kemampuan SDM dalam perlindungan hak kekayaan intelektual;
penguasaan teknik produksi dan desain untuk 3. Meningkatkan ketrampilan dan kreatifitas SDM
meningkatkan daya saing dan kualitas produk; dalam memproduksi kerajinan kayu/ rotan;
4. Memfasilitasi pembangunan pendidikan 4. Mengembangkan standardisasi kualitas produk
kejuruan dan vokasi bidang pengolahan kayu, dan fasilitasi untuk peningkatan daya saing
rotan, dan furnitur; industri furnitur.
5. Menerapkan teknologi pemanfaatan bahan baku
alternatif antara lain dari kayu sawit dan kayu
karet;
6. Memfasilitasi akses terhadap sumber
pembiayaan yang kompetitif untuk
meningkatkan kinerja ekspor furnitur;
7. Meningkatkan promosi dan perluasan pasar
guna mendorong tumbuhnya industri furnitur
rotan dalam negeri.
5. INDUSTRI ELEKTRONIKA
3. pemagangan Industri.
V. SFSDFSDF