12-Article Text-33-1-10-20210420 (1) .En - Id
12-Article Text-33-1-10-20210420 (1) .En - Id
com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsumsi makanan dan kepadatan gizi pria dewasa usia
19-49 tahun di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kumpulan data konsumsi
Total Diet Study (SDT) Kementerian Kesehatan RI yang dikumpulkan dengan metode food recall 24
jam. Subyek akhir yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah 26268 laki-laki. Kecukupan zat gizi
dinilai berdasarkan perhitungan Institute of Medicine. Zat gizi yang dianalisis meliputi energi,
protein, kalsium, zat besi, seng, vitamin A dan vitamin C. Rata-rata konsumsi pangan penduduk laki-
laki dewasa Indonesia sebagian besar berasal dari kelompok pangan biji-bijian sebanyak 305,0 g.
Kelompok makanan yang paling sedikit dikonsumsi oleh penduduk dewasa adalah biji-bijian
berminyak sebanyak 18,1 g. Kecukupan energi, protein, kalsium, zat besi, seng, vitamin A dan
vitamin C adalah 81,4%, 108,3%, 105,5%, 159,4%, 64,8%, 107,7% dan 54,6%, masing-masing.
Kepadatan zat gizi protein, Ca, Zn, vitamin A dan vitamin C masih di bawah rekomendasi. Artinya
kualitas konsumsi makanan orang dewasa Indonesia perlu ditingkatkan. Mengingat masih
kurangnya asupan zat gizi mikro pada pria dewasa Indonesia, maka perlu meningkatkan konsumsi
pangan hewani, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber zat gizi mikro.
Kata kunci: laki-laki dewasa, konsumsi makanan, kepadatan gizi, dan kecukupan gizi
Prasetyo, dkk. Al.,Jurnal Nutrisi Global
Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kepadatan energi dan zat gizi konsumsi
berkualitas, sehat dan produktif dipengaruhi pangan dapat menentukan dan mengukur
oleh konsumsi ragam pangan yang cukup dan kecukupan asupan energi dan gizi setiap
seimbang untuk memenuhi gizi tubuh (1). individu (9). Tren diet saat ini yang berfokus
Kebutuhan gizi setiap individu dipengaruhi pada sumber protein atau sumber energi
oleh usia, aktivitas, tingkat ekonomi, tingkat saja (16). Pendekatan kepadatan gizi dapat
pendidikan, ekologi, dan kebijakan menjadi alat penting untuk pendidikan gizi
pemerintah. Kecukupan gizi tubuh dipengaruhi serta referensi sebagai panduan diet (7).
oleh pola makan yang baik, yang mengandung Kepadatan energi dan zat gizi konsumsi
makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan dan pangan dapat membentuk pola konsumsi
sayur-sayuran yang dikonsumsi dalam jumlah dan menunjukkan kualitas pangan yang
yang cukup sesuai dengan kebutuhan dikonsumsi.
sehingga dapat mencukupi sumber energi, zat Penilaian kualitas konsumsi pangan
pembangun dan zat pengatur. selama ini hanya untuk skala rumah tangga dan
Kualitas konsumsi pangan di Indonesia wilayah dengan menggunakan data SKMI dan
masih rendah dan kurang terdiversifikasi karena belum pernah dilakukan penelitian secara
masih didominasi oleh sumber karbohidrat individu sehingga perlu dilakukan penelitian
terutama biji-bijian sebagai porsi terbesar dari untuk menganalisis konsumsi pangan dan
setiap porsi makan. Manusia membutuhkan lebih kepadatan gizinya. Penelitian ini diharapkan
dari 40 jenis zat gizi untuk dapat hidup aktif dan mampu mendeskripsikan konsumsi makanan dan
sehat tetapi tidak ada satu jenis makanan pun kepadatan gizi pada orang dewasa sehingga
yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi diharapkan dapat memberikan informasi dan
tersebut (21). Kualitas konsumsi pangan akan evaluasi pola konsumsi makanan dan asupan gizi
mempengaruhi status gizi dan derajat kesehatan seimbang untuk memenuhi kecukupan gizi pada
di masa yang akan datang, terutama pada usia orang dewasa di Indonesia.
23
Republik Indonesia. SDT merupakan survei Pengumpulan data
Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, asupan gizi. Variabel dan kategori variabel
acak dari blok sensus (BS) yang telah Konsumsi konsumsi dari subjek
(SKMI, 2014)
Asupan Nutrisi Asupan Makronutrien seperti
dikunjungi dan didaftarkan oleh Riskesdas energi, protein, lemak dan
karbohidrat
2013. Kriteria inklusi SKMI 2014 adalah seluruh Gizi Menurut kategori usia
Tingkat Kecukupan dan jenis kelamin
rumah tangga sampel dan anggota rumah
Kepadatan Nutrisi 1. Memadai
tangga yang ada pada saat pengambilan data. 2. Tidak memadai
rumus (5,8,14):
Jurnal Nutrisi Global, Vol.01,No.1(2021): halaman.22-31
Tabel 4: Distribusi mata pelajaran menurut tingkat konsumsi tertinggi pada subjek usia
sosial ekonomirasisS
sosial-
19-29 30-49 Total 19-49 tahun adalah gabah dengan nilai total
Ekonomis Bertahun-tahun Bertahun-tahun
Rata-rata ± SD (median / %)
(19.9) (2.6) (7.9)
pegawai negeri 126 (1.6) 1351 1477 biji-bijian 303.2±134.0 305.8±142.6 305.0±140.0
(7.4) (5.6) (150.0/99.2) (155.0/99.1) (150.0/99.2)
Karyawan 1214 2004 3218 umbi-umbian 22.8±214.6 28.3±238.5 26,7±231,8
(15.2) (11.0) (12.3) (34.0/20.7) (40.0/22.1) (38.0/21.7)
1095 3979 5074 Satwa 158.2±113.0 159,4 ± 118,5 159.0±116.8
Pengusaha (13.7) (21.8) (19.3) makanan (72.6/82.7) (72.0/81.9) (72.0/82.1)
Petani 1282 5979 7261 Minyak dan lemak 19.4±16.0 20,1±16.8 19.8±16.6
(16.0) (32.7) (27.6) (15.0/91.2) (15.1/91.1) (15.0/91.1)
Nelayan 160 (2.0) 606 766 Berminyak 16.9±64.1 18.6±66.1 18.1±65.5
(3.3) (2.9) buah/biji (40.0/27.6) (39.9/29.7) (40.0/29.0)
Buruh 1268 2957 4225 Kacang-kacangan 42,7 ± 70,2 44.7±74.6 44.1±73.3
(15.8) (16.2) (16.1) (50.0/41.9) (52.0/41.4) (50.1/41.5)
Lainnya 1268 917 2183 Gula 15,4±18,7 21,2±21.2 19,4 ± 20,7
(20.0) (5.0) (8.3) (15.0/67.9) (20.0/78.1) (20.0/75.0)
Ekonomis Sayuran 80,3 ± 59,5 97.0±64.0 91,9±62,8
Status
dan Buah-buahan (20,8/85,2) (25.0/87.5) (24.0/86.8)
Terendah 1444 3373 4817 Lainnya 54,5 ± 54,5 45.7±38.1 48,4 ± 43,5
(18.0) (18.5) (18.3) (3.0/99.2)
(2.8/99.1) (3.0/99.1)
Lebih rendah 1550 3595 5145
Tengah (19.4) (19.7) (19.6)
Tengah 1750 3734 5484
(21.9) (20.5) (20.9) Asupan Nutrisi
Atas
Dan Nutrisi
1782 3912 5694
Tengah (22.2) (21.1) (21.7) Tingkat Kecukupan
Paling tinggi 1483 3645 5128
(18.5) (20.0) (19.5) Tabel 6 menyajikan rerata dan median
26
menunjukkan pola yang sama, di mana lebih besar dari diketahui kepadatan protein, kalsium,
mereka yang berusia 19-29 tahun dalam kalsium dan seng, vitamin C dan vitamin A masih di
kecukupan vitamin C. bawah anjuran sehingga dikategorikan
Tabel 6: Rerata (media n), simpangan kurang. Hanya densitas besi yang
(koefisien dari v baku ariasi) dari
asupan dan tingkat kecukupan gizi sesuai dengan rekomendasi.
menurut kelompok umur
Nutrisi 19-29
30-49 tahun Tabel
Total 7: Rata-rata, median, simpangan baku dan koefisien
bertahun-tahun
Energi 1800 1852 (1776) 1836 variasi kepadatan nutrisi pria dewasa menurut
(1704) 687 (0,4) (1755) kelompok umur
699 (0,4) 691 (0,4)
Protein 64.6 (59.7) 66,4 (61,8) 65.9 densitas 19-29 30-49 Total
31,8 (0,5) 32,5 (0,5) (61.1) Gizi Bertahun-tahun Bertahun-tahun
makan memiliki
sebagian besar di negara-negara
laki-laki dewasa berusia 19-24 tahun (20). Selain itu, hasil
berpenghasilan rendah, kondisi ekonomi yang
penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok umur
buruk mempengaruhi pola dan tingkat
yang memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi
pengeluaran rumah tangga sehingga mereka
cenderung memiliki asupan gizi energi dan protein yang
tidak mampu membeli berbagai makanan.
lebih rendah (22).
Kelompok makanan terkecil pada usia 19-29
Makan yang cukup dan variasi makanan sangat
KESIMPULAN
Rata-rata konsumsi pangan penduduk laki-