Anda di halaman 1dari 4

Nama : MUSYRIFAH .

DJ

Nim : 2020017092

Kelas : AK. 1A 04

Matkul :KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN

#Lembar Jawaban Elearning Kup

1. a) Perbedaannya yaitu, pajak parkir merupakan pajak yang pemungutannya dilakukan


oleh pengusaha parkir (usaha parkir bisa atas nama diri sendiri/pelataran
pemerintah/swasta), sedangkan retribusi parkir yaitu pungutan yang dilakukan oleh
layanan parkir yang disediakan pemerintah daerah.
b) Pajak air permukaan yaitu pajak yang dikuasai atau yang menjadi wewenang
pemerintah provinsi, sedangkan pajak air tanah merupakan pajak yang menjadi
kekuasaan/wewenang pemerintah kabupaten/kota.
2. Berdasarkan Undang-undang Perpajakan dalam Pasal 20 Ayat 1, maka :
Pejabat yang ditunjuk sebagai juru sita kantor pelayanan pajak “A” hanya bisa
melaksanakan tugasnya di wilayah kerjanya saja.
Adapun prosedur jika ingin melakukan penyitaan di wilayah “B” yaitu:
Apabila juru sita kantor pelayanan “A” ingin melakukan penyitaan di wilayah “B”,
maka juru sita dapat meminta bantuan kepada pejabat kantor pelayanan pajak di
wilayah “B” untuk melakukan penyitaan dengan menerbitkan surat penyitaan.
3. Berdasarkan Pasal 8 Ayat (2) Undang-undang KUP, maka :
Perihal Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT yang mengakibatkan utang pajak
menjadi lebih besar, akan dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang bayar, dihitung sejak saat
penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
4. Menurut Pasal 8 Ayat (1) UU KUP, khusus pembetulan SPT lebih bayar, terdapat
tambahan batas waktu yang telah ditentukan. Wajib Pajak dapat melakukan
pembetulan SPT lebih bayar paling lama 2 tahun sebelum kadaluarsa penutupan.
Adapun kadaluarsa penetapan merupakan jangka waktu selama 5 tahun setelah
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau TAhun Pajak, sebagaimana yang
terdapat dalam Pasal 13 Ayat 1 UU KUP.
5. Adapun kelebihan metode pencatatan dibanding metode pembukuan, antara lain :
a) Metode Pencatatan lebih sederhana karena menganut prinsip arus kas semata.
b) Perhitungannya lebih mudah karena orang dari omzet tinggal dikurangi biaya
dengan memakai norma perusahaan oleh pemerintah melalui aturan
perpajakan.
c) Data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan
bruto/penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang. Termasuk didalamnya penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau
yang dikenakan pajak yang bersifat final.
Contohnya:
Jika ingin mendirikan sebuah perusahaan memerlukan pencatatan pajak lebih
rinci dengan data yang dikumpulkan lebih teratur tentang
penerimaan/penghasilan bruto. Untuk menghitung jumlah pajak yang
terhutang lebih gampang perhitungannya dengan adanya metode pencatatan.
6. Berdasarkan Pasal 34 UU KUP, penerapannya yaitu :
 Terdapat pengecualian sebagaimana yang dimaksud pada soal, apabila
1) Pejabat dan tenaga ahli yamg bertindak sebagai saksi ahli dalam siding
pengadilan,
2) Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan Menkeu untuk
memberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atau instansi
Pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam bidang
keuangan negara.
 Sebagai tambahan, pejabat dan tenaga ahli bisa juga dikecualikan dari
ketentuan dengan alas an untuk kepentingan negara, untuk kepentingan
pemeriksaan di pengadilan,dan atas dasar permintaan hakim, maka Menteri
keuangan berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat.
7. Konsekuensi yang diterima oleh Pejabat Pajak yaitu menerbitkan SKPLB sebagai
sarana untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak, paling lama 12 bulan
sejak surat permohonan dari Wajib Pajak diterima secara lengkap.
 Jika dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohonan restitusi. Direktur
Jenderal Pajak tidak memberikan keputusan, maka permohonan dianggap
dikabulkan, dan SKPLB diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 bulan
setelah jangka waktu berakhir.
 Apabila SKPLB terlambat diterbitkan, maka pihak Pejabat Pajak memberikan
imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan kepada Wajib Pajak,
dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 1 bulan tersebut sampai dengan saat
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

Contoh penerapan/perhitungan SKPLB:

Tuan Noval memperoleh SKPLB sebesar Rp 120.000.000 pada tanggal 3 2020.


Namun dalam jangka waktu 1 bulan DJP belum mengembalikan kelebihan
pembayaran pajak. Kemudian tuan Noval mempunyai utang pajak Pph 25 Rp
40.000.000, kemudian pada 1 Mei 2020 DJP menerbitkan SKPPIB dengan
perhitungan imbalan bunga sebagai berikut:

= (Rp 120.000.000 – Rp 40.000.000) x 2% x 3

= Rp 4.800.000

8. Berdasarkan Pasal 27 Ayat 5 (d) UU KUP :


Dalam hal permohonan banding Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian,
jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding, dan penagihan dengan Surat Paksa akan
dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajak tersebut. Disampig itu,
Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari jumlah
pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah
dibayar sebelum mengajukan keberatan.
Misal; Diterbitkannya SKPKB untuk Tahun Pajak 2008 dengan jumlah pajak yang
masih harus dibayar sebesar Rp 100.000.000. Dalam pembahasan akhirnhasil
pemeriksaan WP hanya meyetujui pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp
200.000.000. Wajib Pajak telah melunasi pajak yang disetujui dalam SKPKB tersebut
sebesar Rp 200.000.000 dan kemudian mengajukan keberatan atas koreksi lainnya.
DJP mengabulkan sebagian keberatan atas WP dengan jumlah pajakyang masih harus
dibayar menjadi sebesar Rp 750.000.000. Selanjutnya WP mengajukan permohonan
banding dan oleh Pengadilan Pajak diputuskan besarnya pajak yang masih harus
dibayar Rp 450.000.000. Dalam hal demikian, WP dikenai sanksi administrasi 100%,
maka perhitungannya:
100% x (Rp 450.000.000 – Rp 200.000.000)
=Rp 250.000.000

Anda mungkin juga menyukai