Anda di halaman 1dari 8

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA


MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIIB
SMPN 2 SEPONTI KABUPATEN KAYONG UTARA

Yuliliahuty Kurniasari, Mashudi, Maria Ulfah


Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan
dithacyute@rocketmail.com

Abstract : This research aims to help teachers to improve students' motivation to


use Example non Example learning model in integrated social studies classroom
VIIB SMP Negeri 2 Seponti.Penelitian this background low student motivation in
the classroom VIIB SMP Negeri 2 Seponti North Kayong later Similarly, the low
activity resulted in student learning.
After doing research class actions increase students' motivation from cycle I to
cycle II. In the first cycle students' motivation by 60%, while in the second cycle
increased to 75%.
Through the application of the Example non Example Learning students' learning
motivation can be improved so that the learning process carried out well. Teachers
are expected to try to implement a more varied learning model.

Keywords : Motivation, Learning Model Example non Example.

Abstrak:Peneltian ini bertujuan untuk membantu guru dalam meningkatkan


motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Example non
Example pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas ViiB SMP Negeri 2
Seponti.Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya motivasi belajar siswa di kelas
VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kayong Utara yang kemudian berakibat pula dengan
rendahnya aktivitas belajar siswa.
Setelah dilakukan penelitian Tindakan Kelas terjadi peningkatan motivasi belajar
siswa dari siklus I ke Siklus II. Pada siklus I motivasi belajar siswa sebesar 60%
sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 75%
Melalui penerapan model Pembelajaran Example non Example motivasi belajar
siswa dapat ditingkatkan sehingga proses pembelajaran terlaksana dengan baik.
Diharapkan guru dapat mencoba untuk menerapkan model pembelajaran yang
lebih bervariasi
Kata kunci : Motivasi Belajar, Model Pembelajaran Example non Example.

1
M otivasi belajar bagi siswa sangatlah penting, karena dengan adanya
motivasi siswa akan lebih mempersiapkan diri dalam belajar,siswa
akan menjadi sadar bahwa ia harus dapat mencapai tujuan belajarnya yakni
ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Di samping itu, melalui motivasi
siswa dapat mengarahkan kegiatan belajarnya. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Sardiman (2011:75)”Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang
tepat”
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar atau
mendorong siswa untuk berbuat. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi
bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan
tidak adanya motivasi belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan
segala kemampuannya. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa yang
berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuan yang rendah
pula akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau
motivasi.
Berdasarkan keresahan penulis sebagai guru selama mengajar,
informasi yang dapat disimpulkan bahwa rendahnya motivasi belajar siswa
kelas VIIB pada mata pelajaran IPS Terpadu disebabkan karena kurang
aktifnya siswa dalam belajar. Kurang aktifnya siswa dalam belajar ini dapat
dilihat dari ketidakseriusan siswa mengikuti proses belajar. Ketika guru
menjelaskan pelajaran IPS mereka kurang respon terhadap pelajaran tersebut,
diantara mereka ada yang mengantuk pada saat guru menjelaskan, malas
mencatat pelajaran, saling berbicara, tidak mendengarkan penjelasan guru
dengan baik, tidak mau bertanya, dan susah mengemukakan pendapat. Hal
ini terjadi karena tidak adanya motivasi belajar sehingga mereka tidak
berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Selain itu, penyebab
lain adalah metode yang digunakan guru kurang bervariasi dalam mengajar
guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih
mendominasi dalam kegiatan belajar dengan menggunakan metode ceramah
dan latihan serta siswa lainnya hanya sebagai pendengar informasi dari guru.
Mengatasi keadaan seperti itu, maka guru harus melakukan perbaikan,
agar proses pembelajaran di kelas tersebut dapat berjalan dengan baik dan
dapat menjadikan siswa termotivasi untuk terlibat dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara yang baik untuk keluar dari permasalahan
kelas tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan
menarik.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan menarik akan sangat
membantu lancarnya proses pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, karena suatu model pembelajaran dalam proses pembelajaran
memiliki hubungan yang erat dengan tujuan proses pembelajaran tersebut.
Aunurahman (2009;143) menyatakan ,” Penggunaan model pembelajaran
yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap
pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan
tugas, memberikan kemudahan bagi siswa mencapai hasil belajar yang baik.”
Dalam hal ini guru sebagai pengajar memiliki peran penting dalam
mengorganisasikan dan mengatur lingkungan belajar siswa sebaik-baiknya

2
Menurut Aunurrahman (2009:114) motivasi adalah “ Tenaga pendorong
bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan
penuh semangat”. Sedangkan pengertian motivasi belajar menurut Sardiman
A.M (2011:75) motivasi belajar adalah “Keseluruhan daya pengerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu, maka tujuan
yang akan dicapai oleh siswa akan tercapai”.
Menurut Woodwort (dalam Wina Sanjaya.2010:250) mengatakan: “ A
motive is a set pedisposes the individual of certain activities and for seeking
certain goals”. Suatu motif adalah suatu set yang dapat membuat individu
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya
mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motif yang dimilikinya. Hal
ini seperti yang diungkapkan Arden (1957) (dalam Wina Sanjaya.2010:205)
“motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the
intensity of learning effort, and also define the set satisfying or unsatisfying
consequences of goal”.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kuat lemahnya atau semangat
tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan
ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan
motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.motivasi merupakan
penjelmaan dari motif yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan
seseorang.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah daya atau dorongan yang memberikan perubahan dalam
tingkah laku seseorang dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai,
diwujudkan dari perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri maupun interaksi dengan
lingkungan
Motivasi belajar merupakan komponen terpenting dalam proses belajar
mengajar dengan adanya motivasi belajar maka hasil belajar yang dicapai
siswa akan optimal. Motivasi hendaknya merupakan kebutuhan yang artinya
adalah setiap individu termotivasi untuk melakukan sesuatu aktivitas yang
merupakan kebutuhan yang dalam hal ini kebutuhan untuk belajar
memperoleh nilai yang tinggi
Beberapa fungsi motivasi dalam proses pembelajaran. Menurut
Sardiman A.M (2011:85) ada tiga fungsi motivasi yaitu : (1) Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan digerakkan. (2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke
arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya. (3)Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

3
Salah satu model pembelajaran yang diyakini dapat membuat siswa
termotivasi berperan aktif untuk terlibat dalam proses pembelajaran adalah
Example Non Example, karena model pembelajaran ini mempunyai beberapa
kelebihan. Menurut Eko Budi Santoso (http.//www.Eko Budi
Santoso.comdiakses 12 maret 2012)memaparkan “Model pembelajaran
Example Non Example merupakan model pembelajaran yang menggunakan
gambar sebagai media pembelajaran”.
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar siswa dapat
mengalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat
mengenai apa yang ada di dalam gambar. Penggunaan model pembelajaran
Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa.
Dengan model pembelajaran seperti ini, siswa akan memiliki dua sumber
dimana dengan Example (contoh), mereka akan mendapatkan gambaran dari
suatu hal yang dibahas atau menjadi fokus pembahasan pada materi atau
pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan dengan non Example (bukan contoh) siswa
akan diberikan hal-hal yang bukan dalam lingkup pembahasan dimana
bertujuan sebagai bahan perbandingan antara fokus pembahasan dan yang
bukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan model Example non Example dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran IPS
Terpadu pada kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti.
Melalui penerapan model Example non Example dalam penelitian
tindakan kelas ini diharapkan mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam
belajar sehingga akhirnya akan berdampak positif pada pencapaian motivasi
belajar yang optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example,
khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. (2) Memperbaiki proses
pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti.
Menurut Buehl (1996)(dalamEko Budi Santoso (http.//www.Eko Budi
Santoso.com, diakses 12 Maret 2012) keuntungan dari metode Example non
Example antara lain : (1) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya
digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam
dan lebih kompleks. (2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery
(penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara
progesip melalui pengalaman dari Example non Example(3)Siswa diberi
suatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep
dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih
terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang
telah dipaparkan pada bagian Example.
Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan
membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam
dari sebuah konsep penting.

4
METODE
Peneltian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan fokus penelitian pada
kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kabupaten Kayong Utara tahun pelajaran
2012/2013, pada mata pelajaran IPS dengan jumlah siswa 20 orang yang
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sedangkan mata
pelajaran IPS terpadu dengan materi pokok gagasan kreatif dalam tindakan
ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah
sebagai berikut : menyusun rencana pembelajaran meliputi skenario,alokasi
dan mempersiapkan soal untuk test. Menyiapkan lembar observasi untuk
melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pelaksanaan
pengajaran guru menerapkan model Example non Example.
Selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas peneliti bersama
guru mengadakan pengamatan terhadap pelaksaaan tindakan kelas. Adapun
hal-hal yang diamati yaitu: Pelaksanaan Strategi pembelajaran yang
direncanakan, kesesuaian waktu penyajian dengan metode pembelajaran yang
digunakan, motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan keaktifan dan
keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siklus I dan
siklus II.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari hasil observasi
motivasi belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri
2 Seponti Kabupaten Kayong Utara tahun ajaran 2012/2013 dan guru mitra.
Data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu
menggunakan data kualitatif yang dilihat dari proses pembelajaran di kelas
yang terdiri dari motivasi belajar siswa yang terlihat dari keseriusan siswa
dan aktivitas guru

Cara Pengambilan Data


Adapun Cara pengambilan datanya sebagai berikut : (1)Data tentang
keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan diperoleh dari
perencanaan pengajaran dan lembar observasi. (2) Data hasil peningkatan
motivasi belajar siswa diambil pada waktu dilaksanakan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi. (3) Data tentang situasi atau keadaan belajar
diperoleh melalui dokumentasi gambar pada saat kegiatan pelaksanaan
tindakan.
Untuk mengukur keberhasilan pelaksaanaan tindakan yang dilakukan,
maka ditetapkan indikator kerjanya sebagai berikut : adanya kesesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu urutan penyajian materi
dengan waku dan strategi yang telah disiapkan.
Adanya perubahan motivasi belajar siswa yang terlihat dari sikap dan
perilaku siswa terutama keaktifan dan keseriusan siswa dalam proses belajar
mengajar pada mata IPS Terpadu dengan model pembelajaran Example non
Example.

5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Motivasi belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kabupaten
Kayong Utara setelah dilaksanakan tindakan kelas pada siklus I dan siklus II
diperoleh hasil pengamatan observer pada siklus satu pertemuan pertama dan
pertemuan kedua diperoleh 3 orang dari 20 orang siswa yang motivasi tinggi,
4 orang dari 20 orang siswa yang motivasi sedang, 6 orang dari 20 orang
siswa yang kurang termotivasi dan 7 orang dari 20 siswa yang tidak
termotivasi.
Dengan hasil tersebut, berarti belum mencapai indikator 65%, maka
setelah dilakukan refleksi antara peneliti dan guru mitra maka perlu
dilanjutkan pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II diperoleh data motivasi
belajar siswa semakin membaik dari siklus I, 4 orang dari 20 orang siswa
yang motivasi tinggi, 5 orang dari 20 orang siswa yang motivasi sedang,5
orang dari 20 orang siswa yang kurang termotivasi , 6 orang dari 20 orang
siswa yang tidak termotivasi. Berdasarkan hasil tersebut, berarti tingkat
motivasi belajar siswa meningkat menjadi 75%. Ini berarti dengan
ketercapaian tingkat motivasi belajar siswa pada siklus II maka tidak perlu
dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIB SMP Negeri 2
Seponti Kabupaten Kayong Utara tahun pelajaran 2012/2013, pada mata
pelajaran IPS, dengan pokok bahasan pada siklus I “ Gagasan Kreatif dan
Inovatif” dan pada siklus II “ Kemandirian dan Kewirausahaan” yang
dilaksanakan sebanyak dua sklus. Setiap siklusnya dilaksanakan dengan dua
kali pertemuan dan satu siklus untuk dilaksanakannya evaluasi.
Pelaksanaan tindakan yang dilaksanaan disepakati oleh peneliti dengan
guru mitra dengan menggunakan model pembelajaran Example non Example
yang bertujuan untuk dapat meningkatkan tingkat motivasi belajar siswa.
Pelaksanaan tindakan kelas ini sudah sesuai dengan prosedur penelitian
tindakan kelas. Tindakan dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus
diadakan dua kali pertemuan serta diakhiri dengan evaluasi. Berdasarkan
hasil siklus satu ternyata belum mencapai indikator kerja yang telah
ditetapkan. Dari hasil siklus satu tersebut kemudian dibuat suatu rencana
tindakan selanjutnya.
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siswa dibagi menjadi 7
kelompok belajar, dengan setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Tugas
yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok adalah menganalisis dan
menyimpulkan gambar-gambar yang merupakan contoh (Example) dan
bukan contoh (non Example). Kemudian mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas dan kelompok lainnya memberikan tanggapan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi diketahui hal-hal sebagai
berikut : rendahnya motivasi belajar siswa yang mengakibatkan rendahnya
keaktifan belajar. Hal inilah yang menjadi dasar bagi guru mata pelajaran IPS
SMP Negeri 2 Seponti untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Peneliti

6
tertarik untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi rendahnya motivasi
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Example non
Example. Setelah peneliti melakukan refleksi diketahui bahwa peneliti dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas masih banyak mempergunakan
metode ceramah, sehingga sebagian besar siswa cenderung pasif.
Dalam pelaksanaan siklus II pada pertemuan pertama dan kedua dan
kemudian melakukan evaluasi melalui model pembelajaran Example non
Example hasilnya terdapat kemajuan perubahan baik tentang motivasi belajar
siswa dimana 75% siswa termotivasi.
Motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakan penelitian tindakan sangat
rendah, tetapi setelah dilaksanakan tindakan kelas motivasi belajar meningkat
menjadi 75% di mana 4 orang dari 20 orang siswa yang motivasi tinggi, 5
orang dari 20 orang siswa yang motivasi sedang,5 orang dari 20 orang siswa
yang kurang termotivasi , 6 orang dari 20 orang siswa yang tidak termotivasi.
Ini berarti model pembelajaran Example non Example dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini dan melihat hasil penelitian serta
pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran Example non example dapat : (1)Setelah adanya
penerapan model pembelajaran Example non Example pada mata pelajaran
IPS Terpadu di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kayong Utara tahun
Pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi terhadap tindakan yang dilakukan. Adapun
hasil pelaksanaan penelitian tindakan terhadap siswa pada siklus I yakni
siswa dengan kategori siswa yang termotivasi tinggi, sedang dan kurang
termotivasi sebesar 60% dan siswa tidak termotivasi 40%,pada siklus II siswa
dengan kategori yang sama yaitu siswa termotivasi tinggi, sedang dan kurang
termotivasi sebesar 75% dan siswa yang tidak termotivasi 25%. (2)Upaya
yang dilakukan oleh guru bersama guru mitra untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kayong Utara yaitu
pertama membuat perencanaan, menyiapkan perangkat mengajar, dan
menyiapkan pedoman observasi. Kedua, melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat dan didukung pula dengan kemampuan dalam melaksanakan
pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran Example non Example
ternyata motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dan aktivitas guru
setelah diadakan penelitian pada sikus I dan Siklus II ada peningkatan yang
lebih baik

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis ingin
memberikan saran-saran untuk diperhatikan oleh para pembaca sebagai
berikut : (1)Hendaknya guru mata pelajaran IPS Terpadu dalam menerapkan
model pembelajaran Example non Example dapat memaksimalkan penyajian

7
materi, sehingga dapat memotivasi siswa untuk fokus terhadap materi yang
dipelajari dan dapat membuat siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran di kelas. (2) Hendaknya guru mata pelajaran IPS Terpadu dapat
lebih membimbing dan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang
kurang termotivasi untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari.
(3)Hendaknya dalam poses pembelajaran guru dapat memilih suatu model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan
disampaikan. (4)Hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran
Example non Example sebagai alternatif dalam pembelajaran karena model
pembelajaran Example non Example mampu meningkatkan motivas belajar
siswa. (5)Hendaknya sekolah melengkapi buku-buku yang ada
diperpustakaan sebagai sumber belajar siswa

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, 2011, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


Aunurrahman, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Eko Budi Santoso, 2011, Model Pembelajaran Example Non Example.
(www. Ras Eko Budi Santoso.Com diakses 12 Maret 2011).
Hamzah B.Uno, 2006, Teori Motivasi dan Pengukurannya Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Miftahul Huda,2011,Cooperatif Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Namik Rubiyanto dan Dany Haryanto,2010, Strategi Pmbelajaran Holistik
di Sekolah, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Sardiman A.M, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta
:PT. Raja Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto,Suhardjono, Supardi,2008, Penelitian Tindakan Kelas
(cetakan k-8), Jakarta: Bumi Aksara.
Supriyadi, 2011, Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu
Syaiful Sagala, 2011, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
Penerbit Alfabeta Bandung.
Tim penyusun, 2007, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Pontianak:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.
Wijaya Kusumah, Dedi dwitagama,2009, Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta: PT. Indeks.
Wina Sanjaya, 2011, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media
Group.
Wina Sanjaya, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai