Disusun Oleh:
GITA WULANDARI
1802110325
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pelaksanaan Audit
Kinerja (Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit)” ini dengan baik. Pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Audit Manajemen Sektor Publik”.
Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca
makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Akhir
kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
berupa material maupun non material. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Organisasi sektor publik dalam hal ini pemerintah, merupakan lembaga yang
menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat.
Sehingga dalam pelaksanaannya, pemerintahan haruslah “bersih”.
Pemerintahan yang bersih atau good governance ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen tersebut adalah partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu seluas-
luasnya agar semua pihak yang terkait berperan serta atau berpartisipasi secara aktif.
Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan pemerintah
tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
melaksanakan audit pada organisasi sektor publik. Audit yang dilakukan tidak hanya
terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan, melainkan sampai pada audit kinerja apalagi
pada sektor pemerintahan.
Sebelum pelaksanaan audit pada organisasi sektor publik terlebih dahulu kita harus
memahami teori dan bagaimana implementasi serta sistem dan teknik dalam pelaksanaan
audit sektor publik. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai
“Pelaksanaan Audit Kinerja (Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit)”
2. Rumusan Masalah
Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja pada tahap pelaksanaan terdiri atas 4 (empat)
tahap, yaitu:
Sebagai contoh di Indonesia, indicator pelaksanaan audit sektor publik yang baik
adalah yang dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan Negara (SPKN). Di
dalam SPKN memberlakukan tiga pernyataan standar pekerjaan lapangan ( pelaksanaan)
yang diterapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai berikut:
a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengedalian internal harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit yang kompoten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan audit.
Selain itu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) juga menetapkan standar
pelaksanaan tambahan sebagai berikut:
a. Komunikasi pemeriksa
“Pemeriksa harus mengkonfirmasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, taat, lingkup
pengujian pelaporan yang direncanakan dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas
yang diperiksa dan pihak yang meminta pemeriksaan”.
Standar tambahan ini mensyaratkan pemeriksa untuk memperoleh pemahaman
mengenai entitas yang diperiksa dan melakukan komunikasi dengan entitas yang
diperiksa.standar pemeriksaan member kesempatan untuk memperluas pihak yang akan
diajak berkomunikasi tentang hal yang berkaitan dengan informasi tertentu selama
perencanaan pemeriksaan termasuk kemungkinan adanya pembatasan dalam pelaporan untuk
mengurangi risiko slah interpretasi atas hasil laporan pemeriksaan.
Pengertian dari bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka
atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh
auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang
mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat
(corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Keputusan utama yang harus ditetapkan oleh auditor adalah menyangkut banyaknya
bukti pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin
bahwasannya unsur-unsur laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat
sewajarnya. Pertimbangan ini penting karena tingginya biaya pemeriksaan dan penilaian
seluruh bukti yang tersedia.
Dalam rangka pengumpulan bukti audit, auditor harus menyadari bahwa terdapat
perbedaan materi pengumpulan bukti pada audit kinerja. Dalam audit kinerja, auditor
lebih menekankan pada penggunaan data keuangan maupun data operasional untuk
menilai :
Ada beberapa tujuan pengumpulan bukti audit, diantaranya data dikumpulkan untuk
memudahkan dalam menjelaskan objek yang diaudit, untuk mengukur output dan dampak
dari bidang audit, menguji hipotesis, dan menjelaskan mengenai kinerja atau kekurangan
dari kinerja auditee.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memperoleh bukti pemeriksaan sebagai
pendukung temuan pemeriksaan dan simpulan pemeriksaan. Selain itu, berdasarkan
bukti-bukti yang sudah diuji, pemeriksa dapat:
1. mengembangkan hasil pengujian untuk menilai apakah kinerja entitas yang diperiksa
telah sesuai dengan kriteria atau tidak;
2. mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan pemeriksaan;
3. mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja
entitas; dan
4. memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan kesimpulan
pemeriksaan.
Bukti elektronik yang dimkasud adalah informasi yang dihasilkan oleh alat
elektronik yang digunakana auditor sebagai dasar dalam memberikan pendapat
tentang penegasan.Yang termasuk bukti elektronik meliputi penggunaan computer,
sensor, magnetic, media, scanner
Waktu Pengujian:
Sebelum Tanggal Neraca
Menjelang Tanggal Neraca
Saat Tanggal Neraca
Sesudah Tanggal Neraca
Luas Pengujian:
Sedikit Sampel
Banyak Sampel
Seluruh Sampel
Di didalam pengujian audit, terdapat dua kelompok istilah, yaitu kontroversial dan istilah
nonkontroversial.
a. Istilah Kontroversial
1) Pengawasan dan Pengendalian
“Pengawasan” adalah segala yang berkaitan dengan dengan proses pemilikan, penjagaan
serta pengarahan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, agar objek yang diawasi berjalan
menurut semestinya.“Pengendalian” adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup
pengawasan atas kemajuan kegiatan serta pemanfaatan hasil pengawasan tersebut untuk
melaksanakan tindakan korektif dalam rangka mengarahkan pelaksanaan kegiatan agar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2) Audit dan Pemeriksaan
Dalam hal ini audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi.
3) Audit Keuangan dan Audit Umum
Audit umum bukanlah merupakan suatu jenis audit, penggunaan audit umum harus
diartikan sebagai istilah yang menggambarkan sifat Financial Audit yaitu yang mencakup
sasaran menyeluruh meliputi aktiva, hutang, dan modal.
4) Audit Operasional, Audit Manajemen, Audit atas Program, dan Audit kinerja
Audit kinerja secara subtansial tidak berbeda dengan Audit Operasional yang
didalamnya mencakup pengertian Audit Manajemen dan Audit atas Program, dalam hal ini
sama-sama mengandung unsur evaluasi atas efektivitas.
5) Audit Komprehensif
Audit komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan menetapkan berbagai tipe
audit, seperti audit atau laporan keuangan, audit kinerja, dan atau audit lainnya atas berbagai
aspek yang menjadi linkup adil dalam suatu penugasan audit.
6) Pemeriksaan Serentak (Pemtak)
Pelaksanaan serentak tidak tepat dikatakan sebagai jenis audit melainkan hanya
merupakansalah satu teknis yang mencerminkan waktu atau saat auditor melaksanakan audit.
7) Pemeriksaan Kemudian (Post Audit)
Pemeriksaan Kemudian adalah audit yang dilakukan ketika periode akuntansi untuk
seluruh kegiatan yang diaudit telah selesai, dengan kata lain telah tersedia asersi manejemen
yang akan diverifikasi, atau kejadian yang telah selesai.
8) Audit Khusus (Special Audit)
Audit Khusus adalah audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat khusus.
Dengan demikian audit khusus yang bertujuan menilai kasus tidak lancarnya pelaksanaan
pembangunan dapat digunakan istilah audit khusus atau ketidaklancaran pelaksanaan
pembangunan.
9) Pengawasan Aspek Strategi
Pengawasan Astra merupakan istilah dari audit Operasional atau Audit atas Program
dengan lingkup tertentu yang sifatnya strategis atau sebagai hal yang strategis dari
kebijaksanaan pemerintah.
10) Evaluasi
Secara historis, evaluasi merupakan bagian dari langkah audit yang terstandarkan, namun
telah berkembang sehingga meliputi kegiatan penilaian dalam arti luas.
11) Pengawasan Sejak Tahap Perencanaan
Pengawasan Sejak Tahap Perencanaan merupakan suatu upaya penerapan prinsip
pengendalian manajemen dalam tiap tahap proses perencanaan pembangunan
untukmeyakinkan bahwa perencanaan pembangunan terdokumentasi, dapat diverifikasi dan
dapat dipertanggungjawabka.
12) Pengawasan Melekat (Waskat)
Waskat bukanlah sesuatu yang dapat dipisahkan dari organisasi dan manajemen, dalam
hal ini waskat melekat pada sistem yang dikembangkan. Pengawasan atasan langsung
merupakan sub sistem pengawasan berupa supervisi dari atasan kepada bawahan.
13) Pengawasan Fungsional (Wasnal)
Pengawasan Fungsional menunjkan pengawasan yang dilakukan oleh orang atau
lembaga yang ditugaskan khusus untuk fungsi pengawasan.
Makalah Auditing Bukti Audit. (2017). Diakses pada 8 September 2021. Dari
http://makalahku05.blogspot.com/2017/06/makalah-auditing-bukti-audit.html?m=1#