Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PELAKSANAAN AUDIT KINERJA ( PENGUMPULAN


DAN PENGUJIAN BUKTI AUDIT )
Dosen : Dr. Taufeni Taufik., M.Si., Ak, CA

Disusun Oleh:

GITA WULANDARI
1802110325

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pelaksanaan Audit
Kinerja (Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit)” ini dengan baik. Pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Audit Manajemen Sektor Publik”.
Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca
makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Akhir
kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
berupa material maupun non material. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Pekanbaru,07 November 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................
Rumusan Masalah........................................................................................
Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan Audit Kinerja................................................................
2. Pengertian Bukti Audit.......................................................................
3. Pengumpulan Bukti Audit..................................................................
4. Tujuan Pengumpulan Bukti Audit.....................................................
5. Jenis-jenis Bukti AudiT.......................................................................
6. Teknik-teknik Pengumpulan Bukti Audit..........................................
7. Pengujian Bukti Audit........................................................................
8. Manfaat Pengujian Bukti Audit.........................................................
9. Langkah-langkah Pengujian Bukti Audit..........................................
10. Teknik Analisis Bukti Audit...............................................................
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan.................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Organisasi sektor publik dalam hal ini pemerintah, merupakan lembaga yang
menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat.
Sehingga dalam pelaksanaannya, pemerintahan haruslah “bersih”.
Pemerintahan yang bersih atau good governance ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen tersebut adalah partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu seluas-
luasnya agar semua pihak yang terkait berperan serta atau berpartisipasi secara aktif.
Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan pemerintah
tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
melaksanakan audit pada organisasi sektor publik. Audit yang dilakukan tidak hanya
terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan, melainkan sampai pada audit kinerja apalagi
pada sektor pemerintahan.
Sebelum pelaksanaan audit pada organisasi sektor publik terlebih dahulu kita harus
memahami teori dan bagaimana implementasi serta sistem dan teknik dalam pelaksanaan
audit sektor publik. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai
“Pelaksanaan Audit Kinerja (Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit)”

2. Rumusan Masalah

1. Pelaksanaan Audit Kinerja?


2. Pengertian Bukti Audit?
3. Pengumpulan Bukti Audit?
4. Tujuan Pengumpulan Bukti Audit?
5. Jenis-jenis Bukti Audit?
6. Teknik-teknik Pengumpulan Bukti Audit?
7. Pengujian Bukti Audit?
8. Manfaat Pengujian Bukti Audit?
9. Langkah-langkah Pengujian Bukti Audit?
10. Teknik Analisis Bukti Audit?
3. Tujuan

1. Mengetahui Pelaksanaan Audit


2. Mengetahui Pengertian Bukti Audit
3. Mengetahui pengumpulan Bukti Audit
4. Mengetahui tujuan Pengumpulan Bukti Audit
5. Mengetahui jenis-jenis Bukti Audit
6. Mengetahui teknik-teknik Pengumpulan Bukti Audit
7. Mengetahui pengujian Bukti Audit
8. Mengetahui manfaat Pengujian Bukti Audit
9. Mengetahui langkah-langkah Pengujian Bukti Audit
10. Mengetahui teknik Analisis Bukti Audit
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor


9 /K/I- XIII.2/12/2011 tentang petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kinerja, Tahap
pelaksanaan pemeriksaan atau pemeriksaan terinci adalah tahap kegiatan pemeriksaan
yang dilakukan di tempat kedudukan entitas yang diperiksa. Tahap ini merupakan
kegiatan lanjutan dari kegiatan pemeriksaan pendahuluan atau perencanaan pemeriksaan.
Kegiatan utama pada tahap ini meliputi analisis, pengumpulan dan pengujian bukti
pemeriksaan apakah bukti-bukti tersebut telah cukup, kompeten, dan relevan untuk
menilai kinerja suatu entitas dibandingkan dengan kriteria pemeriksaan.

Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja pada tahap pelaksanaan terdiri atas 4 (empat)
tahap, yaitu:

1. perolehan dan pengujian data untuk mencapai tujuan pemeriksaan;


2. penyusunan dan pengomunikasian konsep temuan pemeriksaan dengan entitas
yang diperiksa;
3. perolehan tanggapan resmi dan tertulis atas konsep temuan pemeriksaan
(opsional);
4. penyampaian temuan pemeriksaan.

1. Pengertian Pelaksanaan Audit


Pelaksanaan audit adalah salah satu tahapan dalam proses audit di mana auditor akan
mengembangkan suatu program audit, menilai keefektifan system pengendalian internal
organisasi dan melakukan pengujian-pengujian yang diperlukan untuk memperoleh bukti
audit yang memadai. Secara menyeluruh tujuan audit laporan keuangan sector public adalah
menyatakan pendapat tentang laporan keuangan klian apakah sudah tersaji secara wajar,
dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Pernyataan pendapat tentang laporan keuangan klien harusdidukung dengan bukti yang
cukup dan kompoten. Oleh karena itu dalam pelaksanaan audit, auditor dan tim audit
memiliki tugas utama untuk mengumpulkan bukti yang mendukung pendapat atas laporan
keuangan klien.
Indikator pelaksanaan audit yang baik.
Indikator pelaksanaan audit sektor publik yang baik adalah yang dilakukan sesuai
dengan standar seperti yang telah ditetapkan, baik standar internasional maupun standar yang
ditetapkan di dalam Negara yang bersangkutan. Prinsip dasar audit sektor publik
internasional harus dipertimbangkan auditor sebelum dimulainya dan selama proses audit.
Berikut adalah prinsip pelaksanaan proses audit:
1) Terkait kegiatan pelaksanaan audit
 Audit harus memastikan bahwa prosedur audit memberikan bukti audit yang cukup tepat
untuk mendukung tujuan audit
2) Kegiatan yang berkaitan dengan mengevaluasi bukti audit menyimpulkan dan pelaporan hasil
audit
 Auditor harus mengevaluasi bukti audit dan menarik kesimpulan
 Auditor harus menyiapkan laporan tertulis berdasarkan kesimpulan yang diambil

Sebagai contoh di Indonesia, indicator pelaksanaan audit sektor publik yang baik
adalah yang dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan Negara (SPKN). Di
dalam SPKN memberlakukan tiga pernyataan standar pekerjaan lapangan ( pelaksanaan)
yang diterapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai berikut:

a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengedalian internal harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit yang kompoten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan audit.

Selain itu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) juga menetapkan standar
pelaksanaan tambahan sebagai berikut:

a. Komunikasi pemeriksa
“Pemeriksa harus mengkonfirmasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, taat, lingkup
pengujian pelaporan yang direncanakan dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas
yang diperiksa dan pihak yang meminta pemeriksaan”.
Standar tambahan ini mensyaratkan pemeriksa untuk memperoleh pemahaman
mengenai entitas yang diperiksa dan melakukan komunikasi dengan entitas yang
diperiksa.standar pemeriksaan member kesempatan untuk memperluas pihak yang akan
diajak berkomunikasi tentang hal yang berkaitan dengan informasi tertentu selama
perencanaan pemeriksaan termasuk kemungkinan adanya pembatasan dalam pelaporan untuk
mengurangi risiko slah interpretasi atas hasil laporan pemeriksaan.

b. Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya


“Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas
rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan”.
Hal ini mensyaratkan pemeriksa harus memperoleh informasi dari entitas yang
diperiksa untuk mengidentifikasi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,pemeriksaan
dengan tujuan tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan dan berkaitan
dengan tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.
c. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan.
d. Pengembangan temuan pemeriksaan
Pemeriksa harus merencanakan dan melasanakan prosedur pemeriksaan untuk
mengembangkan unsur- unsur temuan pemeriksaan.
e. Dokumentasi pemeriksaan
Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaan dalam
bentuk kerja kerja pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan harus berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup
untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan
dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut
dapat menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa.

2. Pengertian Bukti Audit

Pengertian dari bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka
atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh
auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang
mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat
(corroborating information) yang tersedia bagi auditor.

Keputusan utama yang harus ditetapkan oleh auditor adalah menyangkut banyaknya
bukti pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin
bahwasannya unsur-unsur laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat
sewajarnya. Pertimbangan ini penting karena tingginya biaya pemeriksaan dan penilaian
seluruh bukti yang tersedia.

Sebagai dasar menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, auditor


mengumpulkan bukti audit. Meskipun secara akuntansi menyediakan bukti audit yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor, namun catatan tersebut bukan merupakan
satu-satunya bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor. Bahwasannya auditor juga
mengumpulkan bukti audit dengan melakukan pengmatan langsung terhadap
penghitungan fisik sediaan, mengjukan permintaan keterangan dan mendapatkan bukti
dari berbagai sumber dari luar perusahaan klien.

3. Pengumpulan Bukti Audit

Dalam rangka pengumpulan bukti audit, auditor harus menyadari bahwa terdapat
perbedaan materi pengumpulan bukti pada audit kinerja. Dalam audit kinerja, auditor
lebih menekankan pada penggunaan data keuangan maupun data operasional untuk
menilai :

1. Apakah sumber daya diperoleh secara ekonomis


2. Apakah sumber daya dimanfaatkan secara efisien
3. Apakah tujuan organisasi, program atau kegiatan dapat dicapai secara efektif
4. Tujuan Pengumpulan Bukti Audit

Ada beberapa tujuan pengumpulan bukti audit, diantaranya data dikumpulkan untuk
memudahkan dalam menjelaskan objek yang diaudit, untuk mengukur output dan dampak
dari bidang audit, menguji hipotesis, dan menjelaskan mengenai kinerja atau kekurangan
dari kinerja auditee.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memperoleh bukti pemeriksaan sebagai
pendukung temuan pemeriksaan dan simpulan pemeriksaan. Selain itu, berdasarkan
bukti-bukti yang sudah diuji, pemeriksa dapat:

1. mengembangkan hasil pengujian untuk menilai apakah kinerja entitas yang diperiksa
telah sesuai dengan kriteria atau tidak;
2. mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan pemeriksaan;
3. mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja
entitas; dan
4. memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan kesimpulan
pemeriksaan.

5 Jenis bukti audit


Jenis- jenis bukti audit laporan keuangan dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Bukti fisik
Bukti fisik banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud terutama kas dan persedian.
Pemeriksaan langsung oleh auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling
objektif dalam menentukan kualitas aktiva yang bersangkutan.
2) Bukti konfirmasi
Bukti konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi tingkat reabilitasnya. Hal ini
dikarenakan bukti informasi berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung.
3) Bukti dokumenter
Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Bukti documenter
berupa notulen rapat, faktur pembelian, dan kontrak proyek.
4) Catatan akuntansi
Catatan akuntansi berupa jurnal dan buku besar, merupakan sumber data yang digunakan
untuk membuat laporan keuangan.
5) Bukti surat pernyataan tertulis
surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani satu individu yang
bertanggung jawab memiliki pengetahuan mengenai rekening, kondisi atau kejadian tertentu.
6) Bukti matematis
Bukti matematis diperoleh auditor melalui pengulangan pekerjaan klerikal yang telah
dilakukan klien.bukti matematis merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif. Bukti ini
dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien.
7) Bukti lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pekerjaan auditor sehingga auditor berkesempatan mengajukan
pertanyaan secara lisan.
8) Bukti analitis dan perbandingan
Bukti analitis merupakan bukti yang diperoleh dari perbandingan dan hubungan antar data
yang menentukan apakah saldo akun yang disajikan cukup masuk akal. Bukti analitis
mencakup penggunan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran standar akuntan
kinerja atau kondisi alokasi umum.
9) Struktur pengendalian internal
Struktur pengendalian internal dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat
dipercaya tidaknya data akuntansi
10) Bukti elektronik

Bukti elektronik yang dimkasud adalah informasi yang dihasilkan oleh alat
elektronik yang digunakana auditor sebagai dasar dalam memberikan pendapat
tentang penegasan.Yang termasuk bukti elektronik meliputi penggunaan computer,
sensor, magnetic, media, scanner

6 Teknik- Teknik Pengumpulan Bukti


Dalam mengumpulkan bukti audit, auditor dapat menggunakan teknik-teknik sebagai
berikut :

a Sebagai Review Dokumen


Metode ini paling dikenal dalam dunia audit dan memiliki tingkat keyakinan yang
tinggi. Tetapi kelemahan dari metode ini antara lain membutuhkan waktu yang cukup
lama serta tenaga pikiran yang lebih besar. Metode ini juga tidak memberikan bukti fisik.
b Wawancara (Permintaan Keterangan)
Wawancara dilakukan auditor untuk memperoleh, melengkapi dan atau meyakini
informasi yang dibutuhkan terkait dengan tujuan audit. Kelebihan dari wawancara adalah
dapat mengetahui emosi pihak yang diwawancarai serta dapat menganalisis kemungkinan
penyebabnya. Kekurangannya adalah hasil wawancara perlu diperkuat dengan sumber
lainnya, menuntut keahlian interpersonal dan kemungkinan adanya
jawaban mendua. Proses wawancara pada dasarnya meliputi tiga hal yaitu:
1 Merencanakan dan mempersiapkan wawancara
2 Membuka, melaksanakan dan menutup wawancara
3 Mencatat dan menganalisis hasil wawancara c Kuesioner
Kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh masukan mengenai mutu pelayanan
dan menganalisis sebab-akibat. Kelebihannya adalah efektif untuk memperoleh pendapat
dari banyak orang dan meberikan tingkat keyakinan yang cukup tinggi.
Kekurangnya adalah butuh waktu dan kadang sulit membuat kesimpulan.
c Observasi Fisik
Observasi dapat dilakukan dengan bentuk pemotretan, perekaman dan pengambilan
contoh fisik objek tang dilakukan oleh auditor. Kelebihyan adalah meberikan keyakinan
yang tinggi mengenai keberadaan suatu aset dan dapat mengetahui konsekuensi jika
kriteria tidak dipenuhi. Kekurangan adalah lokasi yang sulit dikunjungi dan perlu
dikuatkan dengan sumber lain.

7 Pengujian Bukti Audit


Bukti yang telah diperoleh dengan berbagai metode harus diuji. Metodologi meliputi tidak hanya
sifat dan prosedur yang dijalankan auditor namun juga sejauh mana prosedur tersebut harus dilakukan.
Secara terminologi menurut kamus besar bahasa Indonesia pengujian berasal dari kata uji
yang berarti proses,cara,pemeriksaan atau transaksi keuangan. Pengujian dalam audit berkaitan
dengan kewajaran penajian laporan keuangan dan materialitas. Kewajaran laporan keuangan
dinilai berdasarkan asersi eksekutif.
Sedangakan aspek materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya. Waktu pengujian dapat
dilakukan sebelum tanggal neraca, saat tanggal neraca, dan setelah tanggal neraca.

Waktu Pengujian:
 Sebelum Tanggal Neraca
 Menjelang Tanggal Neraca
 Saat Tanggal Neraca
 Sesudah Tanggal Neraca

Luas Pengujian:

 Sedikit Sampel
 Banyak Sampel
 Seluruh Sampel

Di didalam pengujian audit, terdapat dua kelompok istilah, yaitu kontroversial dan istilah
nonkontroversial.

a. Istilah Kontroversial
1) Pengawasan dan Pengendalian
“Pengawasan” adalah segala yang berkaitan dengan dengan proses pemilikan, penjagaan
serta pengarahan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, agar objek yang diawasi berjalan
menurut semestinya.“Pengendalian” adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup
pengawasan atas kemajuan kegiatan serta pemanfaatan hasil pengawasan tersebut untuk
melaksanakan tindakan korektif dalam rangka mengarahkan pelaksanaan kegiatan agar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2) Audit dan Pemeriksaan
Dalam hal ini audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi.
3) Audit Keuangan dan Audit Umum
Audit umum bukanlah merupakan suatu jenis audit, penggunaan audit umum harus
diartikan sebagai istilah yang menggambarkan sifat Financial Audit yaitu yang mencakup
sasaran menyeluruh meliputi aktiva, hutang, dan modal.
4) Audit Operasional, Audit Manajemen, Audit atas Program, dan Audit kinerja
Audit kinerja secara subtansial tidak berbeda dengan Audit Operasional yang
didalamnya mencakup pengertian Audit Manajemen dan Audit atas Program, dalam hal ini
sama-sama mengandung unsur evaluasi atas efektivitas.
5) Audit Komprehensif
Audit komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan menetapkan berbagai tipe
audit, seperti audit atau laporan keuangan, audit kinerja, dan atau audit lainnya atas berbagai
aspek yang menjadi linkup adil dalam suatu penugasan audit.
6) Pemeriksaan Serentak (Pemtak)
Pelaksanaan serentak tidak tepat dikatakan sebagai jenis audit melainkan hanya
merupakansalah satu teknis yang mencerminkan waktu atau saat auditor melaksanakan audit.
7) Pemeriksaan Kemudian (Post Audit)
Pemeriksaan Kemudian adalah audit yang dilakukan ketika periode akuntansi untuk
seluruh kegiatan yang diaudit telah selesai, dengan kata lain telah tersedia asersi manejemen
yang akan diverifikasi, atau kejadian yang telah selesai.
8) Audit Khusus (Special Audit)
Audit Khusus adalah audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat khusus.
Dengan demikian audit khusus yang bertujuan menilai kasus tidak lancarnya pelaksanaan
pembangunan dapat digunakan istilah audit khusus atau ketidaklancaran pelaksanaan
pembangunan.
9) Pengawasan Aspek Strategi
Pengawasan Astra merupakan istilah dari audit Operasional atau Audit atas Program
dengan lingkup tertentu yang sifatnya strategis atau sebagai hal yang strategis dari
kebijaksanaan pemerintah.
10) Evaluasi
Secara historis, evaluasi merupakan bagian dari langkah audit yang terstandarkan, namun
telah berkembang sehingga meliputi kegiatan penilaian dalam arti luas.
11) Pengawasan Sejak Tahap Perencanaan
Pengawasan Sejak Tahap Perencanaan merupakan suatu upaya penerapan prinsip
pengendalian manajemen dalam tiap tahap proses perencanaan pembangunan
untukmeyakinkan bahwa perencanaan pembangunan terdokumentasi, dapat diverifikasi dan
dapat dipertanggungjawabka.
12) Pengawasan Melekat (Waskat)
Waskat bukanlah sesuatu yang dapat dipisahkan dari organisasi dan manajemen, dalam
hal ini waskat melekat pada sistem yang dikembangkan. Pengawasan atasan langsung
merupakan sub sistem pengawasan berupa supervisi dari atasan kepada bawahan.
13) Pengawasan Fungsional (Wasnal)
Pengawasan Fungsional menunjkan pengawasan yang dilakukan oleh orang atau
lembaga yang ditugaskan khusus untuk fungsi pengawasan.

14) Pengawasan Masyarakat (Wasmas)


Pengawasan Masyarakat adalah merupakan usaha pengikutsertaan masyarakat dalam
pengawasan agar kebijakan pembangunan berjalan sebagaimana mestinya, dan mengandung
maksud mendorong akuntabilitas publik.
b. Istilah Non Kontroversial
1) Tax Auditing
Istilah Tax Auditing hendaknya disebut dengan istilah audit pajak yang didefinisikan
sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengelolah data dan
atau keterangan lainnya.
2) Fraud Audit
Fraud Audit hendaknya disebut dengan istilah audit atas kecurangan, yang dapat
didefinisikan sebagai audit khusus yang dimaksudkan untuk mendeteksi dan mencegah
terjadinya penyimpangan atau kekurangan atas transaksi keuangan.
3) Social Audit
Social Audit adalah audit yang menyangkut pemantauan, penilaian, dan pengukuran
prestasi organisasi dan keterlibatannya dengan masalah-masalah sosial.
4) Quality Audit
Quailty audit atau audit mutu dapat didefenisikan sebagai suatu pemerikasaan yang
sistematik dan independen untuk menentukan apakah kualitas aktifitas dan pencapaian hasil
sesuai dengan rencana yang sudah dirancang, dan apakah rancangan tersebut dapat
diimplementasikan secara efektif dalam pencapaian tujuan.
5) Single Audit
Single audit bukanlah jenis audit, melainkan merupakan pendekatan yang digunakan
untuk melaksanakan audit secara efisien.

6) Risk Based Audititng


Risk based auditing atau audit berpeduli resiko adalah suatu audit yang dimulai dengan
proses penilaian resiko audit, sehingga dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
auditnya lebih difokuskan pada area-area penting yang beresiko dari penyimpangan,
kekurangan.
7) Legal Auditing
Legal audit atau audit kekuatan adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan
apakah kegiatan suatu entitas itu sesuai atau tidak dengan standar atau kebijakan yang
dikeluarkan manajemen atau hukum dan peraturan pemerintah yang berlaku.
8) Due Diligence Audit
Due diligence audit didefenisikan sebagai suatu audit yang mendalam dan menyeluruh
dari segala aspek yang diarahkan untuk suatu tujuan tertentu, agar dapat melindungi
kepentingan klien (umumnya dikalangan perbankan).
9) Audit Lingkungan
Audit lingkungan adalah proses verifikasi sistematis dan terdokumentasi terhadap
perolehan dan evaluasi buktiaudit yang dilakukan secara objektif untuk menentukan bahwa
suatu aktivitas lingkungan, kejadian, kondisi, sistem manajemen, atau informasi tertentu
tentang maslah lingkungan sesuai dengan kriteria audit, dan melaporkan hasil dari proses itu
kepada klien.
10) Katalisator
Katalisator dalam internal auditing merupakan suatu fungsi auditor internal untuk
membantu organisasi secara langsung dalam mempercepat penyelesaian suatu masalahdan
pencapaian tujuan sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya.
11) Objek Pemeriksaan (Obrik)
Istilah obrik tidak hanya dimaksudkan sebagai entitas ekonomi atau instansi yang diaudit
tetapi dapat berupa aktivitas, program, fungsi, atau operasi suatu entitas yang dinilai
mempunyai masalah audit yang potensial.
12) Electronic Data Procesing (EDP) Audit
EDP audit adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti untuk menetapkan
apakah sistem (pembukuan) komputer dapat mengamankan harta, menjaga integritas data,
tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dengan penggunaan sumber - sumber daya
secara efisien.
13) Audit Eksternal dan Audit Internal
Audit eksternal adalah suatuproses pemeriksaan yang sistematik dan objektif yang
dilakukan oleh auditor eksternal (Independen) terhadap laporan keuangan suatu organisasi atau
unit organisasi lain dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran keadaan
keuangan dan hasil usaha organisasi.
Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan
mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota manajemen dalam
mengelola secara efektif pertanggungjawaban dengan cara menyediakan analaisis, penilaian,
rekomendasi dan komentar-komentar yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang
ditelaah.
14) Audit Pemerintah
Audit pemerintah adalah pengawasan terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan
pemerintahan, dengan presiden selaku top eksekutif yang menjalankan pemerintahannya ssuai
amanat stakholder.
15) Audit Independen
Audit Independen adalah pengawasan yang dilakukan dengan sikap mental yang tidak
memihak, kecuali kepada fakta yang didapat dalam proses pelaksanaan audit.

8 Tujuan dan Manfaat Pengujian Bukti Audit


Berdasarkan bukti-bukti audit yang sudah diuji, auditor dapat melakukan hal-hal berikut :
1 Mengembangkan hasil pengujian
2 Mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkan dengan tujuan audit tersebut
3 Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas
tersebut
4 Memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan simpulan audit
9 Langkah-langkah Pengujian Bukti Audit

Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan pengujian bukti audit adalah :

Menentukan teknik pengujian


Dalam menguji bukti audit, auditor dapat menggunakan teknik-teknik pengujian
antara lain wawancara, inspeksi, konfirmasi, review analitis. Dalam menentukan
penggunaan suatu teknik pengujian bukti, auditor perlu mempertimbangkan jenis dan
sumber bukti yang diuji, waktu, dan biaya yang diperlukan untuk menguji bukti.
1 Membandingkan hasil pengujian bukti-bukti audit dengan kriteria audit
2 Mengidentifikasi sebab akibat
3 Mengidentifikasi usulan dan rekomendasi atas temuan

Data-data pemeriksaan keuangan kinerja yang diperoleh selama pemeriksaan


kinerja diuji untuk meyakinkan apakah suatu organisasi/program/fungsi pelayanan publik
mempunyai pengendalian yang baik atau tidak; apakah suatu entitas mematuhi ketentuan
perundang- undangan; atau apakah terdapat dugaan kecurangan di dalam entitas yang
diperiksa

10 Teknik Analisis Bukti Audit


Menurut I gusti Agung Rai, teknik analisis bukti audit terdiri dari:
1. Model logika program
2. Membuat perbandingan dengan rasio
3. Distribusi data
4. Analisis regresi
5. Analisis manfaat-biaya
6. Simulasi dan pemodelan
7. Analisis isi dari data kualitatif
8. Analisis arus kerja dan arus komunikas
BAB III
KESIMPULAN
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
yang layak untuk menyatakan pendapatnya.Kemudian, Keputusan auditor mengenai bukti
pendukung audit dapat dipisahkan menjadi empat golongan, yaitu; (1) Prosedur audit mana
yang akan digunakan; (2) Jumlah sampel yang akan dipilih untuk suatu prosedur tertentu;
(3) Item (transaksi) mana yang akan dipilih dari keseluruhan data/populasi; dan (4) Kapan
prosedur-prosedur itu akan dilaksanakan.
Ada tiga faktor penentu dari bukti yang meyakinkan adalah kompetensi, kecukupan
dan ketepatan waktu. Perhatikan bahwa faktor yang disebutkan terdahulu diambil langsung
dari standar ketiga kerja lapangan, yaitu hasil gabungan serta masalah biaya dan
meyakinkannya bukti.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kemudian, dalam memutuskan
prosedur audit aman yang akan digunakan, ada tujuh kategori umum bukti audit yang dapat
dipilih oleh auditor, yaitu; pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, observasi,
pertanyaan terhadap klien, ketepaan mekanis dan prosedur analitis.
DAFTAR PUSTAKA
Aliman, P, L. Dorinda M, N. Julia R, M. & Yustina I, A. (2018). MAKALAH AUDIT
SEKTOR PUBLIK PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK. PRODI
AKUNTANSI, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, UNIVERSITAS NUSA
CENDANA, KUPANG
Hopia, A. (2021). PELAKSANAAN AUDIT KINERJA PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN
BUKTI AUDIT Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik.
Diakses pada 6 September 2021. Dari https://pdfcoffee.com/324735552-paper-
pengumpulan-dan-pengujian-bukti-audit-pdf-free.html
Krisnawan. (2021). Pengujian dan Pengumpulan Bukti Audit. Diakses pada 7 September
2021. Dari https://pdfcoffee.com/pengujian-dan-pengumpulan-bukti-audit-pdf-
free.html

Makalah Auditing Bukti Audit. (2017). Diakses pada 8 September 2021. Dari
http://makalahku05.blogspot.com/2017/06/makalah-auditing-bukti-audit.html?m=1#

Anda mungkin juga menyukai