Anda di halaman 1dari 12

Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat

Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009


:: Idup Suhady

TELAAH SINGKAT STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI PERANGKAT


PEMERINTAHAN NASIONAL
PASCA PEMILU 2009

Idup Suhady
Lembaga Administrasi Negara Jakarta
Jl. Veteran No. 10 Jakarta

A Brief Review on Government Organization Design and Structure


After General Election 2009

Abstract
The design and structure of government organization become very important in picturing sorts of needed government
institutions, their roles and responsibilities, authorities, and interaction among institutions. They also function as a formal
instrument for implementing public policy within the state. Therefore, a review on government organization design and
structure in this context is considered very crucial.
The writer recognizes the fact that design and structure of government organization cannot be apart from certain political
interest in the name of people’s will. The members of Ministerial Board formed by the elected president of General Election 2009
stem from political parties or a group of political parties backing the candidates of president and vice president. Without
disregarding the important dimension of political interest, this writing focuses more on the view point of public administration.
This review employs Law No 39 Year 2008 and Presidential Regulation No 47 Year 2009 about State Ministry as the main
formal-normative reference.
Keywords: Government organization, general election, public administration, public policy.

A. PENDAHULUAN Upaya pembenahan tersebut yang menghasilkan


Robbins dalam tulisannya Teori Organisasi struktur dan desain organisasi dilakukan dengan
(Struktur Desain dan Aplikasinya) antara lain istilah yang bermacam-macam seperti penataan,
menyatakan bahwa: “Struktur organisasi berkenaan penyempurnaan, penyederhanaan, penggabungan,
dengan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor penghapusan, pemisahan unit organisasi,
kepada siapa, dan bagaimana mekanisme koordinasi perubahan nomenklatur dan sebagainya.
formal serta pola interaksi yang akan diikuti, Kesemuanya diharapkan agar satuan organisasi
sedangkan desain organisasi berkenaan dengan kegiatan pemerintah mampu menghandle beban kerja
kontruksi dan mengubah struktur organisasi untuk guna mendukung kelancaran jalannya roda
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Mengkonstruksi pemerintahan secara efektif, efisien dan produktif
dan mengubah sebuah organisasi sama dengan dalam artian berkinerja tinggi.
membangun dan memperbaharui organisasi yang Di era pemerintahan Orde Baru pembenahan
dimulai dengan tujuan akhir. Perancang kemudian kelembagaan pemerintah baik pusat maupun daerah
menciptakan cara atau rencana untuk mencapai merupakan bagian dari “over-all administrative
tujuan itu. Pada pembentukan organisasi, rencana reform”, yang bersifat continuous dalam mendukung
(cetak biru) atau dokumen itu adalah bagan pembangunan nasional. Hal itu bisa ditelaah dalam
organisasi” (1994). Kerangka pemikiran yang dokumen Repelita I sampai dengan Repelita ke VI
demikian melandasi telaahan singkat ini, yang karena Repelita ke VII tidak sempat berlangsung
diharapkan dapat memperkaya khasanah pengeta- mengingat kemudian bergulir “Era Reformasi
huan teori dalam praktik public administration di Nasional di segala bidang kehidupan bermasyarakat,
Indonesia, terkait dengan pengembangan ilmu berbangsa dan bernegara. Dalam era reformasi inipun
administrasi negara yang perlu terus didorong. perubahan kelembagaan terus berlangsung dalam
Pembenahan perangkat pemerintah dalam platform “Reformasi Birokrasi” untuk memperoleh
pengertian kelembagaan dari segi teori organisasi struktur dan desain yang dipandang tepat. Proses
yang meliputi struktur, desain organisasi dan pembenahan melibatkan para “elit politik” di tataran
aplikasinya dalam kerangka sistem administrasi lembaga legislatif dan eksekutif penyelenggara
(pemerin-tahan) negara Republik Indonesia dapat kekuasaan pemerintahan negara.
ditelusuri pada berbagai peraturan perundangan Sebagaimana diketahui bahwa dalam discipline
seperti: Keputusan Presidium Kabinet, Keputusan ilmu public administration suatu departemen ataupun
Presiden, Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah, kementerian adalah merupakan organisasi/lembaga
Undang-Undang bahkan dalam Konstitusi, baik yang berfungsi antara lain sebagai wadah kegiatan
sebelum maupun pasca amandemen UUD 1945. pengelolaan kebijakan publik. Dalam istilah ilmu

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 25


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

public administration, politik negara dan politik Non Departemen (Kementerian) dalam konteks
pemerintah seperti yang termuat dalam penjelasan hubungan fungsional dengan Kementerian Negara
UUD 1945 (sebelum amandemen), menurut Djamin dalam sistem kelembagaan pemerintahan Negara
(2003) disebut “public policy”, yang semenjak empat Republik Indonesia.
dekade terakhir merupakan bidang yang cukup
penting dalam studi public administration.
Public policy making merupakan fungsi pemerintah B. KELEMBAGAAN PERANGKAT PEMERIN-
yang sangat penting, namun juga yang tersukar, TAHAN SAAT INI
karena membutuhkan penelitian yang cermat, Eksistensi lembaga (organisasi) pemerintah dalam
menyentuh berbagai bidang urusan pemerintahan sistem penyeleng-garaan kekuasaan pemerintahan
dan saling berkaitan yang menuntut pendekatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada
sistem dan berdampak sistemik pula. tataran lembaga eksekutif ditinjau dari optik public
Seluruh kebijakan (ada yang menyebut kebijakan administration meliputi perangkat pemerintah pusat
pemerintah), pada umumnya dirumuskan dalam dan perangkat pemerintah daerah. Perangkat
peraturan perundangan dan harus konsisten satu pemerintah yang disebut terakhir terbentuk sebagai
dengan yang lainnya (mutually consistent policies). konsekuensi pelaksanaan kebijakan desentralisasi
Tampaknya eksistensi kelembagaan perangkat dalam NKRI yang melahirkan Pemerintah Daerah
pemerintah sebagai wadah pelaksanaan public policy Provinsi, Kabupaten dan Kota. Pemerintah daerah
itu tidak akan steril dari pertimbangan dan tersebut melalui perangkatnya menyelenggarakan
kepentingan politik tertentu, mengingat proses otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerin-
kebutuhan dan pembentukan serta tujuannya tahan yang oleh undang-undang ditetapkan sebagai
berkaitan dengan pernyataan kehendak rakyat yang urusan pemerintah pusat. Dengan demikian
termuat dalam konstitusi negara. Mengapa demikian? eksistensi kelembagaan perangkat pemerintahan baik
Karena kabinet yang akan dibentuk oleh Presiden di tingkat pusat maupun daerah ditentukan oleh
terpilih hasil Pemilu 2009 merupakan Dewan Menteri dimiliki atau tidak dimilikinya sesuatu urusan
(sejumlah menteri yang terorganisasikan) yang pemerintahan oleh pemerintah pada kedua level
kandidat anggotanya ditengarai berasal dari partai pemerintahan tersebut di atas. Telaahan ini
politik atau gabungan partai politik peserta pemilu selanjutnya dibatasi pada kelembagaan level
pengusung pasangan calon Presiden dan Wakil pemerintah pusat, yang otoritasnya berlingkup
Presiden yang bersangkutan. Menteri-menteri itu nasional.
dalam jabatan politik dengan style leadership-nya Pada intinya dalam praktek penyelenggaraan
masing-masing akan memimpin Kementerian pemerintahan sebelum berlakunya Undang-Undang
Negara, yaitu lembaga yang mengelola urusan No. 39 Tahun 2008. Presiden dibantu oleh sejumlah
pemerintahan di bidang tertentu sebagai perangkat menteri negara yang memimpin suatu lembaga
pemerintah pusat yang membantu Presiden dalam pemerintah. Lembaga pemerintah tersebut ada yang
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara. diberi nomenklatur “departemen” dan ada pula yang
Telaahan dalam tulisan ini bersifat akademik, diberi nomenklatur “kementerian”. Setiap lembaga
dalam ranah public administration terlepas dari itu mengelola urusan pemerintahan di bidang
kepentingan politis tertentu, sekalipun tidak dapat tertentu yang menjadi beban tanggung jawab menteri
disangkal bahwa organisasi pemerintahan dalam yang bersangkutan. Dalam bahasa konstitusi
artian dinamis sebagai salah satu unsur pokok dan rumusannya: “setiap menteri membidangi urusan
tool of public administration dalam mencapai tujuan tertentu dalam pemerintahan” (Pasal 7 UUD 1945).
negara selalu dipengaruhi oleh dinamika politik yang Secara semantik istilah “urusan tertentu dalam
berkembang dalam proses penyelenggaraan pemerintahan” (bukan urusan pemerintahan di
pemerintahan/negara dan pembangunan setiap bidang tertentu) dapat ditafsirkan sebagai berikut:
bangsa. Mengingat dalam praktik pemerintahan di 1. Urusan yang termasuk kedalam tugas pokok
Indonesia selain kementerian negara terdapat pula organisasi (line function) yang berhubungan
satuan organisasi pemerintah yang disebut lembaga langsung dengan kegiatan pencapaian tujuan
pemerintah non departemen yang berperan penting negara dalam rangka pemenuhan kebutuhan/
dalam menunjang kelancaran pemerintahan, maka hak-hak rakyat (pelayanan publik).
telaahan inipun meliputi eksistensi dari perangkat 2. Urusan bersifat internal pemerintah dalam rangka
pemerintah tersebut. menunjang kelancaran, ketertiban, efisiensi,
Telaahan kelembagaan perangkat pemerintah efektifitas pelaksanaan urusan pemerintahan
pasca Pemilu 2009 ini utamanya berkenaan dengan dalam mencapai tujuan negara. Seperti misalnya
Kementerian Negara akan membahas struktur dan personil, organisasi dan manajemen, kearsipan,
desain organisasi dengan referensi Undang-Undang perkantoran yang kesemuanya termasuk dalam
No. 39 Tahun 2008 dan Peraturan Presiden No. 47 tugas bantuan (staf function atau bidang
Tahun 2009 menyangkut Kementerian Negara. administrasi/manajemen)
Telaahan juga menyinggung Lembaga Pemerintah

26 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

Oleh karena itu dalam konteks ilmu public Negara di bidang tertentu sebagai staf Presiden
administration istilah urusan pemerintahan perlu dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil
diberikan batasan atau pengertian yang jelas, guna institusional dan manajerial kepemerin-
mengingat dalam Undang-undang No. 39 tahun tahan oleh Presiden selaku kepala lembaga
2008 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan eksekutif. Menteri Negara ini tidak memimpin
“urusan pemerintahan” adalah setiap urusan departemen pemerintahan.
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Undang- Sebenarnya antara nomenklatur Departemen dan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Kementerian tidaklah berbeda. Istilah “department”
1945". Namun rumusan pengertian urusan dipakai di USA, sedangkan “ministry” di Belanda
pemerintahan dalam produk hukum tersebut tidak yang keduanya karena pengaruh perkembangan
ditemukan. Secara akademik kerancuan semantik ini public administration yang berlangsung di negara-
perlu dibenahi karena setiap disiplin ilmu negara Anglo-Saxon dan Eropa Continental.
mempunyai terminologi tertentu yang digunakan Kementerian tentunya berbeda dengan Kantor
secara konsisten dan bisa bermakna lain dalam Menteri Negara yang Menterinya disebut Menteri
tinjauan disiplin ilmu yang berbeda. zonder portofolio dalam konteks struktur dan desain
Kembali pada perihal perangkat pemerintah yang organisasinya.
membantu Presiden. Disamping Menteri Negara, Djamin (2003) menyinggung hal ini sebagai
Presiden juga dibantu oleh sejumlah Kepala Lembaga berikut:
Pemerintah Non Departemen (LPND) yang bidang “Dalam era reformasi, yang seharusnya
tugasnya tidak tercakup atau tidak merupakan tugas memperbaiki yang kurang baik sekarang malah
pokok Departemen/Kementerian dan atau bersifat terdapat dua nomenklatur sekaligus, yaitu
lintas instansi. Dari sudut struktur atau desain Departemen dan Kementerian. Nomenklatur
organisasi Kepala LPND ini berada di bawah dan Kementerian justru diberikan pada menteri-menteri
bertanggung jawab kepada Presiden. Namun dalam Negara zonder portofolio, yaitu Menko dan Menneg.
hal tertentu antara lain dalam penyusunan kebijakan Dahulu nomenklaturnya “Kantor Menteri Negara”.
yang terkait instansi lain dan dalam pemecahan Titulatur di masa lalu yang berlaku untuk Menteri
masalah-masalah pelaksanaan kebijakan tertentu, yang tanpa portofolio tersebut adalah “Menteri
Kepala LPND berada dalam koordinasi fungsional Negara”, sedangkan bagi menteri yang memimpin
Menteri Negara tertentu. Artinya mekanisme Departemen “Menteri” saja, seperti Menteri
hubungan antara kedua pejabat itu bukan hirarkikal Pertanian, Menteri Pertahanan dan sebagainya.
(atasan dan bawahan). Mekanisme koordinasi yang Nomenklatur dan titulatur telah ditertibkan pada
formal ini penting terutama guna mengurangi terlalu permulaan zaman orde baru, sebagai koreksi
luasnya rentang kendali (span of control/span of terhadap kesimpangsiuran sebelumnya.
management) dari Presiden terhadap para Nomenklatur dan titulatur dalam aparatur
pembantunya. Oleh karena itu penentuan jumlah pemerintahan perlu dibakukan agar dimengerti oleh
keseluruhan kementerian yang akan dibentuk masyarakat luas dan dapat dipelajari di lembaga-
haruslah didasarkan atas kajian yang cermat. lembaga pendidikan. Mengapa selama ini di
Pemberian nomenklatur (penamaan unit) Departemen terdapat Direktorat-direktorat Jenderal
“Departemen” dan atau “Kantor Menteri Negara” sedangkan di Kantor Menteri Negara Asisten-
dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan Asisten? Ini semua diatur setelah ada penelitan yang
selama ini sebelum terbitnya undang-undang cukup mendalam
Kementerian Negara tidaklah tanpa reasoning. Studi Dari sudut organisasi, persoalan struktur dan
empiris terhadap penyelenggaraan pemerintahan desain kedua jenis perangkat pemerintahan itupun
(praktek public administration) di Indonesia sangatlah berbeda. Misalnya pada Departemen
khususnya bidang keorganisasian dalam rangka terdapat Direktur Jenderal dan Sekretariat Jenderal
penjabaran ketentuan UUD 1945 (sebelum tetapi pada Kantor Menteri Negara (Menko dan
amandemen) pasal 17 ayat (3), dibedakan adanya Meneg) terdapat Asisten (kemudian diubah menjadi
nomenklatur “Departemen”, dan “Kantor Menteri Deputi) Menteri dan Sekretaris Menteri Negara,
Negara” (kemudian disebut Kementerian), karena sekarang jabatan itu menjadi unit dengan
adanya pembedaan jenis dan sifat pelaksanaan tugas nomenklatur Sekretariat Kementerian Negara yang
dari kedua lembaga itu. Pembedaan itu tidak dikepalai oleh Sekretaris Kementerian Negara.
bertentangan dengan konstitusi, karena berdasarkan Penggunaan nomenklatur dan titulatur yang
ketentuan konstitusi, Presiden mengangkat : berbeda dalam struktur dan desain Kementerian
1. Menteri Negara yang diberi wewenang public dengan Departemen dapat dipahami karena dalam
policy making, pelaksana pouvoir executive. Menteri perkembang-annya landasan yuridis pembentukan
(Negara) ini memimpin departemen dan pengubahan/penataannya ditetapkan dalam
pemerintahan. produk hukum yang berbeda diantaranya:
2. Menteri (Negara) non porto folio (zonder portofolio) a. Keputusan Presiden No. 44 Tahun 1974, yang
seperti Menteri (Negara) Koordinator dan Menteri mengatur Pokok-Pokok Organisasi Departemen.

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 27


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

b. Keputusan Presiden No. 101 Tahun 2001, yang Menyongsong dilaksanakannya undang-undang
mengatur tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, tentang Kementerian Negara sebagai amanat
Kewenangan dan Struktur Organisasi dan Tata konstitusi (UUD Negara RI 1945) Pasal 17, tampaknya
Kerja Menteri Negara. pemerintah telah bersiap diri melakukan perubahan
c. Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2001 tentang kebijakan bidang kelembagaan dengan meluncurkan
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 yang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri mengintegrasikan berbagai pengaturan kelembagaan
Negara Koordinator. Kementerian Koordinator, Kementerian Negara dan
d. Keputusan Presiden No. 102 Tahun 2001 tentang Departemen-Departemen yang eksis dalam satu
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan dan paket kebijakan yang sebelumnya ditetapkan secara
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen. sendiri-sendiri. Struktur dan desain organisasi
e. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang kementerian dalam Peraturan Presiden No. 9 Tahun
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi 2005 ditengarai akan menjadi pola pengorganisasian
dan Tata Kerja Kementerian Negara. kemen-terian dalam Kabinet Pasca Pemilu Presiden
Dalam rangka transisi pelaksanaan pasal 17 dan Wakil Presiden 2009, sebagai pelaksanaan
UUDNRI 1945, dalam hal ini Undang-undang Undang-Undang No. 39 Tahun 2008, dengan
tentang Kementerian Negara sebagaimana disebut penyesuaian-penyesuaian yang dipandang perlu
dimuka, penertiban nomenklatur dan titulatur yang sebagai rambu-rambu dalam menata kelembagaan
berimplikasi pada pembedaan struktur dan desain para Menteri pembantunya.
organisasi perangkat pemerintah pusat yang disebut Sebelum lahirnya undang-undang Kementerian
Departemen dan Kementerian hendaknya dilakukan Negara Presiden melalui hak prerogatifnya
secara tepat dan konsisten disertai sosialisasi yang mempunyai kebebasan penuh untuk mengangkat
luas agar dipahami oleh seluruh aparatur dan pihak- sejumlah Menteri pimpinan Kementerian tanpa batas.
pihak yang menaruh perhatian. Namun undang-undang tersebut di atas dengan
Pembedaan nomenklatur (departemen dan tegas membatasi jumlah keseluruhan kementerian
kementerian) yang pada gilirannya menimbulkan paling banyak 34 buah. Secara otomatis ketentuan
perbedaan titulatur dalam desain organisasi, itu merupakan pagu untuk menentukan jumlah
mestinya juga menjadikan struktur dan desain yang Menteri Negara (termasuk jumlah Departemen/
berbeda antara keduanya. Kelembagaan kementerian Kementerian) yang menjadi Pembantu Presiden
negara yang ruang lingkup tugasnya berkenaan terpilih dalam menetapkan desain Kabinetnya.
dengan perumusan kebijakan dan koordinasi Penetapan batas jumlah/pagu Kementerian ini
pelaksanaan kebijakan dibidangnya, demikian juga sangat signifikan dalam rangka mencegah
Kementerian Koordinator, ruang lingkup tugasnya pengembangan organisasi birokrasi pemerintahan
berkenaan dengan koordinasi dalam perencanaan, yang tidak terkendali.
penyusunan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan Sebelum berlakunya Undang-Undang nomor 39
kebijakan dari sudut jumlah unit dan jenjang Tahun 2008, Departemen berjumlah 20 buah
hierarkhi mestinya tidak akan seperti struktur sedangkan Kemen-terian Negara 10 buah dan
organisasi Departemen. Dengan perkataan lain Kementerian Koordinator 3 buah. Dengan demikian
bentuk dan susunan jabatan/organisasi Kementerian jumlah keseluruhan lembaga pembantu Presiden
itu lebih ramping/sederhana dibanding Departemen. yang dipimpin oleh Menteri yang seluruhnya disebut
Studi empirik yang dilakukan menunjukkan Kementerian Negara adalah sebanyak 33 buah. Secara
susunan organisasi Departemen dan Kementerian berturut-turut berdasarkan Peraturan Presiden No. 9
makin bertambah besar, karena makin bertambahnya Tahun 2005, nomenklaturnya adalah sebagai berikut:
jenjang dan jumlah jabatan struktural di kedua 1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum
kelembagaan perangkat pemerintah tersebut. dan Keamanan.
Kebijakan desentralisasi yang memberikan otonomi 2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
daerah seluas-luasnya melalui Undang-Undang No. 3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan Rakyat.
dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, 4. Departemen Dalam Negeri.
mengisyaratkan semakin banyaknya urusan 5. Departemen Luar Negeri.
pemerintahan yang harus diserahkan kepada daerah. 6. Departemen Pertahanan.
Konsekuensi dari hal itu ialah bahwa beban kerja 7. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
penanganan jumlah urusan oleh perangkat 8. Departemen Keuangan.
pemerintahan nasional harus makin kecil, sehingga 9. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
jumlah keseluruhan departemen/Kementerian bisa 10. Departemen Perindustrian.
lebih sedikit dan unit-unit organisasinya lebih 11. Departemen Perdagangan.
sederhana. Inilah mestinya indikator “perampingan 12. Departemen Pertanian.
birokrasi”, dalam platform reformasi birokrasi dapat 13. Departemen Kehutanan.
terejawantahkan secara riil. 14. Departemen Perhubungan.

28 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

15. Departemen Kelautan dan Perikanan. b. Direktorat Jenderal, jumlahnya ditentukan


16. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja.
17. Departemen Pekerjaan Umum. Unsur pelaksana ini terdiri dari Sekretariat
18. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal dan paling banyak lima
19. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat. Sekretariat Direktorat Jenderal,
20. Departemen Sosial. terdiri dari paling banyak empat Bagian dan
21. Departemen Agama. Bagian terdiri dari paling banyak tiga
22. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Subbagian. Selanjutnya Direktorat terdiri dari
23. Departemen Komunikasi dan Informatika. paling banyak lima Sub Direktorat dan Sub
24. Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Bagian Tata Usaha, sedangkan Sub Direktorat
25. Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil terdiri dari dua Seksi.
dan Menengah. c. Inspektorat Jenderal, sebagai unsur
26. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. pengawasan, secara struktural terdiri dari
27. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan. Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling
28. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur banyak empat Inspektorat. Sekretariat
Negara. Inspektorat Jenderal, terdiri dari paling banyak
29. Kementerian Negara Pembangunan Daerah empat Bagian, sedangkan Bagian terdiri dari
Tertinggal. dua Subbagian. Inspektorat membawahkan
30. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Sub Bagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan
Nasional. Fungsional.
31. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. d. Badan dan/atau Pusat,
32. Kementerian Negara Perumahan Rakyat. Pada Departemen dapat dibentuk Badan dan/
33. Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga. atau Pusat sebagai pelaksana tugas tertentu
Dilihat dari desain strukturnya, ketiga jenis yang karena sifatnya tidak tercakup dalam
organisasi perangkat pemerintahan tersebut di atas tugas Sekretariat Jenderal; Direktorat Jenderal
penataan unitnya telah dipolakan sebagai berikut: ataupun Inspektorat Jenderal. Jumlah Badan
1. Pada Kementerian Koordinator. dan/atau Pusat ditentukan sesuai kebutuhan
Di ketiga Lembaga ini terdapat satuan organisasi/ dan beban kerja.
jabatan yang bersifat suporting, operating dan Secara struktural, Badan terdiri dari Sekretariat
advicing terhadap tugas Kementeriannya: Badan dan paling banyak empat Pusat/Biro.
a. Sekretariat Kementerian Koordi-nator, yang Sekretariat Badan terdiri dari paling banyak
terdiri dari dua Biro dan Biro terdiri paling tiga Subbagian. Selanjutnya Pusat atau Biro
banyak lima Bagian, sedangkan Bagian terdiri dilingkungan Badan terdiri dari Kelompok
dari paling banyak tiga Sub Bagian. Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri dari
b. Deputi pada Kementerian Koordinator, paling banyak tiga Bidang/Bagian, yang
jumlahnya ditentukan sesuai dengan masing-masing terdiri dari dua Subbidang/
kebutuhan dan beban kerja. Deputi dibantu Subbagian.
oleh paling banyak lima Asisten Deputi. Dari struktur dan desain organisasi, selain
Selanjutnya Asisten Deputi dibantu oleh adanya Pusat di lingkungan Badan,
paling banyak empat Bidang dan masing- dimungkinkan pula terdapat Pusat yang
masing Bidang terdiri dari dua Sub Bidang. berdiri sendiri di bawah rantai komando/
Dalam pelaksanaan tugasnya Deputi ini secara hirarkhi Menteri, namun dalam sistem
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris pertanggungjawabannya melalui jalur
Kementerian Koordinator. komunikasi/koordinasi dari Sekretaris
c. Staf Ahli Menteri Koordinator, jumlahnya Jenderal. Secara struktural Pusat ini terdiri dari
paling banyak tujuh orang, dan dalam Bagian Tata Usaha dengan tiga Subbagian dan
pelaksanaan tugasnya secara administratif Bidang dengan tiga Subbidang.
dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian e. Staf Ahli Menteri, merupakan kelompok tenaga
Koordinator. ahli yang bidang keahliannya tidak menjadi
bagian dari bidang tugas Sekretariat Jenderal.
2. Pada Departemen-Departemen. Direktorat Jenderal, Badan atau Inspektorat
Secara struktural desain dari organisasi Jenderal. Kelompok ini terdiri dari paling
departemen terdiri dari: banyak lima orang, dan dibantu oleh
a. Sekretariat Jenderal, yang terdiri dari paling Subbagian Tata Usaha sebagai unit
banyak lima Biro, kemudian Biro terdiri dari perbantuan yang secara organik merupakan
paling banyak empat Bagian, sedangkan unit di bawah Sekretaris Jenderal. Dalam
Bagian terdiri dari paling banyak tiga pelaksanaan tugasnya Staf Ahli secara
Subbagian. administratif di koordinasikan oleh Sekretaris
Jenderal.

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 29


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

f. Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis. dipungkiri. Studi empirik menunjukkan kebutuhan
Departemen yang menyelenggarakan urusan untuk membentuk dan mengembangkan perangkat
pemerintahan yang tidak diserahkan kepada pemerintahan yang satu ini adalah untuk
daerah dapat membentuk instansi vertikal melaksanakan tugas tertentu yang tidak
yang struktur dan desainnya ditetapkan oleh dilaksanakan oleh Departemen atau tidak termasuk
Presiden. Departemen juga dapat membentuk dalam ruang lingkup urusan pemerintahan di bidang
Unit Pelaksana Teknis (UPT)sebagai pelaksana tertentu yang menjadi core tugas lini Departemen. Dari
tugas teknis operasional/atau tugas teknis telaah terhadap sejarah perkembangan kelembaga-
penunjang. annya terdapat tugas-tugas khusus yang diemban
oleh lembaga pemerintah non departemen yaitu :
3. Pada Kementerian Negara. a. Tugas lembaga yang bersifat pelaksanaan.
Struktur dan desain pada Kementerian Negara b. Tugas lembaga yang bersifat bantuan/dan atau
ini unsur-unsur organisasinya tidak berbeda staf.
dengan Kementerian Koordinator, kecuali jumlah c. Tugas lembaga yang bersifat koordinasi.
unit/jabatannya sedikit berbeda. Pada struktur Berdasarkan pemilahan sifat tugas tersebut, maka
dan desain lembaga Kementerian Negara, sejumlah lembaga itu dikategorikan kedalam tiga
terdapat: kelompok tersebut dengan berbagai nomenklatur dan
a. Sekretariat Kementerian, yang terdiri dari dua titulatur yang digunakan dalam struktur dan desain
Biro, empat Bagian dan Bagian terdiri dari yang tidak terpola seperti halnya Departemen.
paling banyak tiga Subbagian. Lembaga pemerintah non departemen sebagai genus
b. Deputi ditentukan jumlahnya sesuai lainnya dari kelembagaan pemerintahan nasional
kebutuhan dan beban kerja, dan paling banyak disamping Departemen/Kementerian, mestinya
membawahkan lima Asisten Deputi. tidak berkecimpung dalam urusan pemerintahan
Selanjutnya Asisten Deputi terdiri dari paling yang menjadi bidang tanggung jawab dan tugas
banyak empat Bidang dan masing-masing Departemen/Kementerian. Adapun tata
Bidang terdiri dari dua Subbidang. Dalam hubungannya dengan Departemen/Kementerian
pelaksanaan tugasnya para Deputi ini ialah dalam hal koordinasi, yaitu bahwa dalam
dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian pelaksanaan tugasnya masing-masing, LPND berada
Negara. dalam koordinasi Menteri tertentu.
c. Staf Ahli Menteri, paling banyak lima orang, Mengenai jumlah lembaga pemerintah non
yang berada di bawah Menteri, namun dalam departemen berdasarkan Peraturan Presiden No. 11
pelaksanaan tugasnya secara administratif Tahun 2005 adalah sebanyak 22 buah yang terdiri
dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian dari:
Negara. a. Lembaga Administrasi Negara disingkat LAN.
b. Arsip Nasional disingkat ANRI.
Dengan demikian kelembagaan Kementerian/ c. Badan Kepegawaian Negara disingkat BKN.
Departemen bila ditinjau dari struktur dan desain d. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
organisasinya telah mengalami berbagai perubahan disingkat PERPUSNAS.
dari awal penataan dengan pola dasar Keputusan e. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Presiden No. 44 Tahun 1974. Demikian pula pola disingkat BAPPENAS.
dasar struktur dan desain Kementerian/Koordinator, f. Badan Pusat Statistik disingkat BPS.
Kementerian/Kantor Menteri Negara telah berubah g. Badan Standardisasi Nasional disingkat BSN.
dibandingkan ketika dalam kurun waktu h. Badan Pengawas Tenaga Nuklir disingkat
pemerintahan orde baru. BAPETEN.
Apakah pola struktur dan desain organisasi i. Badan Tenaga Nuklir Nasional disingkat BATAN.
Kementerian Negara berdasarkan Peraturan Presiden j. Badan Intelijen Negara disingkat BIN.
No. 9 Tahun 2005 cenderung dipertahankan dalam k. Lembaga Sandi Negara disingkat LEMSANEG.
rangka pelaksanaan tugas Kabinet Presiden l. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
mendatang? Hal itu perlu dikaji lebih lanjut dalam disingkat BKKBN.
peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 m. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional
Tahun 2008. disingkat LAPAN.
Paparan berikut adalah mengenai lembaga n. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
pemerintah non departemen (non kementerian), baik disingkat BAKOSURTANAL.
struktur maupun desain kelembagaannya o. Badan Pengawasan Keuangan dan
berdasarkan peraturan perundangan yang terkait. Pembangunan disingkat BPKP.
Dalam praktek public administration di Indonesia, p. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia disingkat
sekalipun berdasarkan konstitusi tidak dikenal LIPI.
adanya lembaga pemerintah non departemen namun q. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
eksistensinya merupakan realita yang tidak dapat disingkat BPPT.

30 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

r. Badan Koordinasi Penanaman Modal disingkat “Wakil Kepala” adalah membantu Kepala dalam
BKPM. melaksanakan tugas memimpin lembaga.
s. Badan Pertanahan nasional disingkat BPN. 2. Sekretariat Utama, sebagai unsur pembantu
t. Badan Pengawasan Obat dan Makanan disingkat pimpinan lembaga yang merupakan unit eselon
BPOM. I/a yang dijabat oleh Sekretaris Utama. Dahulu
u. Lembaga Ketahanan Nasional disingkat jabatan ini bertitulatur “Sekretaris” lembaga yang
LEMHANAS. bersangkutan dalam jenjang jabatan eselon II/a.
v. Badan Meteorologi dan Geofisika disingkat BMG. Sekretaris Utama ini terdiri atas sejumlah Biro,
Adapun ketentuan mengenai koordinasi antara kemudian Biro terdiri atas sejumlah Bagian.
lembaga pemerintah non departemen dengan Selanjutnya unit ini dirinci kedalam sejumlah Sub
Kementerian/Departemen dalam Peraturan Bagian.
Pemerintah No. 64 Tahun 2005 disebutkan sebagai 3. Deputi, merupakan unsur pelaksana lembaga,
berikut: (1) Dalam melaksanakan tugasnya, masing- yang dipimpin oleh Deputi dan berada di bawah
masing LPND dikoordinasikan oleh Menteri, yang dan bertanggung jawab kepada Kepala. Istilah
meliputi : Deputi disini mengandung pengertian “jabatan”
a. Menteri Dalam Negeri bagi BPN. dan “unit organisasi”. Nomenklatur disamakan
b. Menteri Pertahanan bagi LEMSANEG dan dengan titulatur sehingga ada kerancuan
LEMHANAS. semantik dalam struktur dan desain kelembagaan.
c. Menteri Perdagangan bagi BKPM. Istilah atau titulatur “Deputi” (Deputy = Inggris)
d. Menteri Kesehatan bagi BPOM dan BKKBN. pengertiannya dalam bahasa kita adalah “Wakil
e. Menteri Pendidikan Nasional bagi PERPUSNAS. Kepala” sebagai pembantu Kepala dalam
f. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara memimpin lembaga. Pengadopsian istilah asing
bagi LAN, BKN, BPKP, dan ANRI. ke dalam bahasa administrasi negara kita seperti
g. Menteri Negasra Riset dan Teknologi bagi LIPI, contoh di atas perlu dibenahi dan dibakukan
LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN, dalam statu Glossary Administrasi Negara
BAKOSURTANAL, dan BSN. Indonesia. Secara struktural Deputi pada lembaga
h. Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan pemerintah non departemen ini (Deputi sebagai
bagi BAPPENAS dan BPS. unit) terdiri atas Direktorat dan/atau Pusat. Baik
i. Menteri Perhubungan bagi BMG. jumlah deputi, direktorat maupun pusat pada
Koordinasi sebagaimana dimaksud meliputi lembaga pemerintah non departemen ini tidak
dalam perumusan kebijakan yang berkaitan dengan ditetapkan pembatasannya, demikian pula satuan
instansi Pemerintah lainnya dan penyelesaian organisasi di bawahnya. Titulatur untuk
permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pemimpin Direktorat adalah “Direktur”,
kebijakan dimaksud. sedangkan Pusat adalah “Kepala Pusat”.
Adapun struktur dan desain organisasi lembaga Direktorat terdiri atas Sub Direktorat dan
pemerintah non departemen berbeda dengan Direktorat terdiri atas Seksi. Pusat terdiri atas
Departemen/Kementerian, baik menyangkut Bidang dan Bagian.
nomenklatur dan titulatur, termasuk unsur-unsur 4. Unit Pengawasan. Pada lembaga pemerintah non
organisasinya. Secara struktural organisasi lembaga departemen dapat dibentuk Unit Pengawasan
pemerintah non departemen terdiri dari : Fungsional Internal dengan nomenklatur
1. Kepala Lembaga. Dijabat oleh PNS dalam hal Inspektorat Utama atau Inspektorat. Inspektorat
jabatan struktural eselon I/a. Mengenai Utama dipimpin oleh Inspektur Utama dalam
pengangkatan dalam jabatan pimpinan lembaga jenjang jabatan eselon I/a, sedangkan bila
pemerintah non departemen ini terdapat kriteria Inspektorat dipimpin Inspektur adalah jabatan
tertentu yang tidak dimiliki oleh setiap lembaga struktural eselon II/a. Secara struktural
secara umum. Artinya terdapat perlakuan khusus. Inspektorat Utama terdiri dari sejumlah
Misalnya sekalipun status kepegawaian Inspektorat dan Kelompok Jabatan Fungsional
pimpinannya merupakan pejabat karier/jabatan dan dapat dibantu oleh satu Subbagian Tata
negeri tetapi bila Presiden menentukan lain, maka Usaha. Adapun Inspektorat yang berada di bawah
jabatan tersebut dapat dipangku oleh bukan Kepala Lembaga terdiri dari Kelompok Jabatan
pegawai negeri. Misalnya apabila dijabat oleh Fungsional dan dapat dibantu oleh satu
pejabat setingkat Menteri maka Kepala lembaga Subbagian Tata Usaha.
tersebut tidak diberi eselon (jabatan non eselon). 5. Unit Lain. Dilingkungan lembaga dapat dibentuk
Selain itu terdapat pula jabatan “Wakil Kepala”, Pusat sebagai unsur penunjang tugas pokok
yang karena ketentuan peraturan perundangan lembaga yang dapat terdiri dari sejumlah Bidang
disebut dengan jelas tentang eksistensi jabatan itu. dan Kelompok Jabatan Fungsional tertentu. Selain
Akan tetapi ada pula jabatan Wakil Kepala tersebut itu di lingkungan lembaga juga dapat dibentuk
yang diadakan kemudian karena pertimbangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai pelaksana
tertentu oleh Presiden. Pada umumnya tugas

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 31


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

tugas teknis penunjang sesuai ketentuan saat ini berkurang dengan cara mengubah atau
peraturan perundangan yang berlaku. membubarkan Kementerian yang sudah ada. Ada
Dari deskripsi struktur dan desain kelembagaan beberapa peristilahan yang digunakan berkenaan
lembaga pemerintah non departemen dapat diketahui dengan kelembagaan Kementerian Negara ini
bahwa dalam penataan kelembagaan perangkat menurut UU No. 39/2008:
pemerintahan ini belum terpolakan seperti halnya 1. Pembentukan Kementerian, yaitu pembentukan
Departemen/Kementerian baik nomenklatur dan Kementerian dengan nomenklatur tertentu setelah
titulatur, jumlah keseluruhan dan besaran unitnya Presiden mengucapkan sumpah/janji.
maupun jenis tugas yang mutlak menjadi tugas utama 2. Pengubahan Kementerian, yaitu pengubahan
lembaga pemerintah non departemen. Kedepan nomenklatur Kementerian dengan cara
mestinya struktur dan desain kelembagaan perangkat menggabungkan, memisahkan, dan/atau
pemerintah ini dibenahi secara tepat dan jelas mengganti nomenklatur Kementerian yang sudah
perannya, mengingat lingkup bidang tugasnya yang terbentuk.
berbeda dengan pelembagaan Departemen/ 3. Pembubaran Kementerian, yaitu menghapus
Kementerian penyelenggara public policy yang lebih Kementerian yang sudah terbentuk.
menyentuh hajat hidup orang banyak dalam wujud Dari studi empirik atas susunan kabinet sejak
pelayanan masyarakat. pemerintah orde baru hingga sebelum diterapkannya
Undang-undang No. 39 Tahun 2008, pembentukan,
dan pengubahan ataupun pembubaran
C. KONFIGURASI PELEMBAGAAN PERANG- Departemen/Kementerian selalu dimungkinkan
KAT KEMENTERIAN tanpa melibatkan pihak lain di luar lembaga
Lahirnya Undang-undang No. 39 Tahun 2008, eksekutif. Namun bagi pimpinan Pemerintahan
tentang Kementerian Negara bukanlah merupakan Pasca Pemilu 2009, Presiden sebagai Kepala
produk akhir dari perdebatan, negosiasi dan diskusi Pemerintahan (administrator), tidak lagi secara bebas
panjang yang tidak sedikit menyita waktu, tenaga, dapat menetapkan jumlah Menteri Negara yang
pikiran bahkan biaya untuk menampilkan konsep memimpin kementerian, mengingat adanya
yang dipandang cocok oleh pihak yang pembatasan jumlah kementerian. Dalam plafond
berkepentingan. Dalam konteks ini pihak tersebut jumlah tersebutpun ada ketentuan-ketentuan lainnya
adalah lembaga eksekutif (Pemerintah) dan lembaga yang harus dipatuhi oleh Presiden dalam membentuk
legislatif (DPR) yang dalam prosesnya, masing- kementerian sebagai perangkat pemerintahan
masing menyampaikan prakarsa dalam bentuk nasional. Misalnya keharusan membentuk
naskah/rancangan undang-undang yang berkenaan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri,
dengan desain pelembagaan Kementerian Negara dan Kementerian Pertahanan sebagai penyelenggara
sebagai amanat Konstitusi (UUD Negara RI 1945). urusan pemerintahan di bidang tersebut. Bila dalam
Ketentuan dalam undang-undang Kementerian ketentuan undang-undang kementerian disebutkan
negara ini merupakan refleksi dari eliminasi principle Menteri Negara adalah pembantu Presiden yang
“concentration of power upon the President” yang patut memimpin Kementerian, maka sesungguhnya
dicatat dalam sejarah perkembangan public undang-undang itu bukan semata-mata membatasi
administration di Indonesia, khususnya bidang jumlah keseluruhan Kementerian melainkan juga
kelembagaan pemerintahan nasional. Hal itu juga membatasi jumlah keseluruhan Menteri dalam
merupakan isyarat “kekuasaan Presiden tidak tak susunan Kabinet Presiden Pasca Pemilu 2009.
terbatas”. Dalam pada itu mengingat ketentuan Pasal 16
Implementasi Undang-undang No. 39 Tahun 2008 Undang-undang No. 39 Tahun 2008 memberikan
kedalam Peraturan Presiden tentunya memerlukan batas waktu pembentukan Kementerian selama 14
kajian yang cermat dan mendalam karena merupakan hari kerja sejak Presiden mengucapkan sumpah/janji,
upaya pembenahan kelembagaan perangkat maka setelah Presiden terpilih mengucapkan
pemerintahan negara yang dalam sejarah birokrasi sumpah/janji harus sudah memiliki rencana
pemerintahan kita sempat membengkak tak terkendali sejumlah kementerian apa saja yang akan ada dalam
yang populer dengan sindiran “zaman 100 menteri” struktur pemerintahannya. Jumlah Kementerian
ketika masa pemerintahan “rejim orde lama”. tampaknya identik dengan jumlah Menteri dalam
Undang-undang Kementerian Negara dengan kabinet. Dalam hubungan ini Kementerian yang akan
tegas menyatakan bahwa jumlah keseluruhan dibentuk harus memperhatikan ketentuan pasal-
Kementerian paling banyak 34 (tiga puluh empat) pasal 12, 13 dan 14 yang mengacu pada ketentuan
buah, artinya Presiden terpilih tidak diperkenankan pasal 4 dan pasal 5 Undang-undang tentang
membentuk Kementerian dalam kelembagaan Kementerian tersebut di atas. Penentuan jumlah
pemerintah sebagai pengelola urusan pemerintahan Kementerian yang identik dengan jumlah Menteri itu
di bidang-bidang tertentu yang melebihi jumlah tentunya sarat dengan berbagai pertimbangan
tersebut. Bahkan diharapkan dalam rangka reformasi termasuk pertimbangan politis.
birokrasi (perampingan birokrasi) jumlah yang ada

32 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

Untuk memproyeksikan eksistensi Kementerian lembaga kementerian dengan lembaga yang bukan
Negara dalam struktur pemerintahan (Kabinet) Pasca kementerian dalam struktur pemerintahan nasional
Pemilu 2009, ada baiknya dikemukakan ketentuan- seperti yang eksis saat ini yang disebut lembaga
ketentuan yang dipandang penting menyangkut pemerintah non departemen.
struktur dan desain Kementerian Negara menurut Berkaitan dengan urusan pemerintahan ini
Undang-undang No. 39 Tahun 2008. ketentuan pasal 4 ayat (2) UU No. 39 Tahun 2008,
Adapun Undang-undang No. 39 Tahun 2008 memilahnya kedalam tiga kategori yaitu :
yang pada dasarnya mengatur pola dan struktur 1. Urusan pemerintahan yang nomenklatur
lembaga Kementerian Negara merupakan refleksi dari kementerian negara secara tegas disebut dalam
kekuasaan Presiden yang tidak tak terbatas. Artinya UUD Negara RI Tahun 1945;
dari optik Public Administration Presiden tidak bisa 2. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya
sewenang-wenang menentukan keseluruhan jumlah disebut dalam UUD Negara RI Tahun 1945; dan
pembantunya yang memimpin kementerian. Jumlah 3. Dalam rangka penajaman koordinasi dan
kementerian menurut undang-undang itu tidak lebih sinkronisasi program pemerintah.
dari 34, bahkan diharapkan kurang dari jumlah Undang-undang kementerian itu cenderung
tersebut. Hal itu relevan dengan reformasi birokrasi mendefinisikan urusan pemerintahan sebagai hal-
guna mewujudkan kelembagaan birokrasi yang hal yang dikerjakan oleh pemerintah/ pejabatnya
ramping dalam arti sederhana dalam jumlah, efisien berdasarkan kewenangan formal.
dalam pembiayaan dan efektif/produktif dalam Undang-undang tentang Kementerian Negara
mencapai tujuan negara melalui tatalaksana juga mengartikan nama jabatan (titulatur) sama
manajemen pelayanan publik yang makin prima. dengan nama unit (nomenklatur) seperti bunyi pasal
Pendekatan (approach) dalam pelembagaan 4 ayat (2) huruf a yang menyatakan: Urusan
Kementerian Negara seyogyanya pada urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya
pemerintahan yang wajib dikelola oleh pemerintah secara tegas disebutkan dalam Undang-undang
dalam upaya pemenuhan kepentingan rakyat yang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bila
diwujudkan melalui pelayanan publik, bukan ditelusuri secara cermat, ketentuan di atas mengacu
pendekatan pada orang/pejabat, ataupun nama pada pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Kementerian yang akan dibentuk. Undang-undang Republik Indonesia Tahun 1945, yang antara lain
ini juga cenderung menempatkan seseorang dalam berbunyi: Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
jabatan Menteri atas dasar kemampuan profesional/ berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kompetensi yang harus dimiliki kandidatnya dalam kewajibannya dalam masa jabatannya secara
urusan pemerintahan di bidang-bidang tertentu. bersamaan, pelaksanaan tugas kepresidenan adalah
Rambu-rambu itu harus diperhatikan oleh Presiden Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan
terpilih dalam menetapkan para pemimpin puncak Menteri Pertahanan secara bersama-sama.
Kementeriannya mengelola urusan pemerintahan Tampaknya dari optik ilmu administrasi terdapat
secara menyeluruh dalam upaya mencapai tujuan kerancuan semantik dalam merumuskan ketentuan
negara. Pasal 4 ayat (2) huruf a. Undang-undang No, 39
Kementerian negara, yang dalam undang-undang Tahun 2008. Seharusnya berbunyi: “urusan
itu disebut Kementerian adalah satu-satunya pemerintahan yang titulatur (nama jabatan)
nomenklatur (penamaan unit) organisasi yang menterinya secara tegas disebutkan dalam Undang-
dipimpin Menteri, dan menjadi resmi dibakukan Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
dalam perundangan (level undang-undang). Dengan 1945;
demikian sebutan lebih lanjut dalam perundangan Bila mengikuti ketentuan undang-undang
di bawahnya tidak menggunakan nomenklatur selain kementerian, maka beberapa hal penting dalam kaitan
itu misalnya istilah Kementerian yang berbentuk urusan pemerintahan dengan pelembagaan
Departemen. Kementerian Negara diantaranya :
Dari aspek pengorganisasian (pelembagaan) a. Eksistensi urusan pemerintahan menentukan
dapat dipahami bahwa pembentukan Kementerian eksistensi jabatan Menteri.
hanya akan terjadi satu kali dalam rentang waktu b. Kementerian Negara mengelola urusan
masa kerja Presiden terpilih yaitu dalam masa lima pemerintahan untuk mencapai tujuan negara.
tahun. Setelah pembentukan itu jika ada perubahan c. Urusan Pemerintahan yang selalu harus ada
kabinet (reshuffle) yang berimplikasi pada aspek lembaganya yaitu kementerian yang mengelola
kelembagaan hanyalah berupa pengubahan atau urusan luar negeri, urusan dalam negeri dan
pembubaran kementerian. urusan pertahanan.
Pengertian urusan pemerintahan dalam undang- d. Urusan Pemerintahan yang ruang lingkupnya
undang Kementerian tidak didefinisikan secara jelas, disebutkan dalam UUD Negara RI Tahun 1945,
padahal sangat penting untuk menentukan jenis meliputi:
ataupun karakteristik lembaga, dan terkait dengan 1) Urusan Agama.
penggunaan nomenklaturnya untuk membedakan 2) Urusan Hukum.

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 33


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

3) Urusan Keuangan. 2. Kementerian yang scope urusan pemerintahannya


4) Urusan Keamanan. disebut dalam UUD, yaitu yang meliputi 22
5) Urusan Hak Asasi Manusia. urusan pemerintahan. Namun pelembagaan
6) Urusan Pendidikan. setiap urusan pemerintahan tersebut tidak harus
7) Urusan Kebudayaan. dikelola oleh satu Kementerian. Artinya ke 22
8) Urusan Kesehatan. urusan di atas tidak harus menjadi 22
9) Urusan Sosial. Kementerian.
10)Urusan Ketenagakerjaan. 3. Kementerian dalam rangka penajaman,
11)Urusan Industri. koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah,
12)Urusan Pekerjaan Umum. yaitu yang meliputi 18 urusan kementerian.
13)Urusan Transmigrasi. Pelembagaan urusan pemerintahan tersebut juga
14)Urusan Transportasi. tidak harus menjadi 18 kementerian.
15)Urusan Informasi. Dalam pada itu terdapat ketentuan bahwa “Untuk
16)Urusan Komunikasi. kepentingan sinkronisasi dan koordinasi urusan
17)Urusan Pertanian. kementerian, Presiden dapat membentuk
18)Urusan Perkebunan. Kementerian Koordinasi. Ketentuan ini membuka
19)Urusan Kehutanan. peluang adanya jabatan Menteri Koordinator, yang
20)Urusan Peternakan. saat ini sudah terlembagakan. Namun struktur dan
21)Urusan Kelautan. desain kelembagaannya tidak begitu jelas diatur
22)Urusan Perikanan. dalam undang-undang kementerian tersebut.
e. Urusan Pemerintahan dalam rangka penajaman
koordinasi dan sinkronisasi program pemerintah,
yang meliputi : D. PENUTUP
1) Urusan Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam rangka menindaklanjuti Undang-undang
2) Urusan Aparatur Negara. No. 39 Tahun 2008, telah diterbitkan Peraturan
3) Urusan Kesekretariatan Negara. Presiden No. 47 Tahun 2009, tentang Pembentukan
4) Urusan Badan Usaha Milik Negara. dan Organisasi Kementerian Negara. Menurut
5) Urusan Pertanahan. peraturan tersebut kementerian dibentuk terdiri atas:
6) Urusan Kependudukan. 1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
7) Urusan Lingkungan Hidup. dan Keamanan.
8) Urusan Ilmu Pengetahuan. 2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
9) Urusan Teknologi. 3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
10)Urusan Investasi. Rakyat.
11)Urusan Koperasi. 4. Kementerian Sekretariat Negara.
12)Urusan Usaha Kecil dan Menengah. 5. Kementerian Dalam Negeri.
13)Urusan Pariwisata. 6. Kementerian Luar negeri.
14)Urusan Pemberdayaan Perempuan. 7. Kementerian Pertahanan.
15)Urusan Pemuda. 8. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
16)Urusan Olahraga. 9. Kementerian Keuangan.
17)Urusan Perumahan. 10. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
18)Urusan Pembangunan Kawasan atau Daerah 11. Kementerian Perindustrian.
Tertinggal. 12. Kementerian Perdagangan.
Urusan pemerintahan yang termasuk dalam 13. Kementerian Pertanian.
kategori ruang lingkupnya disebutkan dalam 14. Kementerian Kehutanan.
undang-undang dasar tersebut dan dalam rangka 15. Kementerian Perhubungan.
penajaman, koordinasi dan sinkronisasi program 16. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
tidak harus dibentuk dalam satu kementerian 17. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
tersendiri. Sementara itu “untuk kepentingan 18. Kementerian Pekerjaan umum.
sinkronisasi dan koordinasi urusan Kementerian, 19. Kementerian Kesehatan.
Presiden dapat membentuk Kementerian 20. Kementerian Pendidikan Nasional.
Koordinasi”. 21. Kementerian Sosial.
Dari ketiga kategori urusan pemerintahan tersebut 22. Kementerian Agama.
di atas dan terkait dengan kelembagaan kementerian 23. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
negara, maka dalam susunan kabinet yang analog 24. Kementerian Komunikasi dan Informatika.
dengan struktur Kementerian mendatang 25. Kementerian Riset dan Teknologi.
diantaranya: 26. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
1. Kementerian yang mutlak harus ada, yaitu Menengah.
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam 27. Kementerian Lingkungan Hidup.
Negeri, dan Kementerian Pertahanan.

34 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

28. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan dengan struktur dan design lembaganya berbeda
Perlindungan Anak. dengan Menteri (Negara) yang memimpin
29. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Departemen.
dan Reformasi Birokrasi. Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009, dalam
30. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. proses pengorganisasian Kemen-terian Negara,
31. Kementerian Perencanaan Pembangunan terkesan mengabaikan prinsip-prinsip pengorgani-
Nasional. sasian aparatur pemerintah yang pernah diterapkan
32. Kementerian Badan usaha Milik Negara. pada awal era “administrative reform” bidang
33. Kementerian Perumahan Rakyat, dan kelembagaan. Saat ini dalam pelembagaan tidak lagi
34. Kementerian Pemuda dan Olah Raga. ada pembedaan nomenklatur antara departemen
Dalam Pasal 3 Peraturan Presiden di atas terdapat dengan kementerian negara. Semuanya disebut
ketentuan sebagai berikut : Kementerian, padahal dalam struktur dan desain
Kecuali Kementerian Koordinator, setiap organisasi terdapat perbedaan nomenklatur dan
Kementerian membidangi urusan tertentu dalam titulatur serta jenis/sifat tugasnya.
Pemerintahan yang terdiri atas: Hal yang menarik lagi adalah nomenklatur
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur Sekretariat Negara menjadi Kementerian Sekretariat
kementeriannya disebutkan dalam Undang- Negara. Sekretaris Negara dahulu adalah pejabat
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun karier dengan ketentuan antara lain, “bila Sekretaris
1945. Negara diberi kedudukan sebagai menteri, maka
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya jabatannya disebut Menteri (Negara) Sekretaris
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar negara Negara”. Lembaga kementerian ini struktur dan
Republik Indonesia Tahun 1945, dan desainnya akan diatur secara tersendiri dengan
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, Peraturan Presiden.
koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah. Sementara itu terdapat suatu lembaga baru dalam
Dari rumusan di atas, dengan mengacu pada struktur kementerian yang termasuk kategori urusan
Undang-Undang Kementerian, maka terdapat tiga penajaman, koordinasi dan sinkronisasi program
jenis cara pengelompokkan dalam pelembagaan pemerintah, yaitu unsur pengawas yang disebut
Kementerian Negara, yaitu berdasarkan pendekatan Inspektorat Kementerian, mempunyai Subbagian Tata
(approach): Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
1. Urusan Kementerian. Satu posisi baru yang sangat penting adalah
2. Urusan Pemerintahan. terdapat jabatan Wakil Menteri, yang dalam Undang-
3. Urusan dalam rangka penajaman, koordinasi dan undang kementerian memang dimungkinkan untuk
sinkronisasi program pemerintah. dibentuk oleh Presiden dalam hal terdapat terdapat
Dari optik administrasi pengelom-pokan urusan beban kerja yang membutuhkan penanganan secara
pada butir 1 dan butir 3 seyogyanya bukanlah urusan khusus di Kementerian Negara tertentu. Wakil
pemerin-tahan sebagaimana dimaksud ketentuan Menteri ini merupakan pejabat karier dan bukan
Pasal 17 ayat (3) UUD 1945, melainkan urusan dalam merupakan anggota kabinet.
rangka membantu efektivitas manajerial skillnya Mengenai komposisi dari Kementerian yang
Presiden sebagai administrator pemerintahan. nomenklatur kementerian dan lingkup tugasnya
Kementerian Koordinator dapat saja tidak dibentuk, disebutkan dalam UUD 1945 menurut Peraturan
bila koordinasi dalam lembaga pemerintahan Presiden No. 47 Tahun 2009, terdiri atas:
nasional sudah melembaga menjadi darah daging 1. Kementerian Dalam Negeri.
dan sikap/perilaku “homo administrativus”. Tetapi 2. Kementerian Luar Negeri.
dalam kenyataannya tidak demikian. Koordinasi 3. Kementerian Pertahanan.
mudah terucap tetapi sulit mempraktekannya dalam 4. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
proses kerjasama manusia. Patut kita telaah kembali 5. Kemanterian Keuangan.
penjelasan UUD 1945 yang sudah ditiadakan, bahwa 6. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“para menteri bekerjasama seerat-eratnya di bawah 7. Kementerian Perindustrian.
koordinasi Presiden. “Dengan demikian sebenarnya 8. Kementerian Perdagangan.
eksistensi Kementerian Koordinator dalam struktur 9. Kementerian Pertanian.
pemerintahan nasional bersifat “facultatif”. 10. Kementerian Kehutanan.
Adapun kementerian yang dibentuk berdasarkan 11. Kementerian Perhubungan.
urusan dalam rangka penajamanan, koordinasi dan 12. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
sinkronisasi, pada dasarnya merupakan kementerian 13. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
yang pada masa pemerintahan orde baru disebut 14. Kementerian Pekerjaan Umum.
dengan Kantor Menteri Negara yang Menterinya 15. Kementerian Kesehatan.
termasuk dalam kategori Menteri Negara tanpa 16. Kementerian Pendidikan Nasional.
Portofolio seperti Menko, Meneg dan Menmud

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 35


Telaah Singkat dan Sturktur Desain Organisasi Perangkat
Pemerintahan Nasional Pasca Pemilu 2009
:: Idup Suhady

17. Kementerian Sosial. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Indonesia. 2005. Jakarta:
18. Kementerian Agama. LAN.
19. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Undang Undang Dasar RI 1945.
20. Kementerian Komunikasi dan Informatika. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara.
Bila ditelaah secara cermat tampaknya
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009.
kementerian negara tersebut di atas dilihat dari segi
nomenklaturnya selama ini adalah yang disebut
dengan departemen. Departemen-departemen inilah
yang mempunyai fungsi atau wewenang
melaksanakan “pouvoir executive” dan “public policy
making”, dengan unsur pelaksananya Direktorat
Jenderal.
Dalam rangka memberikan saran dan
pertimbangan kepada Menteri. Peraturan Presiden
No. 47 Tahun 2009 mengintrodusir jabatan baru
dilingkungan Kementerian Negara, yang disebut Staf
Khusus Menteri yang bersifat “facultatif”. Artinya bila
dipandang perlu Menteri dapat mengangkat paling
banyak tiga orang Staf Khusus Menteri yang scope
tugasnya bukan merupakan bidang tugas unsur-
unsur organisasi kementeriannya.
Staf Khusus ini dapat berasal dari pegawai negeri
(Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan atau Anggota
Kepolisian negara RI) dan juga dapat berasal dari
mereka yang bukan pegawai negeri. Masa bakti Staf
Khusus Menteri ini paling lama sama dengan masa
jabatan menteri yang bersangkutan.
Demikian antara lain hal-hal yang berkenaan
dengan kelembagaan perangkat pemerintahan
nasional, khususnya Kementerian Negara pasca
Pemilu 2009. Masih banyak aspek lain yang menarik
untuk menjadi kajian bidang administrasi negara,
sebagai bahan “policy advice” dengan menyimak
ketentuan pasal-pasal dari peraturan yang baru
tersebut.
Satu hal yang hendaknya secara jujur diakui
bahwa perampingan birokrasi pemerintah masih
sebatas wacana, karena sarat dengan berbagai
pertimbangan non-administrasi. Satuan organisasi/
struktur dan desain Kementerian Negara bila diteliti
lebih jauh semakin mengembang mengingat makin
bertambahnya jabatan struktural. Itulah antara lain
wajah birokrasi kelembagaan pemerintahan dalam
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia.

REFERENSI
Administrative Organization. 1995. Japan: The Institute of
Public Administrative Management.
Djamin, Awaloedin. 2003. Penataan Kelembagaan Aparatur
Pemerintahan. Jakarta.
Gibson, James H. (et.al). 1994. Organization. Jakarta:
Erlangga.
Robbins, Stephen P. 1995. Teori Organisasi. Jakarta.
Rohdewohld, Rainer. 1995. Public Administration in
Indonesia. Melbourne, Australia: Monash University.
Suhady, Idup. 2001. “Masalah Tematic dalam Penataan
Kelembagaan Aparatur Pemerintahan”. Jurnal
Administrasi PKP2A II LAN.

36 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010

Anda mungkin juga menyukai