Anda di halaman 1dari 4

POTENSI SUMBERDAYA ALAM PASIR BESI

PANTAI ARAKAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Adey Tanauma1) dan Ferdy1)


1)
Program Studi Fisika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115

ABSTRAK
Pasir besi merupakan salah satu sumberdaya alam di Sulawesi Utara yang belum dimanfaatkan
secara optimal. Salah satu lokasi yang cukup potensial untuk mendapatkan endapan pasir besi ini
adalah pesisir pantai Arakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat magnetik
endapan pasir besi yang terdapat di pesisir Pantai Arakan kabupaten Minahasa Selatan Provinsi
Sulawesi Utara. Suseptibilitas magnetik dan magnetisasi saturasi sampel pasir besi Arakan
mengindikasikan bahwa kandungan mineral magnetik yang dominan adalah magnetite. Ukuran
bulir dari mineral magnetik terutama magnetite didominasi oleh bulir-bulir magnetik berukuran
besar atau bulir magnetik dengan domain magnetik antara pseudosingle domain dan multi
domain. Tingginya kandungan mineral magnetik berdasarkan nilai karakterisasinya, terutama nilai
suseptibilitas magnetik memberikan peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut dari sumberdaya
alam ini.
Kata kunci: histeresis magnetik, pasir besi, suseptibilitas

THE POTENTIAL OF NATURAL RESOURCES OF IRON SAND IN


ARAKAN COASTAL SUBPROVINCE OF SOUTH MINAHASA

ABSTRACT
Iron sand represent one of the natural resources in North Sulawesi which not yet been exploited in
optimally. One of the location which quite potential to get this iron sand sediment is coastal area
of Arakan. This research aim to determine the nature of magnetic of iron sand sediment which
there are in coastal area of Arakan, Sub-province of South Minahasa, Province of North
Sulawesi. Magnetic suseptibility and saturation magnetization of iron sand sampel of Arakan
indicated that dominant magnetic mineral is magnetite. Seed size measure of magnetic mineral
especially magnetite predominated by big sized magnetic seeds or magnetic seed with magnetic
domain between domain pseudosingle and multi domain. The height content of magnetic mineral
based on characteristic value, especially magnetic suseptibility give the opportunity for
furthermore exploiting of this natural resources.
Keywords : magnetic hysteresis, iron sand, suseptibility

PENDAHULUAN dijadikan bahan pembuatan besi baja dan


sangat potensial untuk diolah menjadi bahan
Salah satu lokasi yang cukup industri lain yang didasarkan pada sifat-sifat
potensial untuk mendapatkan endapan pasir kemagnetannya (Yulianto dkk, 2002), antara
besi ini adalah pesisir Pantai Arakan di lain tinta kering (toner) pada mesin photo
Kabupaten Minahasa Selatan Propinsi copy dan printer laser yang terbuat dari
Sulawesi Utara. Penampakannya yang magnetite, sementara maghemite dapat
banyak di sepanjang pantai memberi digunakan sebagai bahan utama untuk pita
kemudahan bahan ini untuk ditambang dan kaset.
diolah menjadi bahan yang bernilai lebih Berdasarkan hal di atas, maka
tinggi. pengetahuan tentang jenis mineral magnetik
Bahan alam pasir besi kaya akan dominan yang dikandung oleh suatu endapan
mineral yang mengandung besi, mineral yang pasir besi menjadi penting untuk memperoleh
diperoleh dari sumber daya alam ini dapat gambaran nilai ekonomis dari sumber daya
226 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

alam tersebut. Oleh karena itu pada penelitian sampel diambil pada kedalaman 5 cm dari
ini akan dikaji sifat-sifat magnetik dari permukaan endapan pasir dan setiap lokasi
endapan pasir besi yang berasal dari daerah berjarak sekitar 100 m hingga 200 m dengan
Arakan wilayah Kabupaten Minahasa Selatan lokasi berikutnya. Pengukuran suseptibilitas
Propinsi Sulawesi Utara dengan magnetiknya menggunakan Bartington
menggunakan prosedur standar metode Magnetic Susceptibility Meter dengan sensor
kemagnetan batuan (Rock Magnetism). MS2B.
Penelitian ini bertujuan untuk Pengukuran kurva histeresis /
menentukan sifat-sifat magnetik dari endapan hysteresis loop pada salah satu sampel
pasir besi yang terdapat di pesisir Pantai terpilih untuk memperoleh parameter-
Arakan kabupaten Minahasa Selatan propinsi parameter : Magnetisasi Saturasi (Ms),
Sulawesi Utara. Magnetisasi Remanen Saturasi (Mrs), Gaya
Koersif (Bc), dan Gaya Koersif Remanen
(Bcr). Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
METODE PENELITIAN 2011, di Desa Arakan klabupaten Minahasa
Swelatan Provinsi Sulawesi Utara.
Sampel pasir besi diambil pada lima
lokasi pesisir Pantai Arakan Kabupaten
Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Setiap

Tabel 1. Suseptibilitas magnetik sampel pasir di daerah Arakan


Sebelum ekstraksi Setelah ekstraksi
No. Kode FLF FLF FHF
-6 3
Std -4 3
FFD (%)
(10 m /kg) (10 m /kg) (10 m3/kg)
-4

1. ARK1 138.45 0.18 455.77 448.26 1.65


2. ARK2 76.38 0.35 384.03 379.72 1.12
3. ARK3 102.04 0.32 402.55 398.64 0.97
4. ARK4 90.98 0.17 392.72 386.73 1.53
5. ARK5 67.95 0.05 380.62 375.24 1.41

HASIL DAN PEMBAHASAN adalah magnetite (Fe3O4) dengan ukuran bulir


antara 1±250 µm.
Suseptibilitas magnetik Kuatnya dominasi ukuran bulir-bulir
magnetik yang cukup besar terlihat juga pada
Tabel 1 menunjukkan hasil
hasil perhitungan nilai suseptibilitas magnetik
pengukuran suseptibilitas magnetik pada lima
bergantung frekuensi ($FD) yang cukup kecil
sampel yang diambil pada lokasi berbeda di
yaitu berkisar antara 0.97 % -1.65 %. Seperti
pesisir pantai Arakan.
diketahui bahwa nilai $FD mengindikasikan
Untuk sampel yang belum diekstraksi
konsentrasi relatif mineral magnetik yang
nilai suseptibilitas magnetik pada frekwensi
memiliki ukuran bulir lebih kecil dari 30 nm
rendah (470 Hz) bervariasi antara 69.75× 10-6
yang biasa dikenal dengan nama bulir
m3kg-1 sampai 138.45 × 10-6 m3kg-1.
superparamagnetik (SP). Makin tinggi nilai
Sementara suseptibilitas magnetik pada
$FD makin besar pula konsentrasi bulir SP
frekuensi rendah untuk sampel yang sama
dalam sampel (Gambar 1).
namun telah diekstraksi berkisar antara
Gambar 2 menunjukkan plot nilai
380.62× 10-6 m3kg-1 sampai dengan
suseptibilitas magnetik bergantung frekuensi
448.26×10-6m3kg-1. Berdasarkan Dearing
terhadap suseptibilitas magnetik pada
(1999), maka kisaran suseptibilitas magnetik
frekuensi rendah. Pola yang cenderung
dari sampel-sampel tersebut mengindikasikan
mengumpul untuk semua sampel, kecuali
bahwa mineral magnetik yang dominan
ARK1, dapat menjadi karakteristik khusus
7DQDXPD GDQ )HUG\ 3RWHQVL 6XPEHUGD\D $ODP «« 227

dari sampel-sampel pasir besi yang berasal transisi Verwey dapat terjadi disekitar -148
o
dari daerah Arakan dibandingkan dengan C. Namun transisi fasa dari sampel pasir besi
yang berasal dari daerah lain Arakan yang terjadi pada suhu -120 oC
. mengindikasikan kehadiran mineral magnetik
2
yang lain selain magnetite. Transisi fasa
kedua yang terjadi pada suhu sekitar -10 oC
FFD (%)
1
0 menunjukkan transisi Morin (Bowles dkk,
350 400 450 500
2010) yang mengindikasikan adanya mineral
magnetik seperti hematite (J-Fe2O3). Dapat
dikatakan bahwa mineral magnetik yang
FLF (10-6m3kg-1) dominan terdapat pada sampel pasir besi dari
Arakan adalah magnetite dan hematite.
Gambar 1. Plot $FD terhadap $LF

5.3. Parameter histeresis magnetik


Suseptibilitas magnetik bergantung suhu Gambar 3 menunjukkan kurva
Berdasarkan hasil pengukuran histeresis magnetik terkoreksi massa sebagai
suseptibilitas yang bergantung suhu, diukur hasil pengukuran yang dilakukan pada
mulai pada suhu -193 oC sampai pada suhu sampel ARK2. Dari kurva tersebut diperoleh
kamar 23 oC (Gambar 2). Untuk kedua nilai saturasi magnetik 4.63 Am2/kg, nilai
sampel yang diukur yaitu ARK1 dan ARK2 magnetisasi remanen 1.10 Am2/kg,
memiliki pola suseptibilitas magnetik yang sedangkan medan koersifitasnya berkisar 5.6
cenderung sama. Kedua sampel tidak mT. Berdasarkan nilai saturasi magnetiknya
mengalami peningkatan suseptibilitas maka terindikasi bahwa mineral magnetik
magnetik pada suhu -193 C sampai -120 oC
o
dalam sampel kemungkinan didominasi oleh
tetapi kemudian meningkat secara drastis magnetite (Fe3O4) atau maghemite (J-Fe2O3),
pada suhu sekitar -120 oC sampai -50 oC, dan sedangkan kecilnya nilai koersifitas atau
cenderung tetap pada suhu sekitar -50 oC kurusnya kurva hysteresis mengindikasikan
sampai -12 oC, kemudian akhirnya meningkat bulir-bulir berukuran besar dengan domain
cukup signifikan pada suhu sekitar -10 oC. magnetik antara pseudosingle domain dan
multi domain. Perbandingan antara nilai
magnetisasi remanen dengan magnetisasi
SuseptibilitasY

1.5
saturasi yang bernilai 0.24 menunjukkan
Normalisasi

1 bahwa bulir-bulir magnetik terutama


0.5 magnetite yang ada pada sampel pasir besi
ARK1
Arakan adalah pseudosingle domain (Evans
0
ARK2 and Heller, 2003).
-200
-175
-150
-125
-100
-75
-50
-25025
50
Suhu (oC)
6
4
Magnetisasi

2
Gambar 2. Suseptibilitas magnetik sebagai 0
fungsi dari suhu -2
-4
Perubahan suseptibilitas magnetik
-6
yang cukup signifikan pada suhu -120 oC dan
-10 oC menunjukkan terjadinya transisi fasa -1 -0.5 0 0.5 1
pada mineral magnetik yang diukur. Menurut Medan Magnet (T)
Halgedahl & Jarrard (1995), transisi fasa
pada suhu sekitar -163 oC sampai dengan -
153 oC disebut sebagai transisi Verwey yang Gambar 3. Kurva histeresis sampel ARK2.
menunjukkan dominasi mineral ferimagnetik
magnetite (Fe3O4) pada sampel. Tarnawski
dkk (2004) juga pernah menuliskan bahwa
228 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

KESIMPULAN Dearing, J.A. 1999. Environmental


Magnetic Susceptibility Using the
Hasil pengukuran dan analisis Bartington MS2 System. British
beberapa parameter magnetik pada sampel Library Cataloging in Publication
pasir besi yang berasal dari wilayah Arakan Data.
di Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi
Dunlop, D.J., O. Ozdemir. 1997. Rock
Utara menunjukkan bahwa:
Magnetism: Fundamental and
1. Karakteristik magnetik antara lain
Frontiers. Cambridge University
suseptibilitas magnetiknya berkisar antara
Press.
69.75 × 10-6 m3kg-1 sampai 138.45 × 10-6
m3kg-1 dan magnetisasi saturasinya 4.63 Evans, M.E., and F. Heller. 2003.
Am2/kg. Environmental Magnetism. Academic
2. Tingginya nilai suseptibilitas magnetik Press.
dan magnetisasi saturasi dari sampel pasir Gubbins, D., E. Herrero-Bervera. 2007.
besi Arakan mengindikasikan kandungan Encyclopedia of Geomagnetism and
mineral magnetik yang dominan adalah Paleomagnetism. Springer Verlag.
magnetite. Namun demikian kehadiran
mineral magnetik lain seperti hematite Halgedahl, S.L., R.D. Jarrard. 1995. Low-
juga telah ditunjukkan melalui hasil Temperature Behavior of Single-
pengukuran suseptibilitas magnetik Domain Through Multidomain
sebagai fungsi suhu. Magnetite. Earth and Planetary
3. Ukuran bulir dari mineral magnetik Science Letters.
terutama magnetite didominasi oleh bulir- Tanauma, A. dan Ferdy. 2011. Kajian Sifat-
bulir magnetik berukuran besar atau bulir sifat Magnetik Pasir Besi Pantai
magnetik dengan domain magnetik antara Arakan Kapupaten Minahasa Selatan
pseudosingle domain dan multi domain. Provinsi Sulawesi Utara. Laporan
4. Tingginya kandungan mineral magnetik Penelitian. Lembaga Penelitian
berdasarkan nilai karakterisasinya Unsrat. Manado.
terutama nilai suseptibilitas magnetik
memberikan peluang untuk pemanfaatan Tarnawski, Z., A. Wiechec, M. Madej, D.
lebih lanjut dari sumber daya alam ini. Nowak, D. Owoc, G. Krol, L. Kakol,
Kolwics-Chodak, A. Kozlowski, T.
Dawid. 2004. Studies of The
DAFTAR PUSTAKA Verwey Transition in Magnetite. Acta
Physica Polonica A Vol. 106 No. 5.
Bowles, J., Jackson, M., Banerjee, S. 2010. Yulianto, A., S. Bijaksana, W. Loeksmanto.
Interpretation of Low-Temperature 2002. Karakterisasi Magnetik dari
Data Part II: The Hematite Morin Pasir Besi Cilacap. Jurnal Fisika,
Transition. Quarterly Vol. 20. No.1. HFI, Suplemen Prosiding Vol. A5
No. 0527.

Anda mungkin juga menyukai