MENJELANG AJAL
& PALIATIF
KEDUA
Sakit bisa menjadi penghapus dosa bagi kita.
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang
terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga
kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang
menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan
dengannya dosa-dosanya.” (HR. Muslim)
KETIGA KEEMPAT KELIMA
Sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi Sakit bisa membuat kita kembali Sakit bisa membuat kita lebih
seseorang jika dia bersabar. Hal tersebut mengingat Allah. Sebagaimana yang optimis untuk bertahan hidup.
sejalan dengan sebuah hadist di mana diketahui, kadang kita hanya ingat Salah satu moral yang harus
Rasulullah Saw bersabda: Allah di kala kesusahan dan diberi dimiliki oleh seorang mukmin
“Sungguh semua urusannya merupakan cobaan. ialah tidak boleh menyerah
kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali Allah SWT telah berfirman: “Dan dengan sakitnya. Dia harus
bagi orang mukmin. Jika ia mendapapt sesungguhnya kami telah mengutus berusaha untuk sembuh dari
kegembiraan, maka dia bersyukur dan (para Rasul) kepada umat-umat penyakitnya, dia pun harus
itu merupakan kebaikan baginya, dan sebelummu, kemudian Kami siksa optimis dengan dirinya sampai
jika mendapat kesusahan, maka dia mereka dengan (menimpakan) Allah mengatakannya untuk
bersabar dan ini merupakan kebaikan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya berhenti.
baginya.” (HR Muslim) mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri.”
(QS al-An’am: 42)
PENGERTIAN
World Health Organization (2010) menyatakan bahwa
perawatan paliatif merupakan perawatan total secara aktif
bagi tubuh, pikiran, dan jiwa serta melibatkan pemberian
dukungan kepada keluarga. Hal ini dimulai ketika penyakit
didiagnosis dan terlepas dari pasien menerima atau tidak
menerima pengobatan yang diarahkan pada penyakit.
PENGERTIAN
Menurut Becker, (2009) perawatan paliatif merupakan
perawatan yang aktif dan holistik dan diberikan sejalan
dengan kemajuan penyakit. Perawatan paliatif diberikan dari
awal penyakit didiagnosis, menjalani pengobatan, serta
kematian dan proses berkabung. Perawatan paliatif
mencakup bagaimana memanajemen gejala dan nyeri,
memberikan dukungan sosial dan spiritual.
Falsafah Perawatan Paliatif
Tujuan utama dari pelayanan perawatan
paliatif adalah memberikan perasaan
nyaman pada pasien dan keluarga. Namun,
pelayanan perawatan paliatif tidak hanya
mengatasi masalah fisik pasien akan tetapi
juga mencakup masalah dari aspek
psikologis, social dan spiritual.
▪ Pelayanan berfokus pada kebutuhan
pasien bukan pelayanan berfokus pada
penyakit.
▪ Menerima kematian namun juga tetap
berupaya untuk meningkatkan kualitas
hidup.
▪ Pelayanan yang membangun
kerjasama antara pasien dan petugas
kesehatan serta keluarga pasien.
▪ Berfokus pada proses penyembuhan
bukan pada pengobatan.
Kualitas Hidup
Secara umum kualitas hidup merupakan kepuasaan hidup seseorang mengenai hidupnya yang
bersifat subyektif, dan kepuasan tersebut di pengaruh oleh seluruh aspek dari individu yang
mencakup aspek fisik, psikologis, social dan spiritual.
Menurut Kepmenkes RI No.812 tahun 2007 menjelaskan bahwa kualitas hidup merupakan
keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya dan system
nilai yang di anutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
KOMPETENSI PERAWAT
Di adopsi dari Royal
College of Nursing
(RCN) tahun 2002.
Dimana kompetensi di
definisikan sebagai; Keterampilan Komunikasi
Komunikasi menjadi keterampilan yang sangat dasar pada perawat
“keterampilan,
paliatif, dimana dengan keterampilan tersebut perawat akan mampu
pengetahuan, menggali lebih dalam mengenai perasaan pasien, keluhan pasien
pengalaman, kualitas tentang apa yang dirasakannya.
dan karakteristik,
serta perilaku yang
Keterampilan Psikososial
menjadi syarat pada Untuk dapat bekerja sama dengan keluarga pasien dan mengantisipasi
seseorang untuk kebutuhannya selama proses perawatan pasien, maka pelibatan
melakukan kerja atau keluarga dalam setiap kegiatan akan dapat membantu dan mendukung
tugasnya secara keluarga untuk mandiri.
efektif.”
KOMPETENSI PERAWAT
Di adopsi dari Royal
College of Nursing
(RCN) tahun 2002.
Dimana kompetensi di Keterampilan Bekerja Tim
definisikan sebagai; Mengingat layanan perawatan paliatif saat ini tidak hanya
“keterampilan, tersedia di fasilitas rumah sakit, namun juga tersedia di rumah hospis,
pengetahuan, rumah perawatan maupun di rumah pasien. Seiring dengan meningkat
pengalaman, kualitas peran perawata di area paliatif sehingga keterampilan untuk dapat
dan karakteristik, bekerja dalam tim menjadi suatu keharusan dan keniscayaan.
serta perilaku yang
menjadi syarat pada Keterampilan Dalam Perawatan Fisik
seseorang untuk Perawat di tuntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik
untuk dapat melakukan asuhan keperawatan secara langsung pasien
melakukan kerja atau
dalam kondisi apapun dan kapanpun, sehingga perawat dapat
tugasnya secara bertindak dan mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi pasien.
efektif.”
KOMPETENSI PERAWAT
Di adopsi dari Royal
College of Nursing
(RCN) tahun 2002.
Dimana kompetensi di
definisikan sebagai; Keterampilan Intrapersonal
Salah satu area yang menjadi komponen kunci untuk dapat bekerja
“keterampilan,
dengan baik dan sukses dalam area perawatan paliatif adalah
pengetahuan, keterampila intrapersonal. Karena kematangan secara pribadi dan
pengalaman, kualitas professional akan dapat membantu perawat dalam mengatasi masalah
dan karakteristik, yang terkait dengan isu intrapersonal yang bersifat intrinsic terutama
serta perilaku yang saat melayani atau melakukan asuhan keperawatan pasien yang
menjadi syarat pada menjelang ajal dan keluarganya.
seseorang untuk
melakukan kerja atau
tugasnya secara
efektif.”
Perawatan Paliatif Dalam Konteks Indonesia
03 Tempat
Di Hospice Care perawatan
Hospice care merupakan pelayanan
kesehatan yang mengkhususkan diri
dalam kasus kematian pasien dengan
menggabungkan filosofi hospice care
paliatif
dengan prinsip-prinsip perawatan
paliatif.