Anda di halaman 1dari 6

JPIS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial

Volume 27, Nomor 2, Desember 2018


e-ISSN 2540-7694
p-ISSN 0854-5251
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpis
jurnaljpis@upi.edu

Pendidikan Multikultural berbasis Kearifan Lokal


dalam Pembentukkan Karakter Peserta Didik
di Tanjungpinang Provinsi Kepualauan Riau
Lisken Siriat1, Siti Nurbayani2
2s.nurbayani@upi.edu
1Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2Universitas Pendidikan Indonesia

Disubmit Direvisi Diterima


11 Mei 2018 20 November 2018 28 Desember 2018
http://dx.doi.org/10.17509/jpis.v27i2.11185

ABSTRACT
Education should not only interpreted in the limit of comprehension the
implementation of science but also it should be wider, thus the early learners have the
comprehension in the local wisdom. Multicultural education based on local wisdom is
done to solve the problem. At the same time, the main purpose of multicultural
education based on local wisdom is to provide the comprehension to the learners
related to the values of local wisdom. In this case the learners can have nationalist
spirit, patriotism, to the culture, without ethnosntrisme. At the local and urban level,
the approach of multicultural education based on local wisdom should be done
contextually. Thus the learners will have more mutual respect for diversity and various
aspects such as religion, ethnic, and others.

Key Words: Multicultural Education, Local Wisdom, Students Character

ABSTRAK
Pendidikan tidak dapat ditafsirkan terbatas sebagai implementasi ilmu
pengetahuan saja, melainkan harus lebih luas, sehingga para peserta didik memiliki
pemahaman terhadap kearifan lokal. Pendidikan multikultural berbasis kearifan
lokal dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah. Selain itu, tujuan
pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal adalah memberi pemahaman
kepada peserta didik tentang nilai-nilai kearifan lokal. Hal tersebut diharapkan
dapat menumbuhkan semangat kebangsaan, patriotisme, hingga kebudayaan
peserta didik, tanpa etnosntrisme. Di tingkat lokal, pendekatan pendidikan
multikultural harus dilakukan secara kontekstual. Dengan demikian peserta didik
akan memiliki lebih banyak rasa hormat terhadap keberagaman dan berbagai aspek
seperti agama, etnis, dan lain-lain.

Kata Kunci: Pendidikan Multikultural, kearifan Lokal, Karakter Siswa

PENDAHULUAN berkaitan dengan perkembangan jaman.


Lemahnya pemahaman masyarakat Seiring dengan perkembangan jaman di
terkait dengan nilai-nilai kearifan lokal era globalisasi, modernisasi banyak hal-
sangat berdampak pada pola pikir, sikap, hal yang berubah pada diri masyarakat.
dan tindakan individu maupun Minimnya pemahaman akan nilai-nilai
kelompok. Masyarakat jauh lebih peduli kearifan lokal tersebut sangat berpotensi
dan perhatian akan hal-hal yanag dalam menciptakan konflik sara dan ras.

150 Lisken Siriat, Siti Nurbayani | Pendidikan Multikultural berbasis Kearifan Lokal…
JPIS | Volume 27, Nomor 2, Desember 2018

Masyarakat di Indonesia memiliki hal ini dapat diperkuat dengan cita-cita


berbagai kekayaan kearifan lokal sejalan nasional Bangsa Indonesia yang
dengan faktor geografisnya. Dalam hal termaktub dalam Undang-Undang
ini kearifan lokal ada yang bersifat fisik Sistem pendidikan Nasional No.20 Tahun
dan abstrak. Namun keduanya sama- 2003, yang mengatakan bahwa tujuan
sama mengandung nilai dan pesan moral pendidikan nasional adalah untuk
sebagai warisan nenek moyang berkembangnya potensi peserta didik
terdahulu. Berbagai daerah di Indonesia agar menjadi manusia yang beriman dan
menjadikan kearifan lokal sebagai bertkwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pedoman hidup dan pengetahuan yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
memiliki nilai dan pesan moral. kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Dengan adanya kearifan lokal pada Negara yang demokraatis serta
tiap daearah maka masyarakat dituntut bertanggung jawab.
untuk dapat mempertahankannya Maka, pendidikan multikultural
sebagai pedoman hidup guna berbasis kearifan lokal harus diajarkan
menciptakan keteraturan, kepedulian kepada peserta didik melalui
terhadap manusia, lingkungan, dan pembelajaran secara terintegrasi pada
sumber daya alam yang ada di tiap mata pelajaran. Atau pada sisi lain
sekelilingnya (Cecep, Permana, Nasution, hal yang lebih tepat dapat dilakukan
& Gunawijaya, 2011). Berdasarkan hal itu dengan memasukkan kearifan-kearifan
manusia secara individu dan kelompok lokal dalam pembelajaran muatan lokal
akan melakukan tindakan-tindakan yang di sekolah. Dalam hal ini kurikulum dari
berdampak positif bagi orang lain. pusat tidak menjadi tumpuan bagi guru
Jika saja kekayaan kearifan lokal tidak mengajar di kelas, akan tetapi dapat
dijaga dan dipelihara melalui pendidikan menyelaraskan dengan kebutuhan
bagi generasi muda, maka disinyalir hal daerah masing-masing. Tentu dengan
itu akan hilang terdegradasi oleh arus tujuan mengajarkan nilai-nilai kearifan
globalisasi, modernisasi. Pada jaman lokal dalam pendidikan multikultural
globalisasi, modernisasi manusia sudah guna memberikan pemahaman bagi
banyak yang memiliki sikap apatis peserta didik agar berjiwa menerima
dengan nilai-nilai kearifan lokal sebagai dalam setiap perbedaan dari berbagai
bagian dari multikultural bangsa dalam aspek.
budaya. Dalam hal ini banyak ditemukan
di tengah-tengah masyarakat dimana KAJIAN LITERATUR
satu sama lain sudah tidak saling Teori Pendidikan Multikultural
menghargai perbedaan, keberagaman, Pendidikan multikultural adalah cara
dalam berbagai aspek seperti etnis, suku, memandang realitas dan cara berpikir,
budaya, dan agama. dan bukan hanya konten tentang
Berkenaan dengan itu, untuk beragam kelompok etnis, ras, dan
mengatasi semua permasalahan tersebut budaya (Banks, 2002). Merujuk pada
agar tidak terjadi maka diperlukan peran pendapat tersebut, pendidikan
pendidikan. Pendidikan yang dimaksud multikultural sejatinya tidak dimaknai
dalam hal ini adalah pendidikan sebatas hal-hal yang berhubungan
multikultural berbasis kearifan lokal dengan keberagaman melihat etnis,
dalam menciptakan karakter bangsa suku, agama, dan kebudayaan. Hal yang
yang berbudi, bermoral, beretika, dan jauh lebih penting dari hal tersebut ialah
penuh toleransi. Pendapat penulis dalam bagaimana pendidikan multikultural
tersebut bisa mengubah pola pikir

Lisken Siriat, Siti Nurbayani | Pendidikan Multikultural berbasis Kearifan Lokal… 151
JPIS | Volume 27, Nomor 2, Desember 2018

masyarakat sejalan dengan nilai-nilai bertahan dan menjadi pedoman hidup


kearifan lokal. masyarakatnya.
Pada sisi lain, pendidikan Merujuk pada pendapat tersebut
multikultural berbasis kearifan lokal kearifan lokal dapat dipahami sebagai
harus mampu menggiring masyarakat nilai- nilai yang menjadi tradisi bagi
atau peserta didik menjadi manusia- masyarakat dan di dalamnya terkandung
manusia yang memiliki kepedulian pesan, himbauan, serta nasehat. Dalam
dengan budaya daerahnya. Tidak hannya hal ini pesan-pesan tersebut
pada sebatas itu, namun dengan berhubungan dengan sikap, perilaku,
penerapan pendidikan multikultural moral, nilai-nilai religius, dan pendidikan
berbasis kearifan lokal peserta didik karakter. Walaupun kearifan lokal
diharapkan menjadi manusia-manusia terbagi dalam bentuk tangible dan
yang berprestasi. Dalam hal ini nilai-nilai ingtangible, namun pada dasarnya
kearifan lokal yang merupakan keduanya mengandung nilai-nilai pesan
kebudayaan daerah memiliki pengaruh moral yang sama bagi masyarakat.
dalam menjadikan peserta didik sebagai Demikian dicontohkan dalam satu
manusia yang berprestasi sebagaimana bentuk kearifan lokal yang terdapat di
dikatakan oleh (Nieto, 2000) penting Kota Tanjungpinang yakni Gurindam Dua
untuk menguji bagiamana budaya dapat Belas secara tangible dan bangunan
mempengaruhi belajar dan berprestasi di bercorak Melayu secara ingtangible.
sekolah. Namun kedua jenis kearifan lokal
Penulis dalam hal ini berpendapat tersebut memiliki pesan-pesan moral
bahwa hal ini sangat penting mengingat yang sama sebagai bentuk pendidikan
setiap peserta didik berasal dari multikulural berbasis kearifan lokal.
latarbelakang yang berbeda-beda,
sehingga menjadikan mereka memiliki Pendidikan Karakter
pemikiran, dan tindakan yang berbeda- Untuk menciptakan manusia yang
beda. Perbedaan tersebut jika saja tidak berbudi, beretika, memiliki moral,
dipahami dengan baik maka sangat sejatinya salah satu hal yang dapat
berpotensi menjadikan peserta didik dilakukan ialah melalui pendidikan
menjadi individu-individu yang karakter. Mengingat setiap daerah di
berkonflik. Itulah sebabnya dengan Indonesia memiliki berbagai kebudayan
diterapkannnya pendidikan multikultural dan kearifan lokal yang berbeda-beda,
berbasis kearifan lokal diharapkan tentu pendidikan karakter yang
memberikan cara pandang yang luas diterapkan harus mengacu pada hal –hal
bagi peserta didik dalam melihat yang berbaur pendidikan multikultual
perbedaan-perbedaan. berbasis kearifan lokal.
Dalam pendidikan karakter Muslich
Kearifan Lokal (2011) dan Lickona (1991) “menekankan
Kearifan lokal didefinisikan sebagai pentingnya tiga komponen karakter
kebenaran yang telah mentradisi atau yang baik (components of good
ajeg dalam suatu daerah (Gobyah, 2009). character), yaitu moral knowing atau
Sementara Jim (2002), menyatakan pengetahuan tentang moral, moral
bahwa kearifan lokal merupakan nilai- feeling atau perasaan tentang moral, dan
nilai yang diciptakan, dikembangkan dan moral action atau perbuatan moral”.
dipertahankan dalam masyarakat lokal Merujuk pada pendapat tersebut peran
dan karena kemampuannya untuk pendidikan multikultural berbasis

152 Lisken Siriat, Siti Nurbayani | Pendidikan Multikultural berbasis Kearifan Lokal…
JPIS | Volume 27, Nomor 2, Desember 2018

kearifan lokal sangat diperlukan guna sosial kultural pembentukan karakter


memberikan pemahaman bagi peserta dalam diri individu merupakan fungsi dari
didik terkait dengan hal-hal yang berbaur seluruh potensi individu manusia
keberagaman. (kognitif, afektif, konatif, dan
Sejalan dengan pernyataan di atas, psikomotorik) dalam konteks interaksi
sejatinya pendidikan multikultural sosial kultural (dalam keluarga, sekolah,
berbasis kearifan lokal dalam dan masyarakat) dan berlangsung
mengembangkan karakter manusia sepanjang hayat. Konfigurasi karakter
harus melibatkan aspek knowledge, dalam konteks totalitas proses psikologis
atitude, dan skill peserta didik. Dengan dan sosial-kultural tersebut dapat
demikian peserta didik akan semakin dikelompokkan dalam: Olah Hati
memahami, mengerti, peduli, bersikap (spiritual and emotional development) ,
terbuka, menghargai segala bentuk Olah Pikir (intellectual development),
perbedaan, keberagaman, melalui nilai- Olah Raga dan Kinestetik (physical and
nilai yang terkandung pada kearifan lokal kinestetic development), dan Olah Rasa
tersebut. dan Karsa (affective and creativity
development) (Kementerian Pendidikan
METODE PENELITIAN Nasional, 2010). Penulis dalam hal
Pada jurnal yang membahas berpandangan bahwa pendidikan
mengenai pendidikan multikultural multikultural berbasis kearifan lokal
berbasis kearifan lokal dalam memiliki peran penting dalam
mengembangakan karakter peserta memberikan pemahaman, pembelajaran,
didik, penulis menggunakan pendektan kesadaran, bagi peserta didik terkait hal-
kualitatif. Teknik pengambilan data hal yang berhubungan dengan nilai-nilai
dilakukan dengan pedoman wawancara kebudayaan lokal daerahnya. Tidak
tertulis yang dibagikan ke beberapa berhenti pada fungsi tersebut, sejatinya
peserta didik yang ada di kota pendidikan multikultural berbasis
Tanjungpinang secara acak. Namun kearifan lokal juga sangat berperan aktif
responden yang dipilih dalam hal ini ialah dan penting dalam suatu tindakan untuk
peserta didik pada tingkat Sekolah melaksanakan nilai-nilai kepada sesama,
Menengah Atas (SMA). Selain itu, penulis masyarakat, lingkungan, agama, dan
juga menggunakan bebagai sumber atau kepada Tuhan Yang Maha Esa.
referensi yang akurat terkait dengan apa Hal ini menandakan bahwa segala
yang di bahas dan di teliti. Keseluruhan bentuk perbedaan yang terdapat di
hasil tersebut kemudian dirangkum Indonesia, tidak akan menjadi sesuatu
dengan mengambil intisarinya serta yang membahayakan jika saja pendidikan
menuliskannya dengan kalimat yang multikultural berbasis kearifan lokal
baku. selalu disampaikan dalam pendidikan
formal, maupun non formal, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN informal.
Nilai-Nilai yang diperoleh Peserta Didik Berdasarkan penjelasan di atas maka,
dari Implementasi Pembelajaran dengan diterapkannya muatan lokal yang
Pendidikan Multikultural Berbasis mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal dari
Kearifan Lokal dalam Pembentukan Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji,
Karakter telah memunculkan berbagai nilai-nilai
Berdasarkan grand design yang positif bagi peserta didik untuk pelajar
dikembangkan (Kementerian Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di kota
Nasional, 2010), secara psikologis dan

Lisken Siriat, Siti Nurbayani | Pendidikan Multikultural berbasis Kearifan Lokal… 153
JPIS | Volume 27, Nomor 2, Desember 2018

Tanjungpinang. Dua belas pasal yang berbagai pemahaman dari isi


terdapat dalam puisi Gurindam Dua Belas Gurindam Dua Belas bahwa
ini sarat dengan pesan moral, himbauan, sesungguhnya nilai-nilai kearifan lokal
dan nasehat, yang bersendikan nilai-nilai tersebut merupakan bentuk
agama dan pendidikan, serta pendidikan yang dapat membentuk
kebudayaan. perilaku dan karakter pribadi mereka.
Berdasarkan pedoman wawancara 4) Dengan adanya pendidikan
tertulis yang dibagikan kepada peserta multikultural berbasis kearifan lokal
didik secara acak tersebut, dalam hal ini yang mengajarkan nilai-nilai kearifan
penulis menemukan hasil bahwa dengan lokal menumbuhkembangkan sikap
dimasukkanya Gurindam Dua Belas nasionalis dan patriotisme peserta
secara terintegrasi dalam pembelajaran didik terhadap perbedaan dan
di sekolah telah memunculkan berbagai keberagaman.
nilai-nilai positif terhadap diri peserta 5) Pendidikan multikultural berbasis
didik. kearifan lokal telah membentuk
Hal itu dapat dilihat dalam kehidupan peserta didik menjadi manusia –
peserta didik sehari-hari di kota manusia yang religius. Hal ini dapat
Tanjungpinang dimana penduduknya dilihat dimana dalam kehidupan
tergolong multikultural akan tetapi sehari-hari terlihat berbagai aktivitas
nyaris tidak pernah terjadi hal-hal yang masyarakat di kota Tanjungpinang
berkaitan dengan konflik sara maupun baik anak-anak, remaja, dewasa, dan
ras. Beberapa nilai-nilai konkrit atau orang tua dalam berbagai kegiatan
nyata yang terlihat dalam kehidupan keagamaan.
peserta didik dalam usia muda terkait
dengan diterapkannya pendidikan SIMPULAN
multikultural berbasis kearifan lokal Kehadiran globalisasi, modernisasi di
diantaranya: berbagai Negara termasuk Bangsa
1) Penerapan pendidikan mulikultural Indonesia merupakan suatu tantangan
berbasis kearifan lokal yang berat dalam mempertahankan
mengusung Gurindam Dua Belas kebudayaan lokal. Berbagai budaya,
dalam pembelajaran karifan lokal moral, dan etika ketimuran yang kita
dianggap mampu membangun miliki sangat berpotensi terdegradasi
karakter individu kea rah yang positif. oleh kemajuan jaman tersebut. Pada sisi
2) Terlihat dalam kehidupan nyata di lain tingginya berbagai kepentingan
kota Tanjungpinang bahwa tidak kelompok dengan motif kekuasaan,
pernah terjadi konflik yang berkaitan ekonomi, termasuk salah satu bagian
dengan sara, ras antar kelompok baik yang dapat mengkibatkan berbagai
bagi anak-anak, remaja, dewasa, dan kebudayan lokal hilang yang
orang tua. berpengaruh pada keberagaman
3) Dengan penerapan pendidikan masyarakat.
multikultural berbasis kearifan lokal Untuk mencegah dan memberikan
terlihat keharmonisan antara satu pemahaman bagi masyarakat secara
etnis ke etnis lain, antara agama satu umum terkait dengan pentingnya
ke agama lain, demikin seterusnya memelihara persatauan, keberagaman,
dalam berbagai keberagaman dan nilai-nilai kearifan lokal ialah dengan
masyarakat dalam kehidupan sehari- menerapkan pendidikan multikultural
hari. Para peserta didik mendapatkan berbasis kearifan lokal. Hal ini dianggap

154 Lisken Siriat, Siti Nurbayani | Pendidikan Multikultural berbasis Kearifan Lokal…
JPIS | Volume 27, Nomor 2, Desember 2018

dapat membentuk karakter masayarakat Jim, 2. Ife. (2002). Community


menjadi manusia-manusia yang Development, Creating Community
bermoral. Maka pendidikan multikultural Alternatives. : : Longman.
berbasis kearifan lokal tersebut harus
diterapkan sejak dini kepada peserta Kementerian Pendidikan Nasional.
didik sebagai generasi penerus. (2010). Pedoman Sekolah,
Pendidikan multikultural tersebut dapat Pengembangan Pendidikan Budaya
di implementasikan bukan saja melalui dan Karakter Bangsa. Jakarta.
pendidikan formal disekolah, akan tetapi
juga oleh keluarga melalui orang tua, Lickona, T. (1991). Educating for
lingkungan, teman bermain, dan media. Character. New York: Bantam
Books.
DAFTAR PUSTAKA
Banks, J. A. (2002). An Introduction to Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter:
Multicultural Education. Boston- Menjawab Tantangan Krisis
London: Allyn and Bacon Press. Multidimensional. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Cecep, R., Permana, E., Nasution, I. P., &
Gunawijaya, J. (2011). PADA Nieto, S. (2000). Placing Equity Front and
MASYARAKAT BADUY Local- Center: Some Thoughts on
wisdom of Disaster Mitigation on Transforming Teacher Education for
Baduy Abstract, 15(1), 67–76. a New Century. Journal of Teacher
Education, 51(3).
Gobyah, I. K. (2009). Berpijak Pada
Kearifan lokal. www.balipos.co.id.

Lisken Siriat, Siti Nurbayani | Pendidikan Multikultural berbasis Kearifan Lokal… 155

Anda mungkin juga menyukai