Anda di halaman 1dari 13

METODE PENELITIAN SOSIOLOGI KUANTITATIF

“ILMU PENGETAHUAN DAN


PENELITIAN ILMIAH”

Oleh:

MUHAMMAD IFDHALY
2120812001

PROGRAM STUDI S2 SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa Inggris knowledge.


Sedangkan secara terminologi, Sidi Gazalba menjelaskan bahwa pengetahuan adalah
apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari
kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi
pikiran.(Sidi Gazalba, 1992)
Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan apabila
seseorang mengenal tentang sesuatu. Dalam hal ini, suatu hal yang menjadi
pengetahuannya selalu terdiri dari 1) unsur yang mengetahui, 2) hal yang ingin
diketahui, dan 3) kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui tersebut. Artinya,
pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk
mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin diketahuinya.(Rusmini,
2014)
Penelitian ilmiah adalah penelitian yang mengandung unsur‐unsur ilmiah atau
keilmuan di dalam aktivitasnya. Ostle pada Nazir (1999), menyatakan penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (scientific methode) disebut penelitian
ilmiah, mengandung dua unsur penting yakni; unsur pengamatan (observation) dan
unsur nalar (reasoning) (Nazir, 1999). Penelitian ilmiah juga berarti penyelidikan yang
sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena‐fenomena alami, dengan
dipandu oleh teori‐teori dan hipotesis‐hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat
diantara fenomena‐fenomena itu (Kerlinger, 2000) Penelitian ilmiah merupakan mesin
yang memproses produk ilmu pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa Penelitian ilmiah
merupakan serangkain kegiatan sistematis yang didasarkan pada metode ilmiah dengan
tujuan mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan
penelitian yang diajukan sebelumnya. Tentunya ada banyak cara menemukan jawaban
yang dimaksud, variasi cara penelitian terjadi tidak hanya dalam penelitian ilmiah
terjadi tidak hanya dalam penelitian dalam bidang yang sama, malahan tentang yang
sama. 
Penelitian ilmiah akan memerlukan referensi atau rujukan pada suatu karya
ilmiah yang dikembangkan sebelumnya. Ziman dalam Smith (1981) mengemukakan
bahwa sebuah karya ilmiah tidak dapat berdiri sendiri; dia berada dalam lingkungan
subyek literatur sejenis. Di sisi lain, peneliti perlu mempublikasikan hasil karyanya agar
dapat diketahui oleh khalayak. Karya ilmiah yang terbaru dapat dipublikasikan dalam
jurnal (majalah ilmiah). Sehingga ini akan memungkinkan suatu komunikasi ilmiah.
Komunikasi ilmiah ini perlu dibentuk dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan
untuk menghindari suatu duplikasi atau pengulangan penelitian yang mengakibatkan
kegiatan penelitian menjadi tidak efisien, membuang sumber daya, dan terhambatnya
perkembangan ilmu pengetahuan (Sulistyo-Basuki, 1991)
Pada pembahasan makalah ini mencoba menjeaskan tentang ilmu pengetahuan
dan peneitian ilmiah yang meliputi apa itu ilmu pengetahuan, unsur dan jenis
penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan?
2. Apa unsur-unsur penelitian ilmiah?
3. Apa jenis-jenis penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas,terdapat tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk:
1. Untuk mengetahui ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur penelitian ilmiah.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu


yang dinamakan metode keilmuan. Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu pengetahuan
lebih bersifat merupakan kegiatan daripada sekedar produk yang siap dikonsumsikan
(Suriasumantri. Jujun S, 2001). Metode keilmuan yang didapati sekarang ini merupakan
gabungan antara pendekatan rasional dan empiris. Rasionalisme memberikan kerangka
pemikiran yang koheren dan logis, sedangkan empirisme memberikan kerangka
pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
Sehingga secara umum ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang
tersusun secara logis dan sistematis serta telah teruji kebenarannya. Ilmu pengetahuan
tidak segera muncul tiba-tiba, ia ada melalui proses penelitian yang panjang. Dalam
upaya menemukan pengetahuan baru, ilmuwan melakukan kegiatan penelitian dalam
cara tertentu, menggunakan suatu metode yang tepat untuk menggambarkan suatu
fenomena. Sebuah karya ilmuwan akan menjadi penting jika pengetahuan dari setiap
bidang keilmuan dapat dikembangkan. Efek kumulatif dari perkembangan yang
bertahap diharapkan dapat meningkatkan verifikasi dari kebenaran (truth) dan
mengurangi galat (error) dari berbagai bidang ilmu pengetahuan (Busha and Harter
1980, 5).

2.2 Unsur – unsur Penelitian Ilmiah


Berdasarkan (Singarimbun, 1989), yang merupakan unsur-unsur penelitian adalah
konsep, proposisi, teori, variabel, hipotesis dan definisi operasional. Hubungan unsur-
unsur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai beriku::
Unsur-unsur tersebut di atas merupakan pangkat pokok ilmu pengetahuan, dan
merupakan alat penelitian yang diperlukan dalam melakukan aktivitas. Ada 2 tahap
yang harus dilalui dalam penelitian, yaitu pemahaman teorisasi dan empirisasi. Pada
proses teorisasi, adanya pengetahuan tentang konsep, proposisi dan teori sangat
penting, karena diperlukan untuk merumuskan hubungan-hubungan teorisasi dengan
baik. Sedangkan pada tahap empirisasi pengetahuan tentang variabel, hipotesis dan
definisi operasional diperlukan agar mempunyai gambaran yang jelas mengenai data
yang hendak dikumpulkan.
Berdasarkan gambar di atas pada tahap teorisasi digunakan konsep dan proposisi
untuk menggambarkan fenomena yang diamati. Selain itu, diperlukan pula teori untuk
menerangkan mengapa satu konsep berhubungan dengan konsep lainnya. Selanjutnya,
harus diidentifikasi variabel penelitian, yaitu aspek tertentu dari konsep yang dapat
diukur, dan merumuskan hipotesis atas dasar teori dan proposisi yang digunakannya.
Hipotesis dan variabel kadang-kadang masih belum operasional, sehingga perlu
dijabarkan secara lebih spesifik menjadi hipotesis statistik dan definisi operasional,
tahap ini merupakan tahap empirisasi.
Tahap empirisasi ini meliputi identifikasi variabel penelitian, perumusan
hipotesis, penentuan definisi operasional, perumusan hipotesis statistik, penyusunan
instrumen penelitian dan penentuan sampel penelitian.
Catatan:
1. Konsep : definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak;
kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. Melalui konsep,
diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu
istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan lainnya.
2. Proposisi : hubungan yang logis antara 2 konsep yang bisa disajikan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Misalnya proposisi Harris dan Todaro (Singarimbun,
1989) yang banyak digunakan dalam studi mobilitas penduduk berbunyi "proses
migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah".
3. Teori : serangkaian asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antara konsep.
4. Variabel : hasil dari operasionalisasi konsep agar mempunyai variasi nilai
sehingga konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris. Misalnya, konsep
penduduk dapat dirumuskan dalam variabel-variabel jenis kelamin, suku bangsa,
umur.
5. Hipotesis : pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih secara
eksplisit ataupun implisit yang siap diuji secara empiris (akan dijelaskan lebih
detail pada modul selanjutnya).
6. Definisi operasional: semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur
suatu variabel. Misalnya, tingkat kecerdasan seseorang ditunjukkan oleh skor
yang diperoleh dari tes kecerdasan, atau fertilitas seorang wanita adalah jumlah
kelahiran hidup selama masa reproduksinya.

2.3 Jenis – jenis Penelitian


2.3.1 Penggolongan Penelitian
Walaupun sering terdapat kerancuan dalam batas-batasnya, menurut (Lubis,
1995): penelitian dapat digolongkan berdasarkan 3 golongan besar yaitu:
1. Menurut Tujuan Sesuai proses kegiatan keilmuan, terdapat 4 jenis penelitian,
yaitu:
a. penelitian untuk menguji teori lama/yang sudah ada;
b. penelitian untuk merumuskan teori baru;
c. penelitian untuk memperbaiki metodologi penelitian;
d. penelitian berupa aplikasi teori.
Yang dianggap penelitian ilmiah umumnya adalah a, b, dan c, sedangkan
penelitian berupa aplikasi teori ditolak karena tidak membuka cakrawala ilmu
menjadi lebih luas.
2. Menurut Bidang Ilmu Terbagi menjadi penelitian eksak dan tidak eksak atau
istilah lain: penelitian eksak dan non-eksak. Urutan proses kegiatan keilmuan
tetap berlaku bagi kedua bidang ilmu tersebut, yaitu:
Teori →Hipotesis →Observasi →Fakta →Teori.
Ciri ilmu non-eksak adalah ketidakpastian tinggi dan umumnya sesuai
dengan skema di atas, sedangkan ilmu eksakta mempunyai sifat kepastian yang
tinggi sehingga proses kegiatan keilmuan dapat saja tidak lengkap.
Contoh: "Rencana sistem persediaan perusahaan A" yang tidak diuji dalam
penelitian berarti dari teori langsung ke hipotesis. Misalnya perusahaan A yang
bergerak di bidang garmen, mempunyai prediksi penjualan untuk tahun 2008
sebesar 3000 kodi/bulan. Untuk memenuhi target penjualan, pihak manajemen
mempunyai rencana pengadaan barang dan sistem persediaan yang akan
dipergunakan untuk produksi barang/garmen tersebut. Hasil perencanaan ini yang
disebut teori dan hipotesisnya adalah Ho = sistem persediaan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tahun 2008 dengan hipotesis tandingan Hi = sistem
persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan tahun 2008. Penelitian tersebut atas
tetap bisa dianggap penelitian ilmiah, sebab suatu saat mungkin diuji oleh orang
lain (pada saat dicoba untuk menerapkan).
3. Menurut Sifat Masalah
a. Penelitian historis
Masalah penelitian yang merupakan rekonstruksi masa lalu secara sistematis
dan objektif melalui bukti-bukti. Contoh: Penelitian yang mengungkapkan
bahwa benar pada zaman Tyrannosaurus hidup pada zaman Jurasic.
b. Penelitian deskriptif
Penelitian untuk membuat deskripsi matematis faktual dan akurat tentang
sifat-sifat objek penelitian Contoh: Penelitian tentang sebab-sebab hilangnya
9 pulau di kawasan pulau Seribu.
c. Penelitian perkembangan
Penelitian yang menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan/ perubahan
menurut fungsi waktu, dapat dalam bentuk cross sectional atau longitudinal.
Contoh: Penelitian tentang persentase penurunan ekspor non migas selama
Pelita VI.
d. Penelitian kasus
Penelitian yang mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan
sekarang suatu objek penelitian. Contoh: Penelitian tentang sebab-sebab
perkelahian pelajar di Jakarta.
e. Penelitian korelasional
Jenis penelitian yang mempelajari sejauh mana variasi suatu faktor berkaitan
dengan variasi satu atau lebih faktor lain, berdasarkan koefisien korelasi.
Contoh: Penelitian tentang pengaruh televisi terhadap pertumbuhan emosi
anak.
f. Penelitian kausal-komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan
cara meneliti akibat untuk mencari faktor penyebab. Contoh: Penelitian
tentang persentase kanker leher rahim pada wanita perkotaan dikaitkan
dengan pola makanan.
g. Penelitian eksperimental
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan
cara memberi perlakuan tertentu kepada kelompok percobaan dan
membandingkan hasilnya terhadap kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan. Contoh: Penelitian tentang pengaruh pemberian makanan
tambahan terhadap berat badan sapi.
h. Penelitian tindakan (action research)
Penelitian yang menyelidiki karakteristik suatu objek penelitian dengan cara
melakukan suatu tindakan tertentu dan melihat reaksinya. Umumnya
digunakan untuk penerapan langsung. Contoh: Penelitian tentang pengaruh
obat "x" terhadap penderita asma kronis.
i. Penelitian evaluasi
Penelitian untuk mengevaluasi akibat dari suatu yang telah diterapkan pada
suatu objek penelitian Contoh: Penelitian tentang evaluasi pemakaian bahan
aditif "x" pada fondasi beton bangunan pelabuhan.
j. Penelitian grounded (grounded research)
Penelitian yang dimulai dari data konsep, teori dan hipotesis yang
dikembangkan berdasarkan data yang ada di lapangan. Contoh: Penelitian
tentang masyarakat suku terasing, market research.
k. Penelitian penjajagan (explorative research)
Penelitian untuk objek penelitian yang baru, di mana pengetahuan peneliti
masih terbatas, belum ada hipotesis dan peneliti lain yang melakukan
penelitian tentang objek tersebut. Peneliti masih mencari-cari. Contoh:
Penelitian tentang kebudayaan suku terasing (belum pernah diteliti).
l. Penelitian penjelasan (explanatory research)
Penelitian yang menjelaskan hubungan antarvariabel. Contoh: Penelitian
tentang pengaruh alat kontrasepsi terhadap penurunan kelahiran di kabupaten
"Y".
Suatu penelitian tidak harus selalu mencakup satu tipe penelitian saja dapat
juga gabungan dari beberapa tipe. Penelitian merupakan suatu proses yang
panjang (Singarimbun, 1989) dan dimulai dari minat seseorang untuk mengetahui
fenomena tertentu yang selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori,
konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai. Sebagai hasil akhir
dapat berupa teori/gagasan baru sehingga merupakan proses yang tiada hentinya.
Hal yang sangat penting bagi peneliti adalah adanya minat untuk mengetahui
masalah sosial atau fenomena tertentu. Minat tersebut timbul dan berkembang
karena rangsangan bacaan, diskusi, seminar, pengamatan atau campuran
kesemuanya. Minat yang ditunjang oleh kepekaan lingkungan dan akal sehat akan
merupakan permulaan penelitian yang baik.

2.3.2 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Dalam kegiatan penelitian, ada dua sisi yang sering kali menjadi bahan
perdebatan, yaitu yang menyangkut masalah metode analisis yang lazim digunakan,
metode kualitatif ataupun metode kuantitatif. Pada hakikatnya, kedua metode tersebut
tidak dapat dipisahkan secara tegas, karena kedua metode tersebut sering pula saling
melengkapi. Namun demikian, penelitian kuantitatif biasanya mengandalkan kekuatan
analisisnya yang merupakan pengujian data secara statistik. Sedangkan penelitian
kualitatif mengandalkan analisisnya dengan penjelasan data secara kualitatif.
Banyak berbagai isu yang telah menyoroti kedua metode penelitian tersebut.
Berikut ini ada beberapa pendapat mengenai kedua metode itu. Pada tahun 1925
Wedey pada bukunya "Quantitatif Analysis in Economics Theory" telah memadukan
dua metode analisis tersebut dalam artian penelitian. Pada tahun-tahun sebelumnya
atau mungkin juga pada waktu itu, ada perdebatan pada kedua metode tersebut,
bahkan saling berolok-olok. Pada tahun 1929 para sosiolog juga telah membahas
masalah ilmiah dan sudah terasa adanya pendekatan kuantitatif dalam penelitian
sosial. Ada kekhawatiran atau ketakutan pada waktu itu bahwa dengan adanya metode
kuantitatif maka buku-buku literatur sosial akan cepat out of date. Tetapi mulai tahun
lima puluhan, sudah tidak ada kekhawatiran ataupun ketakutan akan munculnya
metode kuantitatif. Bahkan metode tersebut merupakan pelengkap satu sama lain
metode kualitatif ataupun metode kuantitatif samasama ilmiah dan akan lebih kuat
apabila dikombinasikan.
1. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam melaksanakan penelitian, dilakukan serangkaian kegiatan. Kegiatan
yang dilakukan dalam kedua penelitian tersebut pada prinsipnya adalah sama. Hanya
saja mulai pada tahap pengumpulan data, ada perbedaan pada kedua penelitian itu.
Secara rinci perbedaan yang sangat mendasar kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai
berikut:

2. Fungsi Saling Melengkapi


Berdasarkan ciri-ciri penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif maka
sesungguhnya kedua penelitian tersebut dapat ditempatkan dalam satu rangkaian
kegiatan penelitian. Artinya, penelitian tersebut dapat dijelaskan dengan
menggunakan kedua jenis penelitian bersamaan. Namun demikian, untuk
melaksanakan penelitian yang menggunakan dua jenis penelitian tersebut tidak
dituntut untuk melaksanakan seluruh kegiatan secara bersamaan.
Suatu penelitian yang menggunakan 2 jenis penelitian tersebut disebut
saling melengkapi, fungsi ini dapat berlaku dalam menyajikan analisis atau data.
Seperti Anda ketahui, data yang disajikan dalam penelitian kuantitatif berupa
angka-angka, sedangkan penelitian kualitatif berupa uraian. Akan tetapi, agar
lebih memberikan gambaran mengenai data tersebut, penyajian data dalam
penelitian kuantitatif harus disertai dengan uraian kualitatif. Demikian pula
sebaliknya, data yang disajikan dalam penelitian kualitatif dapat lebih mudah
dimengerti maknanya jika dikemukakan juga dalam analisis kuantitatif.
3. Model Analisis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Walaupun penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif dapat ditempatkan
dalam satu kegiatan secara sekaligus, tetapi keduanya mempunyai model analisis
yang berbeda. Analisis kuantitatif memberi penekanan pada makna sedangkan
analisis kualitatif menekankan pada kecenderungan. Bertitik tolak perbedaan
inilah, kedua jenis penelitian tersebut mempunyai perbedaan analisis yang selalu
dikaitkan dengan data yang disajikan.
Dalam melakukan penelitian, data yang terkumpul dapat dikelompokkan
menjadi data kuantitatif (d-kuan) dan data kualitatif (d-kual). D-kuan adalah data
yang berbentuk angka yang dikumpulkan dari sejumlah pencacahan atau
pengukuran. Sedangkan d-kual adalah data yang tidak berbentuk angkaangka,
melainkan merupakan hasil deskripsi dari pengamatan, wawancara atau bahan
tulisan. Kedua jenis data tersebut dapat saling dipertukarkan. Sehingga d-kuan
dapat dikualifikasi dan d-kual dapat dikuantifikasi.
BAB III

PENETUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pembahasan pengetahuan dan penelitian dapat di simpulkan bahwa sanya


pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua
milik atau isi pikiran, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai
kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin diketahuinya.

Dalam berfikir ataupun mengetahui sesuatu fenomena ataupun permasaahan yang ada
manusia meakukan penelitian yang bersifat ilmiah, Penelitian ilmiah adalah penelitian yang
mengandung unsur‐unsur ilmiah atau keilmuan di dalam aktivitasnya, Penelitian ilmiah juga
berarti penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena‐
fenomena alami, dengan dipandu oleh teori‐teori dan hipotesis‐hipotesis tentang hubungan
yang dikira terdapat diantara fenomena‐fenomena itu.
DAFTAR PUSTAKA

Kerlinger, F. N. & H. B. L. (2000). Foundations Of Behavioral Research. Harcourt Inc.


Lubis, S. H. (1995). Metodologi Penelitian. Itb.
Nazir. (1999). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Rusmini. (2014). Dasar Dan Jenis Ilmu Pengetahuan.
Sidi Gazalba. (1992). Sistematika Filsafat. Bulan Bintang.
Singarimbun, M. Dan S. E. (1989). Metode Penelitian Survei. Lp3es.
Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Pt.Gramedia Pustaka Utama.
Suriasumantri. Jujun S. (2001). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar
Harapan.

Anda mungkin juga menyukai