Anda di halaman 1dari 16

5

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA UPT


PUSKESMAS RAWAT INAP WAYKANDIS
NOMOR 022 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
LABORATORIUM

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai nderajat
kesehatan yang optimal.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnyatuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan mengembangkan
dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan
kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang
bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

B. Tujuan
Sebagai acuan dalam penyelenggaran laboratorium
6

C. Sasaran
Sasaran pedoman penyelenggaraan laboratorium adalah :
1. Semua lapisan masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis dan semua
pengunjungpelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis yang sakit maupun sehat
2. ATLM Puskesmas Rawat Inap Way kandis selaku pelaksana kegiatan pelayanan laboratorium
3. Dokter Puskesmas selaku klinisi di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis.
4. Tenaga medis lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium Puskesmas Rawat Inap Way
kandis
5. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan spesiemen Puskesmas
Rawat Inap Way kandis.

D. Ruang Lingkup:
Ruang lingkup pedoman penyelenggaraan laboratorium mencakup:
1. Jenis – jenis pemeriksaan laboartorium dan metode pemeriksaan
2. Pelayanan laboratorium dari mulai menerima sampel sampai dengan hasil
3. Pelayanan laboratorium diluar jam kerja
4. Pelayanan laboratorium pada resiko tinggi dan laboratorium kritis
5. Keselamatan kerja
6. Penyampaian hasil laboraotorium
7. Jenis reagensia dan bahan yang harus ada di laboratorium
8. Pengadaan,penyimpanan dan pendistribusian reagensia
9. Rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboratorium
10. Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
11. Pengendalian Mutu laboratorium

E. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan spesimen sampel
sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan
2. Ahli Tekhnologi laboratorium medik (ATLM) adalah tenaga pelaksana laboratorium yang telah
melalui pendidikan analis kesehatan dan diberi tanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan
laboartorium
3. Spesiemen adalah sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan sediaan bahan
pemeriksaan
7

4. Mekanisme pelayanan laboratorium adalah alur dan syarat untuk medapatkan pelatyanan
laboratorium termasuk rujukan spesimen.
5. Alat dan bahan laboratorium adalah suatu perangkat yang di gunakan untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium.
6. Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi resiko atau dampak negatif baik
untuk ATLM dan pasien

F. Landasan Hukum
1. Undang- Undangnomor 36tahun 2009 tentangKesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Pola Ketenagaan
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib Puskesmas,
Laboratorium Puskesmas Rawat Inap Way Kandis mempunyai pola ketenagaan yang dapat dilihat pada
table berikut :
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di Laboratorium adalah :

No Jenis Tenaga Kualifikasi Kompetensi Dokumen Jumlah


pendidikan
1 Penanggung Dokter Pelatihan manajemen Seretifikat 1
Jawab laboratorium Pelatihan
2 Tenaga Teknis D III Pelatihan S STR, SIK dan 2
AnalisKesehata Laboratorium sertifikat
n (HIV,HbsAg,Mal,TB pelatihan dan
IMS dll) OJT

B. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium.
8

b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan laboratorium,


mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan kewenangan
berdasarkan pedoman pelayanandan standar prosedur operasional
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerjalaboratorium
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratoriumatau tenaga kesehatan lain
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan
laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan laboratorium Puskesmas. Ruangan yang ada di
laboratorium di Puskesmas 2 Ruangan yaitu Ruangan laboratorium Utama dan Laboraorium BTA.

Lemari Meja
pendingin Gambar 1 Sampling
LABORATORIUM KLINIK
Meja
Administrasi

Meja pemeriksaan dan alat Bak Cuci


9

Ganbar 2
Laboratorium TB

Meja Pembuatan,pewarnaan dan Bak Cuci


Pengeringan sediaan

B. Standar Sarana
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan
laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan laboratorium Puskesmas. Persyaratan
sarana/ruangan laboratorium Puskesmas sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 adalah
sebagai berikut :

1. Ruangan yang ada di laboratorium terdiri dari 2 ruangan diantaranya ruang laboratorium utama
dan laboratorium khusus bta/pengecatan
2. Langit langit berwarna putih dan mudah dibersihkan.
3. Dinding berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori pori, kedap air, dan mudah dibersihkan
serta tahan terhadap bahan kimia ( keramik).
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah dibersihkan
serta tahan terhadap bahan kimia.
5. Pintu diruang pemeriksaan memakai kaca yang bias dilihat dari luar.
6. Kamar kecil/WC pasien laboratorium bergabung dengan WC pasien Puskesmas.

C. Peralatan
Peralatan yang ada di puskesmas:
1. Meja pengambilan sampel darah
a. Menggunakan meja kayu ukuran 2m x 60cm
b. Mempunyai laci
2. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien :
a. Kursi mempunyai sandaran baik, kursi petugas maupum kursi pasien
b. Berbahan material kuat dari besi
10

3. Bak cuci/sink
a. Wastafel dilengkapi keran yang mengalirkan air bersih
b. Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan air limbah
Puskesmas.
4. Meja pemeriksaan
a. Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang 300cm
b. Meja terdiri dari 2 meja. 1 meja khusus untuk alat dengan getaran diantaranya Rotator dan
Centrifuger,dan 1 meja berisikan alat Hemanalizer dan photometer.
5. Lemari pendingin
a. Berfungsi untuk menyimpan reagen dan sampel
b. Reagent dan sampel disimpan dalam lemari pendingin
6. Lemari alat
a. Berfungsi untuk menyimpan alat
b. ukuran panjang 160 cm lebar 40 cm tinggi 200 cm
c. bahan terbuat dari kayu atau almunium dan rakdari kaca
d. Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
7. Rak reagent
a. Fungsi untuk menyimpan reagent
b. ukuran sesuai kebutuhan
c. bahan dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon
8. Perawatan Dan Kalibrasi

Perawatan harian dilaksanakan setiap hari untuk alat-alat semi otomatik dan mikroskop:
a. Hematologi Analizer : dilakukan pengenolan alat sebelum di lakukan pemeriksaan dengan cara
melakukan pemeriksaan tanpa sampel atau back ground, hasil background yang di terima
disesuaikan dengan standarat alat / merek alat.
b. Spektrofotometer : dikaukan pemeriksaan lampu setiap 6 bulan sekali, pencucian dengan washing
reagen setiap alata meminta pencucian.
c. Urinalisa : dilakukan kalibrasi setiap hari diawal pemeriksaan
d. Mikroskop : di lakukan perawatan harian pembersihan lensa-lensa objektif dan okuler setelah
dipakai dan mikroskop di simpan di kotak kayu khsusu yang diberi pencahayaan lampu bohlam 5
watt.
e. Mikropipet : dilakukan perawatan harian setelah di gunakan
f. Sentrifuger dan Rotator : dilakukan perawatan harian setelah di lakukan pemakian.
g. Untuk kalibrasi alat di jadwalkan di lakukan kalibrasi setahun sekali
11

BAB IV
TATA LAKSANA

A. Jenis- jenis Pemeriksaan Laboratorium


Kemampuan pemeriksaan meliputi pemeriksaan dasar dan lanjutan yang meliputi :
1. Pemeriksaan Hematologi :
Pemeriksaan Hemoglobine, Hitung Jumlah Eritrisit, Hitung Jumlah lekosit, Hitung Jumlah
Trombosit, Hematokrit.
2. Pemeriksaan Urinalisa
Yang meliputi pemeriksaan mkroskopis urine ( Warna, kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat jenis,
Protein, Bilirubin,Glukosa, Urobilinogen,Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan sedimen urine
3. Pemeriksaan Kimia Darah
Yang meliputi pemeriksaan Gula darah ( Sewaktu, Puasa, 2 Jam PP), Profil Lipid ( Cholesterol
total, Trigliserida, HDL, LDL), fungsi hati (SGOT,SGPT), Fungsi Ginjal (Ureum, Creatinin,
Asam Urat), Bilirubin Total,Bilirubin Direk dan Bilirubin indirek.
4. Pemeriksaan Serologi
Yang meliputi pemeriksaan tes kehamilan, Hepatits B antigen, HIV, Anti HCV, Widal, Golongan
Darah, Shipilis (RDT dan RPR), Dengue Blood (IgG dan IgM, NS1), Malaria RDT
5. Pemeriksaan Mikrobiologi dan Parasitologi
Yang meliputi pemeriksaan feaces, Bakteri tahan Asam (BTA), Malaria, Diplococcus Gram
Negatif, Tricomonas Vaginalis, Candida albicans.

Metode pemereiksaan laboratorium Puskesmas rawat Inap Way kandis mengunakan metode manual, semi
otomatis dan Otomatis.
Pelayanan laboratorium Puskesmas Rawat Inap Way Kandis dilaksanakan setiap hari kerja yaitu:
1. Senin s/d Kamis pukul 8.00 - 12.30 WIB
2. Jumat pukul 8.00 - 11.00 WIB
3. Sabtu pukul 8.00 - 12.00 WIB

Untuk pelayanan di hari libur atau diluar jam kerja di laksanakan dengan cara ON call, ATLM akan
datang sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan untuk melakukan pemeriksaan pasien rawat inap.
12

D. Prosedur Pelayanan Laboratorium

pemeriksaan
Pasien Pendaftaran
dokter

Rujuk Internal Pemeriksaan


Pasien
Laboratorium Laboratorium

Alur Pelayanan Laboratorium

1. Persiapan petugas
Mengenakan perlengkapan keselamatan kerja antaralain masker, jas laboratorium, sarung tangan
sebelum memulai aktifitas, menyiapkan formulir serta alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Persiapan Pemeriksaan dan Administrasi
a. Menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
b. Petugas laboratorium memanggil pasien sesuai nomor urut antrian untuk pasien rawat jalan
sedangkan untuk pasien rawat inap petugas laboratorium mengambil sampel keruangan masing –
masing pasien setelah mendapat rujukan internal dari dokter.
c. Petugas mencocokkan identitas pasien dan memberikan informasi tarif pemeriksaan yang diminta.
d. Petugas laboratorium memberi penjelasan kepada pasien cara pengambilan sampel pemeriksaan
laboratorium yang akan dilakukan.
e. Bila tidak dapat dikerjakan karena keterbatasan alat meminta pasien kembali ke pengirim/perujuk
untuk dirujuk ke tingkat lebih lanjut.
f. Pasien menjelaskan waktu tunggu pemeriksaan laboratorium.
3. Pemeriksaan
a. Petugas membuat formulir infrom concent umtuk pengambilan tindakan pengambilan darah
b. Petugas mengambil sampel sesuai jenis pemeriksaan
c. Petugas Mencatat waktu pengambilan darah
13

d. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai permintaan dan melakukan pemeriksaan duplo terhadap
nilai laboratorium kritis.
e. Petugas melakukan validasi hasil laboratorium.
f. Menulis hasil pemeriksan pada formulir hasil pemeriksaan laboratorium.
g. Petugas menulis identitas pasien dan hasil pemeriksaan pada buku register dan formulir hasil
pemeriksaan serta menandatanganinya.
4. Pembiayaan
a. Menuliskan biaya pemeriksaan pada bukti pembayaran dan diserahkan kepada pasien .
b. Mencatat pada form klaim bagi yang menggunakan Program pelayanan kesehatan masyarakat
(KK/KTP)
5. Penyerahan hasil
a. Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sebelum diserahkan
b. Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium
c. Petugas tandatangan pada formulir klaim hasil pemeriksaan untuk pasien program P2KM
d. Pasien diminta kembali kepengirim/perujuk untuk pasien rawat jalan, sedangkan untuk pasien
rawat inap petugas laboratorium memberikan hasil pemeriksaaan kepada dokter penanggung
jawab rawat inap.
e. Petugas mencatat waktu penyerahan hasil laboratorium ke pasien.

Penetapan waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium adalah sejak mulai di lakukan pengambilan
sampel sampai dengan pasien memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pelayanan Rawat jalan : 1 s/d 2 jam
2. Pelayanan Rawat Inap : 30 menit s/d 1 jam
3. Pelayanan UGD/Cito : 15 menit s/d 30 menit

Penyerahan hasil pemerikasan laboratorium


1. Hasil pemeriksaan diberikan kepada pasien untuk disampaikan kepada dokter, dokter gigi, bidan
atau perawat ytang melakukan permintaan pemeriksaan laboratorium
2. Hasil pemeriksaan di tulis di formulir lembar hasil pemeriksaan yang telah di tetepkan yang
memuat nilai normal/nilai rujukan. Penetapan nilai normal/nilai rujukan disesuaikan dengan alat
dan reagensia serta metode pemeriksaan yang di pakai yang telat di tetapkan dalam pertemuan
yang membahas nilai normal, rujukan dan nilai kritis.
14

3. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus di sampaikan segera kepada tenaga kesehatan yang
meminta dengan memberikan tanda khusus dengan acuan sebagai berikut:
Parameter Nilai Kritis Rendah Nilai Kritis Tinggi
Glukosa 45 mg/dl 450 mg/dl
Ureum - 100 mg/dl
Creatinin - 6,0 mg/dl
Asam Urat - 13 mg/dl
Hemoglobine 7 gr/dl 20 gr/dl
Hematokrit 20% 60%
Trombosit 40.000 sel/ul 1.000.000 sel/ul
Lekosit 2000 sel/ul 40.000 sel/ul
Sumber : Nilai kritis (Genzen dan Tormey 2011)
Prosedur pelaporan nilai kritis :
1. Dipastikan tidak ada kesalahan praanalitik dan analitik.
2. Pelaporan langsung ke docter pengirim rujukan
3. Nilai kritis dilaporakan sesegera mungkin 15-30 menit
4. Didokumentasikan dalam suatu buku berisi tanggal, identitas pasien, waktu pelaporan, nama
pelapor, paraf dan nama penerima laporan.

BAB V
LOGISTIK

A. Reagen
Reagen yang ada di laboratorium Puskesmas Rawat Inap Way Kandis meliputi reagen cair untuk
pemeriksaan hematologi analyzer, kimia darah, mikrobiologi, dan Rapid test untuk pemeriksaan yang
bersifat screaning,reagen widal,RPR shipils dan reagen cat untuk pemeriksaan mikrobiologi dan
parasitologi. Penanganan dan penyimpanan reagen sesuai persyaratan antara lain :
1. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
2. Pemakaian reagen dengan metode first in first out (FIFO) seusai urutan penerimaan.
3. Pemakaian reagen juga mengutamkaan reagen yang masa kadaluarsa lebih cepat.
4. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
5. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan, yang terjadi pada sediaan reagen.
6. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
7. Lindungi label dari kerusakan.
8. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya matahari
langsung.
15

9. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.


10. Reagen HIV sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

Pengadan Reagensia dan Bahan Habis pakai


1. Untuk menjamin ketersediaan reagensia dan bahan habis pakai di laboratorium maka ATLM
mencatat pemakian reagen di kartu stok yang memuat tanggal penerimaan, tanggal kadaluarsa,
tanggal reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil.
2. Untuk pengadaan reagensia ATLM melakukan pengajuan ke bagian gudang farmasi untuk
melakukan pemesanan yang terkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung.
3. Untuk menjamin ketersediaan reagensia dan bahan habis pakai ATLM melakukan perencanaan
kebutuhan reagensia dan bahan habis pakai untuk setahun.
4. Untuk menjamin ketersediaan reagensia dan bahan habis pakai setiap pengajuan perbulaan
disediakan buffer stok +/- 20% dari permintaan.

Pengamanan terhadap bahan khusus


1. Penggolongan dan pelabelan bahan khusus (Bahan kimia beracun, mudah terbakar, korosif).
2. Sediaan bahan kimia dalam jumlah secukupnya di dalam ruangan laboratorium.
3. Bahan kimia yang dapat bereaksi satu sama lain tidak diletakan berdekatan.
4. Wadah bahan klhsusu berupa botol/wadah berwarna gelap dengan penutup rapat.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap
petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah
bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium, untuk
pelabelan atau identifikasi sampel dilaksanakan teliti dengan memberikan nama, umur, alamat, nomor
RM. Reagen untuk pemeriksaan laboratorium selalu dicek tanggal kadaluarsa serta dicek ketersediannya.

BAB VII
16

KESELAMATAN KERJA

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
a. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium
b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
c. Pencahayaan cukup dan nyaman
d. Ventilasi cukup dan sesuai
e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan
f. Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
a. Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis
b. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik dan
diberi tanda khusus
c. Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat
d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara teratur
e. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium
f. Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium harus mengerti dan
melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap
peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tempat cuci tangan
dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki
tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam laboratorium dan
harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi
infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan
aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.

7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang berwenang.
17

8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam dan barang sisa
laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi limbah medis/
infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
a. Setiap spesimen diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b. Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan, pengiriman dan pengolahan
spesimen denganbenar.
c. Semua spesimen darah dan cairan tubuh disimpanpada wadah yang memiliki konstruksi yang
baik, dengankaret pengaman untuk mencegah kebocoran ketikadipindahkan.
d. Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati gunamenghindari pencemaran dari luar kontainer
ataulaboratorium.
e. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairantubuh (contoh: membuka tutup tabung
vakum) harusmenggunakan sarung tangan dan masker.
f. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cucitangan dan mengganti sarung tangan.
g. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola sesuai
ketentuan yang berlaku.
h. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi dengan desinfektan
setelah selesaimelakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
a. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahankimia yang benar (antara lain
penggolongan bahan kimia,bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan
penyimpanannya).
b. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia danmempunyai pengetahuan serta
keterampilan untukmenangani kecelakaan.
c. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dantanda peringatan yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbahkhusus seperti benda tajam, limbah
infeksius, limbahsitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 danlimbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:

1. Tempat Pengumpulan Sampah


18

Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan
ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan. Kantong plastik
diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah. Setiap tempat
pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus sampah dengan label dan
warna.
2. Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan pada lokasi
yang sudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.Tempat penampungan sampah
sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali dalam 24jam.
3. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a) Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
b) Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang
dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair
kimia.Cara menangani limbah cair:
a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
b) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa laboratorium. Laboratorium
dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan
memperhatikan aspek-aspek teknis seperti precision and accuracy atau ketepatan dan ketelitian yang
tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus terdokumentasi dengan baik sehingga dapat dipertahankan
secara ilmiah.
Secara umum pemantapan mutu terbagi atas, yaitu :
1. Pemantapan Mutu Internal
Suatu sistem pengontrolan yang dilaksanakan oleh laboratorium sendiri untuk memantau dan
mengendalikan mutu hasil pemeriksaan setiap hari.
19

Pemantapan Mutu internal di lakukan setiap hari dengan 3 tahapan yakni:


a. Pemantapan mutu internal pra analitik yang meliputi :
1) Kesesuian data pasien:
Pasien diharuskan menyebutkan nama dan tanggal lahir untuk disesuaikan dengan rujukan internal
yang di terima
2) Kondisi pasien :
untuk beberapa pemeriksaan kimia darah ATLM harus melakukan observasi sebelum di lakukan
pengambilan darah meliputi lama puasa (8-12 jam), konsumsi obat-obatan
3) Penampung Spesimen :
Tabung vacultainer untuk penampung darah dibedakan menjadi dua, untuk pemeriksaan
hematologi di gunakan tabung vaculatiner bertutup ungu ( mengandung anti koagulan). Dan untuk
pemeriksaan serologi dan kimia darah menggunkaan tabung bertutup merah (Plain).
Untuk wadah penampung Urine digunakan pot urine yang bersih dan kering.
Untuk wadah Sputum BTA di gunakan pot sputum khusus dengan warna kuning berulir
Setiap wadah penampung spesimen di beri label nama dan usia pasien.
4) Kondisi Sampel
Dipastikan sampel darah tidsk hemolisis yang ditandai dengan serum berwarna merah

b. Pemantapan mutu internal Analitik ;


1) Memastikan Alat dan reagensia yang berkerja baik.
2) Dilakukan kontrol dengan bahan baku kontrol setiap hari dan di analisa apakah alat berkerja baik
dilakukan setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan sampel.
3) Memastikan metode pemeriksaan sesuai dengan parameter yang akan diperiksa.
4) Meastikan pemeriksaan di lakukan oleh tenaga yang berkompetensi.

c. Pemantapan Mutu Internal pasca Analitik :


1) Memastikan hasil sesuai dengan data pasien
2) Memastikan menulis hasil sesuai dengan formulir hasil yang benar
3) Memvalidasi hasil sebelum diserahkan ke pasien

2. Pemantapan Mutu Eksternal


Suatu sistem pengontrolan yang dilaksanakan oleh pihak lain yang umumnya adalah pihak pengawas
pemerintah atau profesidalam hal ini berkerja sama dengan Balai Laboartorium Daerah Palembang
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
20

PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan


Laboratorium di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis. Untuk keberhasilan pelaksanaan standar Pelayanan
Laboratorium di Puskesmas ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak yang terkait, sehingga
hal tersebut akan menjadikan pelayanan Laboratorium di Puskesmas dapatoptimal dan dapat memberikan
kepuasan kepada pasien atau masyarakat.

KEPALA UPT
PUSKESMAS RAWAT INAP WAY KANDIS

RITA AGUSTINA

Anda mungkin juga menyukai