Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH

PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs


PONDOK PESANTREN DR M NATSIR
ALAHAN PANJANG
Oleh

Leni Marlina *), Villia Anggraini **), Mulia Suryani**)


*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT
The background of the research is the need of teaching material in the
learning process. The teaching materials expected is the teaching material that is
able to guide the students to study independently, to be understood easily and to
have a communicative language to the students and to increase the ability of
student’s problem-solving. The research aims to know the validity and
practicalities of problem-based module. The type of the research is the
development by using ADDIE model. ADDIE model consists of 5 stages, i.e.
analysis, design, development, implementation and evaluation. The module
produced is categorized into very valid by validator for its content, language,
presentation, and graph with the final result, i.e. 83 %. The module produced is
also categorized very practical by the teacher with the final result, i.e. 89 % and
categorized by the students with the final result, i.e. 92 % for its easiness, time,
equivalence, and interpretation.

Keywords: module, problem-based, valid and practical

PENDAHULUAN karena itu matematika dijadikan


Matematika merupakan salah sebagai mata pelajaran wajib yang
satu disiplin ilmu yang mempunyai harus dipelajari siswa disetiap jenjang
peranan penting dalam kehidupan. pendidikan terutama pada pendidikan
Dengan mempelajari matematika dasar dan menengah. Untuk itu guru
seseorang dibiasakan untuk berfikir diharapkan untuk mengembangkan
logis, analitis, sistematis, kritis, dan bahan ajar sebagai salah satu sumber
kreatif, serta memiliki kemampuan belajar, karena guru berhubungan
dalam memecahkan suatu langsung dengan siswa sehingga lebih
permasalahan baik dalam bidang memahami sifat dan karakter
matematika, bidang ilmu lainnya, siswanya.
maupun kehidupan sehari-hari. Oleh

1
Berdasarkan wawancara dengan dalam memecahkannya, dan jika soal
guru dan siswa pada tanggal 24 dimodifikasi dalam ruang yang sama
Januari 2014 di MTs Pondok siswa kesulitan untuk
Pesantren Dr M Natsir diperoleh menyelesaikannya. Siswa kesulitan
informasi bahwa guru belum ada dalam merumuskan masalah pada
menyediakan bahan ajar sendiri dan soal berbentuk cerita sehingga siswa
proses pembelajaran selama ini hanya tidak bisa menyelesaikan soal yang
menggunakan buku teks. Buku teks ada.
yang ada sudah baik. Namun, buku Berdasarkan permasalahan di
teks belum mampu membimbing atas, maka diperlukan bahan ajar yang
siswa pada suatu konsep. Buku teks mampu memotivasi siswa untuk
yang ada juga belum mampu belajar mandiri agar pembelajaran
membantu siswa dalam memecahkan lebih efektif dan efisien, memberikan
masalah yang ada dan belum mampu kesempatan ikut menyelesaikan
memotivasi siswa untuk belajar permasalahan yang ada, dan mampu
mandiri. Buku teks yang ada juga meningkatkan kemampuan
belum komunikatif dengan siswa. penyelesaian masalah siswa.
Salah satu materi yang Berdasarkan latar belakang
dipelajari di kelas VII adalah segi masalah di atas maka dilakukan
empat. segi empat sangat penting penelitian dengan judul
dikuasai oleh siswa karena banyak “Pengembangan Modul Berbasis
dipakai dalam mempelajari materi Masalah pada Materi Segi Empat
selanjutnya bahkan sampai Kelas VII MTs Pondok Pesantren Dr
keperguruan tinggi. Namun, M Natsir Alahan Panjang”. Tujuan
berdasarkan wawancara dengan guru penelitian ini adalah untuk
di MTs PP Dr M Natsir diperoleh menghasilkan modul berbasis
informasi bahwa segi empat masalah yang valid dan praktis.
merupakan salah satu materi yang Salah satu bahan ajar yang
sulit dipahami siswa. Karena pada dapat memfasilitasi siswa belajar
soal segi empat ini kebanyakan soal mandiri yaitu modul. Menurut
berbentuk cerita dan siswa kesulitan Prastowo (2011:106) ”Modul adalah

2
sebuah bahan ajar yang disusun pembelajaran yang menggunakan
secara sistematis dengan bahasa masalah dunia nyata sebagai suatu
yang mudah dipahami oleh peserta konteks bagi siswa untuk belajar
didik sesuai dengan tingkat tentang berfikir kritis dan
pengetahuan dan usia mereka, agar keterampilan pemecahan masalah
mereka dapat belajar sendiri serta untuk memperoleh pengetahuan
(mandiri) dengan bantuan atau dan konsep yang esensi dari materi
bimbingan minimal dari pendidik”. pelajaran”. Langkah-langkah
Modul yang dikembangkan pembelajaran berbasis masalah yaitu.
sesuai dengan kerangka modul pada 1. Menyadari masalah
Daryanto (2013: 25) yang terdiri dari 2. Merumuskan masalah
1) kata pengantar, 2) daftar isi, 3) peta 3. Merumuskan hipotesis,
kedudukan modul, 4) glosarium, 5) 4. Mengumpulkan data,
pendahuluan yang terdiri dari standar 5. Menguji hipotesis,
kompetensi dan kompetensi dasar, 6. Menentukan pilihan penyelesaian
deskripsi, waktu, prasarat, petunjuk
METODE PENELITIAN
penggunaan modul, tujuan akhir dan
Jenis penelitian ini merupakan
cek penguasaan standar kompetensi,
penelitian pengembangan (reseach
6) pembelajaran yang terdiri dari
development). Model pengembangan
tujuan, uraian materi, rangkuman,
yang digunakan adalah model ADDIE
tugas, tes, lembar kerja dan praktik,
(Analysis-Design-Develop
7) evaluasi yang terdiri dari tes
Implement-Evaluate).
kognitif, tes psikomotor, dan
Tahap analisis (Analysis) adalah
penilaian sikap, 8) kunci jawaban,
tahap awal dari penelitian ini. Pada
dan 9) daftar Pustaka.
tahap ini dilakukan analisis terhadap
Modul yang dikembangkan
analisis silabus, analisis buku teks,
yaitu modul berbasis masalah.
analisis literatur, serta melakukan
Menurut Moffit dalam Rusman
wawancara dengan guru. Tahap
(2012: 241) mengemukakan bahwa
desain (Design) merupakan tahap
“Pembelajaran Berbasis Masalah
perancangan produk yaitu modul
merupakan suatu pendekatan

3
berbasis masalah pada materi segi HASIL PENELITIAN DAN
empat. Tahap pengembangan PEMBAHASAN
(Develop) merupakan tahap Pengembangan modul berbasis
mengembangkan modul serta masalah pada materi segi empat telah
menvalidasi modul. Pada tahap melalui 5 tahap dari model ADDIE.
implementasi (implement) dilakukan Hasil analisis silabus yaitu materi
uji coba terhadap modul untuk yang diajarkan telah sesuai dengan
menentukan kepraktisan modul yang kompetensi dasar. Penyajian materi
dihasilkan. pada buku siswa telah sesuai dengan
Penelitian ini dilakukan di MTs kompetensi dasar. Hasil wawancara
Pondok Pesantren Dr M Natsir. dengan guru diketahui bahwa siswa
Subjek uji coba yaitu siswa kelas sulit memahami materi segi empat
VIII. Instrumen yang digunakan dan guru belum ada mengembangkan
adalah lembar validasi, angket bahan ajar sendiri.
praktikalitas, dan lembar wawancara. Pada tahap design, dirancang
Para ahli dan praktisi yang dipilih modul segi empat berbasis masalah
sebagai validator adalah dosen untuk siswa kelas. Berikut merupakan
pendidikan matematika STKIP PGRI hasil design modul berbasis masalah.
Sumatera Barat, guru Matematika
SMA PP Dr M Natsir dan guru
Bahasa Indonesia MTs PP Dr M
Natsir. Angket praktikalitas diberikan Gambar 1. Kata pengantar

kepada 2 orang guru matematika dan


6 orang siswa MTs Pondok Pesantren
Dr M Natsir. Lembar wawancara
diberikan kepada 6 orang siswa MTs Gambar 2. Daftar isi
Pondok Pesantren Dr M atsir
selanjutnya, data yang diperoleh
melalui berbagai instrumen dianalisis
secara kualitatif dan kuantitatif.

Gambar 3. Peta kedudukan Modul

4
Gambar 9. Merumuskan Masalah

Gambar 4. Pendahuluan Modul

Gambar 10. Merumuskan Hipotesis

Gambar 5. Petunjuk Penggunaan


Modul
Gambar 11. Mengumpulkan Data

Gambar 12. Mengumpulkan Data

Gambar 6. Uraian Materi

Gambar 13. Menentukan Pilihan


Penyelesaian

Gabar 7. Cover Modul

Gambar 14. Rangkuman

Gambar 7. Pemberian Masalah

Gambar 15. Umpan Balik


Gambar 8. Menyadari Masalah

5
kesimpulan hasil wawancara dengan
6 orang siswa.
1. Siswa berpendapat bahwa materi
Gambar 15. Tindak Lanjut dalam modul mudah dipahami.
2. Waktu yang tersedia cukup untuk
memahami materi.
3. Siswa dapat memahami
Gambar 16. Kunci jawaban
penggunaan kalimat dalam
penyajian materi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di
Gambar 17. Referensi
atas dapat disimpulkan bahwa modul
berbasis masalah yang dikembangkan
Pada tahap develop dilakukan
pada materi segi empat sudah sangat
validasi modul. Modul divalidasi
valid dan sangat praktis digunakan
dengan 3 orang validator. Hasil
menurut guru dan siswa setelah diuji
validasi modul secara keseluruhan
cobakan secara uji coba terbatas.
oleh validator adalah 83% yang
berarti modul berada pada kategori KEPUSTAKAAN
sangat valid. Daryanto. (2013). Menyusun Modul
Bahan Ajar untuk Persiapan
Tahap implement dilakukan uji
Guru dalam Mengajar.
coba. Berdasarkan hasil uji coba, Yogyakarta: Gava Media
diperoleh hasil praktikalitas modul
Prastowo, Andi. (2011). Panduan
oleh siswa adalah 92% dan hasil Kreatif membuat Bahan Ajar
praktikalitas modul oleh guru adalah Inovatif. Yogyakarta:
89%, sehingga modul berbasis Diva Press.

masalah pada materi segi empat Rusman. (2012). Model-model


Pembelajaran
diketegorikan sangat praktis.
Mengembangkan
Setelah menyebar angket Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Raja
praktikalitas, peneliti melakukan
Grafindo Persada
wawancara kepada siswa. Berikut

Anda mungkin juga menyukai