Anda di halaman 1dari 5

JPII 1 (1) (2012) 27-31

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING BERBANTUAN


MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT PADA MATERI POKOK KOLOID

Christianti*, Sudarmin, T. Subroto

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Diterima: 25 Januari 2012. Disetujui: 3 Februari 2012. Dipublikasikan: April 2012

ABSTRAK

Penelitian eksperimen ini bertujuan mengetahui apakah penerapan model pembelajaran guided note taking ber-
bantuan media CET untuk materi pokok Koloid efektif. Hasil penelitian menunjukan persentase ketuntasan
belajar klasikal kelas kontrol adalah 70% dan ketuntasan belajar kelas eksperimen adalah 92.86%. hasil uji t-tes
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan nilai
rata-rata hasil belajarnya. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran dan media tersebut adalah
positip karena lebih menarik, menantang, dan menghibur.

ABSTRACT

This experiment research is aimed to find out the effectiveness of the application of Guided Note Taking learn-
ing model for Colloid material. The result shows that the percentage of control group’s classical completeness is
70% and experiment group’s is 92.86%. T-test result shows that there is a significant difference between learning
result average of control group and experiment group. The students give positive response to this learning model
because they think this is more interesting, challenging, and entertaining.

© 2012 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: guided note taking learning model; chemo edutainment; media; colloid chemistry

PENDAHULUAN banyak mengalami kemajuan, hal ini telah dibuk-


tikan munculnya banyak metode pembelajaran
Saat ini merupakan abad pengetahuan dan kimia yang inovatif. Dengan slogan “Chemistry
tekhnologi karena pengetahuan dan tekhnologi is everywhere” dimana semua aspek kehidupan,
menjadi landasan utama segala aspek kehidu- peristiwa di sekitar selalu terkait dengan kimia
pan. Implikasi abad pengetahuan dan teknologi dapat menjadi sumber inspirasi untuk melakukan
berdampak terhadap dunia pendidikan yang me- inovasi proses pembelajaran (Nurrohmah dkk,
liputi kurikulum, manajemen dan tenaga kepen- 2005). Pemanfaatkan teknologi ICT serta sen-
didikan, strategi dan metode pendidikan. Berdas- tuhan seni yang didukung seni pemaparan yang
arkan hal tersebut maka karakteristik pendidikan menarik maka jadilah pembelajaran kimia se-
pada abad ini adalah membina dan mengembang- bagai sebuah pertunjukkan yang bermakna atau
kan teknologi serta penggunaan berbagai inovasi Chemo-edutaiment (CET). Penelitian ini akan di-
Iptek terutama media elektronik, informatika, gunakan model pembelajaran kooperatif berbasis
dan komunikasi dalam berbagai kegiatan pendi- Information and Communication Technologies (ICT)
dikan, termasuk dalam pembelajaran kimia. dalam pokok bahasan koloid.
Pembelajaran kimia di masa sekarang telah Sistem koloid merupakan salah satu pokok
materi yang harus dipelajari oleh siswa kelas XI
*Alamat korespondensi: semester II. Yang dipelajari dalam pokok materi
Email: chrismipa@yahoo.co.id
28 Christianti dkk. / JPII 1 (1) (2012) 27-31

ini terdiri dari 3 sub pokok materi yaitu sistem kan memberi ilustrasi yang lebih jelas daripada
koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid (Pur- ilustrasi buku.
ba, 2006). Secara tradisional dalam pembelaja- Media edutainment yang dapat digunakan
ran koloid metode yang digunakan hanya sebatas dalam pembelajaran kimia antara lain gambar vi-
chalk and talk atau paling tinggi mendemontra- sual, compactdisk (CD), dan internet. Media CET
sinya, hal tersebut sesuai hasil penelitian (Susan- tidak hanya media yang menggunakan komputer
ti, 2008). tapi dapat juga berupa gambar, permainan, dan
Hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Pur- media lainnya yang dapat menghibur siswa tapi
wodadi diketahui bahwa SMA tersebut telah me- tetap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Da-
miliki ruang kelas untuk kelas XI IPA sebanyak lam penelitian ini, media CET yang digunakan
7 kelas. Dalam masing-masing kelas sudah di- adalah program macromedia flash. Macromedia
lengkapi LCD untuk pemanfaatan metode pem- Flash mempunyai kemampuan menggabungkan
belajaran menggunakan media elektronik. Teta- pemprograman visual yang berorientasi pada
pi fasilitas tersebut belum dimanfaatkan. Model objek kedalam lingkungan pengembangan yang
pembelajaran yang digunakan masih menggu- memudahkan programer. Selain itu Macromedia
nakan metode ceramah dan diskusi. Pembelaja- Flash juga dapat digunakan untuk memvisualisasi
ran seperti ini terkadang membuat siswa merasa simulasi dan animasi.
lelah dan bosan. Apalagi untuk pelajaran kimia Pemanfaatan software Macromedia flash
materi pokok koloid yang hanya berupa teori dalam pembuatan media pembelajaran kimia
saja. pokok materi sistem koloid berfungsi agar siswa
Model pembelajaran kimia koloid yang dapat memusatkan perhatiannya dalam situasi
berlangsung selama ini membutan Siswa bosan pembelajaran kemudian materi pelajaran yang di
dan menyepelekan materi tersebut. Padahal me- padu dengan animasi gambar dan gerakan yang
nurut guru pengampu pelajaran kimia di sekolah menarik, dapat memotivasi dan menjadikan sis-
tersebut pada kenyataanya nilai-nilai siswa ten- wa senang untuk belajar karena suasana pembe-
tang materi koloid tergolong rendah. Oleh karena lajaran menjadi lebih santai dan terarah.
itu, adanya suatu strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan penggunaan media pembelajaran METODE
yang tepat bertujuan agar pembelajaran tersebut
dapat berhasil. Salah satunya adalah model pem- Penelitian ini dilaksanakan di SMA Ne-
belajaran Guided Note Taking (GNT). geri 1 Purwodadi. Populasi dalam penelitian ini
Model pembelajaran Guided Note Taking adalah siswa SMA Negeri 1 Purwodadi Kelas XI
(GNT) adalah model pembelajaran menggu- IPA 1-6 semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.
nakan hand out yang di dalamnnya terdapat poin- Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
poin penting yang sengaja dikosongi. Apabila teknik cluster random sampling yaitu secara acak
guru melakukan metode pembelajaran ceramah dipilih dua kelas sebagai sampel, dengan syarat
atau mencatat saja, maka siswa tersebut hanya populasi tersebut bersifat normal dan homogen.
akan mendengarkan atau mencatat saja tanpa Dalam penelitian ini, kelas yang bertindak
mengerti apa yang mereka dengar atau catat. sebagai kelas eksperimen adalah kelas XI IPA
Model pembelajaran Guided Note Taking (GNT) 3 dan kelas yang bertindak sebagai kelas con-
meminta siswa berkonsentrasi pada pembelaja- trol adalah kelas XI IPA 2. Dalam penelitian ini
ran untuk mengisi poin-poin kosong dari handout peneliti membagi sampel dalam 2 (dua) kelom-
yang diberikan, sehingga dalam pembelajaran pok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
siswa tidak hanya mendengarkan atau mencatat, kontrol. Pada prinsipnya, kedua kelompok baik
dan setelah penyampaian materi dengan cera- eksperimen maupun kontrol melalui tiga tahap
mah selesai, siswa diminta untuk membacakan yang sama, yaitu pretest, pembelajaran, dan post-
atau mengumpulkan handoutnya. Pembelajaran test. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen
dengan memanfaatkan handout memberi kesem- diberi perlakuan dengan pembelajaran koopera-
patan guru untuk menciptakan buku panduan be- tif Guided Note Taking berbantuan media Chemo-
lajar dari berbagai sumber. edutainment. Metode yang digunakan untuk men-
Media Chemo-edutainment (CET) digu- gumpulkan data dalam penelitian ini adalah: (1)
nakan agar pembelajaran tersebut lebih menarik. Metode Dokumentasi, (2) Metode tes. (3) Metode
Dalam penelitian ini media CET yang akan digu- Angket, (4) Metode observasi dan pengamatan,
nakan adalah program macromedia flash. Tujuan Instrumen penelitian harus memenuhi
penggunaan macromedia flash tersebut selain se- syarat sebagai instrumen yang baik, maka instru-
bagai media untuk membantu guru dalam mene- men itu dilakukan uji coba untuk diperoleh tes
rangkan materi, software tersebut dapat diharap- yang valid dan reliable, tingkat kesukaran dan
Christianti dkk. / JPII 1 (1) (2012) 27-31 29

daya beda soal yang baik. Sedangkan untuk in- skor/skor total) x 100. Kategorisasi rata-rata nilai
strumen-instrumen lain yaitu handout, macrome- afektif dan psikomotorik adalah sebagai berikut:
dia flash, lembar onservasi dan angket tidak diuji ≥ 80 = sangat baik; 60-79 = baik; 40-59 = cukup;
cobakan, hanya dikonsultasikan dengan dosen <39 = sangat jelek
pembimbing. Analisis data yang bertujuan untuk menge-
Analisis data yang digunakan dalam pene- tahui sejauh mana penerimaan siswa terhadap
litian ini adalah uji normalitas, uji kesamaan penerapan metode pembelajaran Guided Note
dua varians, uji perbedaan rata-rata, dan uji ke- Taking (GNT) berbantuan media CET. Penilai-
tuntasan belajar. Uji normalitas digunakan un- an tiap butir dianalisis dengan cara: p = (n/N)
tuk mengetahui sebaran data pada sampel yaitu x 100%, dimana; P = presentase pelaksanaan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, apakah model pembelajaran; n = jumlah skor total; N =
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas jumlah skor yang diperoleh
menggunakan rumus Chi-Kuadrat (Sudjana Hasil tersebut ditafsirkan dengan rentang
(2002). kualitatif, yaitu: 0% ≤ skor ≤ 20% = sangat tidak
Harga chi kuadrat data dibandingkan den- baik; 20% < skor ≤ 40% = tidak baik; 40% < skor
gan tabel chi kuadrat dengan taraf signifikan 5% ≤ 60% =cukup; 60% < skor ≤ 80% = baik; 80% <
kemudian menarik kesimpulan, jika ÷2hitung < ÷2hi- skor ≤ 100% = sangat baik.
tung
maka data berdistribusi normal. Uji analisis Indikator keberhasilan yang merupakan
dua varians digunakan untuk mengetahui kesam- tolok ukur pencapaian keberhasilan adalah ke-
aan dua varians data hasil belajar antara kelom- tuntasan hasil belajar siswa yang memperoleh
pok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji ini nilai paling sedikit 65 sekurang-kurangnya 85%
menggunakan uji anava satu arah, yang dikutip dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.
dalam Sudjana (2002)
Hipotesis statistik yang digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
uji beda rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sebagai berikut; H0: µ1 ≤ µ2 Hasil uji coba instrumen meliputi validitas,
(rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperi- reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal
men kurang dari atau sama dengan rata-rata ha- tes hasil belajar. Soal yang digunakan untuk uji
sil belajar siswa pada kelas kontrol). Ha: µ1 > µ2 coba berjumlah 50 soal pilihan ganda. Berdasar-
(rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperi- kan hasil analisis uji coba, diperoleh 35 soal valid
men lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa dan 15 soal yang tidak valid. Soal-soal yang valid
pada kelas kontrol). Untuk menguji hipotesis ini, tersebut hanya 30 soal yang dipakai untuk pretes
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai dan postes.
berikut. Macromedia Flash merupakan bahasa
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk pemprograman yang bekerja pada sistem operasi
mengetahui apakah hasil belajar kimia kelompok Windows, dan mempunyai cakupan kemampuan
eksperimen dan kelompok kontrol dapat menca- yang luas dan sangat canggih. Secara keseluru-
pai ketuntasan belajar atau tidak, untuk menge- han untuk pengemasan bahan ajar materi koloid
tahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dalam Macromedia Flash yaitu; 1) Terdapat tujuan
dari data hasil belajar siswa dan dikatakan tuntas atau kompetensi dasar untuk materi koloid, 2)
belajar jika hasil belajarnya mendapat nilai 65 Materi yang berisi deskripsi koloid, macam-ma-
atau lebih. Rumus yang digunakan untuk uji ke- cam koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid,
tuntasan belajar (dengan uji t) yang dikutip dalam dan aplikasi sifat-sifat koloid dalam kehidupan,
Sudjana (2002). Kriteria yang digunakan adalah: 3) Terdapat animasi-animasi yang memudahkan
Ha diterima jika thitung > t(n-1)(1-α). siswa untuk memahami sifat-sifat koloid dan 4)
Masing-masing kelompok eksperimen se- Terdapat latihan-latihan soal yang terdiri dari
lain dihitung ketuntasan belajar individu juga 14 soal uraian. Dari pengemasan tersebut diha-
dihitung ketuntasan belajar klasikal (keberhasi- rapkan siswa dapat memahami dan mendalami
lan kelas). Keberhasilan kelas dapat dilihat dari mengenai koloid dengan lebih baik.
sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang Rekapitulasi hasil analisis pelaksanaan
ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan penelitian secara klasikal dapat dilihat pada Ta-
individu. bel 1.
Analisis yang digunakan untuk aspek Hasil uji normalitas post test dapat dilihat
afektif dan psikomotorik adalah analisis deskrip- dilihat bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperi-
tif, yang bertujuan untuk mengetahui nilai afektif men lebih tinggi daripada kelas kontrol.
dan psikomotorik siswa. Rumus yang digunakan Berdasarkan hasil uji normalitas seperti
dalam Sudjana (2002) adalah: Nilai = (jumlah tertera dalam Tabel 2 diperoleh hasil untuk setiap
30 Christianti dkk. / JPII 1 (1) (2012) 27-31

data X2hitung < X2tabel maka dapat disimpulkan bah- ta hasil belajar kimia kelompok eksperimen lebih
wa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data terse- baik dari rata-rata hasil belajar kimia kelompok
but berdistribusi normal. Hasil uji kesamaan dua kontrol.
varians data post test dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk uji estimasi rata-rata berdasarkan
Hasil analisis data yang tertera Table 3 di- hasil analisis dapat diprediksikan bahwa rata-rata
peroleh harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka hasil belajar kelas eksperimen antara 75.43 –
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang be- 82.00 sedangkan hasil belajar kelas kontrol anta-
rarti kedua kelas memiliki varians yang sama. ra 65.99-72.71. Hasil uji hipotesis proporsi dapat
Hasil uji kesamaan rata-rata data pre test dapat dilihat pada Tabel 6.
dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil analisis hipotesis pro-
Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan porsi, kelompok eksperimen sudah mencapai
rata-rata diperoleh nilai thitung lebih kecil dari t(1-α) ketuntasan belajar individu karena zhitung (2) le-
(n1+n2-2)
dengan dk = 80 dan taraf signifikan 5%, bih besar dari ztabel (1.64). Sedangkan zhitung pada
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima kelompok kontrol sebesar -2.07 lebih kecil dari
yang berarti kelompok eksperimen dan kelompok ztabel sehingga belum mencapai ketuntasan indi-
kontrol berawal dari keadaan yang sama. Hasil vidu.
uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia da- Berdasarkan hasil uji ketuntasan belajar
pat dilihat pada Tabel 5. individu baik kelompok eksperimen dan kontrol
Hasil analisis uji perbedaan rata-rata diper- sudah mencapai ketuntasan belajar karena thit
oleh nilai thitung lebih besar dari t(1-α)(n1+n2-2) dengan berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat
dk = 80 dan taraf signifikan 5%, maka dapat dis- disimpulkan bahwa hasil belajar kedua kelas sete-
impulkan bahwa Ho ditolak yang berarti rata-ra- lah perlakuan lebih besar sama dengan 65.

Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa

Nilai Nilai
Kelas N Rata-rata
Tertinggi Terendah
Kontrol (IPA 2) 40 69,38 87 40
Eksperimen (IPA 3) 42 78,71 97 53

Tabel 2. Uji Normalitas Hasil Post test

Kelas X2hitung dk X2tabel Kriteria


Eksperimen 8,582 4 9,49 Normal
Kontrol 6,724 4 9,49 Normal

Tabel 3. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test

Data Kelas S2 dk Fhitung Ftabel Kriteria


Eksperimen 111,18 41 0,993 1,88 Kedua kelompok mempunyai
Postes
Kontrol 110,44 39 0,993 1,88 varians yang sama

Tabel 4. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata

Kelompok Kelas Rata-rata n dk thitung ttabel Kriteria


Eksperimen XI IPA 3 34,69 42 Ho
80 1,240 1,66
Kontrol XI IPA 2 37,58 40 diterima

Tabel 5. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Kelompok Kelas Rata-rata n dk thitung ttabel Kriteria


Eksperimen XI IPA 3 78,71 42
80 4,026 1,66 Ho ditolak
Kontrol XI IPA 2 69,38 40
Christianti dkk. / JPII 1 (1) (2012) 27-31 31
Tabel 6. Hasil uji hipotesis proporsi

Kelas p q Zhitung Ztabel Kriteria


Eksperimen 0,93 0,07 2 1,64 Tuntas
Kontrol 0,70 0,30 -2,07 1,64 Belum tuntas

Hasil analisis terhadap ketuntasan hasil pilan harus disesuaikan dengan siswa, dimana
belajar, yangmana minimal skor 65 yang dicapai pembuat media harus membuat sebuah tampilan
siswa berarti tuntas. Pada penelitian ini diketahui macromedia flash yang menarik sesuai dengan
bahwa kelompok eksperimen sudah mencapai objek yang diinginkan.
ketuntasan belajar karena persentase ketuntasan
belajar klasikal (keberhasilan kelas) yaitu sebesar PENUTUP
92,86% lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada
di kelas tersebut yang telah mencapai ketuntasan Hasil penelitian menunjukan persentase
individu. Sedangkan persentase ketuntasan bela- ketuntasan belajar klasikal kelas kontrol adalah
jar klasikal pada kelompok kontrol sebesar 70% 70% dan ketuntasan belajar kelas eksperimen
sehingga belum mencapai ketuntasan individu. adalah 92.86%. hasil uji t-tes menunjukkan bah-
Berdasarkan hasil penelitian penerapan wa ada perbedaan yang signifikan antara kelas
model pembelajaran GNT bermedia CET dike- control dan kelas eksperimen berdasarkan nilai
tahui bahwa keunggulan pembelajaran kimia rata-rata hasil belajarnya. Respon siswa terhadap
dengan menggunakan model pembelajaran GNT penerapan model pembelajaran GNT bermedia
berbantuan media CET mampu meningkatkan CET adalah positip karena lebih menarik, me-
hasil belajar pada siswa SMA pada materi pokok nantang, dan menghibur.
Kimia Koloid. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Setiadi (2008) dan Nurrohmah, DAFTAR PUSTAKA
dkk (2005) yang menyatakan pemanfaatan media
mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada Anni, C.T. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Semarang
Press
materi kimia koloid. Pada penelitian ini penting-
Christianti, Sudarmin, Soebroto, T. 2010. Pengaruh
nya pemanfaatan media dalam pembelajaran ko- Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Tak-
loid penting, karena media mampu mengabstra- ing (GNT) Berbantuan Media Chemo-Edutaimen
kan konsep-konsep yang abstrak, seperti yang (CET) Terhadap Hasil Belajar materi Pokok Kimia
disampaikan Susanti dan Muchtar (2008). Koloid pada Siswa SMA Purwodadi Kelas XI Se-
Respon siswa terhadap model pembela- mester II. (Skripsi). Semarang: S-1 Pendidikan
jaran adalah sangat baik dalam hal media CET Kimia. Universitas Negeri Semarang
yaitu media tersebut mampu; 1) menciptakan Nurrochmah, S, Partana, C.F. dan Kristianingrum, S.
suasana pembelajaran yang menyenangkan dan 2005. Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbantuan Komputer tentang Koloid untuk Siswa
menarik tertarik mengikuti pelajaran dengan
SMA/MA Kelas XI Semester 2 Sebagai Sumber
adanya handout ditambah dengan macromedia Belajar Mandiri. (Skripsi). Yogyakarta: S-1 pen-
flash, 2) siswa lebih optimal dalam memperoleh didikan Kimia. Universitas Negeri Yogyakarta
pembelajaran kimia karena selain mendengarkan Purba, M. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI semester 2.
penjelasan dari peneliti, siswa juga harus mengisi Jakarta: Penerbit Erlangga
poin-poin kosong dalam handout sehingga meng- Rahmadiani, I., Santosa, A. dan Suryadhrama, I.B.
haruskan siswa harus memahami penjelasan 2011. Pengembangan modul pembelajaran kimia ma-
yang diberikan, dan 3) siswa lebih bertanggung teri koloid dengan model learning cycle 5-E untuk
jawab dalam mengerjakan tugas karena selain SMA/MA sebagai penunjang KTSP. (Skripsi).
Malang: S-1 Pendidikan Kimia. Universitas Ne-
harus mengisi poin kosong dalam handout, siswa
geri Malang
juga diberi tugas rumah untuk dikerjakan. Setiadi, D.Y. 2008. Pengembangan Media Belajar Mata
Penerapan model pembelajaran GNT ber- Pelajaran Materi Pokok Koloid Bagi Siswa SMA/
bantuan media CET dalam pembelajaran kimia MA Berbasis Multimedia. (Skripsi). Bandung: S1
terdapat keterbatasan yaitu: 1) membutuhkan Pendidikan Kimia. Universitas Pendidikan In-
waktu yang lama untuk menyelesaikan mate- donesia
ri pembelajaran, 2) biaya yang digunakan lebih Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
banyak untuk pembuatan handout, dan 3) wak- Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Ap-
tu pengerjaan yang lama, dalam pembuatan isi likasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanti, E. dan Muchtar, Z. 2008. Pendekatan Project
konten dan jenis tampilan macromedia flash di-
Based Learning untuk Pembelajaran Koloid di
perlukan kreativitas agar menarik. Jadi jenis tam- SMA. J. Pend Matematika & Sains, 2 (3): 106-112

Anda mungkin juga menyukai