Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.D DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG BERSALIN


RS. NURHIDAYAH

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
Ngaisah Eka Raditya
M19010021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
YOGYAKARTA
TA. 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dengan Post Partum Spontan di ruang bersalin (VK RS. NURHIDAYAH,
telah diperiksa oleh pembimbing klinik (Clinical Instructure) yang disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing lapangan/CI Mahasiswa

( ibu Gianti ) ( Ngaisah Eka Raditya )

Mengetahui

Dosen Pembimbing

( Ns. Ignasia Nila Siwi, M.Kep.)


LAPORAN PENDAHULUAN
POST PERSALINAN NORMAL (PARTUS SPONTAN)

A. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak,2010).
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali
organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan ,keluarnya cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni, 2009).
Peride masa nifas menurut Siti saleha, 2009 terbagi menjadi 3 periode yaitu :
a. Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu,
bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran
loche, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periose Late Postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
B. Manifestasi Klinis
1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan jalur setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir,
uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules
yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke 2-3 hari.
2. Kontraksi uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi
volume cairan intra uteri. Setelah 1-2 jam post Partum , kontraksi menurun stabil
berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan
setelah plasenta lahir dapat berhenti
3. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke 3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, gumpalan darah (stoll cell)
dalam cavum uteri.
4. Endometrium
5. Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding Rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi
endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh
kembali. Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut,
tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat
lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah lebih
banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak
busuk.
Lochia dibagi dalam beberapa jenis:
a. Lochia rubra
Pada hari 1-2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion , liguor
amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b. Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3-7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak serum
selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c. Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7-10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan
tidak berdarah lagi
d. Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwana putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung
leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
7. Serviks dan vagina
Beberapa Hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui
oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran
normal dan tonus otot kembaliseperti biasa, pada minggu ke 3 post partum, rugae
mulai nampak kembali.
8. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang bgitu
lama. Setelah 2-3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat,
dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/ perut) akibat janin yang terlalu besar
atau bayi kembar.
9. Perubahan sistem kardiovaskular
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi
cairan extra vascular. Curah jantung cardiac output kembali normal selama partus
10. Perubahan system urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding ksndung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi
karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema trigonum,
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. Pengaruh
laserasi/episiotomy ysng menyababkan reflex miksi menurun.
11. Perubahan system Gastro Intestina
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2-3 hari post partum,
penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum karena
episiotomy, laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
12. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colostrum. Hari ketiga
produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak,
lembut, hangat di permukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
13. Laktasi
Pada waktu 2 hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan. Buah
dada belum mengandung susu melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan
memijat areola mammae.
14. Temperature
Temperature pada post partum dapat mencapai 38C normal kembali dalam 24 jam.
Kemudian kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina
ataupun keringan, infeksi yang disebabkan terkontaminasi vagina
15. Nadi
Umunya denyut nadi pada masa nifas turun dibawah normal. Penurunan ini terjadi
akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada siklus seiring lepasnya plasenta.
Bertambahnya volume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme
konpensasi dari jantung dan akan normal pada akhir minggu pertama
16. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan systole 140 dan dyastol 90 mmHg baik saat kehamilan ataupun
post partum merupakan tanda-tanda suatu kedaan yang harus diperhatikan secara
serius.
17. Hormone
Hormone kehamilan mulai berkembang dalam urine hamper tidak ada dalam 24 hari
setelah satu minggu hormone kehamilan juga menurun sedangkan prolactin
meningkat
untuk proses laktasi.
C. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah
segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan
oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi
endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3
minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
Pathway

E. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan)


a) Penatalaksanaan Medis.
b) Penatalaksanaan Keperawatan.
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. Observasi 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan
miring kanan kiri.
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

F. Pengkajian
a. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
b. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
c. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
d. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan sah atau
tidak, atau tidak direstui orang tua ?
e. Riwayat obstetric
1. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah, Urine,
keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
2. Riwayat persalinan
a. Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah abortus,
umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong persalinan, BB bayi,
kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
b. Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam, keadaan
lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan,
keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan eliminasi,
keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga.
c. Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan, bloody
show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi atau tidak,
kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak,
panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah
perdarahan.
d. Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan induksi/tindakan
khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis atau tidak), apakah
membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang
badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment secara dini
dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu formula.
3. Riwayat KB & perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi
yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita
sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang ?
5. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
6. Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type
rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan
keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
7. Pola hubungan seksual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi freguensi
koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan,
kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan seksual. Pengetahuan pasangan
kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah luka
episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3.
Bagaimana cara memulai hubungan seksual berdasarkan pengalamannya, nilai
yang dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu, berciuman,
ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat hubungan seks apakah
menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat koitus, kedalaman
penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah memberikan kepuasan
seksual. Faktor-faktor pengganggu ekspresi seksual : bayi menangis, perubahan
mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang disebabkan penurunan libido.
8. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu
tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan
klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang
pendek.
9. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas
perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
perubahan fungsi blass dan bowel. Ketrampilan melakukan perawatan diri
sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan
perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan mengganti
baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan
bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur,
diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami
gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.
10. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi
cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
 Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
 Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola
dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau
pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan
pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
 Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi
fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus,
nyeri, perabaan distensi blas.
 Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina
(licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum :
Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema,
drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3
hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis
pada anus.
 Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.

G. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Postpartum
 Nyeri (akut)/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis,
edema/pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
 Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan
tubuh.
 Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
pengalaman sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur
karakteristik fisik payudara ibu.
 Resiko kekurangan volume cairan berhubugan dengan pengeluaran yang
berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan
 Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan
kulit, penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan
peningkatan lingkungan, rupture ketuban lama, mal nutrisi

H. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi


Nyeri (akut)  Pain Level NIC
ketidaknyamanan  Pain Control 1. Kaji nyeri secara koprehensif
berhubungan dengan  Comfort level (lokasi, karakteristik, durasi,
trauma mekanis, Setelah dilakukan asuhan frekuensi, kualitas dan factor
edema/pembesaran keperawatan selama 3 x 24 presipitasi).
jaringan atau distensi, jam diharapkan nyeri klien 2. Pantau tanda-tanda vital klien
(tekanan darah, nadi, suhu dan
efek-efek hormonal dapat teratasi dengan respirasi).
kriteria hasil : 3. Eliminasi factor yang memicu
terjadinya nyeri.
1. Klien melaporkan skala 4. Anjurkan teknik nonfarmakologi
nyeri berkurang. seperti relaksasi, distraksi, napas
2. Klien tidak tampak dalam sebelum nyeri terjadi atau
melokalisasi nyeri dan meningkat.
tidak tampak meringis. 5. Kalaborasi pemberian terapi
3. TTV dalam batas normal. analgetik secara tepat.

Gangguan pemenuhan NOC Label NIC


kebutuhan ADL berhubungan
dengan kelemahan tubuh. Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu klien dalam
keperawatan selama 3 x 24 memenuhi kebutuhannya.
jam diharapkan kebutuhan
ADL terpenuhi dengan 2. Dekatkan alat-alat yang
kriteria hasil: dibutuhkan klien.
1. Klien dapat memenuhi 3. Dorong memajukan
kebutuhan sehari-hari. aktifitas/toleransi perawatan
2. Klien dapat melakukan diri.
aktifitas secara bertahap. 4. Anjurkan keluarga untuk
membantu pemenuhan
kebutuhan ADL pasien.
5. Jelaskan pola peningkatan
bertahap dari aktifitas, seperti
mengajarkan klien, mengubah
posisi duduk ditempat tidur bila
tidak pusing dan tidak ada
nyeri, bangun dari tempat tidur,
belajar berdiri dst.
NOC NIC
Ketidakefektifan menyusui setelah dilakukan
berhubungan dengan demostrasi tentang 1. Kaji pengetahuan dan
tingkat pengetahuan, perawatan payudara pengalaman klien tentang
pengalaman sebelumnya, diharapkan tingkat menyusui sebelumnya.
usia gestasi bayi, tingkat pengetahuan ibu
dukungan, struktur bertambah. Dengan 2. Berikan informasi, verbal dan
karakteristik fisik payudara kriteria hasil : tertulis, mengenai fisiologis
ibu. dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan
payudara, kenutuhan diet
khusus, dan factor – factor
yang memudahkan atau
mengganggu keberhasilan
menyusui.

3. Demostrasikan dan tinjauan


ulang tehnik-tehnik menyusui.
Perhatikan posisi bayi selama
menyusui dan lama menyusui.

4. Kaji putting klien; anjurkan


klien melihat putting setiap
habis menyusui.

5. Anjurkan klien untuk


mengeringkan putting dengan
udara selama 20 – 30 menit
setelah menyusui.

6. Instruksikan klien untuk


menghindari pengunaan
putting kecuali secara khusus
diindikasi.

7. Berikan pelindung putting


payudara khusus untuk klien
menyusui dengan putting
masuk atau datar.
Resiko kekurangan volume NOC: NIC:
cairan berhubugan dengan Fluid Management
pengeluaran yang  Fluid balance.
berlebihan; perdarahan;  Hydration.  Timbang popok/pembalut jika di
 Nutritional Status: Food perlukan.
diuresis; keringat berlebihan.
and Fluid.  Pertahankan catatan intake dan
 Intake. output yang akurat.
Kriteria Hasil:  Monitor status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat,
 Mempertahankan urine tekanan darah ortostatik), jika
output sesuai dengan usia diperlukan.
dan BB, BJ urine normal,  Monitor vital sign.
HT normal.  Monitor masukan makanan /
 Tekanan darah, nadi, cairan dan hitung intake kalori
suhu tubuh dalam batas harian.
normal.  Kolaborasikan pemberian cairan
 Tidak ada tanda tanda IV.
dehidrasi, Elastisitas  Monitor status nutrisi.
turgor kulit baik, membran  Berikan cairan IV pada suhu
mukosa lembab, tidak ada ruangan.
rasa haus yang  Dorong masukan oral.
berlebihan.  Berikan penggantian nesogatrik
sesuai output.
 Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan.
 Tawarkan snack (jus buah, buah
segar).
 Kolaborasi dengan dokter.
 Atur kemungkinan tranfusi.
 Persiapan untuk tranfusi.
Hypovolemia Management

 Monitor status cairan termasuk


intake dan output cairan.
 Pelihara IV line.
 Monitor tingkat Hb dan hematokrit.
 Monitor tanda vital.
 Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan.
 Monitor berat badan.
 Dorong pasien untuk menambah
intake oral.
 Pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala kelebihan
volume cairan.
 Monitor adanya tanda gagal ginjal.
NOC Label: NIC
Resiko infeksi
berhubungan dengan  Risk Control 1. Cuci tangan sebelum dan
trauma jaringan dan/atau  Infectious Process sesudah tindakan keperawatan
Setelah dilakukan tindakan 2. Gunakan universal precaution
kerusakan kulit, penurunan
keperawatan selama 3 x24 dan gunakan sarung tangan
Hb prosedur invasive selama kontak dengan kulit yang
dan /atau peningkatan jam status kekebalan klien
tidak utuh
peningkatan lingkungan, meningkat dengan kriteria 3. Observasi dan laporkan tanda
rupture ketuban lama, mal hasil: dan gejal infeksi seperti
nutrisi. kemerahan, panas, nyeri, tumor
4. Catat dan laporkan hasil
laboratorium, WBC
1. Dapat mengidentifikasi 5. Kaji warna kulit, turgor dan
factor risiko infeksi tekstur, cuci kulit dengan hati-
2. Mampu melaksanakan hati
peningkatan waktu 6. Lakukan perawatan luka untuk
istirahat mencegah infeksi
3. Mampu 7. Kolaborasi pemberian obat
mempertahankan antibiotik.
kebersihan lingkungan
4. Mengetahui risiko
infeksi personal
5. Mengetahui kebiasaan
yang berhubungan
dengan risiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai