Revisi Proposal
Revisi Proposal
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
daya alam yang berlimpah.Sumber daya alam adalah segala sesuatu di bumi yang
daya alam yang terdapat di Pulau Kalimantan dapat dikelompokkan menjadi sumber
daya alam hayati seperti hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan sumber daya alam
non-hayati seperti air, tanah, dan berbagai bahan tambang lainnya. Pertumbuhan
eksploitasi besar- besaran dilakukan karena pertumbuhan alami hasil hutan tidak
burung wallet.
liurnya. Air liur burung Walet inilah yang menjadi daya tarik dari burung walet.
Sudah sejak ratusan tahun manusia memanfaatkan air liur burung Walet sebagai
sarangwalet secara alami memiliki banyak resiko, mulai dari resiko kecelakaan
hingga sulitnya mengontrol sarang Walet yang letaknya jauh berada tempat
pengelola sarang walet tinggal. Untuk menghindari resiko dari pengelolaan sarang
walet secara alami, dilakukan dengan membuat bangunan gedung sarang Walet.
Gedung sarang walet dibuat menyerupai habitat alami burung Walet. Mulai dari
suhu, kelembapan, hingga intensitas cahaya didalam gedung sarang Walet dibuat
sesuai dengan habitat aslinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar burungwalet
dapat tinggal nyaman di gedung tersebut dan dapat berkembang biak, hingga
akhirnya membuat sarang dari air liurnya. Banyak keuntungan yang didapat dari
pembangunan gedung sarang walet bagi pengusaha sarang Walet, seperti; Mutu
sarang Walet yang dihasilkan lebih bersih dan baik, pengelolaan dan pengawasan
dapat dilakukan lebih mudah, dan resiko kecelakaan saat memanen dan merawat
sarang walet lebih sedikit. Namun, terdapat kerugian dari pengelolaan sarang walet
di dalam gedung sarang burung Walet, yaitu burung Walet tidak dapat dengan
mudah tertarik untuk mendiami gedung baru, harus dengan usaha-usaha yang lebih
lagi untuk menarik minat dari burung walet untuk tinggal dan berkembang biak
Pembangunan gedung sarang walet bukan sesuatu hal yang asing bagi
populasi burung wallet di wilayah Indonesia Tengah sangat banyak, dan juga harga
sarang burung wallet yang mahal sehingga membuat usaha ini cukup menjanjikan
sebagai investasi yang besar. Banyak pemilik modal dan pengusaha diindonesia
mereka.Hal inilah yang membuat gedung sarang burung Walet sangat pesat
27.263,10 km2 dan memiliki iklim hutan tropika humida1 dan iklim tersebut yang
membuat Kabupaten Kutai Kartanegara masih banyak area kebun dan tambak
yang membuat banyaknya populasi burung Walet didaerah ini. Sekitar tahun 2000
Perkebunan dan Permukiman milik warga.Lokasi gedung sarang walet yang paling
Kelurahan Muara Jawa Ulu Handil Baru.Bangunan Gedung Sarang walet ini dapat
1
http://kabupaten.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Gambaran_Umum
4
Pada dasarnya pembangunan gedung sarang walet memiliki dampak positif terhadap
perkembang biakan burung walet. Karena di alam liar burung walet harus mencari
lokasi yang nyaman untuk berkembang biak. Sedangkan, gedung sarang walet dalam
pembangunannya dibuat sedemikian rupa agar menyerupai habitat asli dari burung
walet. Namun banyak masyarakat atau pengusaha burung walet yang memiliki
gedung sarang walet yang belum memiliki izin usaha pengelolaan dan pengusahaan
sarang burung walet sesuai Peraturan Daerah Kutai Karbupaten Kutai Kartanegara
oleh aktivitas sosial maupun ekonomi. Izin juga merupakan instrumen untuk
penentuan kuota dan izin unuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki
bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Beberapa konflik yang
terkait dengan ini sering sekali terjadi dan sangat mengganggu stabilisasi keamanan,
terhadap pengusaha burung walet agar tercipta tertib administrasi dan ketataan
pemilik usaha terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara dan membayar retribusi atas izin yang diberikan sebagai salah
satu pendapatan asli daerah yang diperoleh. Izin dalam bahasa Belanda sama dengan
Vergunning. Jadi izin adalah salah satu penetapan yang merupakan dispensasi dari
pada suatu lerangan oleh Undang-undang.Kemudian izin atau vergunning itu dapat
diartikan apabila pembuat peraturan, secara umum tidak melarang sesuatu perbutan,
2
SF.Marbun,Pokok-pokok Hukum Adminstarsi Negara, Liberty, Yogyakrta, 1987, h.95
6
fungsi pengaturan dan bersifat pengedalian yang dimiliki oleh Pemerintah terhadap
Perizinan dalam penangkaran walet adalah salah satu legalitas yang harus
didapatkan oleh para pengusaha penangkaran sarang burung walet karena masalah
Kutai karta Negara Nomor 6 tahun 2016. Dalam penguruasan izin pengusahaan
Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(KPTSP) untuk mengurus dan memproses permohonan izin yang diajukan oleh
pengusaha.
berupa pertimbangan teknis lokasi penangkaran yang dilakukan oleh pengusaha yaitu
penangkaran yang tidak bertentangan dengan Ketentuan Tata Ruang Daerah, maka Dinas
Kehutanan dan Perkebunan akan memberikan rekomendasi kepada Kantor, Badan Penanam
Modal dan Pelayanan Prizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Kutai Kartanegara untuk
3
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan, Sinar Grafik, Jakarta, 2010, h.168
7
menerbitkan suara izin penangkaran walet. Untuk memperoleh izin pengelolaan dan
walet yaitu, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Untuk mendapatkan izin usaha
a. identitas pemohon;
c. pernyataan tidak keberatan dari tetangga kiri, kanan, muka dan belakang
4
Peraturan Daerah Kab. Kutai Karta Negara Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
Pengusahaan Sarang Burung Walet
8
g. kajian lingkungan;
walet yang belum mempunyai izin atas usahanya tersebut. Permasalahan mengenai
surat izin penangkaran sarang burung walet masih belum mampu diselesaikan oleh
tidak memenuhi persyaratan teknis, maka kepala Daerah melalui Dinas Kehutanan
Sebagaimana yang telah disebut dalam Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2016 pada
Pasal 26 ayat 1 berbunyi setiap orang atau badan yang melanggar pasal 7, 10, 16, akan
ditindak pidana sesuai dengan pasal 27 ayat 1 pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
bulan dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah ), namun
hingga saat ini kita belum melihat kesungguhan dari Pemerintah daerah untuk
melaksanakan perda tersebut. Hal inilah yang membuat Perda Nomor 6 tahun 2016
Kenyataan yang terjadi dilapangan tidaklah sesuai dengan apa yang telah
penangkaran sarang burung walet yang dilakukan oleh para pengusaha tidak mengacu
kepada aturan yang terdapat dalam peraturan Daerah Kabupeten Kutai Kartanegara
Burung Walet masih banyak para pengusaha penangkaran sarang burung walet tidak
mengkait.Salah satu aspek dari kepastian hukum ialah perlindungan yang diberikan
seharusnya dapat dikaitkan individu berkenaan dengan apa yang dapat diharapkan
tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama untuk norma hukum tertulis. Hukum
tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak dapat dijadikan sebagai
pedoman perilaku bagi semua orang. Apeldoorn mengatakan bahwa kepastian hukum
memiliki dua segi yaitu dapat ditentukannya hukum dalam hal yang konkret dan
5
I.H. Hijmans, dalam Het recht der werkelijkheid, dalam Herlien Budiono, Asas
Keseimbanganbagi Hukum Perjanjian Indonesia-Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas-Asas
Wigati Indonesia, CitraAditya Bakti, Bandung 2006, hal 208.
2
keamanan hukum. Hal ini berarti pihak yang mencari keadilan ingin mengetahui apa
yang menjadi hukum dalam suatu hal tertentu sebelum ia memulai perkara dan
belum memiliki perizinan sesuai perda, perlu dianalisis lebih lanjut terkait status
namun belum satupun surat izin yang dikeluarkan untuk pengusaha yang telah
salah satunya adalah terletak pada pertimbangan teknis lokasi yang dijadikan tempat
usaha. Lokasi penangkaran yang dibangun oleh penugusaha tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, oleh karena itu Dinas kehutanan sebagai pihak yang
bertanggung jawab pada teknis lokasi tidak memberikan rekomendasi kepada Badan
Kartanegara untuk menerbitkan surat izin usaha tertentu. Sebagai pihak BPMP2T
tentu tidak berani untuk mengeluarkan izin sebelum ada rekomendasi dari Dinas
Berangkat dari uraian tersebut, maka perlu dikaji dan dianalisis, bagaiamana
6
A. Madjedi Hasan, Kontrak Minyak dan Gas Bumi Berazas Keadilan dan
Kepastian Hukum,Jakarta: Fikahati Aneska 2009.
3
KARTANEGARA”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Kartanegara.
D. Kegunaan Penelitian
1.Manfaat Teoritis
a) Penulisan skripsi ini dapat menjadi bahan kajian terhadap perkembangan ilmu
hukum dan Perizinan Pengusaha Sarang Walet Sesuai Perda Nomor 6 Tahun
2. Manfaat Praktis
dalam kebijakan untuk patuh sesuai peraturan daerah yang telah dibuat
E. Tinjauan Pustaka
1. Kepastian Hukum
5
kelakukan dan adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu tatanan
yang dinilai wajar.Hanya karena bersifat adil dan dilaksanakan dengan pasti
aturan-aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku
dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis.Jelas dalam
artian tidak menimbulkan keragu-raguan (multi tafsir) dan logis. Jelas dalamartian
ia menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau
7
Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum,
Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2010, hlm.59
8
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008,
hlm.158.
6
hukum yang jelas, tetap, konsisten dan konsekuen yang pelaksanaannya tidak
hukum.Suatu hukum yang tidak pasti dan tidak mau adil bukan sekedar hukum
yang buruk.9
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang
melihat hukum sebagai sesuatu yang otonom, yang mandiri, karena bagi penganut
pemikiran ini, hukum tak lain hanya kumpulan aturan. Bagi penganut aliran ini,
tujuan hukum tidak lain dari sekedar menjamin terwujudnya kepastian hukum.
Kepastian hukum itu diwujudkan oleh hukum dengan sifatnya yang hanya membuat
9
Cst Kansil, Christine , S.T Kansil, Engelien R, Palandeng dan Godlieb N Mamahit,
Kamus Istilah Hukum, Jakarta, 2009, Hlm. 385.
10
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya
Bakti,Bandung, 1999, hlm.23.
7
hukum harus dijaga demi keamanan dan ketertiban suatu negara.Akhirnya hukum
positif harus selalu ditaati.Berdasarkan teori kepastian hukum dan nilai yang ingin
tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sementara
Pengusaha adalah :
11
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis),
Penerbit Toko Gunung Agung, Jakarta, 2002, hlm. 82-83
12
Ibid, hlm 95
8
perusahaannya baik milik sendiri ataupun bukan. Sebagai pemberi kerja, pengusaha
adalah seorang pengusaha dalam hubungan kerja dengan pekerja / buruh. Pekerja /
pemberi kerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Oleh karena
1. Burung Walet
layang – laying tersebut memiliki kemampuan terbang yang cepat. Burung Walet
mencari makanan berupa serangga dengan cara terbang dan menangkap mangsanya
dengan menggunakan paruhnya yang kecil dan kuat. Dialam bebas Burung Walet
wallet dengan cara membuat gedung-gedung yang hampir mirip dengan sarang
untuk dikonsumsi dan menjadi makanan kebanggaan para bangsawan dan raja -
raja.Di zaman sekarang sarang yang dihasilkan dari air liur burung waleh di
percaya memiliki khasiat bagi kesehatan manusia sehingga membuat harga sarang
and Balimenyebutkan bahwa identifikasi walet bisa berdasarkan bentuk ekor dan
yaitu:
13
Philip Yamin & Ferry B. Paimin.Membangun Rumah Walet Bintang 5.(Depok:
PenebarSwadaya, 2002) hlm. 1
14
Redaksi Trubus, Budi Daya Walet, Pengalawan Langsung Para Pakar & Praktisi,
(Jakarta: PTPenebar Swadaya, 2002) hlm. 9
10
bulu yang direkatkan dengan air liur pada goa – goabatu kapur.
sehingga membuat sarang walet sapi terlihat tidak teratur dan kotor.
yang besar yaitu sekitar 16 cm. Tubuh walet besar berwarna hitam
12
terjal atau tebing bukit yang curam mulai dari datarang rendah sampai
29ͦ C dan kelembapannya 80-95%.15 Didalam goa, walet jantan dan betina akan
Sekitar 5 – 8 hari setelah kawin, betina akan bertelur. Sarang walet dibuat
15
Philip Yamin & Ferry B. Paimin, Op.Cit. hlm. 2
13
dengan habitat asli burung walet. Namun, upaya pembuatan gedung sarang
seperti:
terletakjauh dari sarangnya maka burung walet akan mencari lokasi baru
2. Perizinan
a. Konsep Perizinan
16
Philip Yamin & Ferry B. Paimin, Ibid. hlm. 12
16
17
http://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/hukum-perijinan/,
diakses pada hariRabu tanggal 27 Mei 2020 jam 03.45 WITA.
18
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,
(Yogyakarta: Gadjah Mada Press Uneversity, 2002), hlm. 143
19
W.F Prins dan R. Kosim Adisapoetra, Pengantar Hukum Ilmu Administrasi
Negara, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1983), hlm. 73-74
17
(vergunning).
dalamarti luas dan sempit, yaitu izin merupakan salah satu instrumen yang
20
N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus
M. Hadjon, (Surabaya : Yuridika, 1993), hlm. 2-3
18
Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
21
ibid.
19
karena perizinan akan dibuat dalam bentuk peraturan yang harus dipatuhi
22
Ridwan HR, op. cit, hlm. 201-202
23
N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus
M. Hadjon, (Surabaya : Yuridika, 1993, hlm. 5
20
masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan.Hal ini berarti, lewat izin
periode tertentu. Dalam hal seperti itu setiap kali pendaftaran ulang atau
tidaknya tidak menimbulkan kerugian dan dampak negatif bagi pihak lain,
lingkungan).
tertentu).24
peruntukan, di samping itu agar lebih berdaya guna dan berhasil guna
tertentu di antaranya:25
24
N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, op. cit, hlm. 4-5
25
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, Hukum Administrasi Negara dan
Kebijakan Pelayanan Publik, (Bandung: Nuansa, 2012), hlm. 94-95
22
Sesuai dengan sifat nya, yang merupakan bagian dari keputusan, izin
materi dan tugas bersangkutan, dan hamper selalu yang terkait adalah
2) Yang Di Alamatkan
3) Diktum
harus memuat uraian sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan.Bagian
pasti.
5) Pemberian Alasan
danpenetapan fakta.
6) Pemberitahuan-Pemberitahuan Tambahan
Sarang Burung Walet merupakan salah satu satwa liar yang dapat
26
Riduan HR, Op.Cit,h. 209-212
25
masyarakat.
dampak negatif dan untuk menjaga dan melindungi burung walet dari
habitat buatan, dan lokasi untuk habitat buatan meliputi, kawasan hutan
burungwalet adalah setiap orang (WNI) atau badan yang akan atau telah
walet yang diterbitkan oleh kepala daerah yang mana yang telah ditetapkan
a. identitas pemohon;
berkenaan ;
setempat ;
1.000 ;
g. kajian lingkungan;
Bupati ;
kepada pihak lain tanpa izin dari Kepala Daerah melalui Dinas Kehutanan.
29
terdiri dari:
1) Kejelasan tujuan.
4) Dapat dilaksanakan.
6) Kejelasan rumusan.
7) Keterbukaan.27
1) Pengayoman
2) Kemanusiaan
27
HAW. Wijaya, Penyelengaraan Otonomi Daerah Di Indonesia, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta. 2007.h. 244-245
30
3) Kebangsaaan
4) Kenusantaraan
6) Keadilan.
Disamping asas tersebut diatas, perda juga dapat memuat asas lain
F. Metode Penelitian
28
Prof. H. Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala
Daerah Secara Langsung, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, h. 180
31
metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian yuridis normatif yang
bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu :30
a. Data primer atau data dasar yaitu data yang diperoleh langsung dari
Terpadu dan Penanaman Modal Kab. Kutai Karta Negara, dan beberapa
29
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal. 105
30
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal. 23-24
32
b. Data sekunder yaitu data yang yang diperoleh melalui bahan pustaka. Data
yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier.
makalah dan hasil-hasil ilmiah para sarjana, literatur dan hasil penelitian.
yaitu: studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research).
pustaka lainnya, yang menyangkut dengan obyek yang diteliti,31dalam hal ini
yang diteliti yaitu Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kab.
Kutai Kartanegara serta observasi di tempat usaha sarang walet yang berada
data primer dan data sekunder.Deskriftif tersebut meliputi isi dan struktur hukum
positif yaitu suatu kegiatan ynag dilakukan oleh penulis untuk menentukan isi
31
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1983),hlm 54
32
ibid
33
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal. 107
34
G. Tinjauan Pustaka :
A. Literatur
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis),
A. Madjedi Hasan, Kontrak Minyak dan Gas Bumi Berazas Keadilan dan
I.H. Hijmans, dalam Het recht der werkelijkheid, dalam Herlien Budiono, Asas
Bakti, 2006
35
Philip Yamin & Ferry B. Paimin, Membangun Rumah Walet Bintang 5, Depok:
2007
Redaksi Trubus. Budi Daya Walet, Pengalaman Langsung Para Pakar &
1987
Peraturan Daerah Kab. Kutai Karta Negara Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
C. Internet :
http://kabupaten.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Gambaran_Umum,
diakses diakses pada hari Senin tanggal 25 Mei 2020 jam 13.45 WITA
http://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/hukum-perijinan, diakses