Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

TERAPI SIMULASI SENSORI

SESI 1 : MENDENGARKAN MUSIK

Disusun Oleh:

Hamalia Ilhami Fitri 19334035

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. DEBBY SINTHANIA, S.Kep, M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga atas
berkatnya penulis dapat menyelesaikan tugas “Proposal Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori: Mendengar Musik” dengan baik, walaupun
dalam penyusunannya banyak hambatan yang terjadi namun berkat bantuan
pembimbing dan teman-teman, tugas proposal TAK ini dapat diselesaikan tepat
waktu.

Tugas “Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori:


Mendengar Musik” disusun untuk memenuhi syarat target keterampilan stase
Keperawatan Jiwa semester 2 Ners STIKES Bethesda YAKKUM Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu kami memohon maaf dan saran yang membangun
dari pembaca untuk tugas proposal TAK ini. Kami berharap semoga proposal
TAK ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Klaten, Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................ 1
B. TUJUAN............................................................................................. 1
C. MANFAAT......................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI


A. KONSEP TAK SECARA UMUM..................................................... 3
1. Definisi TAK.................................................................................. 3
2. Tujuan TAK.................................................................................... 3
3. Manfaat TAK.................................................................................. 3
4. Jenis TAK....................................................................................... 3
B. KONSEP TAK SECARA KHUSUS.................................................. 6
1. Definisi........................................................................................... 6
2. Tujuan............................................................................................. 6
a. Umum......................................................................................... 6
b. Khusus....................................................................................... 6
c. Khusus TAK Stimulasi Sensori Sesi I....................................... 6
3. Indikasi Tindakan........................................................................... 7
4. Topik............................................................................................... 7
5. Waktu Pelaksanaan......................................................................... 7
6. Pengorganisasian dan Tugas Pelaksanaan...................................... 7

iii
7. Setting Tempat................................................................................ 8
8. Alat................................................................................................. 9
9. Metode............................................................................................ 9
10. Sasaran Kegiatan.......................................................................... 9
11.Susunan Kegiatan.......................................................................... 9
12. Evaluasi dan Dokumentasi........................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan jiwa adalah asuhan keperawatan spesialistik dan
holistik pada saat melakukan asuhan kepada klien. Berbagai terapi
keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara individu,
kelompok, keluarga maupun komunitas (Keliat, 2014).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (Keliat, 2014). Terapi kelompok adalah metode
pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan
tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus terapi adalah membuat
sadar diri (self-awareness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan, atau ketiganya (Yasir, 2009).
Melalui terapi kelompok ini klien mendapatkan berbagai pengalaman dan
saling membantu satu sama lain, untuk menentukan cara menyelesaikan
masalah. Kelompok merupakan laboratorium tempat mencoba dan
menemukan hubungan interpersonal yang baik.
Jadi, semua kemampuan yang dipelajari klien dalam TAK hendaknya
digunakan sampai klien pulang ke rumah. Peran keluarga diperlukan untuk
memantau pelaksanaan kemampuan di rumah. Dalam proposal sederhana ini
kami memaparkan TAK Stimulasi Sensori pada pasien Isolasi Sosial.

B. Tujuan
Untuk melatih mahasiswa keperawatan menggunakan terapi aktivitas
kelompok kepada pasien gangguan jiwa khususnya pasien isolasi sosial dan
mengubah perilaku maladaptif pasien menjadi perilaku adaptif. Sehingga,
pasien dapat kembali ke masyarakat lagi dan melakukan interaksi sosial
sesuai perannya.

1
2

C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Untuk mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi, dan
meningkatkan kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan
balik terhadap orang lain.
2. Bagi Perawat
Untuk meningkat keterampilan dalam melakukan terapi aktivitas
kelompok serta dapat mengetahui macam-macam terapi aktivitas
kelompok dan indikasinya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok Secara Umum


1. Definisi Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
mengalami masalah keperawatan yang sama. TAK merupakan
psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan
jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang terapis terlatih (Keliat, 2014).
TAK dilakukan oleh 7-10 orang. Sebelum melakukan TAK, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain lingkungan yang
kondusif, rasa aman dan nyaman klien dengan menjaga privasinya,
serta dilakukan pada waktu yang tepat (Direja, 2011).
2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif.
Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari setiap anggota dan
pemimpin dalam mencapai tujuan (Keliat, 2014).
3. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok
Manfaat terapi aktivitas kelompok secara umum adalah untuk
mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi, dan
meningkatkan kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan
balik terhadap orang lain (Susana & Sri, 2011).
4. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
Menurut Keliat (2014), terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat,
yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok
orientasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

3
4

a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi


TAK Stimulasi Persepsi dilaksanakan dengan melatih klien
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang
pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan poses ini, diharapkan respons
klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
TAK Stimulasi Sensori adalah TAK yang menggunakan aktivitas
sebagai stimulus pada sensori klien. Tahap berikutnya adalah
mengobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang
disediakan, berupa ekspresi perasaan secara nonverbal, ekspresi
wajah, gerakan tubuh).
c. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita
Dalam TAK Orientasi Realita klien diorientasikan pada kenyataan
yang ada di sekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada di
sekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien.
d. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
TAK Sosialisasi dilaksanakan dengan membantu klien melakukan
sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi
dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu per
satu), kelompok, dan massa.
e. Terapi Aktivitas Kelompok Penyaluran Energi
Terapi ini lebih mengedepankan penyaluran energi untuk bisa
menyebarkan energi positif secara merata dan konstruktif, sehingga
nantinya bisa melupakan segala perasaan marah, perasaan batin
ataupun berbagai hal yang biasanya dapat merugikan dirinya sendiri
serta lingkungannya. Tujuan dari terapi ini agar pasien dapat
menyalurkan eneg destruktif ke konstruktif.
5

f. Terapi Aktivitas Kelompok Kohesif


Setiap anggota kelompok diberikan kebebasan dalam
mengemukakan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka ingin
utarakan, karena dalam tahapan yang satu ini akan membuat pasien
memahami dan mengerti mengenai dirinya sendiri, sehingga dirinya
pun akan jauh lebih terbuka pada lingkungannya.
g. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Suara
Terpi ini dilakukan dengan memberikan terapi suara-suara pada
pasien yang memiliki gangguan terhadap jiwanya. Biasanya akan
lebih menyadarkan pasien dan membantunya untuk tidak takut
terhadap suara-suara yang seringkali terdengar di pikiran pasien
tersebut.
h. Terapi Aktivitas Kelompok Melalui Gambar
Terkadang memang tidak semua orang bisa mengeskpresikan dirinya
melalui ungkapan dan cara bicaranya, ada juga beberapa orang yang
hanya bisa mengekspresikan dirinya melalui visualisasi gambar,
sehingga terapi jenis ini juga dipandang cukup efektif untuk bisa
membantu pasien lebih nyaman dengan dirinya dan dapat
memberikan penyembuhan dengan cepat.
i. Terapi Aktivitas Suara dan Gambar
Dalam terapi yang stau ini caranya sendiri adalah dengan
menggabungkan kedia visualisai yaitu antara terapi gambar dna juga
terapi suara, sehingga melalui jenis terapi yang satu ini dapat
memebrikan haisl yang lebih bermanfaat. Pasien pun biasanya akan
lebih memahami dan mengerti mengenai jenis terapi yang satu ini,
karena dianggap jauh bisa bekerja degan baik daripada jenis terapi
yang lainnya.
j. Terapi Aktivitas Kelompok Minat
Untuk terapi ini, pasien dikumpulkan dalam satu wadah atau
lingkungan sosial yang di dalamnya terdapat satu minat maupun
bakat yang sama, sehingga pasien dapat menyalurkan minat yang
6

dimiliki, dan untuk terapi yang satu ini pun mampu memberikan
kenyamanan pada pasien yang jauh lebih baik. dalam hal ini juga
bisa dikaitkan dengan psikologi lingkungan pada beberapa kelompok
dengan minat yang sama, sehingga terhubung dalam satu koneksi
nantinya.
k. Terapi Aktivitas Kelompok Konseling
Tahapan terapi  psikologi konseling yang satu ini biasanya dilakukan
apabila beberapa jenis terapi yang sudah disebutkan tadi tidak bisa
berjalan dan bekerja dengan baik, sehingga dilakukan konseling
untuk bisa membuat pasien lebih bisa membuka dirinya pada terapis
yang sedang mengobatinya, meski dalam hal ini tidak selalu
berhasil, namun dapat memberikan  peluang yang baik agar pasien
tidak menutup dirinya kembali.

B. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok Secara Khusus: Stimulasi Sensori


1. Definisi Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Terapi aktivitas kelompok (TAK): stimulasi sensori adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang
adekuat (Keliat, 2014).
2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Menurut Keliat (2014), tujuan TAK Stimulasi Sensori yaitu:
a. Tujuan Umum TAK Stimulasi Sensori
Tujuan umum TAK stimulasi sensori adalah klien dapat berespons
terhadap stimulus pancaindra yang diberikan.
b. Tujuan Khusus TAK Stimulasi Sensori
1) Klien mampu berespons terhadap suara yang didengar.
2) Klien mampu berespons terhadap gambar yang dilihat.
3) Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
c. Tujuan Khusus TAK Stimulasi Sensori Sesi I: Mendengarkan Musik
1) Klien mampu mengenali musik yang didengar.
2) Klien mampu memberi respons terhadap musik.
7

3) Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengar


musik.
3. Indikasi Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Klien yang mempunyai indikasi TAK Stimulasi Sensori menurut Keliat
(2014) adalah:
a. Klien isolasi sosial yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
b. Klien harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi
verbal.
4. Topik
Topik yang diambil adalah SESI 1 yaitu mendengarkan musik.
5. Waktu Pelaksanaan
Terapi Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 27 Mei 2019
Waktu : Pukul 10.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang X
6. Pengorganisasian dan Tugas Pelaksanaan
a. Leader : Yohanes Krisdiyanto
Tugas:
1) Memimpin jalannya TAK.
2) Menyusun rencana aktivitas kelompok.
3) Memberikan penjelasan tentang peraturan.
4) Mengatasi masalah dalam TAK.
5) Menyampaikan tujuan, kontrak waktu dan peraturan.
b. Co-Leader : Arya Suka
Tugas:
1) Membantu pelaksanaan Terapi Aktivitas kelompok.
2) Memotivasi peserta agar lebih aktif dalam Terapi Aktivitas
kelompok.
8

c. Fasilitator : Titis, Nanda


Tugas:
1) Mengutuhkan kehadiran klien dalam kelompok Terapi
Aktivitas Kelompok.
2) Memfasilitasi dan membantu dalam proses Terapi Aktivitas
Kelompok.
3) Menyediakan alat yang dibutuhkan dalam proses Terapi
Aktivitas Kelompok.
d. Observer : Marlyn
Tugas:
1) Mengamati dan mencatat proses Terapi Aktivitas Kelompok.
2) Mengidentifikasi isu penting dalam proses Terapi Aktivitas
Kelompok.
3) Mengidentifikasi strategi kritis yang digunakan leader.
4) Memprediksi respon anggota kelompok pada sesi berikutnya.
5) Menyampaikan hasil observasi selama proses Terapi Aktivitas
Kelompok.
7. Seting Tempat
a. Klien dan terapis / fasilitator duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan:
: Leader

: Co-Leader
9

: Fasilitator

: Observer

: Pasien

8. Alat
a. Bola
b. Musik
c. Handphone/Tape Recorder
d. Jadwal kegiatan harian
e. Lembar observasi
f. Alat tulis
9. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi
10. Sasaran dan Kriteria Hasil
No. Nama Pasien Diagnosa Keperawatan
1 Tn Isolasi Sosial: Menarik Diri
2 Tn. Isolasi Sosial: Menarik Diri
3 Tn. Isolasi Sosial: Menarik Diri
4 Tn. Isolasi Sosial: Menarik Diri

11. Susunan Kegiatan


Sesi 1: Mendengar Musik
Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu
1. Persiapan a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai 5 menit
dengan indikasi Isolasi Sosial: Menarik Diri.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi a. Memberi salam terapeutik 5 menit
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
10

mendengarkan musik.
2. Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan
kelompok harus meminta izin kepada
terapis.
b) Lama kegiatan kurang lebih 30 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja a. Terapis mengajak klien untuk saling 15 menit
memperkenalkan diri (nama lengkap dan nama
panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan
searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai
memperkenalkan diri, terapis mengajak semua
klien bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu,
klien boleh tepuk tangan atau berjoget sesuai
dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien
akan diminta menceritakan perasaannya setelah
mendengar lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh
berjoget atau tepuk tangan (kira-kira 5 menit).
Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali.
Terapis mengobservasi respons klien terhadap
musik.
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan
perasaannya. Sampai semua klien mendapat
giliran.
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai
menceritakan perasaannya, dan mengajak klien
lain bertepuk tangan.
4. Terminasi a. Evaluasi 5 menit
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
2. Terapis memberi pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk
mendengarkan musik yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang.
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu
menggambar.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
12. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
11

sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori


mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan, responsif terhadap musik, memberi pendapat
tentang musik yang didengar, dan berbagi perasaan saat mendengar
musik. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1: TAK
Stimulasi Sensori Mendengar Musik
Nama Pasien
No Aspek yang Dinilai
Sdr.J Nn.D Nn.A Nn.M
1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir

2 Memberi respons (ikut


bernyanyi/menari/berjoget/menggerakka
n tangan-kaki-dagu sesuai irama

3 Memberi pendapat tentang musik yang


didengar

4 Menjelaskan perasaan setelah mendengar


lagu

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti, merespons, memberi pendapat, menyampaikan
perasaan tentang musik yang didengar. Beri tanda [√] jika klien
mampu atau tanda [-] jika klien tidak mampu.

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi
1, TAK stimulasi sensori mendengar musik. Klien mengikuti
12

kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama


musik, tetapi belum mampu memberi pendapat dan perasaan
tentang musik. Latih klien untuk mendengarkan musik di ruang
rawat.

DAFTAR PUSTAKA
13

Arifin, Yasir. (2009). Terapi Kelompok. Arifin Yasir: Blok (Diakses 25 Mei 2019)
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-
kelompok.html
Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Keliat, Budi Anna. (2014). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok, Edisi
2. Jakarta: EGC.
Herdman, T.H dan S. Kamitsuru. 2015. NANDA International Diagnosis
Keperawatan Definisi dan Klasisfikasi 2015 – 2017 Edisi 10.
Jakarta. EGC
Susana, Sarka A. & Hendarsih, Sri. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yusuf, Ah dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai