Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PRESENTASI MIKROTEKNIK

ALTERNATIF PERALATAN MURAH DALAM PROSES EMBEDDING SPESIMEN


TUMBUHAN PADA PARAFIN DENGAN MENGGUNAKAN VACUM

Oleh:
Galuh P. (08109100 )
Ikhwan Kristanto (0810910049)
Ivana O. L. (0810910051)
M. Badi’ul Ulum (08109100 )
Lucy D. (08109100 )

LABORATORIUM BIOLOGI MOLEKULER DAN SELULER


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2010
ALTERNATIF PERALATAN MURAH DALAM PROSES EMBEDDING SPESIMEN
TUMBUHAN PADA PARAFIN DENGAN MENGGUNAKAN VACUM

1. Pendahuluan
Metode paraffin merupakan salah satu metode pembuatan preparat/sediaan spesimen.
Metode paraffin digunakan karena memiliki beberapa keuntungan yaitu proses embedding
lebih cepat dan lebih simpel, material embedding dapat disimpan dalam waktu yang lama
pada kondisi kering, serta dapat membuat irisan yang tipis. Embedding menggunakan paraffin
sangat baik digunakan untuk studi embriologi, anatomi dan sitologi. Medium embedding
merupakan media yang memudahkan untuk merubah dari bentuk cair ke bentuk padat. Media
embedding dibedakan menjadi dua berdasarkan fungsinya, yaitu berfungsi untuk penetrasi sel-
sel dan berfungsi untuk merusak saja.
Embedding parafin merupakan langkah penting dalam mempersiapkan slide permanen
dari spesimen yang akan dipotong dengan mikrotom. Dengan adanya preparat utuh maka
dapat diamati bagian-bagian jaringan dan jenis sel yang ada dalam satu preparat. Dalam
pembuatan preparat utuh diupayakan permanen atau awet agar sewaktu-waktu dapat diamati
kembali. Oleh karena itu, membuat sayatan atau pita dari balok parafin yang telah terbentuk
dengan menggunakan mikrotom harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar seluruh bagian
tanamn dapat diamati dengan baik.
Bagian tanaman yang kompak biasanya mudah untuk dilakukan embedding paraffin
tetapi ada beberapa bagian tanaman yang memiliki banyak trikoma dan gelembung udara
(contohnya pada tunas) sehingga proses embedding paraffin relatif sulit untuk dilakukan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan vacuum untuk mengeluarkan gelembung
udara sehingga mudah dilakukan embedding paraffin. Ada banyak model oven vakum namun
peralatan ini relatif mahal dan memiliki ukuran besar serta hanya dimiliki oleh beberapa
laboratorium saja. Oleh sebab itu, dalam jurnal ini diberikan alternative metode dan peralatan
yang dapat digunakan dengan biaya murah, dan kondisi paraffin dapat tetap terjaga dalam
keadaan cair pada suhu ruang dan didalam vakum sehingga nantinya dapat diperoleh sayatan
pita yang baik dengan mikrotom.
2. Bahan dan Metode
Peralatan yang digunakan untuk membuat alat ini adalah botol transparan 500ml yang
memiliki mulut lebar, tabung tembaga (lebar 5mm dan panjang 1m), ½ inci pipa PVC,
tiga sumbat karet, dan 1m tabung lateks. Peralatan itu dipasang seperti pada Gambar 1A dan
1B di bawah ini.

Gambar 1. A. Gambaran umum alat yang digunakan tanpa sampel embedding


B. Komponen internal dalam alat
C. Potongan melintang botol mulut lebar dengan sampel embedding di dalamnya
(CT-tabung tembaga; H-lubang; LS–sumbat besar; PF-botol pnisilin; ½ inci pipa PVC; SS-
sumbat kecil; WMF-botol besar bermulut lebar)
Pipa PVC itu dipotong menurut arah vertical sesuai dengan botol bermulut lebar. Pada
kedua ujung pipa PVC disumbat dengan sumbat karet berukuran kecil yang sesuai dengan
diameter pipa. Tiga lubang dibuat di dekat bagian atas pipa PVC. Sumbat karet besar dan
kecil yang berada di atas botol diberi lubang pada tengahnya sehingga tabung tembaga dapat
dimasukkan melalui lubang tersebut.
Untuk menguji alat ini maka diperlukan percobaan dengan menggunakan kuncup/
tunas bunga Rodriguezia venusta (Lindl.) Rchb. f. (Orchidaceae). Tunas tersebut difiksasi
dengan larutan FAA dimana lautan ini bersifat fiksatif yang dapat menghentikan aktifitas
metabolisme sel dan menjaga sel dalam waktu tertentu tanpa merusak struktur sel. Spesimen
kemudian didehidrasi melalui seri etanol/butanol yang berfungsi untuk menarik air dari dalam
jaringan sehingga memudahkan untuk dipotong. Dehidrasi secara bertahap dilakukan untuk
memberikan waktu pada jaringan untuk beradaptasi terhadap pemberian etanol/butanol
sehingga jaringan tidak rusak/mengkerut. Spesimen lalu ditanam dalam butanol:paraffin (1:1)
yang berada dalam botol penisilin. Proses ini disebut infiltrasi yang merupakan tahapan untuk
mengganti jaringan yang telah terdehidrasi ke media embedding. Selama proses infiltrasi
berlangsung ruang intraseluler diisi oleh parafin, sehingga akan membantu untuk
mendapatkan potongan yang halus tanpa kerusakan pada mikrotom. Botol penisislin lalu
dimasukkan dalam botol besar 500ml yang bermulut lebar (Gambar 1C). Botol tersebut lalu
dimasukkan dalam oven dengan suhu 59ºC. Dua jam kemudian botol dikeluarkan dari dalam
oven dan dimasukkan lagi dalam oven selama 6 jam.
Tabung tembaga dimasukkan ke dalam oven melalui lubang yang dibuat untuk
termometer. Botol besar yang berisi botol penisilin ditempatkan dalam oven dan
oven dimatikan. Tabung tembaga yang berada di luar oven tersambung ke pompa vakum
(Primar ®, mod.141) dengan selang lateks. Ketika parafin mulai cair, pompa vakum
diaktifkan (Gbr. 2) dengan vacuometer 50cm.Hg. Setelah terbentuk gelembung, selang lateks
dijepit dan pompa vakum dimatikan. Botol didiamkan dalam oven selama 2 jam sebelum
dikeluarkan agar paraffin mengeras. Spesimen yang ada tertanam dalam paraffin dan
membentuk blok paraffin. Sebagai pembanding maka dibuat perlakuan control tanpa diberi
vakum.

Gambar 2. Oven dan Pompa Vakum.


(CT-tabung tembaga; LT-selang lateks; O-oven; TH- lubang untuk thermometer yang
digunakan untuk melewatkan tabung tembaga; VP-pompa vakum; WMF-botol besar bermulut
lebar yang berisis sampel)
Prosedur ini dilakukan dengan lima kali dan setelah dipotong dengan mikrotom
paraffin diperoleh sedikitnya diperoleh tiga ratus potongan pita (tebal 8μm) dari setiap
ulangan. Potongan yang telah jadi dicuci dengan xylol untuk menghilangkan sisa paraffin lalu
didehidrasi dengan seri etanol untuk menghilangkan sisa-sisa cairan yang terdapat dalam
spesimen yang dikhawatirkan dapat menjadi substrat pertumbuhan bakteri/mikroba sehingga
preparat tetap awet sebelum teramati. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan Toluidine
Blue dalam larutan buffer McIlvaine pada pH 4.0. Setelah itu dicuci dengan air mengalir lalu
dikering-anginkan. Setelah selesai dilakukan pewarnaan kemudian slide ditetesi dengan
Canada Balsam dan ditutup dengan cover slip. Canada Balsam digunakan untuk merekatkan
objek dengan slide dan cover glass agar objek tidak berpindah-pindah. Preparat kemudian
siap untuk diamati dengan mikroskop.

3. Hasil dan Pembahasan


Spesimen yang tertanam dalam paraffin dan divakum memiliki bentuk sayatan/pita
yang baik. Namun, pada perlakuan kontrol sangat sulit untuk mendapatkan potongan yang
baik karena banyaknya gelembung udara sehingga mempengaruhi hasil pemotongan (Gambar
3). Pembuatan vakum dan peralatan lain yang diperlukan dalam metode ini tidak
membutuhkan biaya yang besar dan menggunakan bahan yang mudah diperoleh.

(A) (B)
Gambar 3. A. Potongan sampel yang divakum selama proses embedding paraffin
B. Potongan sampel yang tidak divakum selama proses embedding paraffin

Daftar Pustaka
Leitão, C. A. E. dan A. L. Cortelazzo. An Inexpensive Alternative Equipment for the Plant
Material Embedding in the Paraffin under the Vacuum. Brazilian Archives Of Biology
And Technology. An International Journal. Vol.5(5): pp.1011-1014

Anda mungkin juga menyukai