Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH KELOMPOK 4 :
AKUNTANSI A PAGI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
TAHUN 2021
A. Jenis-Jenis Laporan Auditor
1. Laporan audit bentuk baku
Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.Laporan ini dirancang untuk memisahkan secara jelas antara tanggung
jawab manajemen dengan auditor.
Perubahan yang dapat dilihat pada laporan audit bentuk baku dibanding laporan audit
yang lama :
1. Penambahan paragraph pengantar, dapat terlihat secara jelas perbedaan tanggung
jawab manajemen dengan laporan keuangannya dengan tanggung jawab auditor
dengan pendapatnya atas laporan keuangan yang telah diauditnya.
2. Pengakuan eksplisit bahwa audit member keyakinan dalam konteks materialitas.
3. Ditambahnya penjelasan ringkas mengenai audit.
4. Penyebutan konsistensi dalam laporan audit, dilakukan apabila prinsip akuntansi
berterima umum tidak secara konsisten dilakukan.
5. Pengubahan cara pelaporan suatu ketidakpastian mengenai material.
2. Laporan audit standar
Laporan standar merupakan laporan yang paling umum di terbitkan dan berisi
pendapat wajar tanpa pengecualian yang menetapkan semua asersi manajemen atas
pengendalian internal wajar dalam material. Kesimpulan ini dapat diterapkan apabila
auditor telah memeriksa tidak ada kelemahan material dalam pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerbitkan laporan audit ini, meliputi :
1. Standar auditing sudah terpenuhi dan auditor sudah berkedudukan independen.
2. Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
3. Pernyataan yang dimuat dalam laporan keuangan mudah dipahami. Tidak terdapat
ketidakpastian yang luar biasa mengenai perkembangan perusahaan pada periode
berikutnya.
3. Laporan Audit Keuangan
Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang sering dilakukan oleh auditor
independen karena dapat meningkatkan kepercayaan bagi pemakai laporan keuangan
yang dihasilkan perusahaan. Auditor melakukan audit ini atas permintaan akan jasa
pengauditan oleh para pengguna laporan keuangan, hal ini tentu saja akan menciptakan
pasar bagi auditor independen. Para pemakai laporan keuangan meminta para auditor
melakukan audit atas laporan mereka atas dasar :
1. Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara
manajemen sebagai pembuat laporan keuangan dengan para pemakai laporan
keuangan.
2. Keinginan para pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalam
laporan tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan
terbukti kewajarannya.
3. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan jasa auditor untuk memastikan
kualitas laporan keuangan yang bersangkutan apakah sudah relevan atau belum.
4. Karena keterbasan akses, para pemakai laporan keuangan mengandalkan
kemampuan auditor untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan
menekan risiko informasi.
Adapun manfaat ekonomis audit laporan keuangan :
1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan.
2. Meningkatkan efesiensi dan kejujuran.
3. Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan.
4. Mendorong efesiensi pasar modal.
B. Laporan Auditor Bentuk Baku dan Penyimpangan Laporan Audit Bentuk Baku
3. Terdapat 4 tipe pendapat yang dinyatakan auditor atas laporan keuangan, antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian. Pendapat wajar tanpa pengecualian
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat
yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku seperti yang diuraikan dalam
paragraf 08.
2. Pendapat wajar dengan pengecualian. Pendapat wajar dengan pengecualian,
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak
hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
3. Pendapat tidak wajar. Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
4. Pernyataan tidak memberikan pendapat. Pernyataan tidak memberikan pendapat
menyatakah bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.