Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN AUDITOR

OLEH KELOMPOK 4 :

GUSTI AYU DIAH PERMATA DEWI (1902622010019)

NI PUTU ALISSIA NOVITA MAHARANI (1802622010129)

AKUNTANSI A PAGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

TAHUN 2021
A. Jenis-Jenis Laporan Auditor
1. Laporan audit bentuk baku
Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.Laporan ini dirancang untuk memisahkan secara jelas antara tanggung
jawab manajemen dengan auditor.
Perubahan yang dapat dilihat pada laporan audit bentuk baku dibanding laporan audit
yang lama :
1. Penambahan paragraph pengantar, dapat terlihat secara jelas perbedaan tanggung
jawab manajemen dengan laporan keuangannya dengan tanggung jawab auditor
dengan pendapatnya atas laporan keuangan yang telah diauditnya.
2. Pengakuan eksplisit bahwa audit member keyakinan dalam konteks materialitas.
3. Ditambahnya penjelasan ringkas mengenai audit.
4. Penyebutan konsistensi dalam laporan audit, dilakukan apabila prinsip akuntansi
berterima umum tidak secara konsisten dilakukan.
5. Pengubahan cara pelaporan suatu ketidakpastian mengenai material.
2. Laporan audit standar
Laporan standar merupakan laporan yang paling umum di terbitkan dan berisi
pendapat wajar tanpa pengecualian yang menetapkan semua asersi manajemen atas
pengendalian internal wajar dalam material. Kesimpulan ini dapat diterapkan apabila
auditor telah memeriksa tidak ada kelemahan material dalam pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerbitkan laporan audit ini, meliputi :
1. Standar auditing sudah terpenuhi dan auditor sudah berkedudukan independen.
2. Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
3. Pernyataan yang dimuat dalam laporan keuangan mudah dipahami. Tidak terdapat
ketidakpastian yang luar biasa mengenai perkembangan perusahaan pada periode
berikutnya.
3. Laporan Audit Keuangan
Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang sering dilakukan oleh auditor
independen karena dapat meningkatkan kepercayaan bagi pemakai laporan keuangan
yang dihasilkan perusahaan. Auditor melakukan audit ini atas permintaan akan jasa
pengauditan oleh para pengguna laporan keuangan, hal ini tentu saja akan menciptakan
pasar bagi auditor independen. Para pemakai laporan keuangan meminta para auditor
melakukan audit atas laporan mereka atas dasar :
1. Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara
manajemen sebagai pembuat laporan keuangan dengan para pemakai laporan
keuangan.
2. Keinginan para pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalam
laporan tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan
terbukti kewajarannya.
3. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan jasa auditor untuk memastikan
kualitas laporan keuangan yang bersangkutan apakah sudah relevan atau belum.
4. Karena keterbasan akses, para pemakai laporan keuangan mengandalkan
kemampuan auditor untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan
menekan risiko informasi.
Adapun manfaat ekonomis audit laporan keuangan :
1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan.
2. Meningkatkan efesiensi dan kejujuran.
3. Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan.
4. Mendorong efesiensi pasar modal.

B. Laporan Auditor Bentuk Baku dan Penyimpangan Laporan Audit Bentuk Baku

Laporan Auditor Bentuk Baku :

1. Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan


Pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan di atur dalam SA seksi 504 atau
PSA No 52. Dalam SA ini menyatakan Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan
keuangan jika ia mengizinkan namanya dalam suatu laporan, dokumen, atau
komunikasi tertulis yang berisi laporan tersebut. Bila seorang akuntan menyerahkan
kepada kliennya atau pihak lain suatu laporan keuangan yang disusunnya atau
dibantu penyusunannya, juga dianggap berkaitan dengan laporan keuangan tersebut,
meskipun tidak mencantumkan namanya dalam laporan tersebut. Namun meskipun
akuntan dapat berpartisipasi dalam penyusunan laporan keuangan, kewajaran
penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia tetap merupakan tanggung jawab manajemen.Seorang akuntan
dapat dikaitkan dengan laporan keuangan auditan atau yang tidak diaudit.
2. Bentuk Baku Laporan Auditor Atas Laporan Keuangan
Akuntan dapat dikaitkan dengan laporan keuangan auditan atau yang tidak
diaudit. Laporan audit baku ini terdapat dalam SA seksi No 508. Laporan auditor
bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah sebagai berikut :
1. Suatu judul yang memuat kata independent.
2. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan
auditor telah diaudit oleh auditor.
3. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.
4. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
5. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor
merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
6. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi :
a. Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
b. Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi signifikan
yang dibuat manajemen.
c. Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
7. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan
memberikan dasar memadai untuk memberikan pendapat.
8. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca
dan hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
9. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin usaha kantor
akuntan publik.
10. Tanggal laporan auditor.

3. Terdapat 4 tipe pendapat yang dinyatakan auditor atas laporan keuangan, antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian. Pendapat wajar tanpa pengecualian
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat
yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku seperti yang diuraikan dalam
paragraf 08.
2. Pendapat wajar dengan pengecualian. Pendapat wajar dengan pengecualian,
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak
hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
3. Pendapat tidak wajar. Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
4. Pernyataan tidak memberikan pendapat. Pernyataan tidak memberikan pendapat
menyatakah bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Penyimpangan Laporan Audit Bentuk Baku


Dalam studi laporan audit yang menyimpang dari laporan audit bentuk baku, terdapat tiga
topik yang saling terkait satu sama lain :
1. Kondisi-kondisi yang menyebabkan dari laporan audit bentuk baku.
2. Jenis-jenis laporan/pendapat audit lainnya selain laporan audit bentuk baku, serta
materialitas.
3. Kondisi-kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari laporan audit bentuk baku.
Ketiga kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari laporan audit bentuk baku, yaitu :
1. Ruang lingkup audit dibatasi ketika auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit
yang memadai untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan
sesuai dengan GAAP/PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas
lingkup audit.Terdapat dua penyebab utama atas pembatas an lingkup
audit ini :pembat as an oleh klien dan pembatasan yang disebabkan oleh
kondisi-kondisi di luar kendali klien atau auditor.
2. Penyajian laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang
belaku umum (Penyimpangan dari GAAP/PSAK). Sebagai contoh, jika seorang
klien bersikeras untuk menggunakan harga penggantian (replacement cost)
bagi aktiva tetapnya atau menilai persediaannya berdasarkan harga jual
daripada harga historis, maka perlu di berikan pendapat di luar pendapat wajar
tanpa syarat.
3. Auditor tidak independen, independensi umumnya ditentukan berdasarkan
aturan 101dari aturan kode etik profesional.

Anda mungkin juga menyukai