ABSTRAK
Penerapan rantai pasok diyakini dapat menjadi salah satu solusi, sehingga akan mendatangkan
keuntungan baik bagi pengguna maupun penyedia jasa konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis rantai pasok material batu boulder dimulai proses pemilihan
penyedia pekerjaan konstruksi tembok pengaman pantai di pesisir pantai Amurang, menganalisis
kriteria-kriteria dan sumber sumber risiko tembok pengaman pantai. Dan mendapatkan identitas
pemasok batu boulder (Quarry).
Wawancara secara terstruktur dengan Kelompok Kerja Pemilihan (Pokja Pemilihan), para Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), serta penyedia jasa maupun pemasok-pemasok batu boulder untuk
mendapatkan serangkaian informasi yang akan digunakan dalam analisis pengambilan keputusan.
Pengamatan di lapangan pekerjaan dan quarry pemasok untuk mengetahui jarak optimal yang
dibutuhkan. Kajian literatur mengenai pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah sesuai dengan
Perpres No. 16 Tahun 2018. Akhirnya dibangun model tingkatan berupa hirarki untuk dianalisis
keputusan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Dari penelitian dapat disimpulkan risiko rantai pasok batu boulder tidak dimasukan dalam evaluasi
penawaran penyedia jasa sehingga walaupun penyedia tidak menyediakan quarry (pemasok) sebagai
pendukung rantai pasok pekerjaan batu boulder tetap bisa ditetapkan sebagai pemenang tender.
Analisis 29 (dua puluh sembilan) faktor-faktor risiko dan 6 (enam) sumber sumber risiko, didapat
bahwa faktor risiko X-12 yaitu kemampuan manajerial dalam hal tidak adanya dukungan quarry
(pemasok) dalam batu boulder dalam fungsi manajemen proyek, mempunyai unsur dominan sebesar
11% (sebelas persen). Didapat 6 (enam) identitas pemasok batu boulder Disarankan dukungan
quarry (pemasok) batu boulder menjadi salah satu yang dapat dievaluasi oleh kelompok kerja
pemilihan.
Kata kunci: identifikasi risiko, rantai pasok, batu boulder, tembok pengaman, AHP
83
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (83-90), ISSN: 2087-9334
Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor–faktor penentu dari
peningkatan efisiensi waktu, biaya, mutu dan
penyelenggaraan proyek konstruksi dan
terciptanya integrasi pada proyek tersebut.
Batasan masalah
Penelitian ini membahas rantai pasok pada
konstruksi bangunan pengaman pantai yang akan
memiliki alur pemasokan barang, material, dan
jasa yang berbeda sesuai kebutuhan dari proyek
konstruksi. Ruang lingkup penelitian pada
proyek konstruksi tembok pengaman Pantai Desa
Matani khusus material batu boulder.
84
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (83-90), ISSN: 2087-9334
Batu jenis ini sering disebut dengan boulder Manado Ibukota Provinsi Sulawesi Utara ± 64
elephant stone. Batu gajah berfungsi untuk km. Secara geografis, Kabupaten Minahasa
menimbun lahan atau lokasi yang berdekatan Selatan terletak antara 0º,47´ - 1º,24´ Lintang
dengan pantai. Batu gajah ini biasanya digunakan Utara dan 124º,18´ - 124º 45´ Bujur Timur.
untuk membuat bahan beton pemecah ombak, Sedangkan secara administratif terletak di
bahan reklamasi pantai, bahan untuk membuat sebelah Selatan Kabupaten Minahasa, dengan
dermaga kecil atau yang paling umum digunakan batas-batas wilayah sebagai berikut:
untuk bahan pondasi bangunan. Utara : Berbatasan dengan Kabupaten
Minahasa
Metode Analytical Hierarchy Process Timur : Berbatasan dengan Kabupaten
Analytical Hierarchy Process merupakan Minahasa Tenggara
suatu metode..pendukung keputusan yang Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model Bolaang Mongondow dan
pendukung keputusan ini akan Kabupaten Bolaang Mongondow
menguraikan..masalah multi faktor atau multi Timur
kriteria yang kompleks menjadi..suatu hierarki. Barat : Berbatasan dengan Laut Sulawesi
Menurut Saaty (1993), hierarki didefinisikan Kabupaten Minahasa Selatan memiliki
sebagai suatu representasi dari sebuah wilayah pesisir dengan panjang garis pantai ±
permasalahan yang kompleks dalam suatu 168,22 km dan panjang garis pantai yang telah
struktur multilevel dimana level pertama adalah mempunyai bangunan pengaman pantai ± 17,40
tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub km, sehingga panjang garis pantai yang
kriteria, dan seterusnya hingga level terakhir dari mempunyai potensi pekerjaan bangunan
alternatif. pengaman pantai yang membutuhkan pasokan
batu boulder masih banyak. Untuk penelitian ini
dilaksanakan di paket pekerjaan Tembok
METODE PENELITIAN Pengaman Pantai Desa Matani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Bagan Alir penelitian mencakup pembentukan ide materi penelitian,
kajian dan studi literatur, pengumpulan data,
penyusunan dan penerapan analisis terhadap
penawaran yang masuk, serta identifikasi quarry
rantai pasok batu boulder yang secara legal dan
izin pertambangan bisa menjadi pemasok batu
boulder maupun secara spesifikasi teknis batu
boulder yang dihasilkan dapat digunakan dalam
tembok pengaman pantai serta hasil pengambilan
keputusan.dengan langkah berikut :
1. Pembentukan ide materi penelitian
2. Uji Ketersedian Data dan Informasi
3. Pengumpulan Data/Informasi
4. Kajian Literatur
5. Pengolahan Informasi
Informasi yang terkumpul kemudian diolah
dengan langkah sebagai berikut: Reduksi
Informasi Informasi yang diperoleh selanjutnya
dipilih hal pokok dan fokus pada permasalahan.
Informasi yang tidak compatible dengan
permasalahan disingkirkan/direduksi. Display
Gambar 3. Bagan Alir Informasi Bagian informasi yang memilik
kesamaan dipilah dan dikategorikan menurut
Lokasi penelitian pokok permasalahan. Analisis Informasi
Gambaran Administrasi Wilayah Kabupaten Berdasarkan kesamaan informasi yang diperoleh,
Minahasa Selatan merupakan salah satu dianalisis juga pengaruhnya terhadap masing-
kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara dengan masing informasi. Hal ini bermanfaat untuk
Ibukota Amurang. Jarak dari Amurang ke membangun model tingkatan berupa hirarki.
85
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (83-90), ISSN: 2087-9334
Setelah semua data/informasi terkumpul dan usaha dan pemenuhan persyaratan sebagai
diolah maka analisis keputusan menggunakan penyedia yang ditetapkan dalam dokumen
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pemilihan, peserta dinyatakan lulus
kualifikasi apabila memenuhi seluruh
persyaratan kualifikasi, pembuktian
PEMBAHASAN kualifikasi dilakukan kepada calon pemenang.
e. Rekapitulasi Hasil Evaluasi, Dari 4 (empat)
Paket Pekerjaan Pengaman Pantai Desa evaluasi diatas, maka didapat calon penyedia
Matani berlokasi di Desa Matani dan Matani jasa yang untuk pengadaan tembok pengaman
Satu Kecamatan Tumpaan – Kabupaten pantai Matani sebanyak dua penyedia jasa,
Minahasa Selatan dengan nilai HPS yang Setelah itu kelompok kerja mengundang
direncanakan adalah Rp 13.246.400.000,- (Tiga calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
Belas Milyard Dua Ratus Empat Puluh Enam (satu) untuk dilakukan Pembuktian Kualifikasi.
Juta Empat Ratus Ribu Rupiah) milik dari satuan namun yang hadir hanya satu penyedia jasa yaitu
kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah PT. KNM sehingga untuk paket pekerjaan
Kab. Minahasa Selatan Tahun Anggaran 2019. tembok pengaman Desa Matani didapat
Paket ini diminati dengan melakukan pemenang yaitu PT. KNM dengan nilai kontrak
pendaftaran sebanyak 17 penyedia jasa, namun Rp 12.879.147.944,- (Dua Belas Milyard
yang memasukkan penawaran hanya 6 penyedia Delapan Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta
jasa PT. AKA beralamat kantor Manado, Seratus Empat Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus
Sulawesi Utara, PT. KNM beralamat kantor Empat Puluh Empat Rupiah).
Manado, Sulawesi Utara, PT. BSP beralamat
kantor Tahuna, Sulawesi Utara, PT. PNA Analisis Data
beralamat kantor Krueng Sabee, Aceh, PT. Penentuan tingkat risiko variabel
CMBP beralamat kantor Bandung, Jawa Barat, Berdasarkan hasil identifikasi yang telah
PT. DKT beralamat kantor Palu, Sulawesi dilakukan dapat diidentifikasikan sebanyak 32
Tengah. (tiga puluh dua) variabel risiko. Hasil identifikasi
Evaluasi Penawaran terhadap 6 penyedia variabel risiko tersebut terbagi dalam 6 (enam)
jasa, dilaksanakan oleh Kelompok Kerja faktor risiko . Data yang digunakan untuk
Pemilihan Bagian Pengadaan Barang/Jasa penentuan tingkat risiko (risk level) pada
Kabupaten Minahasa Selatan. Metode penawaran masing-masing variabel yang diperoleh seperti
penyedia pekerjaan konstruksi dengan dengan pada tabel 1.
metode penawaran 1 file harga terendah. Hal-hal
yang di evaluasi terdiri dari:
a. Evaluasi Administrasi, Penawaran dinyatakan Tabel 1. Hasil evaluasi kualifikasi penawaran
memenuhi syarat adminitrasi, apabila surat Variabel
penawaran dan jaminan penawaran memenuhi No Faktor Risiko
Risiko
ketentuan dalam Dokumen Pemilihan, 1 Kemampuan teknis (Technical 8 variabel
penawaran yang memenuhi syarat Excellence) Calon Penyedia risiko
administrasi dilanjutkan dengan evaluasi jasa
teknis. 2 Kemampuan manajerial 6 variabel
b. Evaluasi Teknis, Evaluasi Teknis dilakukan (Management Capability) risiko
terhadap peserta yang memenuhi persyaratan Calon Penyedia jasa
3 Kemampuan Finansial 3 variabel
administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi
(Financial Capability) Calon risiko
yaitu metode pelaksanaan, jangka waktu Penyedia jasa
pelaksanaan, peralatan utama, personil 4 Kualifikasi Personil (Personel 8 variabel
manajerial, bagian pekerjaan yang akan Qualification) Calon Penyedia risiko
disubkontrakan, dokumen rencana jasa
keselamatan konstruksi (RKK) dan dokumen 5 Kemampuan dan pengalaman 3 variabel
lain yang dipersyaratkan (Skill and Experience) risiko
c. Evaluasi Harga, Evaluasi Harga dilaksanakan perusahaan calon penyedia
dengan melakukan Koreksi Aritmatik, jasa
Kewajaran Harga dan Harga 6 Evaluasi Harga Penawaran 4 variabel
d. Evaluasi Kualifikasi, Evaluasi kualifikasi (Pricing) risiko
dilakukan terhadap kompetensi, kemampuan
86
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (83-90), ISSN: 2087-9334
Selanjutnya ditentukan tingkat risiko (risk level) Penentuan Bobot Variabel dengan Analytical
pada masing-masing variabel tersebut. Analisis Hierarchy Process (AHP)
terhadap variabel risiko dilakukan berdasarkan a. AHP pada tingkat Variabel Risiko .
frekuensi kejadian dan akibat/dampak dari Pada kuesioner tahap 2 (dua) tersebut
terjadinya risiko tersebut. Dalam membanding- responden diminta untuk membuat perbandingan
kan berbagai risiko yang terkait seringkali secara berpasangan atas beberapa variabel yang
digunakan “indeks risiko” dimana: akan dibandingkan. Data yang digunakan pada
perhitungan AHP ini adalah data median dari
Indeks Risiko = Frekuensi x Dampak …..(1) keseluruhan responden
Untuk dapat memberikan gambaran lebih jelas
Acuan yang digunakan untuk menentukan mengenai perhitungan AHP tersebut dapat dilihat
tingkat risiko (risk level) pada masing-masing pada tabel 3 dibawah:
variabel didasarkan pada matriks Analisis risiko
menurut The Australian / New Zealand Risk Tabel 3. Perhitungan median dan risiko
Management. Analisis data kemudian kemampuan teknis
dikelompokkan dalam suatu tabel matriks yang TEKNIS X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1 1.00 1.00 0.20 0.30 0.30 0.70
mana memuat keseluruhan hasil dari kuesioner X2 1.00 1.00 0.70 1.00 1.00 1.00
untuk menentukan risk level priority dengan X3 5.00 1.43 1.00 1.00 1.00 1.00
berdasarkan modus (nilai yang paling banyak X4 3.33 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
X5 3.33 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
muncul) dan median (nilai tengah). X6 1.43 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Pendekatan analisis yang digunakan yaitu TOTAL 15.10 6.43 4.90 5.30 5.30 5.70
pendekatan secara kualitatif maka data yang
digunakan untuk penentuan risk level priority Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh
dari seluruh responden dipilih data median. nilai tengah atau median dari penilaian seluruh
Variabel-variabel pada kuesioner tahap 2 (dua) responden dan selanjutnya hasil tersebut
setelah dilakukan risk level priority dimasukan kembali kedalam format penilaian
menghasilkan 6 (enam) faktor risiko dan 29 (dua perbandingan berpasangan untuk faktor risiko
puluh sembilan) variabel risiko dengan rincian kemampuan teknis calon penyedia jasa seperti
sebagai berikut: pada tabel 4 sebagai berikut:
87
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (83-90), ISSN: 2087-9334
Selanjutnya perhitungan untuk faktor risiko Tabel 7. Perhitungan median dari keseluruhan faktor
kemampuan manajerial sebagai berikut: risiko
TOTAL XI XII XIII XIV XV XVI
XI 1.00 0.10 0.60 0.60 0.60 0.30
Tabel 5. Perhitungan median dan risiko XII 10.00 1.00 1.00 1.00 5.00 1.00
kemampuan manajerial XIII 1.67 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
MANAJERIAL X7 X8 X9 X10 X11 X12 XIV 1.67 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
X7 1.00 1.00 0.20 0.30 0.20 0.20 XV 1.67 0.20 1.00 1.00 1.00 1.00
X8 1.00 1.00 0.70 1.00 1.00 0.30 XVI 3.33 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
X9 5.00 1.43 1.00 1.00 1.00 1.00 TOTAL 19.33 4.30 5.60 5.60 9.60 5.30
X10 3.33 1.00 1.00 1.00 1.00 0.20
X11 5.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.30
X12 5.00 3.33 1.00 5.00 3.33 1.00 Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh
TOTAL 20.33 8.76 4.90 9.30 7.53 3.00 nilai tengah atau median dari penilaian seluruh
responden dan selanjutnya hasil tersebut
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh dimasukan kembali kedalam format penilaian
nilai tengah atau median dari penilaian seluruh perbandingan berpasangan untuk keseluruhan
responden dan selanjutnya hasil tersebut faktor risiko sebagai berikut:
dimasukan kembali kedalam format penilaian
perbandingan berpasangan untuk faktor risiko Tabel 8. Matriks perbandingan berpasangan
kemampuan manajerial calon penyedia jasa keseluruhan faktor risiko
sebagai berikut: NILAI EIGEN JUMLAH RATA-RATA
0.05 0.02 0.11 0.11 0.06 0.06 0.41 0.07
0.52 0.23 0.18 0.18 0.52 0.19 1.82 0.30
Tabel 6. Matriks perbandingan berpasangan risiko 0.09 0.23 0.18 0.18 0.10 0.19 0.97 0.16
kemampuan manajerial 0.09 0.23 0.18 0.18 0.10 0.19 0.97 0.16
0.09 0.05 0.18 0.18 0.10 0.19 0.78 0.13
NILAI EIGEN JUMLAH RATA-RATA
0.17 0.23 0.18 0.18 0.10 0.19 1.05 0.18
0.05 0.11 0.04 0.03 0.03 0.07 0.33 0.05
1.00 OK
0.05 0.11 0.14 0.11 0.13 0.10 0.65 0.11
0.25 0.16 0.20 0.11 0.13 0.33 1.19 0.20
0.16 0.11 0.20 0.11 0.13 0.07 0.79 0.13
0.25 0.11 0.20 0.11 0.13 0.10 0.90 0.15 n (ordo matriks) = 6
0.25 0.38 0.20 0.54 0.44 0.33 2.14 0.36
1.00 OK λ max
Sumber: hasil olahan kuesioner tahap 2 (EigenMax):=19.33*0.07+4.3*0.3+5.6*0.16+5.6*0.1
CI (Indeks konsistensi) = (6.4606 – 6)/(6-1) = 0.0921 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh hasil
CR (konsistensi rasio) = 0.0921/1.24 = 0.0743 bahwa variabel X-II yaitu kemampuan
Nilai CR < 0.1 (konsisten) manajerial memiliki bobot sebesar 30%.
Hasil Analisis
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh hasil Berdasarkan hasil perhitungan matriks
bahwa variabel X12 yaitu tidak adanya dukungan dengan metode Analytic Hierarchy Process
quarry (pemasok) batu boulder dalam fungsi (AHP) faktor–faktor risiko dapat diurutkan nilai
manajemen proyek memiliki bobot sebesar 36%. rata-rata (bobot) prioritas untuk keseluruhan
Proses analisis ini dilanjutkan untuk faktor risiko sebagai berikut:
Kemampuan Finansial, Kemampuan Personil,
Kemampuan Pengalaman dan Kemampuan Tabel 9. Bobot keseluruhan Faktor risiko
Harga. Faktor Risiko Bobot (%)
Kemampuan Manajerial 30%
b. AHP pada tingkat faktor risiko Kemampuan Harga 18%
Data yang digunakan pada perhitungan AHP Kemampuan Finansial 16%
ini adalah data median dari keseluruhan Kemampuan Personil 16%
responden kuesioner tahap 2 (dua) pengisian Kemampuan Pengalaman 13%
perbandingan antara faktor-faktor risiko dapat Kemampuan Teknis 7%
dilihat pada tabel 7 berikut ini:
88
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (83-90), ISSN: 2087-9334
89
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (83-90), ISSN: 2087-9334
mempunyai spesifikasi batu yang memenuhi dan penyelenggaraan proyek konstruksi tembok
standar. pengaman pantai dan terciptanya integrasi pada
proyek tersebut sehingga menguntungkan bukan
Saran saja bagi Pemerintah Kabupaten Minahasa
Dukungan quarry (pemasok) batu boulder Selatan, tapi juga bagi penyedia jasa dalam
dalam pekerjaan tembok pengaman pantai pekerjaan konstruksi tembok pengaman pantai.
kiranya menjadi salah satu dokumen penawaran Perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan
teknis yang dapat dievaluasi oleh kelompok kerja mengenai adanya dukungan quarry (pemasok)
pemilihan, sehingga didapat penyedia jasa yang dalam pekerjaan konstruksi, tanpa mengurangi
baik dan menghindari keterlambatan pekerjaan. hakikat proses pengadaaan yang terbuka bagi
Dengan diketahuinya faktor–faktor penentu siapa saja.
dari peningkatan efisiensi waktu, biaya, mutu
DAFTAR PUSTAKA
Gosling, J., Naim, M., Towill, D., 2012. Identifying and Categorizing the Sources of Uncertainty in
Construction Supply Chains. Journal of Construction Engineering and Management,
139(1), 102-110.
Ho, W., Zheng, T., Yildiz, H., Talluri, S., 2015. Supply Chain Risk Management: a Literature
Review. International Journal of Production Research, 53(16), 5031-5069.
Mason-Jones, R., Towill, D. R., 2000. Coping with Uncertainty: Reducing “Bullwhip” Behaviour
in Global Supply Chains. In Supply Chain Forum: An International Journal, 1 (1), 40-
45.
Saaty, T. L., 1993. Decision Making with the Analytic Hierarchy Process. Int. J. Services Sciences,
83-98.
90