BAB I
PENDAHULUAN
Hidup sehat dan sejahtera adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya
oleh individu, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat.
dan pelayanan kesehatan tertier yaitu rumah sakit dengan pelayanan sub spesalis.
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
2
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat Bangsa dan Negara yang
ditandai dengan penduduk yang hidup dalam lingkungan sehat dan dengan
perilaku hidup yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau layanan
kesehatan yang bermutu dan berkualitas secara adil dan merata sesuai dengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar puskesmas disebutkan bahwa puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
di wilayah kerjanya.
perseorangan.
Pelayanan yang berkualitas tentu saja tidak sebatas senyum ramah dari
upaya kesehatan masyarakat dan perorangan jenjang pertama. Namun saat ini
persepsi para pengguna jasa tentang kualitas pelayanan yang diberikan Puskesmas
berbayar. Masyarakat menilai akan menerima kualitas pelayanan yang lebih baik
4
Spesialis berbayar.
jasa) dan kepuasan pelanggan, telah dicapai konsensus bahwa harapan pelanggan
(2015:102) dalam pelayanan yang konsisten akan didapati kondisi perlakuan yang
konsumen sebagai salah satu alat persaingan, suatu perusahaan jasa atau layanan
harus mampu mengetahui lebih dahulu pengertian dari kualitas jasa atau layanan
(service quality).
terdapat lima dimensi utama yang relevan untuk menjelaskan kualitas pelayanan
amanat dan tugas berat yang harus dipikul dengan sungguh-sungguh dan penuh
5
kesehatan maka Puskesmas dituntut lebih keras lagi berusaha dan meningkatkan
senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5 S) kepada setiap pasien yang datang
yang datang berobat, sehingga memberikan kesan yang akrab dan nyaman serta
tidak menimbulkan rasa kekhawatiran bagi pasien terhadap penyakit yang diderita
memberi layanan secara tepat dan cepat kepada setiap pasien. Adanya bentuk
layanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas diharapkan pasien akan dapat
kepuasan itu sering terbaikan atau dilupakan. Pasien akan merasa puas
apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapan.
Ketidak puasan atau perasaan kekecewaan pasien akan timbul apabila kinerja
kesehatan tersebut.
Selain itu setiap organisasi mau tidak mau memiliki citra di masyarakat.
Karena citra ada di benak masyarakat, maka salah satu hal yang harus dilakukan
organisasi karena citra menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam
mengambil berbagai keputusan penting seperti antara lain: membeli barang atau
agar persepsi masyarakat tidak jauh menyimpang dari apa yang diharapkan
membangun citra positif dibenak masyarakat adalah salah satu tugas penting yang
Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible), tidak nyata, tidak bisa
digambarkan secara fisik dan tidak dapat diukur secara matematis, karena citra
hanya ada dalam pikiran. Walaupun demikian, wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun
negatif yang datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada
dilakukan melalui dua hal, yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang
yang diberikan melalui apa yang diperoleh pelanggan sebagai hasil dari transaksi
antara penyedia dan pengguna jasa serta bagaimana pelanggan memperoleh jasa
tersebut.
pelayanan kesehatan yang dimiliki dan diberikan kepada pengguna jasa oleh suatu
(benefit) melalui kepuasan pelanggan, karena secara empiris ada hubungan antara
kepuasan pelanggan dan benefit. Pelanggan yang merasa puas dan melakukan
pelayanan yang diberikan kepada pasien, dan meningkatkan kepuasan pasien yang
dilayani.
yang berkualitas, lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah
8
membandingkan jasa yang dialami dengan dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa
yang dirasakan tidak sesuai dengan jasa yang diharapkan, maka pasien tidak puas
dan akhirnya tidak akan loyal kepada Puskesmas. Namun jika jasa yang
dirasakan memenuhi atau bahkan melebihi harapan pasien maka pasien akan puas
dan tetap bersedia menjalin hubungan jangka panjang dengan pihak puskesmas
serta menjadi pasien yang loyal kepada Puskesmas. Loyalitas pasien akan
menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi keunggulan
bersaing yang berkelanjutan. Pelanggan yang loyal karena puas dan akan
tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai
kurang memuaskan dan cara perawat melayani konsumen yang kurang ramah
tamah, hal ini tergambar dari kasus banyaknya masyarakat Indonesia yang
Jatibarang, hal ini terlihat dari observasi awal peneliti di lapangan, dimana
untuk mengambil surat rujukan, hal ini dikarenakan pasien merasa kurang
kurang begitu maksimal hal ini terlihat dari perhatian para tenaga kesehatan
kunjungan pasien lama menjadi permasalahan yang harus diperhatikan oleh pihak
Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan diatas maka dengan ini penulis
merasa tertarik untuk mencoba menggali lebih jauh lagi tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi loyalitas pasien, maka dalam penelitian ini penulis
Indramayu”.
Latar belakang masalah memberikan gambaran harapan dan hal apa saja
yang sangat penting bagi loyalitas pasien. Dan dalam hal ini penulis menemukan
kepuasan pasien
4. Masih ada keluhan dari pasein tentang lamanya mereka menunggu untuk
diperiksa.
5. Jumlah petugas pelayanan atau sumber daya manusia di beberapa unit masih
dalam penelitian ini hanya pada kualitas pelayanan, kepuasan pasien dan citra
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, identifikasi Masalah, tujuan
Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian dan
Dalam bab ini diuraikan mengenai tempat dan waktu penelitian, metode
penelitian, data yang digunakan, teknik pengambilan sampel, teknik analisis data
Dalam bab ini diuraikan mengenai deskripsi data peneltian, analisis hasil