Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

’’ARGENTOMETRI’

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Alisa Adistia D (19012035)


Desi Kristina P (19012037)

S1 RK-B Semester 4

Dosen Pengampu: Lilik Sulastri,M.Farm

Tanggal Praktikum : 12 Juni 2021


Tempat Praktikum : Laboratorium STTIF Bogor

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang terutama
di bidang farmasi, maka sangatlah penting bagi seorang calon farmasis
muda untuk mengetahui bagaimana suatu senyawa dengan senyawa lain
dapat bereaksi serta bagaimana hasil dari reaksi tersebut.
Pada praktikum ini dilakukan salah satu percobaan yaitu titrasi
Argentometri dengan nama lain titrasi pengendapan. Tetapi reaksi
pengendapan terbatas pada reaksi-reaksi antara ion Ag+ dengan ion-ion
halian, tiosianat dan sianida.
Argentometri merupakan salah satu metode dari titrasi penetapan.
Titrasi dengan metode ini digunakan dalam penentuan ion halogenida.
Metode pengendapan digunakan karena metode ini lebih mudah dilakukan
dengan memisahkan suatu sampel menjadi komponen-komponennya dan
saat ini pengendapannya merupakan teknik pemisahan yang luas
penggunaannya.
Khusus dalam penetapan kadar senyawa yang sukar larut diterapkan
metode tertentu sebab sifat dari senyawa yang sukar larut memiliki sifat
tertentu yang tidak dimiliki oleh senyawa yang larut. Salah satu metode
tersebut adalah argentometri. Metode ini hanya ditekankan bagi senyawa
yang diketahui sukar larut. Dengan adanya percobaan ini diharapkan
praktikan mampu menentukan kadar suatu senyawa yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itulah diadakan percobaan ini.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Adapun macam-macam cara
pengendapan dalam argentometri adalah cara Mohr, cara volhard dan cara
vajans. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang titrasi dengan cara
pengendapan, maka dilakukan percobaan argentometri berikut ini.
1.2 Maksud Praktikum
Mengetahui dan memahami cara penentuan kadar suatu zat senyawa
dengan metode argentometri.

1.3 Tujuan Praktikum


Menentukan kadar natrium klorida (NaCl) dengan menggunakan
larutan baku AgNO3 dengan menggunakan metode argentometri.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Teori Umum
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal
dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan
pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak
adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang
mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl -, I-, Br-) dengan ion
perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi
penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan
menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO 3. Titrasi argentometri
tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan tetapi juga
dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan
beberapa anion divalent seperti ion fosfat dan ion arsenat.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi
dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq)  +  NaCl(aq) AgCl(s)  + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion
perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya
adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan
membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi
dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator
adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka
titrasi argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan metode
Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator diatas
maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk
menentukan titik ekuivalen.
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang
terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan
yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki
kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan
tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi
yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Hal ini analog
dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam
lemah dengan basa kuat.
1. Metode Fajans
Prinsip : Pada titrasi Argentometri dengan metode Fajans ada dua
tahap untuk menerangkan titik akhir titrasi dengan indikator absorpsi
(fluorescein). Indicator adsorbsi dapat dipakai untuk titrasi
argentometri. Titrasi argentometri yang menggunakan indicator
adsorbsi ini dikenal dengan sebutan titrasi argentometri metode Fajans.
Sebagai contoh marilah kita gunakan titrasi ion klorida dengan larutan
standart Ag+.
Endapan perak klorida membentuk endapan yang bersifat koloid.
Sebelum titik ekuivalen dicapai maka endapat akan bermuatan negative
disebakkan teradsorbsinya Cl- di seluruh permukaan endapan. Dan
terdapat counter ion bermuatan positif dari Ag+ yang teradsorbsi dengan
gaya elektrostatis pada endapat. Setelah titik ekuivalen dicapai maka
tidak terdapat lagi ion Cl- yang teradsorbsi pada endapan sehingga
endapat sekarang bersifat netral.

2. Metode Volhard
Prinsip: Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar
AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang
mengandung ion halida. Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan
yang lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan larutan standar
perak nitrat. Larutan perak nitrat ditambahkan secara berlebih kepada
larutan analit dan kemudian kelebihan konsentrasi larutan Ag+ dititrasi
dengan menggunakan larutan standar tiosianida (SCN-) dengan
menggunakan indicator ion Fe3+. Ion besi(III) ini akan bereaksi dengan
ion tiosianat membentuk kompleks yang berwarna merah.
3. Metode Mohr
Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri.
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion
halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS) dengan ion Ag+ dari
perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX).
Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan
cara titrasi dengan larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak
klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan
indicator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida
mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai
akan bereaksi dengan indicator membentuk endapan coklat kemerahan
Ag2CrO4.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
1.1 Alat
1. Buret
2. Statif dan klem
3. Gelas Erlenmeyer
4. Gelas ukur
5. Pipet volume
6. Neraca analitik
7. Spatel
8. Beaker glass
9. Mortir dan stemper

3.2 Bahan
1. AgNO3
2. NaCl
3. Tablet Propanolol
4. Indikator K2CrO4
BAB IV
Metode Kerja

4.1 Cara Kerja


a) Pembuatan Larutan – larutan
1. Larutan Nacl
Timbang serbuk Nacl sebanyak 0,58gr lalu larutkan dengan aquadest
sampai 100ml. Simpan dalam beaker glass.
2. Indikator K2CrO4
Timbang serbuk K2Cr)4 sebanyak 0,1gr lalu larutkan dengan aquadest
sampai 100ml. Simpan dalam beaker glass.
3. Larutan Propanolol
Ambil 1 tablet propanolol lalu timbang. Gerus tablet propanolol
menggunakan stamper dan mortir, pindahkan ke dalam beaker glass,
larutkan dengan aquadest sampai 100ml.

b) Standarisasi AgNO3
Terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian pasang buret ke statif. Isi buret dengan Larutan baku
AgNO3 0.1 N sampai batas. Masukan laruan NaCl sebanyak 10ml ke
dalam erlemeyer, tambahkan larutan K2CrO4 sebanyak 2ml. Titrasi
larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1 N sampai terbentuk
endapan kemerah – merahan. Perhatikan Volume titrannya, catat.
Lakukan berulang sampai 3x, lalu hitung rata-rata volume titran
AgNO3, kemudian hitung N AgNO3.

c) Penetapan Kadar sampel


Terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian pasang buret ke statif. Isi buret dengan Larutan baku AgNO 3
0.063 N sampai batas. Ambil larutan propanolol sebanyak 10ml lalu
masukkan ke dalam Erlenmeyer, tambahkan indikator K2CrO4 sebanyak
2ml. Titrasi larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1019 N sampai
terbentuk endapan kemerah – merahan. Perhatikan Volume titrannya, catat.
Lakukan berulang sampai 3x lalu hitung kadarnya.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan


a. Standarisai AgNO3

No. AgNO3 0,1 N NACl Indikator K2CrO4


(mL) (mL) (mL)
1. 15,5 10 2
2. 15,5 10 2
3. 15,8 10 2
Rata-rata 15,6

b. Penetapan Kadar Sampel

No. AgNO3 0,1 N NACl Indikator K2CrO4


(mL) (mL) (mL)
1. 14 10 2
2. 13,5 10 2
3. 12 10 2
Rata-rata 13,2

c. Perhitungan
1. Menentukan konsentrasi titran AgNO3
V1 . N1 = V2 . N2
AgNO3 = NaCl

15,6 x N1 = 10 x 0,1
15,6 N1 = 1
1
N1 = = 0,063 N
15,6
2. Penetapan kadar sampel
V AgNO 3 x N AgNO 3 x BST Cl x fp
Kadar = x 100 %
mg sampel
13,2 x 0,063 x 35,5 x 100/10
= x 100 %
10

13,2 x 0,063 x 35,5 x 10


= x 100 %
10

= 29,52 %

5.2 Pembahasan
Dasar analisa kualitatif dengan metode argentometri yaitu merupakan
suatu titrasi ion perak dan ion-ion hydrogen. Titrasi argentometri adalah
titrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat sebagai titran, dimana
terbentuk garam perak yang sukar larut. Pada analisa argentometri ada
bebeapa cara pengendapan yang dikenal yaitu Mohr, Volhard, dan Vajans.
Titrasi pengendapan atau argentometri didasarkan atas terjadinya
pengendapan kuantitatif, yang dilakukan dengan penambahan larutan
pengukur yang diketahui kadarnya pada larutan senyawa yang hendak
dititrasi. Titik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah membentuk
endapan.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah tab propanolol
dengan berat sampel 10 mg. Sampel tersebut dilarutkan dengan 100 mL air
di dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan dengan ndikator K2CrO4.
Penambahan indikator ini sudah menjadi ketentuan dalam titrasi
pengendapan cara mohr. Setelah penambahan indikator tersebut, warna
larutan sampel menjadi kuning. Lalu dititrasi dengan larutan Baku AgNO3.
Alasan dititrasi dengan AgNO3 adalah berdasarkan namanya, titrasi
argentometri menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrannya karena AgNO3
adalah satu – satunya garam perak yang terlarutkan air sehingga pereaksi
perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan. Seperti halnya
pada NaCl, dapat ditentukan kadarnya berdasarkan reaksi :
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (endapan putih)
Warna putih yang terbentuk akibat reaksi antara AgNO 3 dengan
NaCl,apabila Cl- habis beraksi dengan Ag+ dari AgNO3. Titik akhir titrasi
dapat dinyatakan dengan indicator larutan K2CrO4 yang dengan ion Ag+
berlebih menghasilkan endapan AgCl yang berwarna putih mulai berubah
menjadi kemerah-merahan. Titrasi harus dilakukan dalam suasana netral
atau basa lemah dengan pH antara 6,5 – 9, dengan begitu garam perak
kromat tidak akan terbentuk.
Setelah dititrasi pada larutan sampel terbentuk endapan kemerah –
merahan, hal inilah yang membuktikan bahwa metode titrasi pengendapan
yang dilakukan adalah cara mohr. Munculnya endapan yang berwarna
kemerah-merahan pada titik akhir titrasi dikarenakan kromat terikat oleh
ion perak membentuk senyawa yang sukar larut berwarna merah bata.
Indikator yang kami gunakan yaitu K2CrO4, hal ini karena Indicator
ini merupakan suatu senyawa organic yang kompleks dan digunakan untuk
menentukan titik akhir suatu reaksi netralisasi. Titik akhir titrasi adalah
suatu keadaan dimana penambahan satu tetes larutan baku dapat
menyebabkan perubahan warna pada indikator. Perubahan warnna tersebut
karena adanya pertukaran ion-ion antara ion-ion pereaksi sehingga
membentuk senyawa baru yang berbentuk endapan dan berwarna merah-
kemerahan. indicator K2CrO4 yang memiliki range pH 5-7,5. Perubahan
warna suatu indicator tergantung konsentrasi ion hydrogen(H+) yang ada
dalam larutan dan tidak menunjukkan kesempurnaan reaksi atau ketetapan
netralisasi. Indikator pH asam basa adalah suatu idikator atau zat yang
dapat berubah warna apabila pH lingkungan berubah.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat diaambil kesimpulan:
1. Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan
perak AgNO3 pada suasana tertentu.
2. Metode titrasi yang digunakan yaitu metode Mohr.
3. Pembakuan diperoleh konsentrasi normalitas AgNO3 sebesar 0,063 N.
4. Kadar sampel Cl dalam propanolol tablet dipeoleh sebesar 29,52 %.

6.2 Saran
Disarankan kepada praktikan agar menjaga ketertiban dalam proses
praktikum berlangsung serta menjaga kedisiplinan dalam proses praktikum
demi kelancaran praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Fakultas Farmasi,
Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Danney, B., 1979, Vogel Analisis Kuantitatif Anorganik, EGC:Jakarta.

Direktorat Jendral POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Ham, Mulyono, 2005, Kamus Kimia, Bumi Aksara : Bandung

Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramadia Pustaka Utama:
Jakarta.

Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia : Jakarta.

Underwood, A.L., 1992, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai