’’ARGENTOMETRI’
S1 RK-B Semester 4
2. Metode Volhard
Prinsip: Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar
AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang
mengandung ion halida. Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan
yang lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan larutan standar
perak nitrat. Larutan perak nitrat ditambahkan secara berlebih kepada
larutan analit dan kemudian kelebihan konsentrasi larutan Ag+ dititrasi
dengan menggunakan larutan standar tiosianida (SCN-) dengan
menggunakan indicator ion Fe3+. Ion besi(III) ini akan bereaksi dengan
ion tiosianat membentuk kompleks yang berwarna merah.
3. Metode Mohr
Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri.
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion
halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS) dengan ion Ag+ dari
perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX).
Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan
cara titrasi dengan larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak
klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan
indicator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida
mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai
akan bereaksi dengan indicator membentuk endapan coklat kemerahan
Ag2CrO4.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
1.1 Alat
1. Buret
2. Statif dan klem
3. Gelas Erlenmeyer
4. Gelas ukur
5. Pipet volume
6. Neraca analitik
7. Spatel
8. Beaker glass
9. Mortir dan stemper
3.2 Bahan
1. AgNO3
2. NaCl
3. Tablet Propanolol
4. Indikator K2CrO4
BAB IV
Metode Kerja
b) Standarisasi AgNO3
Terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian pasang buret ke statif. Isi buret dengan Larutan baku
AgNO3 0.1 N sampai batas. Masukan laruan NaCl sebanyak 10ml ke
dalam erlemeyer, tambahkan larutan K2CrO4 sebanyak 2ml. Titrasi
larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1 N sampai terbentuk
endapan kemerah – merahan. Perhatikan Volume titrannya, catat.
Lakukan berulang sampai 3x, lalu hitung rata-rata volume titran
AgNO3, kemudian hitung N AgNO3.
c. Perhitungan
1. Menentukan konsentrasi titran AgNO3
V1 . N1 = V2 . N2
AgNO3 = NaCl
15,6 x N1 = 10 x 0,1
15,6 N1 = 1
1
N1 = = 0,063 N
15,6
2. Penetapan kadar sampel
V AgNO 3 x N AgNO 3 x BST Cl x fp
Kadar = x 100 %
mg sampel
13,2 x 0,063 x 35,5 x 100/10
= x 100 %
10
= 29,52 %
5.2 Pembahasan
Dasar analisa kualitatif dengan metode argentometri yaitu merupakan
suatu titrasi ion perak dan ion-ion hydrogen. Titrasi argentometri adalah
titrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat sebagai titran, dimana
terbentuk garam perak yang sukar larut. Pada analisa argentometri ada
bebeapa cara pengendapan yang dikenal yaitu Mohr, Volhard, dan Vajans.
Titrasi pengendapan atau argentometri didasarkan atas terjadinya
pengendapan kuantitatif, yang dilakukan dengan penambahan larutan
pengukur yang diketahui kadarnya pada larutan senyawa yang hendak
dititrasi. Titik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah membentuk
endapan.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah tab propanolol
dengan berat sampel 10 mg. Sampel tersebut dilarutkan dengan 100 mL air
di dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan dengan ndikator K2CrO4.
Penambahan indikator ini sudah menjadi ketentuan dalam titrasi
pengendapan cara mohr. Setelah penambahan indikator tersebut, warna
larutan sampel menjadi kuning. Lalu dititrasi dengan larutan Baku AgNO3.
Alasan dititrasi dengan AgNO3 adalah berdasarkan namanya, titrasi
argentometri menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrannya karena AgNO3
adalah satu – satunya garam perak yang terlarutkan air sehingga pereaksi
perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan. Seperti halnya
pada NaCl, dapat ditentukan kadarnya berdasarkan reaksi :
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (endapan putih)
Warna putih yang terbentuk akibat reaksi antara AgNO 3 dengan
NaCl,apabila Cl- habis beraksi dengan Ag+ dari AgNO3. Titik akhir titrasi
dapat dinyatakan dengan indicator larutan K2CrO4 yang dengan ion Ag+
berlebih menghasilkan endapan AgCl yang berwarna putih mulai berubah
menjadi kemerah-merahan. Titrasi harus dilakukan dalam suasana netral
atau basa lemah dengan pH antara 6,5 – 9, dengan begitu garam perak
kromat tidak akan terbentuk.
Setelah dititrasi pada larutan sampel terbentuk endapan kemerah –
merahan, hal inilah yang membuktikan bahwa metode titrasi pengendapan
yang dilakukan adalah cara mohr. Munculnya endapan yang berwarna
kemerah-merahan pada titik akhir titrasi dikarenakan kromat terikat oleh
ion perak membentuk senyawa yang sukar larut berwarna merah bata.
Indikator yang kami gunakan yaitu K2CrO4, hal ini karena Indicator
ini merupakan suatu senyawa organic yang kompleks dan digunakan untuk
menentukan titik akhir suatu reaksi netralisasi. Titik akhir titrasi adalah
suatu keadaan dimana penambahan satu tetes larutan baku dapat
menyebabkan perubahan warna pada indikator. Perubahan warnna tersebut
karena adanya pertukaran ion-ion antara ion-ion pereaksi sehingga
membentuk senyawa baru yang berbentuk endapan dan berwarna merah-
kemerahan. indicator K2CrO4 yang memiliki range pH 5-7,5. Perubahan
warna suatu indicator tergantung konsentrasi ion hydrogen(H+) yang ada
dalam larutan dan tidak menunjukkan kesempurnaan reaksi atau ketetapan
netralisasi. Indikator pH asam basa adalah suatu idikator atau zat yang
dapat berubah warna apabila pH lingkungan berubah.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat diaambil kesimpulan:
1. Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan
perak AgNO3 pada suasana tertentu.
2. Metode titrasi yang digunakan yaitu metode Mohr.
3. Pembakuan diperoleh konsentrasi normalitas AgNO3 sebesar 0,063 N.
4. Kadar sampel Cl dalam propanolol tablet dipeoleh sebesar 29,52 %.
6.2 Saran
Disarankan kepada praktikan agar menjaga ketertiban dalam proses
praktikum berlangsung serta menjaga kedisiplinan dalam proses praktikum
demi kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Fakultas Farmasi,
Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Danney, B., 1979, Vogel Analisis Kuantitatif Anorganik, EGC:Jakarta.
Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramadia Pustaka Utama:
Jakarta.