Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan Wirausaha dan Wiraswasta

Banyak orang yang masih menyalahartikan wirausaha dan wiraswasta.

Istilah wiraswasta memang muncul terlebih dahulu, yaitu pada sekitar


tahun 1970. Melansir dari centrausaha.com, istilah ini dideskripsikan
berdasarkan paham neoklasik dan didefinisikan sebagai berikut.

 Orang yang mampu bersikap, berpikir, serta bertindak berdasarkan


kemampuan serta keberanian untuk mengadakan pekerjaan sendiri,
mencari uang sendiri, serta bekerja dengan sikap yang mandiri.
 Orang yang mempunyai dorongan untuk membuat sesuatu yang
berbeda dengan yang lain, dengan cara mempergunakan waktu dan
kegiatan, yang diikuti oleh modal serta kemungkinan gagal, juga
penerimaan balas jasa dan kepuasan serta kewenangan yang bebas
atas bisnisnya tersebut.
 

Sedangkan istilah dari wirausaha sendiri baru ada ketika perkembangan


teori ekonomi modern dan didefinisikan sebagai berikut.

 Orang yang menciptakan sebuah kreasi serta inovasi


 Orang yang mempunyai visi berjangka panjang
 Orang yang dapat menguasai keahlian dalam produksi, pemasaran,
penyediaan modal, serta pengawasan.
 

Seiring perkembangan zaman, istilah wirausaha


atau entrepreneur memang lebih umum di telinga. Terutama bagi
generasi milenial, istilah wiraswasta cenderung tenggelam dibandingkan
wirausaha.

Namun tetap saja, istilah wiraswasta tidak hilang begitu saja,


mengingat baby boomers generation serta X generation lebih mengenal
istilah wiraswasta ketimbang wirausaha.

Ditambah dengan fakta bahwa X generation turut menyesuaikan diri untuk


ikut trend yang ada pada generasi milenial. 
IN-NOTE

Kata kewirausahaan ,jika dilihat dari literatur asing ,konsep wirausaha sepadan dengan kata
“enterpreneurship” dalam bahasa Inggris. Kata “enterpreneur itu sendiri berasal dari bahasa
Perancis, yaitu”enterprendre” yang bermakna “to undertake” yang berarti mengerjakan /
berusaha/ melakukan suatu pekerjaan.

1. Ronstadt dalam (kuratko dan Hodgetts 1989 p.6) menjelaskan bahwa “the enterpreneur ia
one who undertakes to organize,manage,and assume the disk of business” yang berarti bahwa
seorang wirausahawan adalah seseorang yang berusaha untuk mengatur, mengelola, serta
bersedia menanggung risiko dari suatu usaha.

2. Business Town 2000,dalam tulisannya tentang “profile of enterpreneur” menjelaskan bahwa


saat sekarang seorang wirausaha adalah seorang inovator yang jeli dalam melihat dan
mengenali serta menangkap setiap peluang dan kesempatan. Mengubah kesempatan dan
peluang menjadi sesuatu yang “workable” dan “marketable” dengan kreativitas dan
kemampuan yang dimiliki nya, sehingga ia mampu menjadi nilai tambah kepada sesuatu
tersebut, melalui waktu,karya dan skill nya.
 

5 PERBEDAAN MENDASAR WIRAUSAHA DAN WIRASWASTA

#1 Fokus Usahanya

Apabila ditinjau dari fokus usahanya, tentu wirausaha dan wiraswasta


berbeda. Fokus usaha dari seorang wirausaha adalah mencakup
keseluruhan waktu dalam hidupnya. Sementara itu, fokus usaha dari
wiraswastawan adalah sekadar paruh waktu.

Sebagai contoh, seorang pegawai kantor yang memiliki usaha binatu dapat
dikatakan sebagai wiraswasta, dikarenakan fokus dari usahanya bukan
hanya binatu tetapi juga mendapat gaji dari kantor tempatnya bekerja.
Usaha binatu yang dilakukannya hanyalah paruh waktu.

Sementara, jika seseorang tidak terikat oleh pihak lain serta keseluruhan
waktunya hanya untuk bisnis tersebut, maka orang tersebut dapat
dimasukkan dalam kategori sebagai seorang wirausahawan.
 
#2 Kepemilikan Asetnya

Perbedaan signifikan kedua antara menjadi wirausaha dan wiraswasta


adalah pada segi kepemilikan asetnya. Aset yang dimaksud adalah
kepemilikan modal dana serta perannya dalam pengambilan keputusan
didalam operasional usaha.

Seorang disebut wirausaha saat dirinya terlibat secara relatif pada kegiatan
operasional saja. Sementara wiraswasta saat dirinya punya aset sendiri.
 

#3 Lingkup Bisnisnya

Terkait lingkup bisnis, seorang pelaku usaha memiliki kemungkinan besar


terlibat usaha lebih dari satu bidang.

Dengan demikian, seseorang akan tergolong dalam wirausaha saat dirinya


memiliki lingkup bisnis yang luas. Misalnya saja saat seseorang
menawarkan jasatravel lengkap dengan jasa fotografinya.

Sementara itu, golongan wiraswasta tidak mengaplikasikan pengetahuan


bisnisnya di jenis usaha yang lainnya dan hanya fokus pada 1 lingkup saja.
 

#4 Rencana ke Depannya

Poin keempat berbicara soal rencana pengembangan usaha, para


wirausahawan sudah memiliki pemahaman yang kokoh untuk selalu meng-
update pendekatan bisnis yang sesuai dengan pendekatan teknologi
terbaru.

Sementara para wiraswastawan cenderung lebih tradisionalis dan mudah


merasa puas dengan target jangka pendek mereka.

#5 Pola Pikirnya

Jika dilihat dari segi pola pikirnya, dapat dipahami bahwa wirausaha adalah
seorang yang membuka sebuah usaha baru dan mandiri. Ia melihat
sejumlah peluang yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan
profit. 

Sedangkan seorang wiraswasta merasa bahwa meneruskan sebuah


konsep yang sudah ada bisa menghasilkan profit lebih besar.
 

Sebagai contoh, banyaknya wirausahawan dewasa ini tampak dari


bermunculannya perusahaan start-up. Mereka memiliki konsep sendiri dan
mengembangkannya. Sedangkan wiraswasta umumnya menjalankan
sesuatu yang sudah ada dan mengambil profit darinya.
 

DOWNLOAD EBOOK SEKARANG


Anda Termasuk yang Mana?

Bagaimana dengan Anda? Manakah yang mendeskripsikan diri Anda? Apakah


Anda adalah seorang wirausaha atau justru wiraswasta?

Kini Anda tidak perlu ragu lagi mendeskripsikan diri Anda sebagai seorang
pebisnis. Anda sudah dapat menyatakan diri Anda sebagai wirausaha atau
wiraswasta. Semoga artikel ini bermanfaat ya!

https://www.finansialku.com/perbedaan-wirausaha-dan-wiraswasta/

BEDA WIRAUSAHA DENGAN KEWIRAUSAHAAN

7 Konsep Dasar Kewirausahaan Menurut Para Ahli

Konsep Dasar Kewirausahaan – Sebelum seseorang memulai atau menciptakan suatu usaha,
haruslah memiliki konsep dasar tentang kewirausahaan agar usaha yang akan dirintis berjalan
lancar dan dapat mengatasi problematika yang terjadi sekarang ini. Konsep dasar kewirausahaan
merupakan titik awal dalam memulai suatu usaha dan juga menentukan berhasil tidaknya usaha
yang dirintis. Selain itu, dengan berwirausaha seseorang akan berusaha mandiri, kreatif, dan
inovatif agar usahanya dapat diterima di masyarakat. Berikut 7 konsep dasar dalam
berwirausaha.

1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
(ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W.
Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan
krativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Sejalan dengan
tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah
globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka dewasa
sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan
sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen. Hal itu menurut Soeharto Prawirokusumo
(1997), dikarenakan:

 Kewirausahaan berisi “body of knowledge” yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori,
konsep, dan metode ilmiah lengkap.
 Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi “venture-growth“, ini tidak jelas masuk dalam
kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan
usaha.
 Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri.
 Kewirausahaan merupakan alat untuk mendiptakan pemerataan berusaha dan pemerataan
pendapatan.

Disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat, yaitu berkembang
bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industri,
perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi-institusi lainnya, misalnya birokrasi pemerintahan,
perguruan tinggi, dan swadaya lainnya. Pada mulanya, kewirausahaan berkembang dalam bidang
perdagangan. Dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam
menciptakan perubahan, pembaharuan, dan kemajuan.

2. Objek Studi Kewirausahaan

Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan
seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi:

 Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha.


 Kemampuan memotovasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala.
 Kemampuan untuk berisiniatif.
 Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan berulang-
ulang akan melahirkan motivasi.
 Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam
segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda pekerjaan.
 Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.
 Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik
maupun menyakitkan.

3. Hakikat Kewirausahaan

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko
untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental
mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak
pasti. Ada dua pendapat tentang pengertian kewirausahaan, yaitu Peter F. Drucker mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian
ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan sesuatu yang
sudah ada sebelumnya.

Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas
dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha). Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Berwirausaha dapat
dilakukan dengan cara:

 Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola.


 Menyetor modal dan pengelolaan ditangan pihak mitra.
 Hanya menyerahkan tenaga umum dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti
kepemilikan usaha.

Dewasa ini belum ada terminologi yang persis sama tentang kewirausahaan. Kewirausahaan pada
hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas,
keinovasian, dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk
membentuk dan memelihara usaha baru. Dari beberapa konsep kewirasuahaan, ada enam hakikat
penting kewirausahaan, yaitu:

 Kewirausahaan adalah suatu hasil yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).
 Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatuyang baru dan berbeda
(Drucker, 1959).
 Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha) (Zimmerer, 1996).
 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase)
dan perkembangan usaha (verture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
 Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative), dan sesuatu
yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberikan nilai lebih.
 Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk untuk memenangkan persaingan.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

4. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

a. Karakteristik kewirausahaan

Banyak para ahli yang mengemukakan kerakteristik kewirausahaan dengan berbagai konsep yang
berbeda-beda. Karakteristik wirausaha antara lain:

1. Syukur.
2. Jujur.
3. Semangat bekerja.
4. Toleransi.
5. Berzakat dan berinfaq.

b. Nilai-nilai hakiki kewirausahaan


Masing-masing karakteristik kewirausahaan memiliki makna dan perangai tersendiri yang disebut nilai.
Nilai-nilai kewirausahaan identik dengan sistem nilai yang melekat pada sistem nilai manager. Ada
empat nilai dengan orientasi dan ciri-ciri masing-masing sebagai berikut:

1. Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirnya pengambilan


resiko, terbuka terhadap teknologi, dan mengutamakan materi.
2. Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi. Wirausaha ini
hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positif, dan kreativitas.
3. Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada,
misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap ke arah tertentu (aliran
fengshui) supaya berhasil.
4. Wirausaha yang berorientasi pada non-materi, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan,
wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan menggunakan
mistik, paham etnosentris, dan taat pada tata cara leluhur.
5. Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan.

Menurut Zimmerer tujuh langkah proses kreatif yaitu dengan menggunakan otak sebelah kiri, yaitu:

1. Persiapan (preparation), yaitu menyangkut kesiapan kita untuk berpikir kreatif.


2. Penyelidikan (investigation) dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan.
3. Transformasi (transformation), yaitu menyangkut kesamaan dan perbedaan pandangan diantara
informasi yang terkumpul.
4. Penetasan (incubation), yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titi
terang yang terus-menerus.
5. Penerangan (illimination), yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik
terang yang terus-menerus.
6. Pengujian (verivication), yaitu menyangkut ketepatan ide-ide seakurat mungkin dan semanfaat
mungkin.
7. Implementasi (implementation), yaitu mentransformasikan ide-ide ke dalam praktek bisnis.

6. Sikap dan Kepribadian Wirausaha

Alex Inkeles dan David H. Smith (1974:19-24) adalah salah satu diantara ahli yang mengemukakan
tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974:24) kualitas manusia modern yang
dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi
keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis terhadap
fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu,
berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati,
dan memahami produksi.

Ciri-ciri orang modern tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal, yaitu:

 Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi.


 Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional.
 Selalu berencana dalam segala kegiatan.
 Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang.
 Sadar dan menghormati orang lain (Siagian, 1972)

Menurut Harsojo (1978:5), modernisasi sebagai sikap yang menggambarkan:

 Sikap terbuka bagi pembaharuan dan perubahan.


 Menyakini kemampuan sendiri.
 Berorientasi pada masa kini dan masa depan.
 Menyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis.

Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi
baru. Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting suatu perusahaan.
Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola tingkah
laku sebagai berikut:

 Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide-ide baru.
 Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam
pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
 Kemampuan menajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, meliputi: usaha perencanaan, usaha untuk mengkoordinir, usaha untuk menjaga
kelancaran usaha, usaha mengawasi mengevaluasi usaha.
 Kemepimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha.

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh bebagai faktor baik eksternal maupun
internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang berpengaruh adalah kemauan, kemampuan,
dan kelemahan. Sedangkan faktor yang berasal dari eksternal diri perilaku adalah kesempatan atau
peluang. Sikap kewirausahaan meliputi keterbukaan, kebebasan, pandangan yang luas, berorientasi
pada masa depan, berencana, berkeyakinan, sadar, menghormati orang lain dan menghargai pendapat
orang lain.

7. Motif Berprestasi Kewirausahaan

Menurut Lerry Farel, untuk maju atau prestatif seorang pengusaha harus memiliki motivasi yang tinggi,
inovatif, dan memiliki ambisi untuk maju/berkembang. Syarat lain untuk maju (prestatif) antara lain:

 Memiliki komitmen dan tanggungjawab yang tinggi terhadap karir.


 Bersemangat terhadap masukkan dari berbagai pihak.
 Memiliki orientasi kedepan.
 Memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi superior.
 Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat.

Untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede Anggan Suhandana,
1980:55). Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi
tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mengatasi sendiri kesulitan yang terjadi pada dirinya.


2. Selalu memerlukan umpan balik yangs segera.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi risiko dan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan.

Nah, itulah 7 konsep dasar kewirausahaan lengkap beserta pengertian, contoh, dan pendapat dari
beberapa para ahli.
https://www.freedomsiana.id/7-konsep-dasar-kewirausahaan-menurut-para-ahli/

Anda mungkin juga menyukai