2. PEMBULUHDARAH VENA Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. 3. JENIS PEMBULUH DARAH VENA Pembuluh darah vena yang terdapat pada tubuh setiap manusia ini memiliki jenis yang memiliki tugas hampir sama dan terpadu dalam sistem kerjanya yaitu sebagai berikut : 1. Inferior, terdapat pada bagian kanan yang membawa darah dengan banyak karbondioksida dari tubuh bagian atas. 2. Superior , bertugas untuk membawa darah yang penuh sisa metabolisme dari tubuh bagian bawah. 3. Pulmonalis, yaitu yang berada dalam organ paru paru yang terdiri dari 2 saluran di paru paru kanan dan kiri yang bertugas membawa darah dari bagian bagian paru-paru menuju jantung. 4. JENIS PEMBULUH DARAH VENA 5. FUNGSI PEMBULUH DARAH VENA Fungsi pembuluh darah vena ialah membawa darah yang kaya karbondioksida kembali ke jantung. Vena membawa darah dari organ dan jaringan seluruh tubuh menuju jantung. 6. PENGAMBILANDARAHVENA (SPUIT) Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah yang diambil pada pembuluh darah vena fossa cubiti, median cubital atau caphalic dan vena saphena magma/vena superviciall lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacumtainer. Pengambilan darah ada tiga cara yaitu dengan melalui Tusukan vena (Venipuncture), Tusukan kulit (Skinpuncture) dan Tusukan arteri atau nadi. Cara yang sering digunakan adalah venipuncture dengan spuit. 7. ALATDANBAHAN 1. Alat - Tourniquet (tali pembendung) - Spuit - Kapas kering - Plester - APD lengkap 2. Bahan - Alkohol 70% 8. Persiapan alat-alat yang digunakan : spuit, kapas alkohol 70%, plester, tourniquet dan kapas kering 2. Lakukan pendekatan dengan pasien dengan tenang dan ramah 3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data dilembar permintaan 4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat 5. Minta pasien meluruskan lengan nya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas 6. Minta pasien mengempalkan tangan nya 7. Pasang tourniquet kira-kira 10 cm diatas lipat siku (3 jari) 9. CARA KERJA 10. Pilih bagian median cubital, basilica atau caphalica lakuan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena teraba seperti pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan kesiku, atau kompres dengan air hangat selama 5 menit didaerah lengan 9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darah dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering 10. Setelah dibersihkan dengan kapas alkohol 70% tidak boleh dipegang lagi 11. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas (40%). Jika jarum sudah masuk kedalam vena akan terlihat darah masuk kedalam spuit (dinamakan flash) Usahakan sekali tusuk kena 12. Letakan kapas kering ditempat suntikan lalu lepas tourniquet lalu segera lepaskan atau tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu kenakan plester kira-kira 15 menit 11. PENGAMBILAN DARAH VENA 12. PENGAMBILAN DARAHVENA DENGAN VAKUM Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. 13. JENISJENIS TABUNGVACUM 14. Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior. 15. Keuntungan dan Kekurangan pengambilan darah dengan vakum menggunakan metode pengambilan ini adalah tidak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari. 16. Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle). Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash). 17. ALATDANBAHAN: • Jarum vakutainer atau winged needle (jarum bersayap) • Kapas • Alkohol 70% • Tali pembendung (turniket) • Plester • Tabung vakum • Kontainer khusus benda tajam (wadah sampah) 18. Cara Kerja 1. Jaga privasi klien 2. Cuci tangan 3. Pakai sarung tangan bersih 4. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat. 5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas. 6. Minta pasien mengepalkan tangan. 7. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku. 8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan. 9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. 19. 18. 10. Dengan hati-hati buka tutup jarum, masukkan ke dalam holder dan sekrupkan 11. Angkat pelindung jarum dan buka tutup jarun 12. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya. 13. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan. 14. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat, lalu plester selama kira- kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka. 15. Lipat pelindung jarum kembali ke tempatnya 16. Buang jarum ke kontainer khusus benda tajam 17. Rapikan alat dan klien 18. Lepaskan sarung tangan 19. Cuci tangan 20. Dokumentasi tindakan 21. Antarkan wadah spesimen ke laboratarium beserta form permintaan pemeriksaan laboratarium 20. 19. Hal- hal yang perlu diperhatikan 1. Pemasangan turniket (tali pembendung) • Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/ PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total) • Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma 2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah. 3. Penusukan • Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma. • Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma 4. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan. 21. 20. KOMPLIKASIPADA PENGAMBILANDARAH 1. Alergi terhadap atiseptik dan plester 2. Pendarahan berlebihan 3. Hematoma terjadi karena : a. Vena terlalu kecil untuk jarum yang dipakai b. Jarum menembus seluruh dinding vena c. Jarum hanya menembus sebagian vena d. Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang e. Penekanan yang tidak adekuat setelah venipuncture 4. Muntah 5. Nyeri 6. Kerusakan vena 7. Kerusakan saraf 8. Terambilnya darah arteri 9. Petekiae 10. Vena Kolaps 11. Aliran balik antikoagulan 22. 21. Faktor-Faktor Kegagalan Posisi jarum salah : 1. Lubang jarum menempel pada bagian atas atau bawah dinding vena 2. Jarum masuk terlalu dalam 3. Jarum masuk sebagian atau kurang dalam 4. Jarum masuk kedalam vena yang kolaps Koreksi Terhadap Kegagalan Venipuncture 1. Perlahan-lahan posisi jarum diubah kearah yang tepat 2. Pada vena yang kolaps : Tekatkan tourniquet 3. Bila darah tetap tidak keluar, lakukan venipuncture pada bagian yang lain 4. Bila dua kali pengambilan tetap gagal, ganti flebotomis. Bila perlu pasien diberi istirahat dahulu