Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangkitan energi telah memberikan sumbangan 17%
kebutuhan listrik dunia sekarang. Tetapi dewasa ini, beberapa pihak menentang penggunaan
energy nuklir terkait tiga hal, yaitu ketakutan akan risiko terjadinya kecelakaan nuklir (nuclear
safety   issue), kekhawatiran   penyalahgunaan   tenaga   nuklir   untuk   senjata (nuclear   non
proleferation issue), dan keberadaan limbah radioaktif (pencemaran radioaktif).

Kasus kecelakaan reactor Chernobyl, merupakan salah satu contoh pencemaran zat radioaktif
terbesar yang pernah terjadi. Kecelakaan tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga
sebagai bahan pertimbangan sejalan dengan perkembangan teknologi nuklir saat ini di beberapa
negara.

Tragedi Chernobyl berawal dari ledakan reaktor ke-empat yang ada di Chernobyl. Ledakan
terjadi saat dilakukan sebuah eksperimen yang sampai saat ini tidak ada penjelasan ekperimen
apa yang sedang dilakukan saat itu. Radiasi akibat ledakan tersebut mengkontaminasi wilayah
yang sangat luas di Ukraina, Belarus dan Rusia.

Alhasil, ledakan reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina pada tahun 26 April 1986, telah
mengakibatkan Chernobyl menjadi sebuah kota mati hingga saat ini. Tidak ada kepastian berapa
sebenarnya jumlah korban akibat tragedi Chernobyl. Hasil yang didapat mengenai korban sampai
saat ini adalah kanker ganas pada anak-anak yang baru lahir, kematian dalam jangka waktu yang
diprediksi bagi para pekerja saat membereskan reruntuhan ledakan di kota itu, dan mutasi
genetik luar biasa turun temurun yang menyebar di hampir sebagian dari wilayah Eropa.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan malakah ini yakni:

1. Mengetahui pengertian pencemaran radioaktif, dan bagaimana dampaknya


2. Mengetahui mekanisme umum meledaknya reactor nuklir di Chernobyl

1
3. Mengetahui seberapa besar dampak yang timbul dari peristiwa di Chernobyl tersebut
4. Mengetahui apa saja hal yang telah ditempuh untuk mengatasi masalah di Chernobyl
5. Sebagai sarana pembelajaran di masa depan

1.3 Ruang Lingkup

Makalah ini membahas tentang pencemaran radioaktif secara umum dan bagaimana
dampaknya terhadap lingkungan, selain itu makalah ini memaparkan tentang kronologis
terjadinya kecelakaan reactor Chernobyl, dampak-dampak yang telah terjadi akibat kecelakaan
reactor tersebut, serta langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menanggulangi pencemaran
radioaktif yang timbul. Pada intinya, makalah ini berisi hal-hal mengenai analisa kecelakaan
Chernobyl untuk memberikan sedikit gambaran mengenai kronologinya sebagai pembelajaran
ditengah teknologi nuklir yang semakin maju.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Radioaktif

Pencemaran zat radioaktif adalah salah satu jenis pencemaran lingkungan yang berbahaya
bagi semua makhluk hidup. Pencemaran jenis ini akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom
atau bom atom sehingga menimbulkan debu radioaktif. Segala bahan dan peralatan yang telah
terkena zat radioaktif yang tidak dapat digunakan lagi disebut limbah radioaktif. Sementara debu
radioaktif dapat menyebabkan kesakitan hingga kematian.

2.1.2 Dampak Pencemaran Radioaktif

Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar
alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu
partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan
yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.

Karena limbah memancarkan radiasi, dimana radiasi adalah setiap proses di mana energy
bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain, maka
apabila tidak diisolasi dari masyarakat dan lingkungan maka radiasi limbah tersebut dapat
mengenai manusia dan lingkungan. Misalnya, limbah radioaktif yang tidak dikelola dengan
baik meskipun telah disimpan secara permanen di dalam tanah, radionuklidanya dapat
terlepas ke air tanah dan melalui jalur air tanah tersebut dapat sampai ke manusia. Bahaya
radiasi adalah radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak sel organ tubuh manusia.
Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh. Disamping
itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun mengalami perubahan, dalam jangka panjang
kemungkinan menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa
kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga keturunannya
mengalami cacat.

3
2.2 Kecelakaan Chernobyl

Chernobyl adalah sebuah kota di Oblast Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia. Chernobyl
terletak di koordinat 51°38′ LU 30°11′ BT.

Kota ini ditinggalkan penghuninya tahun 1986 setelah bencana ledakan pembangkit listrik
tenaga nuklir yang terkenal sebagai Bencana Chernobyl yang terletak 14,5 km utara-barat laut.
Pembangkit tersebut dinamakan sesuai dengan nama kotanya, dan terletak di Chernobyl Raion
(distrik), tetapi bukan merupakan tempat tinggal bagi pekerjanya. Pada saat pembangunan
pembangkit tersebut, sebuah kota kembar, Prypiat dibangun didekatnya untuk para pekerjanya.

Akibat kecelakaan tersebut tingkat radiasi di kota ini masih dalam keadaan kritis, yaitu pada
5,6 roentgen per second (R/s) (0.056 Grays per second, atau Gy/s).

Kecelakaan Chernobyl disebabkan karena adanya masalah yang menggayuti manajemennya


yakni bagaimana menjaga pompa pendingin tetap bekerja meski aliran listrik diputus. Sedangkan
reaktor RBMK-1000 (jenis reactor Chernobyl) membutuhkan aliran pendingin terus menerus
karena sifatnya yang vertikal. Sementara jika terjadi kerusakan sistem pembangkit listrik, maka
aliran listrik ke pompa pendingin akan menghilang. Walaupun tiap unit reaktor telah dilengkapi
dengan sepasang generator diesel otomatis, namun generator tersebut mampu menyuplai aliran
listrik dalam waktu 40 detik setelah aliran listrik utama putus. Kondisi ini bisa menyebabkan
perlambatan aliran pendingin, dan berpotensi menimbulkan kehilangan aliran pendingin
sehingga daya yang timbul semakin besar (LOHSA : lost of heat sink accident).

2.2.1 Kronologis Terjadinya Kecelakaan Chernobyl

Rangkaian kecelakaan diawali Pada 25 April 1986, ketika reaktor unit 4 direncanakan
dipadamkan untuk perawatan rutin. Kemudian adanya keputusan manajemen reactor dan tim
ahli untuk melakukan percobaan guna menguji respon turbin-generator apakah dapat
menghasilkan energy yang cukup dalam menggerakkan pompa pendingin agar tetap bekerja
pada saat pasokan uap ke turbin terhenti.

4
Eksperimen sudah siap dijalankan pada tengah hari 25 April. Sebagai awalnya system
pendingin darurat (ECCS: emergency core coolant system) dimatikan, meski dalam prosedur
operasi standar hal ini sama sekali tidak diperbolehkan. Namun mendadak otoritas kelistrikan
Kiev meminta manajemen PLTN Chernobyl menjaga pasokan listriknya ke jaringan sampai
jam 11 malam untuk mengantisipasi lonjakan penggunaan daya. Manajemen menyetujui hal
itu sehingga daya reactor yang sudah terlanjur diturunkan ke 1.600 MWt tidak direduksi lagi.
Selama 12 jam kemudian reaktor beroperasi dengan output 50 % dari normal dan tanpa
ECCS.

Eksperimen dilanjutkan kembali pasca jam 23:00 setempat, kali ini oleh dua operator
malam yang kedua-duanya berlatarbelakang teknik listrik dan tak satupun yang sebelumnya
pernah bekerja di lingkungan reaktor. Daya reaktor diturunkan ke 700 - 1.000 MWt dengan
memasukkan batang-batang kendali otomatis, namun rupanya dua kru tak terlatih ini tak
menyadari penurunan dayanya terlalu cepat. Pada kondisi ini produksi radioisotop Xenon-
135 (salah satu produk sampingan reaksi fissil) jadi berlebih, padahal radioisotop ini dikenal
sebagai "racun reaktor" karena menyerap neutron lambat dalam jumlah besar. Dengan
spontan daya reaktor turun ke 30 MWt. Operator tak menyadari adanya peracunan ini dan
menganggap turunnya daya lebih karena kegagalan daya, sehingga memutuskan menaikkan
kembali batang kendali otomatis. Tindakan ini sangat menyalahi aturan, karena pada
prosedur standarnya, begitu daya turun maka reaktor harus segera dimatikan.

Naiknya batang kendali otomatis hanya sanggup mengangkat daya ke 200 MWt saja, atau
sepertiga dari daya nominal yang dibutuhkan untuk eksperimen. Namun operator merasa
pada daya rendah itupun eksperimen bisa dilakukan. Maka pada pukul 01:05 setempat,
operator menghidupkan seluruh pompa pendingin cadangan yang mengirimkan air pendingin
berlebihan ke dalam reaktor, melampaui batas maksimum volume air dalam reaktor yang
diperkenankan. Selanjutnya batang kendali manual pun diangkat, hal yang menyalahi
prosedur operasi standar. Reaktor kini jadi sangat berbahaya karena tidak lagi memiliki
batang kendali. Jika pada saat itu daya reaktor masih tetap rendah, alias jumlah neutron
lambatnya tetap kecil, itu lebih disebabkan oleh kombinasi berlebihnya air dan Xenon-135
yang bisa menggantikan peran batang kendali.

5
Dalam keadaan demikian operator memutuskan untuk memulai eksperimen. Pukul 01:23,
operator menutup katup uap ke turbogenerator. Putaran turbogenerator pun berkurang
sehingga pasokan listrik ke pompa pendingin berkurang dan aliran pendingin jadi menyusut.
Di dalam reaktor kini terbentuk lebih banyak uap dan celakanya diikuti dengan pembentukan
gelembung air. Problem gelembung pun terjadi, sehingga daya reaktor segera menanjak.
Dalam 5 detik pertama daya reaktor sudah bergerak ke angka 510 MWt. Pada tahap ini
Xenon-135 mulai menghilang seiring makin banyaknya jumlah neutron. Sehingga dengan
makin banyaknya air pendingin yang berubah menjadi uap, menghilangnya Xenon-135 dan
dimatikannya ECCS, pengontrol daya reaktor menjadi tidak ada. Terjadilah ekskursi nuklir :
kenaikan daya teramat cepat secara eksponensial pada waktu teramat singkat.

Operator yang panik segera menekan tombol SCRAM guna memasukkan semua batang
kendali (baik manual maupun otomatis) ke dalam reaktor. Namun butuh waktu 20 detik agar
batang kendali bisa masuk sepenuhnya ke dalam reaktor. Ketika suhu reaktor kian tinggi,
gerak batang kendali pun macet, hanya bagian ujung grafit dan ruang kosong saja yang
sempat masuk. Ini malah makin meningkatkan intensitas ekskursi nuklir. Dalam 20 detik itu
daya reaktor sudah meningkat hingga 30.000 MWt alias sepuluh kali lipat dari daya
normalnya.

Peningkatan daya luar biasa menghasilkan penguapan teramat brutal dimana semua
cairan berubah jadi uap. Ini menghasilkan tekanan teramat besar yang merusak batang
kendali, bahan bakar, grafit dan akhirnya menjebol atap beton reaktor yang tipis dalam
ledakan uap. Andaikata reaktor dilindungi kubah double containment Mark-II setebal 2 meter
seperti yang diterapkan pada reaktor lainnya, maka ledakan uap ini tidak akan terjadi.
Ledakan uap ini segera disusul oleh reaksi uap air dengan grafit dan oksigen (dari udara luar
yang masuk lewat lubang) dengan grafit sehingga timbul ledakan kedua yang tak kalah
besarnya.

6
Gambar 1: Penampang melintang reaktor RBMK seperti digunakan di PLTN Chernobyl. Perhatikan
bahwa setelah dinding beton yang mengurung reaktor ini dan kelengkapannya, tidak ada lagi
pengungkung tambahan. Cacat desain inilah kontribusi terbesar pencemaran lingkungan dalam
tragedi Chernobyl. Sumber : Wikipedia, 2011

Pasca kejadian, petugas pemadam kebakaran tidak diberitahu situasi sebenarnya sehingga
mereka berjuang memadamkan kebakaran dalam siraman radiasi ekstra tinggi tanpa mereka
sadari.

Adanya kebocoran radiasi baru jelas saat petugas di PLTN Forsmark (Swedia) yang
berjarak 1.100 km dari Chernobyl mendeteksi tingkat radiasi cukup besar sehari pasca
ledakan, dimana radiasi di luar kompleks PLTN mereka jauh lebih besar dibanding
didalamnya hal ini terjadi karena zat radioaktif hasil dari ledakan Chernobyl dapat dengan
mudah bercampur dengan atmosfer disebabkan pengungkungannya hanya terdiri dari empat
lapis,ketika ledakan uap terjadi di internal reaktor, maka lapis pertama, kedua dan ketiga
rusak berat akibat besarnya gelombang kejut produk ledakan yang disusul kebakaran,
sementara lapis keempat sebagai dinding beton tipis pun tak mampu menahan tekanan
gelombang kejut tersebut hingga jebol. Akibatnya tidak ada lagi yang menghalangi bahan
bakar nuklir yang radioaktif (beserta produk turunannya dari reaksi fissi) dengan lingkungan
sekitar. Dikombinasikan dengan kebakaran yang terjadi selama berhari-hari (akibat panas
peluruhan dan panas kritikalitas reaktor), maka 9 ton bahan radioaktif (setara dengan 4 %
bahan radioaktif yang tersimpan di dalam reaktor) bocor keluar.

7
Dari rentetan kronologis kecelakaan reactor Chernobyl maka dapat diambil beberapa
alasan yang menyebabkan kecelakaan nuklir Chernobyl menjadi sangat parah yakni:

 Desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah - daya reaktor bisa naik cepat
tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment).
Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara.
 Pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali
reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol.
Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan
kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor.
 Budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak
mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan
terjadi.

Gambar 2: lubang di atap reactor nuklir Chernobyl yang membuat internal reaktor langsung
terhubung dengan udara bebas tanpa ada penghalang.

2.3 Dampak Pasca Ledakan Chernobyl

Pasca ledakan Chernobyl Limbah nuklir produk fissil yang utama dan berpotensi paling
berbahaya adalah Stronsium-90, Iodium-131 dan Cesium-137. Stronsium bisa menyubstitusi
Kalsium sehingga suka mengendap di tulang, umur paruh-nya 29 tahun. Iodium, mampu tinggal

8
di kelenjar thyroid dan punya umur paruh hanya 8 hari. Sedangkan Cesium, mampu
menggantikan peran Kalium/Natrium dalam tubuh makhluk hidup dan ia punya umur paruh 30
tahun. Dalam fisika, radioisotop dengan umur paling pendek justru yang paling berbahaya karena
tingkat aktivitas jenisnya dan juga pelepasan energinya jauh lebih tinggi.

Gambar 3: Kontribusi dari berbagai isotop (atmosfer) di area yang terkontaminasi segera setelah
kecelakaan itu.

Dosis sinar gamma eksternal di Chernobyl telah menurun hingga 1/1000 kali dosis awal
dalam 10.000 hari pasca bencana. Konsentrasi Stronsium dan Iodium dalam 10.000 hari pasca
bencana juga sudah susut jauh hingga mendekati nol. Iodium akan lenyap dengan sendirinya,
sementara Stronsium dibereskan dengan beragam teknik termasuk salah satunya adalah teknik
fitoremediasi dan bioremediasi (terutama menggunakan varian Bunga Matahari), sehingga
banyak kawasan yang 100 % bebas dari ancaman Stronsium. Yang masih tersisa di daerah
sekitar Chernobyl hanya Cesium-137.

9
Gambar 4: Peta yang menggambarkan kontaminasi Cesium-137 di area Chernobyl tahun 1996

Catatan: Jika bicara ideal, sampai kapanpun radioisotop akan tetap aktif dan memancarkan
energinya. Namun dalam praktiknya digunakan pendapat umum, bahwa jika sebuah radioisotop
telah melewati 2 kali waktu paro-nya, aktivitasnya dapat dikatakan sudah aman.

Adapun dampak pasca ledakan reactor Chernobyl di antaranya adalah:

 60 persen anak-anak Ukraina atau sejuta orang lebih menderita kanker gondok, sepuluh
persen lainnya yang masih duduk di bangku SD mengalami rusak mental, serta sebagian
besar anak-anak Ukraina menderita penyakit tulang, kekebalan tubuh anak-anak Ukraina
pun menurun drastis sehingga disebut pula AIDS-Chernobyl. Setelah peristiwa
Chernobyl terjadi peningkatan kasus kanker gondok anak, 100 kali dibanding
prakecelakaan Chernobyl. Kenyataan lainnya, penduduk Kiev banyak yang terkena
kanker paru-paru dan jantung. Dan banyak dokter memperkirakan, dalam waktu

10
mendatang, epidemi berbagai penyakit menular akan meningkat di sekitar lokasi
kejadian, dan di kalangan mereka yang terpapar radiasi nuklir.

Gambar 5: jumlah penderita kanker tiroid


Belarus akibat kecelakaan Chernobyl (Yellow: Adults (19–34) Blue: Adolescents (15–18) Red:
Children (0–14))

 Anak-anak di Yunani berisiko terkena kanker dua hingga tiga kali akibat Chernobyl.
Bahkan, anak-anak Yunani yang terpapar radioaktif ketika masih dalam kandungan
ibunya berisiko menderita leukimia 2,6 kali lipat dibanding anak-anak lainnya. Hal ini
karena adanya mutasi gen yang diberi nama 11q23.

 Mengacu pada Vyacheslav Grishin dari Chernobyl Union, organisasi induk bagi para
Likuidator, 25000 likuidator asal Rusia meninggal dan 70.000 mengalami cacat, hal yang
sama juga terjadi pada Likuidator asal Ukraina, dan 10.000 likuidator meninggal di
Belarus dan 25.000 mengalami cacat, sehingga total ada 60,000 kematian (10% dari
600.000 likuidator) dan 165.000 mengalami cacat.

 Kasus penyakit kanker meningkat pesat di Belarusia, Ukraina dan Rusia. Antara 1990
dan 2000, terdapat peningkatan 40% dari semua kasus kanker di Belarusia dan  
peningkatan 52% di wilayah Gomel. Di Ukraina, terdapat peningkatan 12% dan di
wilayah Zhytomir tingkat kematian naik hampir tiga kali lipat. Di wilayah Bryansk,
Rusia, kasus kanker meningkat 2,7 kali.

11
 Kecelakaan Chernobyl mengganggu sistem masyarakat di Belarusia, Ukraina dan Rusia.
Krisis secara umum terjadi akibat interaksi yang kompleks antara faktor-faktor seperti
buruknya keadaan kesehatan akibat meningkatnya ongkos kesehatan, relokasi penduduk,
hilangnya wilayah pertanian dan kontaminasi makanan, krisis ekonomi, biaya remidiasi
yang dibebankan kepada negara, masalah-masalah politik, angkatan kerja yang lemah dan
seterusnya.

 Banyak terjadi kasus-kasus mutasi gen pada manusia, hewan, dan tumbuhan yang terkena
paparan radiasi radioaktif akibat ledakan Chernobyl.

Gambar 6: beberapa foto anak-anak yang terkena radiasi radioaktif Chernobyl

12
Gambar 7: beberapa hewan yang terkena mutasi akibat terkena debu dan racun radioaktif dari
ledakan Chernobyl.

Gambar 8: (1) rusa yang menderita cacat akibat radiasi radioaktif dari peristiwa Chernobyl. (2)
ikan catfish yang bermutasi menjadi 2x lebih besar dari ukuran normalnya, hal ini akibat radiasi
Chernobyl. Dan apabila di konsumsi akan menyebabkan kematian.

Meskipun diresapi dengan atom nuklir yang fatal sebagian besar flora dan fauna akan
terus tumbuh, meskipun bermutasi, selama bersinar matahari. Tetapi yang berakibat fatal
adalah ketika flora yang terkena radiasi tersebut di konsumsi oleh manusia atau fauna
lainnya maka akan menyebabkan manusia atau fauna tersebut juga akan terkena efek dari
zat radioaktif hingga kematian.

13
Gambar 9: seekor burung yang
menunjukkan berbagai fitur yang abnormal. Gambar (a) memperlihatkan burung laying-layang
normal, sedangkan gambar-gambar lain menunjukkan tanda-tanda albinisme (bulu putih), paruh
cacat, kantung udara cacat, dan bulu ekor yang bengkok.

 Pasca ledakan reactor Chernobyl, kota Chernobyl menjadi tidak berpenghuni disebabkan
tingkat radiasi di kota tersebut sangat tinggi sekitar 5,6 roentgen per second (R/s).

Gambar 10: kondisi kota Chernobyl pasca ledakan reactor nuklirnya

14
 Meledaknya reactor nuklir Chernobyl menyebabkan hampir seluruh daratan Eropa
terkena radiasi radioaktif dari ledakan tersebut hingga saat ini.

Gambar 11: peta Negara-


negara eropa dan besar persen kandungan cesium di masing-masing Negara tersebut (diambil
pada 8 May 1998).

 Dampak dari ledakan Chernobyl juga mempengaruhi kandungan radioaktif pada sungai
dekat kota Prypiat selama beberapa tahun, yang ditunjukkan dalam grafik berikut ini

Gambar 12: Tingkatan 90Sr dan 137Cs di sungai Prypiat, dekat kota Chornobyl.

Kesimpulannya adalah radiasi radioaktif akibat ledakan reactor Chernobyl tidak hanya
berdampak di daerah Chernobyl saja tetapi hampir di seluruh daratan eropa, baik itu pada
manusia, flora, maupun fauna di eropa.

15
2.4 Langkah-Langkah Yang Ditempuh Pasca Ledakan Chernobyl

Pasca Ledakan Chernobyl ada beberapa hal yang telah ditempuh untuk mengatasi dampak
radiasi bahan radioaktif di daratan eropa, khusunya daerah sekitar Chernobyl yakni:

 Berhari-hari para petugas khusus (dinamakan likvidator) menyiramkan asam borat untuk
menetralisir kritikalitas reaktor seta menyemprotkan air dan lempung guna memadamkan
kebakaran. Selanjutnya potongan-potongan bahan bakar yang terlontar keluar beserta
tanah yang terkontaminasi berat disekitarnya dikeruk, dimasukkan ke dalam lubang hasil
ledakan uap di reaktor untuk kemudian ditutup dengan sarkofagus (pengungkung
raksasa) yang menahannya didalam tanpa terloloskan lagi.

Gambar 13: sarkofagus yang berfungsi untuk


menahan zat radioaktif agar tidak keluar ke atmosfer

gambar 14: para likuidator yang sedang membersihkan puing-puing hasil ledakan
Chernobyl

 Pada 2003, IAEA (International Atomic Energy Agency) membentuk “Forum


Chernobyl” bekerja sama dengan organisasi PBB lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP,
UN-OCHA, UN-SCEAR, Bank Dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan

16
Rusia. Forum ini bekerja untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak kecelakaan
ini terhadap kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta
penduduknya.” Laporan ini diberi nama “Cherno- byl Legacy”.
 Belajar dari kecelakaan Chernobyl, (International Atomic Energy Agency) IAEA telah
menetapkan standar tambahan untuk memperkuat syarat keselamatan yang tinggi bagi
pembangunan dan pengoperasian PLTN, antara lain, perbaikan desain reaktor, aturan
main dalam bentuk basic safety, dan berbagai konvensi keselamatan.
 Stronsium dapat dikendalikan dengan beragam teknik termasuk salah satunya adalah
teknik fitoremediasi dan bioremediasi (terutama menggunakan varian Bunga Matahari),
sehingga banyak kawasan yang “100 %” bebas dari ancaman Stronsium. Dimana,
Fitoremediasi (phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu yang
bekerjasama dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat
mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya
bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.

Gambar 15: salah satu teknik yang


diterapkan di kawasan Chernobyl untuk mengatasi kandungan stronsium dalam udara bebas
adalah dengan teknik fitoremediasi.

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di


lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan
tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus,
biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi,
strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak
berbahaya dan tidak beracun. Adapun beberapa tanaman yang dimanfaatkan untuk

17
remediasi antara lain tanaman bunga matahari, Allpine pennycress, enceng gondok, dan
jenis-jenis tanaman akumulator lainnya.

 Dilakukan beberapa penelitian oleh para ahli untuk menanggulangi kasus-kasus


kesehatan akibat radiasi, Dari beberapa riset yang dilakukan Belookaya T Corres dari
Komite Anak-anak Belarus, spirulina menurunkan radiasi akibat konsumsi makanan
terkontaminasi zat radioaktif cesiun 137 dan strontium 90. Tumbuhan bersel satu itu
meningkatkan kesehatan tubuh manusia sehingga digunakan sebagai terapi bagi orang
yang terkena radiasi. Riset lain melibatkan 49 anak berusia 3-7 tahun di Beryozova,
Belarus. Ekstrak spirulina diberikan selama 45 hari dan Para dokter menemukan sel T
dan hormon pengatur tumbuh meningkat. Sebaliknya 83% radioaktif pada urine menurun.

18
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah di atas yakni:

 Kecelakaan Chernobyl berubah jadi bencana karena reaktor tidak dimatikan. Ledakan
merobek reaktor dan menyebarkan pencemaran radioaktif ke Ukraina, Rusia, dan hampir
seluruh wilayah Eropa.
 Dari rentetan kronologis kecelakaan reactor Chernobyl maka dapat disimpulkan
penyebab Chernobyl menjadi kecelakaan yang berdampak sangat besar yakni:
 Desain reaktor yang tidak stabil pada daya rendah
 Adanya pelanggaran prosedur.
 Tidak adanya budaya keselamatan yang diterapkan.

 Radiasi radioaktif akibat ledakan reactor Chernobyl tidak hanya berdampak di daerah
Chernobyl saja tetapi hampir di seluruh daratan eropa, baik itu pada manusia, flora,
maupun fauna di Eropa.

 Dampak-dampak yang terjadi tidak hanya pada makhluk hidup (berupa kanker, mutasi
gen, atau gangguan psikologi) tetapi juga di segala aspek lingkungan di daerah tersebut
(darat, udara, maupun laut)

 Hal-hal yang telah dilakukan untuk mengatasi dampak radiasi bahan radioaktif di daratan
eropa, khusunya daerah sekitar Chernobyl yakni: membangun sarkofagus, membentuk
forum Chernobyl yang mengurusi dampak kecelakaan ini terhadap kesehatan, lingkungan
hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta penduduknya, melakukan teknik fitoremediasi
dan bioremediasi, dan melakukan berbagai riset penelitian.

3.2 Saran

Pengalaman   operasional   dari tahun   ke   tahun,   juga   pelajaran   dari beberapa   insiden  


dankecelakaan kritikalitas  (criticality   accidents)  di beberapa   fasilitas   pemrosesan  

19
bahan nuklir,maupun   kecelakaan   (Chernobyl)   memberikan pelajaran yang sangat berarti
dalam peningkatan standar keselamatan di masa depan. Disamping perbaikan dari sisi teknologi,
standar, persyaratan, dan pedoman pengoperasian PLTN juga senantiasa ditinjau ulang.
Kecelakaan Chernobyl memberikan pengalaman berharga untuk pengembangan sumber daya
manusia tentang nuklir yang kompeten dan berdisiplin tinggi, peningkatan standar, dan budaya
keselamatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://semutnews.blogspot.com. AREA INFORMASI: Tentang Cara Reaktor Nuklir Bekerja.


Diakses 22 November 2011.

http://eprints.undip.ac.id.Kajian_Enceng_Gondok_(Eichornia_Crassipes)_sebagai_Fitoremedia_
134_Cs.pdf (application/pdf Object). Diakses 13 November 2011.

http://organisasi.org/. Efek dan Akibat dari Pencemaran Benda Radioaktif / Radio Aktif - Sinar
Alpha, Beta dan Gamma Pembelahan Inti Atom - Ilmu Kimia | Organisasi.Org. Diakses 22
November 2011.

http://www.iaea.org. IAEA.org Site Index. Diakses tanggal 15 November 2011.

http://chernobyl.info/en-US/Home/Radioecological-Information.aspx. ICRIN> Home >


Radioecological Information. Diakses tanggal 15 November 2011.

http://www.mns.gov.ua/chornobyl/20_year/03/n_report_ENG.pdf.n_report_ENG.pdf(application
/pdf Object). Diakses tanggal 15 November 2011.

http://makalahkuliahjurusanpai.blogspot.com. makalah dan artikel kuliah: Chernobyl, Radiasi


Nuklir Pembunuh Massal. Diakses tanggal 13 November 2011.

http://rovicky.wordpress.com. Fakta soal Chernobyl yang perlu diketahui sebelum membangun


PLTN « Dongeng Geologi. Diakses tanggal 13 November 2011.

21
22

Anda mungkin juga menyukai