Anda di halaman 1dari 6

pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak akibat

hospitalisasi pada anak usia pra sekolah diruang anak RSUD pringsewu

Disusun oleh
Nama : novi tri lestari
Npm : 142012015031

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes )


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak mengalami
perubahan dari keadaan sehat dan rutinitas lingkungan serta mekanisme
koping yang terbatas dalam menghadapi stressor. Stressor utama dalam
hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri
(Wong, 2009).
Hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana
maupun darurat yang mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan beberapa perubahan
pada psikis anak (Winarsih, 2012).
Menurut Child Health USA (2010) penyakit sistem pernapasan
merupakan mayoritas penyakit yang menyebabkan hospitalisasi pada anak
berusia kurang dari 5 tahun, sedangkan penyakit sistem pernapasan, masalah
kesehatan mental, cedera dan gangguan gastrointestinal menyebabkan lebih
banyak hospitalisasi pada anak yang lebih tua. Penelitian yang dilakukan oleh
psikolog dalam 30 tahun terakhir, menyebutkan bahwa 10-30% dari anakanak
dengan hospitalisasi menderita gangguan psikologi dan 90% anak-anak
merasa kecewa dan putus asa karena dirawat di rumah sakit. The National
Centre for Health Statistic memperkirakan bahwa 3-5 juta anak dibawah usia
15 tahun menjalani hospitalisasi setiap tahun. Saat anak-anak dirawat di
rumah sakit, mereka cenderung merasa ditinggalkan oleh keluarganya dan
merasa dalam lingkungan yang asing (Terri K & Susan C, 2015).
Di Indonesia jumlah anak usia prasekolah (3-5 tahun) berdasarkan
Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010 sebesar 72% dari jumlah
total penduduk Indonesia. Angka kesakitan anak di Indonesia yang dirawat di
rumah sakit cukup tinggi yaitu sekitar 35 per 100 anak, yang ditunjukkan
dengan selalu penuhnya ruangan anak baik rumah sakit pemerintah maupun
rumah sakit swasta (Terri K & Susan C, 2015).
Di rumah sakit anak akan menghadapi lingkungan yang asing, petugas
(dokter dan perawat) yang tidak dikenal dan gangguan terhadap gaya hidup
mereka. Mereka terkadang harus menjalani prosedur yang tidak
menyenangkan dan menimbulkan rasa nyeri ketika (disuntik, diinfus dan
sebagainya). Bagi seorang anak, keadaan sakit dan hospitalisasi menimbulkan
stress bagi kehidupannya. Anak sering menjadi tidak kooperatif terhadap
perawatan dan pengobatan di rumah sakit, anak menjadi sulit / menolak untuk
didekati oleh petugas apalagi berinteraksi. Mereka akan menunjukkan sikap
marah, menolak makan, menangis, berteriak-teriak, bahkan berontak saat
melihat perawat atau dokter datang menghampirinya. Mereka beranggapan
bahwa kedatangan petugas hanya akan menyakiti mereka. Keadaan ini akan
dapat menghambat dan dapat menyulitkan proses pengobatan dan perawatan
terhadap anak yang sakit (Adriana, D, 2013).
Sesuai dengan usia, tingkat kognitif dan tingkat perkembangan anak
akan mempengaruhi persepsi mereka tentang peristiwa yang aktual, hal ini
pada akhirnya akan mempengaruhi reaksinya terhadap penyakit dan
hospitalisasi (Terri K & Susan C, 2015).Perkembangan kognitif anak usia pra
sekolah adalah pada praoperasional dimana anak mulai memahami dari
pengalaman yang dialami. Perkembangan psikososial pada fase inisiatif, anak
mempunyai inisiatif untuk melakukan suatu kegiatan yang memuaskan bagi
mereka. Apabila anak dirawat perkembangan ini tidak bisa dilalui secara
baik, anak merasa bahwa sakit dan dirawat merupakan bentuk hukuman bagi
anak karena perkembangan moral diorientasikan pada hukuman dan
kepatuhan (Wong dkk, 2007).
Kecemasan menurut Kholil Lur Rochman (2010) merupakan suatu
perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan
sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau
tidak adanya rasa aman. Fenomena perpisahan dan pengalaman anak yang
dirawat inap menunjukkan bahwa pada saat anak dirawat di rumah sakit akan
mengalami perubahan status emosional, begitu juga pada orang tua. Anak
yang dirawat dirawat di rumah sakit akan mengalami regresi. Bentuk regresi
tersebut tercermin dalam keinginan untuk dekat dengan orang tua, menangis,
merintih, menghisap ibu jari atau lebih serius adalah penolakan untuk makan
dan anak menjadi berlebihan dalam melakukan aktivitas (Bernard & Wilson,
2009).
Menurut Perkin dkk (2013), masa hospitalisasi pada anak usia
prasekolah dapat menyebabkan Post Traumatic Stress Disorder (PSTD) yang
dapat menyebabkan trauma hospitalisasi berkepanjangan bahkan setelah anak
beranjak dewasa. Berbagai dampak kecemasan akibat hospitalisasi yang
dialami anak usia prasekolah, akan beresiko mengganggu tumbuh kembang
anak dan berdampak pada proses penyembuhan. Kecemasan yang teratasi
dengan cepat dan baik akan membuat anak lebih nyaman dan lebih kooperatif
dengan tenaga medis sehingga tidak menghambat proses perawatan (Wong,
2008).
Permasalahan lain ketika anak harus menjalani perawatan di rumah
sakit adalah terganggunya kebutuhan bermain pada anak. Hal ini disebabkan
karena dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia
3-5 tahun (Wong, 2009). Menurut Katinawati dkk (2012) dalam penelitiannya
mengenai pengaruh terapi bermain dalam menurunkan kecemasan pada anak
usia prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami hospitalisasi menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian terapi bermain dengan
penurunan kecemasan anak akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi & Deswita (2013), terapi
bermain mewarnai gambar pada anak usia prasekolah lebih baik dalam
menurunkan skor kecemasan dibandingkan dengan bermain puzzle.
Berdasarkan dari data diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Akibat Hospitalisasi
Pada Anak Usia Prasekolah di ruang anak rumah sakit umum daerah pringsewu,lampung
.”

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat dibuat
rumusan masalah yaitu “Adakah pengaruh terapi bermain terhadap tingkat
kecemasan anak akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di ruang anak rumah sakit umum
daerah pringsewu,lampung?”

Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh terapi bermain dan peran serta orang tua
terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah.
 Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kecemasan anak usia prasekolah sebelum diberikan
perlakuan terapi bermain di ruang anak RSUD pringsewu,lampung.
b. Mengetahui tingkat kecemasan anak usia prasekolah sesudah dilakukan
perlakuan terapi bermain di bangsal Melati RSUD pringsewu,lampung
c. Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan anak usia prasekolah
sebelum dan sesudah intervensi terapi bermain.

Ruang lingkup penelitian


Agar menjaga penelitian ini tidak menyimpang ,maka masalah dalam penelitian ini di
batasi yaitu “pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak akibat hospitalisasi pada
anak usia pra sekolah” dimana sasaran dari penelitian ini adalah anak-anak usia prasekolah
diruang anak rumah sakit umum daerah pringsewu,lampung”
Manfaat Penelitian
 Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu (Teoritik)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mengenai cara penanganan kecemasan akibat hospitalisasi
pada anak usia prasekolah.

 Manfaat Bagi Praktisi


a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan,
kreativitas dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan keperawatan
anak khususnya pada anak yang mengalami hospitalisasi.
b. Bagi Rumah Sakit dan Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi perawat
berkaitan dengan jadwal terapi bermain yang dibuat untuk anak
prasekolah yang menjalani hospitalisasi.
c.Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan data dasar
dalam penelitian selanjutnya, menjadi bahan referensi, menambah
informasi dan menambah studi literatur mahasiswa mengenai tehnik
terapi bermain terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah
yang dirawat di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai