Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN TENTANG KEHAMILAN PLASENTA PREVIA

OLEH :
JELITA
201902022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN 2021
Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim,
sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir, plasenta
previa dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.
Plasenta adalah organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ ini berfungsi
menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, serta membuang limbah dari janin.
Normalnya, plasenta memang berada di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan,
namun seiring pertambahan usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta akan bergerak
ke atas. Pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari bawah rahim hingga
mendekati waktu persalinan.
Gejala Plasenta Previa
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester
kedua atau di awal trimester ketiga kehamilan. Perdarahan bisa banyak atau sedikit, dan akan
berulang dalam beberapa hari. Tak jarang pula kondisi ini dianggap menstruasi saat hamil.
Perdarahan tersebut juga dapat muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan
kontraksi atau kram perut.

Penyebab dan Faktor Risiko Plasenta Previa


Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang
diduga dapat membuat ibu hamil lebih berisiko menderita kondisi ini, yaitu
a. Berusia 35 tahun atau lebih.
b. Merokok saat hamil atau menyalahgunakan kokain.
c. Memiliki bentuk rahim yang tidak normal.
d. Bukan kehamilan pertama.
e. Kehamilan sebelumnya juga mengalami plasenta previa.
f. Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang.
g. Hamil bayi kembar.
h. Pernah keguguran.
i. Pernah menjalani operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom, atau operasi
caesar.

Diagnosis Plasenta Previa

Dokter dapat menduga ibu hamil mengalami plasenta previa jika terjadi perdarahan di
trimester kedua atau ketiga kehamilan. Namun untuk memastikannya, dokter akan melakukan
sejumlah pemeriksaan berikut:

a. USG transvaginal

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam vagina untuk
melihat kondisi vagina dan rahim. Pemeriksaan ini adalah metode paling akurat untuk
menentukan letak plasenta.

b. USG panggul
Prosedur ini sama dengan USG transvaginal, tetapi alat hanya ditempelkan pada
dinding perut, guna melihat kondisi di dalam rahim.

c. MRI (magnetic resonance imaging)

Prosedur ini digunakan untuk membantu dokter melihat dengan jelas posisi plasenta.

Pengobatan Plasenta Previa

Pengobatan plasenta previa bertujuan untuk mencegah perdarahan. Penanganan yang


akan diberikan oleh dokter tergantung kepada kondisi kesehatan ibu dan janin, usia
kandungan, posisi ari-ari, dan tingkat keparahan perdarahan.

Pada ibu hamil yang tidak mengalami perdarahan atau hanya mengalami perdarahan
ringan, biasanya dokter akan memperbolehkan ibu hamil melakukan perawatan secara
mandiri di rumah, yang berupa:

a. Banyak berbaring

b. Menghindari olahraga

c. Menghindari hubungan intim

Bila ibu hamil mengalami perdarahan hebat apalagi berulang, dokter kandungan
akan menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya melalui operasi caesar. Namun
jika usia kandungannya kurang dari 36 minggu, ibu hamil akan diberikan suntikan
obat kortikosteroid terlebih dahulu untuk mempercepat pematangan paru-paru
janin. Bila perlu, ibu hamil juga akan diberikan transfusi darah untuk mengganti
darah yang hilang.

Ibu hamil yang mengalami plasenta previa sebenarnya masih dapat melahirkan
normal, asalkan letak plasenta tidak menutupi jalan lahir atau hanya menutupi
sebagian. Tetapi jika plasenta menutupi seluruh jalan lahir, dokter akan
menyarankan operasi caesar.

Komplikasi Plasenta Previa

Plasenta previa bisa berbahaya, baik bagi ibu maupun janin. Pada ibu, plasenta
previa dapat menyebabkan komplikasi berupa:

a. Syok
Syok terjadi akibat perdarahan berat ketika proses persalinan.

b. Penggumpalan darah

Komplikasi ini terjadi akibat perawatan di rumah sakit yang membuat ibu terlalu
lama berbaring, sehingga darah lebih mudah

Sedangkan pada janin, komplikasi yang dapat terjadi akibat plasenta previa
adalah:

a. Kelahiran prematur

Bila perdarahan terus berlangsung, bayi harus segera dilahirkan dengan operasi
caesar, meskipun belum cukup bulan.

b. Asfiksia janin

Kondisi ini terjadi ketika janin tidak mendapat cukup oksigen saat di dalam
kandungan.
DAFTAR PUSTAKA

Abduljabbar, et al. (2016). Placenta Previa. Saudi Medical Journal, 37(7), pp. 762-
766.

Aydin, et al. (2016). Risk Factors of Placenta Previa: A Population Based Study
and the Review of the Literature. Medicine Science, 5(4), pp. 941-944.

Oppenheimer, et al. (2007). Diagnosis and Management of Placenta Previa.


Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada, 29(3), 261-266.

American Pregnancy Association (2017). Placenta Previa.

NIH (2018). MedlinePlus. Placenta Previa.

Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Placenta Previa.

Nall, R. Healthline (2018). Asphyxia Neonatorum.

Johnson, S. Healthline (2016). Low-Lying Placenta (Placenta Previa)

Payne, J. Patient (2015). Placenta Praevia.

Anda mungkin juga menyukai