Anda di halaman 1dari 22

MANFAAT MENYUSUI (ASI) BAGI NEGARA

Dosen Pengampu:

Edy Sukiarko, SKM, M.Si.

Disusun Oleh:

Apriliani Kartika Putri (P1337420520026) Dhevia rachma danisya (P1337420520042)

Dina Septi Wulandari (P1337420520028) Putri Seftin Maulina (P1337420520044)

Enggar Saraswati (P1337420520031) Annisa Ariningtyas (P1337420520046)

Siti Zubaidah (P1337420520034) Andika Wahid Rakanata (P1337420520048)

Wulan Suci (P1337420520036) Wiwit Nakhiyah (P1337420520050)

Lisa Rahmawati (P1337420520038) Erika Aprilliya (P1337420520051)


Dimas Agung Prayoga (P1337420520040)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN MAGELANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan pikirannya.

Makalah “Manfaat Menyusui (Asi) Bagi Negara” disusun guna memenuhi


tugas dari Bapak Edy Sukiarko, SKM, M.Si pada mata kuliah Gizi dan Diet di
Prodi D III Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan Masalah.............................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
A. Definisi ASI..................................................................................................7
B. Jenis ASI.......................................................................................................7
C. Pengertian Menyusui.....................................................................................8
D. Kandungan Dalam ASI.................................................................................9
E. Cara Menyusui Bayi....................................................................................12
F. Apakah Boleh Seorang Ibu Yang Terkonfirmasi Positif Covid-19
Memberikan ASI Untuk Bayinya?.....................................................................15
G. Manfaat ASI Untuk Negara..........................................................................17
BAB III..................................................................................................................19
KESIMPULAN & SARAN.................................................................................19
Kesimpulan.......................................................................................................19
Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ASI dapat diartikan sebagai makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening
berwarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk kesehatan karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit (Depkes RI, 2005). ASI berfungsi
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan
serangan penyakit. ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.
Dianjurkan setiap ibu hanya memberikan ASI (eksklusif) sampai bayi berumur 6
bulan.

Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan


kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air susu
Ibu (ASI) kepada bayi. ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi, sebab
ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi
dalam susunan yang diperlukan. Pedoman internasional yang menganjurkan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah
tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan
perkembangannya. ASI memberikan semua energi dan gizi (nutrisi) yang
dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahirannya. Pemberian
ASI eksklusif dapat mengurangi tingkat kematian bayi yang dikarenakan berbagai
penyakit yang 2 menimpanya serta mempercepat pemulihan bila sakit dan
membantu menjarangkan kelahiran. Aktivitas menyusui bayi seringkali menemui
berbagai kendala. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian.

ASI eksklusif adalah ibu yang bekerja di luar rumah, sehingga tidak dapat
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Faktor ini terkait
kurangnya pengetahuan ibu. Sesungguhnya, ibu yang bekerja tetap bisa

4
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan. Bahkan, ibu yang
bekerja tidak memerlukan tambahan waktu setelah memperoleh cuti hamil 3
bulan. Ibu yang bekerja dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dengan
cara memeras ASI, dan memberikannya kepada bayi saat ibu bekerja. Pekerjaan
seringkali menjadi alasan yang membuat seorang ibu berhenti menyusui.
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang
bekerja. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusui bayi
sebelum ibu bekerja dan menyimpan ASI di lemari pendingin kemudian dapat
diberikan pada bayi saat ibu bekerja. Rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan
masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi mengakibatkan program
pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal. Rendahnya tingkat
pemahaman tentang pemberian ASI eksklusif dikarenakan kurangnya informasi
atau pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi
dan manfaat yang terkandung dalam ASI. Seorang ibu yang memiliki pendidikan
yang lebih tinggi kemungkinan pengetahuan dan wawasannya pun akan semakin 3
luas, termasuk juga pengetahuan dan wawasan dalam masalah pemenuhan gizi
yang baik bagi bayi atau balitanya.

Pemberian ASI eksklusif cenderung menurun di berbagai negara


berkembang termasuk Indonesia, menurut data dari SKDI (Survei Kesehatan dan
Demografi Indonesia) tahun 2002-2003 cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada
bayi usia 4-5 bulan sebesar 14%, lebih rendah dibandingkan dengan target
cakupan ASI eksklusif di Indonesia sebesar 80%. Berbagai kendala yang
menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif diantaranya ibu bekerja,
pengetahuan ibu, budaya di masyarakat dan kurang informatifnya petugas
kesehatan dalam mempromosikan ASI.

5
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ASI?
2. Apa pengertian menyusui?
3. Apa saja kandungan yang ada dalam ASI?
4. Bagaimana cara menyusui yang baik dan benar?
5. Apakah boleh seorang ibu yang terkonfirmasi positif covid-19
memberikan ASI untuk bayinya?
6. Apa sajakah manfaat menyusui (ASI) bagi Negara ?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dan manfaat dalam pembuatan kertas ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui seluk beluk tentang ASI.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terkandung dalam
ASI.
3. Untuk mengetahui manfaat atau keunggulan dari ASI.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara
ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi
yang diproduksi sejak masa kehamilan (Wiji, 2013). ASI merupakan makanan
yang sempurna dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6 bulan karena
mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015). ASI
berdasarkan definisi diatas adalah sumber makanan bagi bayi yang diproduksi
oleh kelenjar payudara ibu yang mengandung unsur gizi lengkap untuk memenuhi
kebutuhan bayi secara optimal.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI dari ibu terhadap bayinya yang
diberikan tanpa minuman atau makanan lainnya termasuk air putih atau vitamin
tambahan lainnya (Widuri, 2013). Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya
diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan baik berupa cairan
seperti susu formula, madu, air teh, dan air putih, maupun berupa makanan padat
seperti pisang, nasi yang dilembutkan, bubur nasi, tim, biscuit, dan lain
sebagainya (Suryoprajogo, 2009). Pemberian ASI eksklusif dapat diberikan secara
langsung maupun tidak langsung. Pemberian ASI secara langsung yaitu dengan
cara menyusui, sedangkan pemberian ASI tidak langsung dilakukan dengan cara
memerah atau memompa ASI, menyimpannya, untuk kemudian diberikan kepada
bayi (Suryoprajogo, 2009). Pemberian ASI berdasarkan pengertian diatas, ibu
dikatakan memberikan ASI eksklusif apabila bayi hanya diberikan ASI selama
usia 0-6 bulan, sedangkan ibu dikatakan memberikan ASI tidak eksklusif apabila
bayi diberikan makanan atau minuman tambahan lainnya pada usia 0-6 bulan.

B. Jenis ASI
ASI yang dihasilkan oleh ibu memiliki jenis dan kandungan yang berbeda
beda, terdapat 3 jenis ASI yang diproduksi oleh ibu.

a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan kekuning-kuningan yang diproduksi pada
hari pertama hingga keempat dengan kandungan protein dan zat antiinfeksi
yang tinggi serta berfungsi sebagai pemenuhan gizi dan proteksi bayi baru
lahir (Astutik, 2014)

7
b. Transitional milk (ASI peralihan)
ASI peralihan adalah air susu ibu yang keluar setelah kolostrum. ASI
peralihan diproduksi 8-20 hari dengan kadar lemak, laktosa, dan vitamin
larut air yang lebih tinggi, dan kadar protein, mineral lebih rendah (Widuri,
2013)
c. Mature milk (ASI matang)
ASI matang adalah air susu ibu yang dihasilkan sekitar 21 hari setelah
melahirkan dengan kandungan sekitar 90% air untuk hidrasi bayi dan
10% karbohidrat, protein, dan lemak untuk perkembangan bayi
(Widuri, 2013). ASI matamg memiliki dua tipe yaitu foremilk dan
hindmilk. Foremilk diproduksi pada awal menyusui dengan kandungan
tinggi protein, laktosa dan nutrisi lainnya namun rendah lemak, serta
komposisi lebih encer. Sedangkan hindmilk diproduksi menjelang akhir
menyusui dengan kandungan tinggi lemak (Astutik, 2014).

C. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak
lahir sampai berusia 2 tahun. Menyusui merupakan suatu proses alamiah
manusia dalam mempertahankan dan melanjutkan kelangsungan hidup
keturunannya. Organ tubuh yang ada pada seorang wanita menjadi sumber
utama kehidupan untuk menghasilkan ASI yang merupakan sumber makanan
bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Jika
bayi diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa menambahkan dan
mengganti dengan makanan atau minuman lainnya merupakan proses
menyusui eksklusif. ASI eksklusif selama 6 bulan merupakan program
international yang ditetapkan WHO sejak tahun 2001. Untuk mensukseskan
program menyusui, dikeluarkan kebijakan yang disebut “sepuluh langkah
menyusui Pemerintah Indonesia memberikan dukungan terhadap program
tersebut dengan mengeluarkan Kepmenkes No 45 tahun 2004 tentang
pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia. Menurut WHO
(2010), menyusui eksklusif dapat melindungi bayi dan anak terhadap

8
penyakit berbahaya dan mempererat ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu
dan anak. Proses menyusui secara alami akan membuat bayi mendapatkan
asupan gizi yang cukup dan limpahan kasih sayang yang berguna untuk
perkembangannya (Hidajati, 2012).
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan
mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh
kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat
terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun berikutnya (Varney, 2004).
Menyusui merupakan suatu pengetahuan yang sudah ada sejak lama yang
mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kehidupan manusia
(Astuti, 2013).

D. Kandungan Dalam Asi


Kolostrum adalah ASI yang diproduksi segera setelah bayi lahir,
meskipun kadang dapat juga diproduksi lebih awal, yaitu pada akhir masa
kehamilan. Kolostrum dapat berwarna kuning, oranye atau putih, bertekstur
kental dan lengket. Kolostrum kaya akan nutrisi, di antaranya:
1. Protein.
2. Vitamin A.
3. Nitrogen.
4. Garam.
5. Sel darah putih.
6. Beberapa antibodi tertentu.

Meski hanya beberapa tetes, kandungan ASI pertama yang sering disebut
sebagai imunisasi pertama bayi ini, juga memiliki kadar gula dan lemak yang
lebih rendah daripada ASI yang dihasilkan kemudian.

Selain itu, kolostrum membantu proses keluarnya mekonium, dengan


berperan sebagai cairan pencahar alami. Mekonium adalah tinja yang
terakumulasi sebelum bayi lahir. Bayi baru lahir perlu mengeluarkan
mekonium untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit kuning. Dilihat dari

9
kandungannya yang sarat nutrisi penting, ASI disebut-sebut dapat
mengurangi risiko bayi terkena penyakit tertentu, seperti diare, ISPA,
pneumonia, asma, obesitas, dan diabetes.

Hal yang menakjubkan dari kandungan ASI adalah bahwa karakteristik


cairan ini dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan bayi. Kandungan ASI
pada ibu yang melahirkan bayi pada usia kehamilan normal (cukup bulan)
akan berbeda dengan kandungan ASI pada ibu yang melahirkan bayi
prematur. Seiring waktu, kandungan ASI juga berubah sesuai pertambahan
usia bayi. Nutrisinya akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada tiap tahap
tumbuh kembangnya.

Kandungan ASI yang dikeluarkan di awal setiap sesi menyusui, kaya


akan air dan laktosa. Sedangkan di akhir sesi menyusui, kandungan ASI akan
didominasi oleh kalori dan lemak. ASI juga mengandung sel darah putih, dan
zat yang membentuk kekebalan tubuh bayi seperti imunoglobulin dan
lysozim, dengan komposisi yang dapat berubah sesuai usia dan kebutuhan
bayi. Berikut beberapa komponen yang terdapat dalam kandungan ASI
adalah:

1. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berupa laktosa yang membantu mengurangi


kadar bakteri buruk pada perut. Nutrisi ini juga membantu penyerapan
magnesium, fosfor, dan kalsium.

2. Protein

Protein pada ASI umumnya terdiri dari protein whey sebanyak 60


persen dan kasein 40persen. Kedua kadar tersebut perlu diseimbangkan
agar dapat lebih mudah diserap tubuh dan memiliki efek perlindungan
terhadap infeksi. Sedangkan protein dalam susu formula lebih banyak
mengandung kasein, sehingga lebih susah dicerna. Secara spesifik, protein
di dalam ASI terdiri dari:

10
 IgA, IgG, dan IgM sekretorik

Ketiganya merupakan jenis antibodi yang berperan melindungi


tubuh dari bakteri dan virus, serta mencegah alergi.

 Lysozim

Lysozim berperan sebagai enzim yang melindungi tubuh dari


bakteri buruk Salmonella dan Coli.

 Laktoferin

Laktoferin berperan menghambat perkembangan bakteri yang


bergantung pada zat besi di saluran pencernaan.

 Faktor bifidus

Berperan mendukung perkembangan laktobasilus yang


melindungi tubuh dari bakteri berbahaya.

1. Lemak

Lemak adalah bahan yang penting untuk mendukung proses


penyerapan vitamin tertentu, dan sumber utama kalori. Lemak juga yang
berperan mendukung perkembangan otak, sistem saraf, serta retina.

2. Vitamin

Vitamin yang terkandung dalam ASI di antaranya A, D, E, K, C,


niasin, dan riboflavin yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan
bayi.

3. Mineral

Ada beragam mineral yang terkandung di dalam ASI, seperti zat besi,
zinc, kalsium, natrium, magnesium, selenium, dan klorida. Mineral ini
memiliki peran penting dalam menunjang tumbuh kembang bayi,

11
memperkuat tulang, otot, dan sarafnya, serta membantu penyerapan
nutrisi.

E. Cara Menyusui Bayi


Menyusui membutuhkan pengetahuan tentang keterampilan, posisi, serta
teknik yang benar dan aman. Hal tersebut memang membutuhkan waktu dan
kesabaran. Kelelahan menjadi salah satu penyebab yang sering kali
mengakibatkan kegagalan pemberian ASI eksklusif. Selain itu, posisi dan
teknik menyusui juga menentukan keberhasilan dalam program menyusui.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda yang tengah menyusui mengetahui
posisi dan teknik yang benar sehingga bayi tetap nyaman selama menyusui
dan ASI yang diterima bayi pun dapat optimal.
Sebelum mulai menyusui, sebaiknya awali dengan suasana yang tenang
dan relaks. Posisikan diri dengan duduk di bangku yang nyaman atau dengan
menyangga lengan ibu dan bayi menggunakan bantal di satu sisi. Pastikan
untuk memosisikan kaki agak tinggi agar lebih nyaman dalam menyangga
bayi di pangkuan. Jangan lupa periksa popok bayi dan ganti bila perlu. Hal ini
dapat membantu menstimulasi bayi Anda untuk menyusui, terutama pada
bayi yang sedang mengantuk. Bila bayi sudah bangun dan siap untuk
menyusui, ganti popoknya saat pergantian menyusui ke payudara satu lagi.
Saat 24–48 jam pertama pasca lahir, bayi cenderung tidur. Usahakan untuk
menyusui setiap 1–3 jam pada 24 jam pertama, yang berarti 8–12 kali dalam
24 jam. Posisi menyusui yang nyaman dan aman untuk ibu dan bay Saat
menyusui, sangat penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan baik
ibu menyusui maupun sang bayi. Oleh karena itu, ketahui dan pelajari tiga
posisi ini.
1. Cradle position (tummy to tummy)
 Duduklah dalam posisi tegak dengan disangga bantal di punggung
atau duduk di tepi tempat tidur.

12
 Gendong bayi di lengan, posisikan bayi hingga perut bayi bertemu
dengan perut anda, lalu letakkan kepala bayi di siku. Telinga, bahu,
dan pinggul bayi dalam posisi satu garis lurus.
 Posisikan lengan bawah bayi keluar, dan letakkan mulut bayi dekat
dengan payudara.
 Sangga payudara dengan jari-jari tangan pada tangan yang bebas, lalu
letakkan jempol dengan ringan di bagian atas puting payudara.
 Angkat payudara perlahan dan posisikan puting payudara ke bibir
bawah bayi. Karena refleks mencari (rooting reflex) pada bayi, bayi
akan membuka mulutnya.
 Tarik bayi perlahan ke arah payudara saat mulut bayi membuka.
Jangan bersandar pada bayi Anda. Pastikan punggung Anda tetap
tegak dan tarik bayi ke arah payudara.
 Posisi menyusui yang benar adalah: seluruh puting payudara ada di
tengah mulut bayi. Saat bayi mengisap, gusi bayi harus menyentuh
seluruh puting dan lidah bayi berada di atas gusi bawah bayi. Pastikan
bayi tidak hanya mengisap ujung puting payudara.
 Posisikan bayi agar tetap dekat dengan Anda. Pastikan juga hidung
bayi tidak tertutup payudara Anda.
 Bila bayi sudah mulai mengisap, pastikan bahu Anda tetap relaks dan
terus dekap bayi dalam pelukan
2. Football hold
 Posisi ini sesuai dengan Anda yang menjalani operasi sesar,
berpayudara besar, atau memiliki inverted nipples. Posisi ini juga baik
dilakukan pada bayi yang aktif atau bayi yang kesulitan mencapai
puting payudara.
 Duduklah dalam posisi nyaman di kursi atau tempat tidur. Letakkan
bantal di samping Anda, samakan level dengan payudara dan
punggung belakang.

13
 Posisikan bayi secara terlentang sama derajat dengan payudara, lalu
sangga dengan lengan dan bantal.
 Dekap bayi, gunakan tangan untuk menyangga kepala dan lehernya,
kemudian dekatkan bayi dengan tubuh Anda. Kaki bayi sebaiknya
lurus ke arah punggung ibu sedangkan muka bayi menghadap ke ibu
(seolah-olah sedang memegang bola football atau rugbi).
 Dengan tangan ibu yang bebas, pegang payudara di antara jempol dan
jari lain. Posisikan puting payudara ke bibir atas bayi untuk memicu
rooting reflex bayi agar bayi membuka mulutnya. Awalnya proses ini
bisa makan waktu selama beberapa menit dan membutuhkan
kesabaran.
3. Side-lying position
 Teknik menyusui ini dapat dilakukan pada ibu pascaoperasi sesar
yang masih dalam pengaruh anestesi spinal. Posisi ini nyaman untuk
ibu dan bayi, bahkan terkadang ibu dan bayi tertidur bersama pada
posisi menyusui ini.
 Berbaringlah pada satu sisi pada permukaan yang datar, letakkan
bantal di kepala dan bahu -Anda untuk menyangga badan. Payudara
yang akan diberikan ke bayi dalam posisi menyentuh tempat tidur.
Terkadang, selama menyusui dalam posisi ini, Anda akan cenderung
berubah posisi menjadi terlentang sehingga puting payudara tertarik
keluar saat menyusui. Untuk mencegah terjadinya hal ini, letakkan
bantal di punggung ibu sebagai sandaran.
 Letakkan bayi di sisi Anda, dengan kepala bayi diarahkan menghadap
Anda. Kemudian letakkan bantal bayi untuk memberikan sandaran
pada bayi.
 Pastikan telinga bayi berada pada posisi segaris dengan bahunya.
Posisikan bayi agar hidungnya tidak tertutup selama menyusui.
 Selain mengetahui tiga teknik di atas, ibu menyusui juga harus
memperhatikan posisi mulut bayi saat menyusui yang benar (latch on)

14
untuk menghindari terjadinya lecet pada payudara. Posisi pelekatan
yang benar adalah:
a. Pada dagu: pastikan dagu bayi menempel pada payudara.
b. Pada areola: pastikan bahwa yang masuk ke dalam mulut bayi
adalah puting dan sebagian besar areola (sekitar 2 cm), bukan
hanya puting.
c. Pada bibir: pastikan bahwa baik bibir atas maupun bibir bawah
bayi terputar keluar (memble) dan tidak terlipat ke dalam
ataupun berbentuk monyong.
d. Pada mulut: pastikan bahwa mulut bayi terbuka lebar dan
menempel pada payudara Anda.

F. Apakah Boleh Seorang Ibu Yang Terkonfirmasi Positif Covid-19


Memberikan Asi Untuk Bayinya?
Apakah boleh seorang ibu yang terkonfirmasi positif covid-19
memberikan asi untuk bayinya? Boleh, ibu yang sedang terpapar covid-19
ataupun sedang isolasi mandiri dianjurkan tetap memberikan asi kepada bayi.
Sebab asi mengandung nutrisi utama yang sangat berperan dalam tumbuh
kembang anak, serta meningkatkan daya tahan tubuh guna melindungi dari
berbagai macam penyakit, termasuk covid-19. (Pranita, 2021)

Tips aman menyusui bila ibu positif covid-19

1. Tetap menyusui dengan menjaga kebersihan


Sejauh ini Sejauh ini, virus tersebut belum ditemukan dalam ASI.
Oleh sebab itu, semua ibu menyusui tetap disarankan untuk menyusui
dengan tetap memperhatikan kebersihan yang baik. Misalnya, memakai
masker saat menyusui, cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
menyentuh bayi, lalu bersihkan dan disinfeksi permukaan secara teratur.

2. Tetap menyusui jika terpapar virus

15
Ibu yang terpapar Covid-19 sesaat sebelum melahirkan dan mulai
menyusui, atau mereka yang terinfeksi saat menyusui, akan
menghasilkan faktor kekebalan (antibodi) dalam ASI untuk melindungi
bayinya dan meningkatkan respons kekebalan bayi itu sendiri. Artinya,
terus menyusui adalah cara terbaik untuk melawan virus dan
melindungi bayi Anda. Namun, jika ibu jatuh sakit dengan gejala
demam, batuk atau kesulitan bernapas, dia harus mencari perawatan
medis dan mengikuti instruksi dari penyedia layanan kesehatan.

3. Gunakan cangkir dan sendok

Jika kondisi ibu terlalu sakit untuk menyusui, memompa ASI dan
meminta anggota keluarga lain yang tidak terinfeksi untuk memberikan
pada bayi bisa dijadikan solusi. Gunakan cangkir dan sendok yang
bersih untuk memberikan ASI pada bayi. Selain itu, tetap gunakan
masker dan mencuci tangan setiap saat untuk menjaga bayi tetap sehat
dan aman.

4. Hati-hati dalam memberikan susu formula

Memberi ASI adalah cara terbaik untuk memberi asupan yang


ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Namun,
ada kasus di mana seorang ibu tidak dapat menyusui atau memutuskan
untuk tidak menyusui. Jika hal ini terjadi, memberi susu formula
melalui botol pun menjadi pilihan banyak ibu. Namun perlu diingat
bahwa sangat penting untuk memberi asupan pada bayi sesuai dengan
petunjuk. Selain itu, memperhatikan kebersihan pada wadah yang
digunakan juga sangat penting. Sebelum memberikan pada bayi,
sebaiknya cuci botol, dot, dan peralatan lain secara menyeluruh.

Tips aman menyusui bila ibu positif Covid-19 untuk mencegah


penularan infeksi

16
 Pertama, upayakan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dengan
air mengalir sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.

 Kedua, rutinlah untuk membersihkan benda-benda yang disentuh ibu


dengan disinfektan.

 Ketiga, gunakan masker dengan rapat untuk menutupi hidung, muut dan
dagu.

 Keempat, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut ketika menyusui


bayi. (Pranita, 2021)

Berdasarkan research letter pada 26 Maret 2020 menyebutkan dari 6 ibu


yang terkonfirmasi covid-19, SARS Cov-19 tidak terdeteksi di serum/swab
tenggorok bayinya. Selain itu, konsentrasi IgG meningkat pada lima bayi
(IgG transmisi pasif melalui plasenta). Sementara itu berdasarkan situs
medRxiv, 80% dari 15 sampel ASI yang diperah pada hari ke 14-30 setelah
ibu bebas dari gejala Covid-19 menunjukkan peningkatan kadar IgA anti-
SARS Cov-2. Selain itu, ada respon imun SARS Cov-2 slgA dominan yang
kuat dalam ASI setelah infeksi pada sebagian besar individu, dan bahwa studi
komprehensif terhadap respon ini sangat diperlukan. Covid-19 tidak menular
ke ASI. Sebaliknya, di dalam ASI ibu terpapar covid mengandung antibodi
melawan covid-19. ASI mengandung faktor-faktor imunitas yang
meningkatkan tumbuh bayi, bahkan bayi dapat antibodi dari ibu.
(Siringoringo,2021)

G. Manfaat Asi Untuk Negara


1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Kandungan ASI yang berupa zat protektif dan nutrien di dalam
ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi, menjamin status gizi bayi
menjadi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.

17
2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Rawat gabung akan memperpendek lama perawatan ibu dan bayi
di rumah sakit, sehingga mengurangi subsidi/ biaya rumah sakit. Selain
itu, mengurangi infeksi nosokomial, mengurangi
komplikasi persalinan dan mengurangi biaya perawatan anak sakit di
rumah sakit.
3. Mengurangi devisa dalam pembelian susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Dengan
memberikan ASI maka dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar/
tahun yang seharusnya dipakai membeli susu formula.
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang mendapatkan ASI, tumbuh kembang secara optimal
sehingga akan menjamin kualitas generasi penerus bangsa.

18
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan
ASI adalah sumber makanan bagi bayi yang diproduksi oleh kelenjar
payudara ibu mengandung unsur gizi lengkap untuk memenuhi kebutuhan
bayi secara optimal. Ibu dikatakan memberikan ASI eksklusif apabila bayi
hanya diberikan ASI selama usia 0-6 bulan, sedangkan ibu dikatakan
memberikan ASI tidak eksklusif apabila bayi diberikan makanan / minuman
tambahan pada usia 0-6 bulan. Terdapat 3 jenis ASI yaitu kolostrum (ASI
pertama yang bewarna kuning), transitional milk (ASI peralihan yang keluar
setelah kolostrum 8-20 hari) & mature milk (ASI matang). Ada beberapa
kandungan ASI yaitu karbohidrat, protein (penting untuk imun ada IgA, IgG,
IgM, lysozim, laktoferin, faktor bifidus), lemak, vitamin (A,D, E, K, C) dan
mineral (zat besi, zinc, kalsium, natrium, magnesium, selenium & klorida).
Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak
lahir sampai berusia 2 tahun. Posisi nyaman menyusui ada tiga yaitu cradle
position (posisi tegak dengan disangga bantal di punggung atau duduk di tepi
tempat tidur), football hold (posisi nyaman di kursi / tempat tidur dengan
bantal di samping sejajar dengan payudara dan punggung belakang &
posisikan bayi secara terlentang searah dengan payudara, lalu sangga dengan
lengan dan bantal) dan slide-lying position (Berbaring pada permukaan yang
datar, letakkan bantal di kepala dan bahu untuk menyangga badan. Payudara
yang akan diberikan ke bayi dalam posisi menyentuh tempat tidur). Pastikan
juga saat menyusui tidak terjadi lecet pada payudara.
Tips aman menyusui saat ibu dinyatakan positif covid-19 yaitu upayakan
untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah kontak dengan bayi, rutinlah untuk membersihkan benda-benda
yang disentuh ibu dengan disinfektan, gunakan masker dengan rapat untuk

19
menutupi hidung, muut dan dagu & hindari menyentuh mata, hidung dan
mulut ketika menyusui bayi.
ASI bermanfaat bagi negara untuk menurunkan angka kesakitan &
kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa
dalam pembelian susu formula dan meningkatkan kualitas generasi penerus.
Oleh karena itu ASI sangatlah penting.

Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ana Aini “Air Susu Ibu” dengan alamat website http://repository.unimus.ac.id


yang diakses pada 8 September 2021.

“Konsep Dasar Menyusui 11 Maret 2019 “ dengan alamat website


https://stikessurabaya.ac.id/2019/03/11/konsep-dasar-menyusui/ yang
diakses 7 September 2021.

“Menyusui” Available dengan alamat website


http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-nurhidayah-5886-
2-bab2.pdf. Yang diakses 7 September 2021.

“Pengertian Menyusui” dengan alamat webbsite


http://scholar.unand.ac.id/17742/2/BAB%20I%20pdf.pdf yang diakses 7
September 2021.

Pranita, Ellyvon. 2021. “Ibu Terinfeksi Covid-19, Bolehkah Menyusui Bayinya?


Ini Kata Dokter”.
https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/04/090200823/ibu-terinfeksi-
covid-19-bolehkah-menyusui-bayinya-ini-kata-dokter?amp=1&page=2 yang
diakses 8 September 2021.

Rochmawati Lusa, 2009. “Manfaat Asi Untuk Negara. “ dengan alamat website
https://lusa.afkar.id/manfaat-asi-untuk-negara. yang di akses 9 September
2021.

Siringiringo, Lamgiat. 2021. “Ibu yang positif Covid-19 tetap bisa memberikan
ASI” dengan alamt website https://kesehatan.kontan.co.id/news/ibu-yang-
positif-covid-19-tetap-bisa-memberikan-asi yang diakses 9 September 2021.

21
Tim redaksi klik dokter “Posisi dan Teknik Menyusui yang Baik dan Benar”
dengan alamat website https://m.klikdokter.com/amp/3584648/posisi-dan-
teknik-menyusui-yang-benar-dan-aman yang diakses 8 September 2021.

Tim redaksi klik dokter “Keajaiban Kandungan ASI Melindungi Bayi dari
Penyakit” dengan alamat website https://www.alodokter.com/keajaiban-
kandungan-asi-melindungi-bayi-dari-penyakit yang diakses 8 September
2021.

22

Anda mungkin juga menyukai