Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kami mengankat masalah AIDS dalam Makalahini kami ingin mengetahui lebih jauh tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti yang kita ketahui
bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang
bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit
yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.

Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi
mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun
seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS.
Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru
dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya
mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu
menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.

Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian
dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan
hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah untuk mengkaji
dan mengetahui apa sebenarnya AIDS itu, mengapa AIDS perlu mendapat perhatian khusus,
serta bagaimana gejala-gejalanya. Selain itu kami Juga ingin mengetahui bagaimana
penularan AIDS, siapa saja yang kemungkinan besar bisa tertular AIDS, bagaimana keadaan
AIDS di Indonesia, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan AIDS.

MANFAAT PENELITIAN.

Adapun manfaat yang ingin kami capai adalah untuk memberikan informasi kepada para
pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan
demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja
menyebabkan penyakit AIDS. Meskipun informasi yang kami berikan melalui Makalah ini
hanya sebagian kecil dan mungkin masih mempunyai kekurangan, tetapi setidaknya isi dari
Makalah ini dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahui tentangh AIDS itu sendiri.

RUMUSAN MASALAH.

Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan bagaimana
masalah yang diteliti. Sesuai dengan judul makalah ini, yaitu bahaya AIDS dan cara
pencegahannya maka rumusan masalah adalah  :

“ Apakah bahaya AIDS dan bagaimana cara pencegahannya ”.

HIPOTES
Hipotesa berasal dari kata Hype artinya kurang, dan tesis artinya pendapat atau penelitian.
Jadi Hipotesa adalah suatu pendapat atau pernyataan yang masih bersifat sementara dan
kebenarannya harus dibuktikan lebih lanjut melalui penelitian (Jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang sudah ditetapkan).

Adapun Hipotesa dari makalah ini adalah orang yang selalu melakukan hubungan seksual
diluar nikah, lebih mudah terserang penyakit AIDS.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan Penelitian
adalah seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui, mengkaji, dan mengambil
fungsi dari sesuatu yang menjadi objek penelitian, yang sistimatis, terarah, dan mempunyai
tujuan. Jadi metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan,
mengetahui, mengkaji, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu hal yang menjadi
objek penelitian .

Dalam melakukan sesuatu penelitian, ada beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu
observasi, wawancara, metode study perpustakaan, analisis media massa ataupun melalui
pembagian angket. Adapun metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini
adalah :

Analisis Media Massa

Teknik analisa media massa termasuk metode pengumpulan data sekunder, yang dilakukan
dengan menganalisis media massa yang memuat uraian dan data-data yang erat kaitannya
dengan masalah yang diteliti.

Misalnya : Surat Kabar, majalah, dan sebagainya.

Metode Study Kepustakaan

Metode Study kepustakaan juga termasuk metode pengumpulan data sekunder dan hampir
sama dengan teknik analisis media massa. Melalui metode ini kita dapat memperoleh data
melalui buku-buku kepustakaan, karya-karya tulisan arsip-arsip, dan sebagainya.

Karena metode pengumpulan data yang kami gunakan adalah metode study perpustakaan dan
analisa media massa, maka data-data yang terdapat dalam makalah ini termasuk jenis data
SEKUNDER, yang diperoleh dari buku-buku, perpustakaan, majalah, surat kabar, dan
semacamnya. Meskipun dalam makalah ini terdapat data yang berbentuk angka, tetapi data-
data tersebut tidak termasuk data primer, karena angka tersebut kami peroleh dari buku-buku
perpustakaan dan media massa yang kami jadikan sumber pengambilan data.

BAB II

BAHAYA AIDS DAN CARA PENCEGAHANNYA

HIV DAN AIDS


HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia,
yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.

AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah  kumpulan gejala menurunnya gejala


kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

BAHAYA AIDS

Oarang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama
hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang
berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus
AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan
penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau
menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan.
Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan
penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

GEJALA-GEJALA AIDS

Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam
tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa
sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan.
Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :

 Berat badan turun dengan drastis.


 Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
 Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
 Mencret atau diare yang berkepanjangan.
 Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI
SARKOM).
 Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
 Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.

Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-
kelamaan akan berakhir dengan kematian.

PENULARAN AIDS

Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu
mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara –
cara seperti di bawah ini :

 Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
 Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
 Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
 Makan dan minum.
 Gigitan nyamuk dan serangga lain.
 Sama-sama berenang di kolam renang

Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS dapat terjadi melalui cara-cara sbb :

 melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV


 Transfusi darah yang mengandung virus HIV
 Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang
mengidap virus AIDS
 Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS
kepada janin yang dikandungnya.

KELOMPOK YANG MEMPUNYAI RESIKO TINGGI TERTULAR AIDS

 Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria
tuna susila dan pelanggannya.
 Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan
hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan
sesama wanita ), Waria dan mucikari.
 Penerima transfusi darah
 Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
 Pecandu narkotika suntikan.
 Pasangan dari pengidap AIDS

CARA PENCEGAHAN AIDS

 Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu
orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
 Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
 Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan
hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
 Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
 Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi
kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu
melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang
berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak
maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat
mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang
bisa menimbulkan virus AIDS.

USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDS

Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi
pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV,
serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan
tepat waktu.

Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van Couver” di
Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi.
Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk
mendapat izin. Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya lebih
mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di
tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk
kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling
sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang tidak kalah
penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-
ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar
penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat hendaknya jangan
menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya memberi dorongan
atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisamenumbuhkan rasa percaya
diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak putus asa dalam menjalani
hidupnya.

Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat
dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

MISTERI PENDEMI HIV/AIDS DIDUNIA

WHO ( World Healty Organisation)

WHO melaporkan bahwa sejak pertengahan 1995, jumlah komulatif penderita AIDS
sebanyak 20 juta. 18,5 juta orang dewasa dengan separuhnya adalah kaum wanita, dan 1,5
juta adalah anak-anak. 50% dari penderita AIDS adalah kaum remaja /kaum muda dalam
kelompok berusia 15-24 tahun.

Sejak 1 Januari 1996 WHA melaporkan jumlah penderita AIDS sebanyak 41 juta HIV/AIDS
didunia. Dengan 35,4 juta remaja dan dewasa, 15,5 jutawanita, dan 5,6 juta anak-anak.
Sedangkan untuk tahun 2000 ini WHO memperkirakan jumlah HIV akan mencapai 30-40
juta dan jumlah AIDS 12-18 juta.

PENDEMI HIV/AIDS REGONAL ASIA TENGGARA

Pendemi HIV/AIDS regonal asia tenggara pada tahun 1994 secara komulatif ditemukan 3745
AIDS, sedangkan sudah diperkirakan lebih dari 2 jura dari 11 negara termasuk Indonesia, dan
jumlah tersebut akan menjadi 3,5 juta ditahun 1995.
SYNDROMA GUNUNG ES

Syndroma gunung es ini lebih menakutkan dunia, karena dengan ditemukannya HIV melalui
pemeriksaan darah secara efidemilogi penyebaran HIV dimasyarakat akan menjadi lebih
banyak 100-1000 kali. Sedangkan ditemukan satu AIDS berarti sudah ada 100-8000 orang
yang tertular. Dari data yang ditemukan, HIV AIDS dapat terkena pada siapa saja, baik orang
miskin, orang kaya, berpendidikan tinggi ataupun  rendah, laki-laki maupun wanita dan
sabagainya.

Saat ini infeksi AIDS pada wanita meningkat dengan cepat, karena wanita merupakan
kelompok yang rendah dan mudah terinfeksi tanpa disadari. Sedangkan anak yang lahir dari
ibu yang mengidap HIV, setelah usia 2 tahun sudah mulai menunjukkan HIV terbesar 30-
40%.

SITUASI AIDS DI INDONESIA

Penyakit AIDS banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa
menjadi semakin erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang
ke indonesia dan banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan.
Hal itu membuka kemungkinan terjadinya penularan AIDS.

Jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan
108 AIDS, terdapat di 16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang,
WNI sebanyak 304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user
4 orang, perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan umur,
diindonesia ternyata yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29 tahun yaitu 120
orang, bayi yang berumur kurang dario 1 tahun dan 50 orang belum diketahui umurnya.

Dari 108 AIDS yang terbesar di 10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta
terbanyak dengan 57 AIDS dan 35 sudah meninggal.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Tuhan YME. Mempunyai kekuasaan dalam mengatur segala sesuatu yang ada dimuka bumi
ini, Dialah yang menciptakan alam semesta dengan segala isinya. Begitupun dengan segala
peristiwa yang terjadi dimuka bumi ini misalnya : kebahagiaan, kesedihan bencana alam,
kelahiran, kematian, dan sebaginya. Muncullah virus HIV/AIDS merupakan salah satu
peristiwa besar dalam sejarah kehidupan manusia.

HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan
timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah
terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang
selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan
perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah
mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama
masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja
melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang
yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan
berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.

Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihatpada penderita AIDS yaitu demam yang
berkepanjangan di sertai keringat malam, batuk dan sariwan yang terus menerus,berat badan
turun dengan drastis, dsb, yang akan di akhiri dengan kematian.

Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS,
yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas,
menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.

AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang tidak pernah di duga oleh
umat manusia.

Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME. Akan selalu membukakan
jalan bagi umatnya. Misalnya : sekarang dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk
pengobatan kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan
pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

SARAN

 Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berusaha
menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan AIDS.
 Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan jangan berganti-
ganti pasangan seksual.
 Apabila  berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah alat 
suntik itu steril atau tidak.
 Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih  dahulu perikasakan apakah tranfusi darah
itu bebas dari virus HIV.
 Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui
alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan
AIDS, karena alat-alat aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan
bebas yang bersifat negatif.
 Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun brosur-brosur,
yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita memperhatikan denganbaik,
agar segala sesuatu tentang AIDS dapat diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan
diri sejak dini dari AIDS.
 Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya menggunakan
kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus AIDS tidak menular pada
pasangan seksualnya.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

“MISTERI PENDEMI HIV /AIDS” Oleh PAUL F. MATULESSY MD. MN.


BUKU PANDUAN BELAJAR SPK, KURIKULUM 1994 Penerbit. 
DEPDIKBUD/DEPKES, tahun 1997

Brosur AIDS, yang diedarkan oleh Exposa bekerjasama dengan DEPKES, tahun 1999

Sejarah HIV

Selasa, 19 Juli 2011


Sejarah Penyakit HIV/AIDS

Penyakit HIV/AIDS telah membunuh sekitar 25 juta orang di seluruh dunia sejak
ditemukan pertama kali pada tahun 1981. Tetapi angka tersebut bukanlah akhir,
karena penderita dan korban HIV/AIDS terus bertambah.

Bagaimana asal mula penyakit mematikan ini?

Dulu, antara tahun 1884 sampai 1924, di suatu tempat di Kinshasa, Afrika Tengah,
seorang pemburu membunuh seekor simpanze. Tanpa sengaja, darah hewan tersebut
masuk ke dalam tubuh pemburu, kemungkinan lewat luka di bagian tubuh si pemburu.
Darah simpanze ternyata mengandung virus HIV. Virus ini sama sekali tidak
berbahaya bagi simpanze, tetapi mematikan bagi manusia. Sejak saat itu, virus terus
menyebar.

Walaupun sudah lama menyebar dan menyebabkan kematian, baru pada tahun 1981
kasus HIV/AIDS dapat diidentifikasi. Pada bulan Juni, Center for Disease Control
(CDC) melaporkan lima orang homoseksual di Los Angeles meninggal karena
pneumonia pneumocystis ganas. Pneumonia ini hampir tidak pernah ditemukan pada
manusia dengan sistem kekebalan tubuh normal. Pada bulan Juli, CDC kembali
melaporkan suatu jenis kanker kulit yang sangat jarang, Sarkoma Kaposi,
menyebabkan kematian beberapa orang pria di New York dan California.

Karena ciri khas penyakit baru tersebut adalah disertai turunnya kekebalan tubuh,
maka CDC menamainya Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Biang keladi AIDS baru ditemukan pada tahun 1983 oleh Luc Montagnier dan
Francoise Barre-Sinoussi dari Pasteur Institute serta Jay Levy dari UCSF.

Mulai saat itu, para ilmuwan seakan berlomba dengan penyakit ini. Pencarian obat dan
vaksin terus dilakukan serta kampanye pencegahan penularan dilakukan besar-
besaran. Syukurlah, walaupun belum mampu memberantas penyakit ini, ledakan
penularan bisa ditahan.

Demikian, semoga bermanfaat.


PART 2

Virus HIV-AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau
infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-
lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini
akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan
kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi
darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan,
bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.Kini


AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang
di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan
bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui
pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling
mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga
3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-
anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga
memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di
sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan
parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua
negara.

Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan
penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut
tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang
yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

↓↓ Recommended Games ↓↓
   

Snail Bob Age Of Sift


War Heads
   

Last Warfare Counter


Touchdown Strategy Strike
   

Extreme Downhill Bike


Truck Hamster Rally
Europe
     

↓↓ Kotak Pesan - Komentar


↓↓

↓↓ Tukar Link Banner ↓↓

↓↓ Translate This Page ↓↓

Translate Widget by webgila.com

.: DAFTAR ISI :.
↓↓ Pilih Artikel ↓↓

COSISTA.COM

SEJARAH - asal mula timbulnya VIRUS HIV-AIDS


AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control
and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang
masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii)
pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles,Amerika Serikat.

Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. 

HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber
dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan
berada di Afrika Barat.

Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. 


Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun
selatan. 
HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon,
dan Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan
primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging.

Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan
bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari
penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio.

Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak
didukung oleh bukti-bukti yang ada.

Gejala, tanda-tanda, dan komplikasi infeksi virus HIV-


AIDS
Berbagai gejala ataupun tanda-tanda seseorang terjangkit atau terinfeksi AIDS
umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit,
yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV.
Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.HIV mempengaruhi hampir
semua organ tubuh. Penderita AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker seperti
sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.

Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik,seperti demam, berkeringat


(terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta
penurunan berat badan.Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga
tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat
hidup pasien.

- Penyakit paru-paru utama

Pneumonia pneumocystis (PCP) jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki
kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV.

Penyebab penyakit ini adalah fungi/jamur Pneumocystis jirovecii. Sebelum adanya


diagnosis, perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang efektif di negara-negara Barat,
penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian. Di negara-negara berkembang,
penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS pada orang-orang yang belum dites,
walaupun umumnya indikasi tersebut tidak muncul kecuali jika jumlah CD4 kurang dari 200
per µL.

Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang terkait


HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten) melalui rute
pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat
muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun
demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada
penyakit .

Meskipun munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang karena


digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru lainnya, namun
tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV paling banyak
ditemukan. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4 >300 sel per µL), TBC muncul
sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV, ia sering muncul sebagai
penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner).
Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik (konstitusional) dan tidak terbatasi pada
satu tempat.TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang sumsum tulang, tulang,
saluran kemih dan saluran pencernaan, hati, kelenjar getah bening (nodus limfa regional), dan
sistem syaraf pusat.Dengan demikian, gejala yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan
tempat munculnya penyakit ekstrapulmoner.

- Penyakit saluran pencernaan utama

Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari


mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi
jamur (jamur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun
dapat disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka.

Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena berbagai
penyebab, antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella,
Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang
tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium
complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab kolitis).

Pada beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang digunakan
untuk menangani HIV, atau efek samping dari infeksi utama (primer) dari HIV itu sendiri.
Selain itu, diare dapat juga merupakan efek samping dari antibiotik yang digunakan untuk
menangani bakteri diare (misalnya pada Clostridium difficile). Pada stadium akhir infeksi
HIV, diare diperkirakan merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran pencernaan
menyerap nutrisi, serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan
yang berhubungan dengan HIV.

- Penyakit syaraf dan kejiwaan utama

Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan pada
syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisma atas sistem
syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu sendiri.

~ Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel-satu, yang


disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan menyebabkan
radang otak akut (toksoplasma ensefalitis), namun ia juga dapat menginfeksi dan
menyebabkan penyakit pada mata dan paru-paru.

~ Meningitis kriptokokal adalah infeksi meninges (membran yang menutupi otak dan


sumsum tulang belakang) oleh jamur Cryptococcus neoformans. Hal ini dapat menyebabkan
demam, sakit kepala, lelah, mual, dan muntah. Pasien juga mungkin mengalami sawan dan
kebingungan, yang jika tidak ditangani dapat mematikan.

~ Leukoensefalopati multifokal progresif adalah penyakit demielinasi, yaitu penyakit


yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut sel syaraf (akson),
sehingga merusak penghantaran impuls syaraf. Ia disebabkan oleh virus JC, yang 70%
populasinya terdapat di tubuh manusia dalam kondisi laten, dan menyebabkan penyakit hanya
ketika sistem kekebalan sangat lemah, sebagaimana yang terjadi pada pasien AIDS. Penyakit
ini berkembang cepat (progresif) dan menyebar (multilokal), sehingga biasanya
menyebabkan kematian dalam waktu sebulan setelah diagnosis.

- Kanker dan tumor ganas (malignan)

Sarkoma Kaposi. Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki resiko yang lebih
tinggi terhadap terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA
penyebab mutasi genetik,yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma
Kaposi (KSHV), dan virus papiloma manusia (HPV).

Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi HIV.
Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah salah satu
pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamili
gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia yang juga disebut virus herpes Sarkoma
Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan,
tetapi dapat menyerang organ lain, terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.

Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B) adalah kanker yang menyerang sel
darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya seperti limfoma Burkitt
(Burkitt's lymphoma) atau sejenisnya (Burkitt's-like lymphoma), diffuse large B-cell
lymphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat primer, lebih sering muncul pada
pasien yang terinfeksi HIV. 
Kanker ini seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang buruk. Pada beberapa
kasus, limfoma adalah tanda-tanda utama AIDS. Limfoma ini sebagian besar disebabkan
oleh virus Epstein-Barr atau virus herpes Sarkoma Kaposi.

Kanker leher rahim pada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker
ini disebabkan oleh virus papiloma manusia.

Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor lainnya, seperti limfoma Hodgkin,
kanker usus besar bawah (rectum), dan kanker anus. 
Namun demikian, banyak tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker
usus besar (colon), yang tidak meningkat kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV. Di
tempat-tempat dilakukannya terapi antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam
menangani AIDS, kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun,
namun pada saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling
umum pada pasien yang terinfeksi HIV.

Penyebab terjadinya penyakit HIV-AIDS


HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil pada
permukaan limfosit setelah menyerang sel tersebut. Dilihat dengan mikroskop elektron.

AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi virus HIV. 

HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan


manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel dendritik. 
HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+
dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel
T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka
kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi
akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV
awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam
darah serta adanya infeksi tertentu.

Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS
ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS
hanya sekitar 9,2 bulan.

Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu
dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah
kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang
yang terinfeksi.

Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda,
sehingga lebih beresiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang
terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat
mempercepat perkembangan penyakit. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga
memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV.
HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan
menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.

Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu
berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

- Penularan virus HIV-AIDS secara seksual

Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan
vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa
mulut pasangannya (ML). Hubungan seksual reseptif tanpa kondom/pelindung lebih
beresiko daripada hubungan seksual insertif dengan memakai kondom/pelindung, dan
resiko hubungan seks anal lebih besar daripada resiko hubungan seks biasa dan seks oral.
Seks oral tidak berarti tak beresiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif
maupun insertif.

Kekerasan seksual secara umum meningkatkan resiko penularan HIV karena


pelindung/kondom umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap
rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.

Penyakit menular seksual meningkatkan resiko penularan HIV karena dapat menyebabkan
gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga
karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofag) pada semen dan
sekresi vaginal. 

Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan
bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar resiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat
kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga
meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti
kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal
limfosit dan makrofag.

Penularan HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan
pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai
tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat
dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin.
Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81%
peningkatan laju transmisi HIV.

Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta
fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual. 

Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih
mematikan.

- Penularan virus HIV-AIDS secara Kontaminasi patogen melalui darah

Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna jarum suntik, penderita
hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan
kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh
organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan resiko utama atas
infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. 

Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru
HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa
Timur. 

Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang
terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-
HIV dapat lebih jauh mengurangi resiko itu. Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja
laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur
penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik
tubuh. 

Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia
karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. 
WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan
melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.Oleh sebab itu, Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini,
mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah
penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.

Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di
negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun
demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah
yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang
terinfeksi".

- Penularan virus HIV-AIDS pada masa perinatal (kehamilan)


Penularan virus HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa
perinatal (kehamilan), yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. 

Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan
adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi
antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya
sebesar 1%.

Sejumlah faktor dapat memengaruhi resiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat
persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi resikonya). Menyusui meningkatkan
resiko penularan sebesar 4%.

DIAGNOSIS penderita penyakit HIV-AIDS


Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk pengawasan epidemiologi
AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health Organization tentang AIDS tahun
1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan
epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan
tidak sensitif ataupun spesifik. 

Di negara-negara berkembang, sistem World Health Organization untuk infeksi HIV


digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium, sementara di negara-negara maju
digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat.

Sistem tahapan infeksi WHO:

Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan
memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.
Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah
infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.

Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS 


Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas
yang berulang 
Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan,
infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis(TBC). 
Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-
paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

Anda mungkin juga menyukai