Anda di halaman 1dari 8

Tata cara berpakaian yang salah menurut Islam

1. Memakai Pakaian yang Tidak Menutup Aurat


Dalam islam kita juga dilarang berpakaian dengan menggunakan pakaian yang
menyerupai lawan jenis. Seorang pria tidak boleh menggunakan pakaian yang
menyerupai wanita, begitu pula sebaliknya.

2. Memakai Pakaian Orang Kafir


Pakaian khas yang dipakai oleh orang kafir seperti pakaian pendeta, tukang sihir, atau
memakai salib dan semua pakaian yang khusus dipakai oleh pemeluk agama tertentu.
Haram hukumnya memakai pakaian-pakaian tersebut.

3. Pakaian yang digunakan untuk Menyombongkan Diri


Larangan untuk sombong tentu sudah ditetapkan dalam aturan ajaran agama islam
sebagaimana Nabi Muhammad r bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di
hatinya ada sedikit rasa sombong.” (HR. Muslim).

4. Memakai Pakaian yang Berlebihan atau Boros


Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.”
(QS. Al Isro’ [17]: 26-27).

5. Memakai pakaian yang ketat


Jikalau seorang perempuan memakai pakaian ketat, kemudian ia keluar meninggalkan
rumahnya dan berjalan di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya, kemudian orang-
orang melihatnya, maka itu adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam Syariat
Islam. Sebab, hal itu akan menyebabkan kejahatan.
Tata Cara berpakaian yang kurang benar menurut Islam

1. Menutup aurat tetapi berpakaian atau berpenampilan yang menyerupai lawan jenis.
Misalnya, laki-laki yang memakai pakaian atau berpenampilan seperti perempuan
atau pun sebaliknya

2. Memakai pakaian yang menutup aurat tetapi tetap terlihat ketat/ membentuk lekuk
tubuh
Meskipun kini banyak wanita muslim memutuskan untuk berhijab, namun pada
faktanya kita masih banyak sekali wanita berjilbab namun tidak menutup aurat sesuai
dengan yang disyariatkan oleh agama sebagaimana cara berpakaian wanita
muslimah .

3. Memakai Pakaian yang Berlebihan atau Boros


Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.”
(QS. Al Isro’ [17]: 26-27).

4. Memakai perhiasan berlebihan


Boleh memkai perhiasan namun seccukupnya saja agar tidak menimbulkan kejahatan

5. Memakai jilbab tetapi tidak menutupi dada


Tata cara berpakaian yang benar menurut Islam

1. Tutup Aurat
Menutup aurat merupakan prinsip pertama yang menjadi dasar agar pakaian tersebut dapat
dikatakan sesuai dengan hukum Islam. Sebagaimana telah mafhum bahwa aurat laki-laki
adalah antara pusar sampai lutut dan aurat perempuan adalah seluruh badan kecuali dua
telapak tangan dan wajah.
Syariat untuk menutup aurat telah ada sejak zaman nabi Adam dan Hawa ketika mereka
berdua mendakati pohon yang dilarang oleh Allah swt untuk mendekatinya. Hal ini terdapat
dalam surah al-A’raf [7]: 22,

‫ق ا ْل َجنَّ ِة‬
ِ ‫صفَا ِن َعلَ ْي ِه َما ِمنْ َو َر‬
ِ ‫طفِقَا يَ ْخ‬ َ ‫فَلَ َّما َذاقَا الش ََّج َرةَ بَدَتْ لَ ُه َما‬
َ ‫س ْوآتُ ُه َما َو‬
“(Yakni serta-merta dan dengan cepat) tatkala keduanya telah merasakan buah pohon itu,
tampaklah bagi keduanya, aurat masing-masing dan mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun surga secara berlapis-lapir,”

2. Tidak Transparan
Pakaian yang tembus pandang, yang memperlihatkan bentuk tubuh yang harusnya ditutup
secara samar-samar bukan merupakan pakaian yang Islami. Sebab, secara tidak langsung
pakaian yang transparan berarti tidak menutup aurat. Memilih warna dan bahan pakaian
menentukan pakaian tersebut transparan atau tidak khususnya dalam keadaan keringatan atau
kehujanan. Sehingga ketika membeli pakaian sangat dianjurkan untuk memilih bahan yang
baik agar tidak transparan.

Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam kitabnya Shohih
Muslim/2128 sebagai berikut,
‫ب ا ْلبَقَ ِر‬ ِ ‫سيَاطٌ َكأ َ ْذنَا‬
ِ ‫ قَ ْو ٌم َم َع ُه ْم‬،‫ص ْنفَا ِن ِمنْ أَه ِْل النَّا ِر لَ ْم أَ َر ُه َما‬
ِ « :‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ قَا َل‬،َ‫عَنْ أَبِي ُه َر ْي َرة‬
‫ َواَل‬،َ‫ اَل يَد ُْخ ْلنَ ا ْل َجنَّة‬،‫ت ا ْل َمائِلَ ِة‬
ِ ‫سنِ َم ِة ا ْلبُ ْخ‬ َ ُ ‫ ُر ُءو‬، ٌ‫سيَاتٌ عَا ِريَاتٌ ُم ِمياَل تٌ َمائِاَل ت‬
ْ ‫س ُهنَّ َكأ‬ ِ ‫سا ٌء َكا‬ َ َّ‫ض ِربُونَ ِب َها الن‬
َ ِ‫ َون‬،‫اس‬ ْ َ‫ي‬
َ‫سي َر ِة َك َذا َو َكذا‬ِ ‫وج ُد ِمنْ َم‬ َ
َ ُ‫يح َها لي‬َ ‫ َوإِنَّ ِر‬،‫يح َها‬ َ ‫»يَ ِجدْنَ ِر‬
Artinya:

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: ”Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum
melihatnya sekarang yaitu; kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka
memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan
berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan
masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga itu telah
tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.

3. Tidak Ketat
Pakaian yang digunakan oleh umat Islam mesti longgar dan tidak ketat. Pakaian yang baik
ialah pakaian yang tidak memperlihatkan lekukan tubuh supaya orang yang melihat kita tidak
terpancing untuk melakukan perbuatan negatif.

4. Tidak Menyerupai Lawan Jenis


Dalam sebuah Hadis yang terdapat dalam Shohih Bukhari/159, sebagai berikut:

‫ت‬
ِ ‫شبِّ َها‬ َ ِّ‫الر َجا ِل ِبالن‬
َ َ‫ َوال ُمت‬،‫سا ِء‬ َ َ‫سلَّ َم ال ُمت‬
ِّ َ‫شبِّ ِهينَ ِمن‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ لَ َعنَ َر‬:‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما قَا َل‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ِ ‫س َر‬
ٍ ‫َن ا ْب ِن َعبَّا‬
ِ ‫ع‬
َ ِّ‫ِمنَ الن‬
‫سا ِء بِال ِّر َجا ِل‬
 

Diriwayatkan Ibn ‘Abbas Ra., berkata: “Rasulullah saw melaknat laki-laki yang menyerupai
perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.
Hadis di atas tidak secara eksplisit menjelaskan bahwa laki-laki tidak boleh menyerupai
pakaian perempuan atau sebaliknya. Secara umum hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi saw
melarang umatnya untuk menyerupai lawan jenisnya, termasuk dalam dalam hal berpakaian.
Tata cara berpakaian yang benar sekali menurut Islam

1. Menutup aurat
Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke lutut. Aurat wanita
pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah aurat." (HR.Bukhari).

2. Tidak menampakkan tubuh


Pakaian yang jarang sehingga menampakkan aurat tidak memenuhi syarat menutup
aurat. Pakaian jarang bukan saja menampak warna kulit, malah boleh merangsang
nafsu orang yang melihatnya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Dua golongan ahli neraka yang belum
pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang
digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai
pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol
unta yang tunduk.Mereka tidak masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya
walaupun bau syurga itu dapat dicium daripada jarak yang jauh." (HR.Muslim)

3. Pakaian tidak ketat.


Tujuannya adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh badan yang merangsang lawan
jenis untuk bermaksiat.

4. Tidak menimbulkan perasaan riya.


Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Siapa yang melabuhkan pakaiannya kerana
perasaan sombong, Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari kiamat." Dalam
hadis lain, Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Siapa yang memakai pakaian yang
berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan pada hari akhirat
nanti." (Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'iy dan Ibnu Majah).
5. Lelaki, dan wanita berbeda.
Maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh dipakai oleh wanita, begitu
juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal ini dengan tegas sabdanya yang
artinya: "Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki
yang meniru pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan Muslim).
Beliau SAW juga bersabda: "Allah melaknat lelaki berpakaian wanita dan wanita
berpakaian lelaki." ?(Abu Daud dan Al-Hakim).

6. Larangan pakai sutera.


ISLAM mengharamkan kaum lelaki memakai sutera. Rasulullah SAW bersabda
bermaksud: "Janganlah kamu memakai sutera, sesungguhnya orang yang memakainya
di dunia tidak dapat memakainya di akhirat." (Muttafaq 'alaih).

7. Memanjangkan pakaian.
Contohnya seperti tudung yang seharusnya dipakai sesuai kehendak syarak yaitu bagi
menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher dan juga dada. Allah berfirman
bermaksud: "Wahai Nabi, katakanlah (suruhlah) isteri-isteri dan anak-anak
perempuanmu serta perempuan-perempuan beriman, supaya mereka memanjangkan
pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (ketika mereka keluar rumah); cara yang
demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik)
maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang." ?(al-Ahzab:59).

8. Memilih warna sesuai.


Contohnya warna-warna lembut termasuk putih kerana ia nampak bersih dan warna
ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah SAW. Baginda bersabda
bermaksud: "Pakailah pakaian putih kerana ia lebih baik, dan kafankan mayat kamu
dengannya (kain putih)." (an-Nasa'ie dan al-Hakim).

9. Larangan memakai emas untuk laki laki


Termasuk dalam etika berpakaian di dalam Islam ialah barang-barang perhiasan emas
seperti rantai, cincin dan sebagainya.
Bentuk perhiasan seperti ini umumnya dikaitkan dengan wanita namun pada hari ini
ramai antara para lelaki cenderung untuk berhias seperti wanita sehingga ada yang
sanggup bersubang dan berantai.
Semua ini amat bertentangan dengan hukum Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda
bermaksud: "Haram kaum lelaki memakai sutera dan emas, dan dihalalkan
(memakainya) kepada wanita."

10. Mulakan sebelah kanan.


Apabila memakai baju,celana atau seumpamanya, mulailah sebelah kanan. Imam
Muslim meriwayatkan daripada Saidatina Aisyah bermaksud: "Rasulullah suka
sebelah kanan dalam segala keadaan, seperti memakai sandal,sepatu, berjalan kaki
dan bersuci."Apabila memakai sepatu atau seumpamanya, mulai dengan sebelah
kanan dan apabila menanggalkannya, mulai dengan sebelah kiri.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Apabila seseorang memakai sendal, mulakan
dengan sebelah kanan, dan apabila menanggalkannya, mulai dengan sebelah kiri
supaya yang kanan menjadi yang pertama memakai sendal dan yang terakhir
menanggalkannya." (Riwayat Muslim).

11. Selepas beli pakaian


Apabila memakai pakaian baru dibeli, ucapkanlah seperti yang diriwayatkan oleh Abu
Daud dan At-Tarmizi yang bermaksud:
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau yang memakainya kepadaku, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon perlindungan
kepada-Mu daripada kejahatannya dan kejahatan apa-apa yang diperbuat untuknya.
Demikian itu telah datang daripada Rasulullah".

12. Berdoa.
Ketika menanggalkan pakaian, lafaz- kanlah: "Pujian kepada Allah yang
mengurniakan pakaian ini untuk menutupi auratku dan dapat mengindahkan diri
dalam kehidupanku, dengan nama Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia. Sebagai
seorang Islam, sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai menurut
tuntutan agamanya.Karena sesungguhnya pakaian yang sopan dan menutup aurat
adalah cermin seorang Muslim yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai