Anda di halaman 1dari 21

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS

SAMPAH RUMAH TANGGA


DI KOTA PAYAKUMBUH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografis Kota Payakumbuh terletak pada titik koordinat 00°


- 10° sampai dengan 00° - 17° LS (Lintang Selatan) dan 100° - 35° sampai
dengan 100° - 48° BT (Bujur Timur). Tercatat memiliki luas wilayah ±
80,43 Km2. Topografi Kota Payakumbuh bervariasi antara dataran dan
berbukit dengan ketinggian 513 meter diatas permukaan laut. Suhu udara
rata-rata 260 Celcius dengan kelembaban udara berkisar antara 45
persen sampai dengan 50 persen. Jumlah penduduk Kota Payakumbuh
pada tahun 2020 adalah 139.644 jiwa, terdiri dari 70.355 laki-laki dan
69.289 perempuan.
Adapun batas-batas wilayah Kota Payakumbuh adalah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Payakumbuh Kab.
Lima Puluh Kota.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Luhak Kab. Lima
Puluh Kota.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamata
Payakumbuh Kab. Lima Puluh Kota.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan
Harau Kab. Lima Puluh Kota.
Sampah tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia di dunia
ini. Setiap aktivitas yang dilakukan akan menghasilkan sisa berupa
sampah. Tanpa adanya pengelolaan sampah yang benar, maka
kerugian akan dialami oleh manusia. Semuanya akan berakibat

1
pada menurunnya kualitas lingkungan hidup yang bahkan dapat
mengancam jiwa seluruh makhluk hidup.
Adapun jumlah timbulan sampah Kota Payakumbuh pada tahun
2020 sebanyak 35.679 Ton/ Tahun dengan komposi tertinggi sebesar 78,8
% merupakan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga dan 51,6 % merupakan sampah organik sisa makanan. (Sumber
dari https://sipsn.menlhk.go.id/)
Pemerintah dengan segenap kewenangannya telah
berusaha melakukan upaya pengelolaan sampah. Usaha yang
telah dilakukan tentunya tidak sepenuhnya dapat tanpa peran serta
masyarakat dan swasta. Masyarakat dan swasta menjadi prodesen
sampah yang mestinya dapat membatu pemerintah dalam
melakukan usaha pengelolaan sampah sesuai dengan porsinya
masing-masing. Pengelolaan yang dapat dilakukan berupa
pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Adapun beberapa peraturan perundang undangan yang
telah diterbitkan untuk mendukung pe;aksanaan pengelolaan
sampah antara lain :
1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
3. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan dan
Strategis Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
4. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan
Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Perubahan
Atas Peratutran Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang pengelolaan
Sampah

2
5. Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 89 Tahun 2018 Tentang
Tentang Kebijakan dan Strategis Daerah Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Dengan adanya regulasi, kebijakan pemerintah dan peran
serta masyarakat dan swasta, upaya pengelolaan sampah akan
mencapai target yang telah direncanakan.

B. Permasalahan
Sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
adalah bagian dari sampah yang harus dikelola dengan benar selain dari
sampah spesifik. Ada beberapa faktor yang memyebabkan belum
terlaksananya pengelolaan sampah secara benar dan sesuai dengan
yang direncanakan antara lain:
1. Masih minimnya fasilitas pengelolaan sampah
a. Minimnya tempat sampah baik individual maupun komunal baik
milik pemerintah maupun swasta
b. Minimnya sarana Depo sampah yang mampu menampung sampah
dari becak motor sampah kelurahan
c. Minimnya tempat pengolahan sampah organik dan anorganik baik
milik pemerintah maupun swasta
d. Kurangnya jumlah kendaraan angkut dalam kondisi baik
e. Tidak tersedianya lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
(TPA)
2. Kurangnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha terhadap
sampah
a. Masih ditemuinya masyarakat yang membuang sampah
disembarang tempat
b. Masih adanya masyarakat yang membuang sampah tidak pada
waktu yang telah ditetapkan
c. Minimnya kesadaran untuk melakukan pengurangan dan
pemilahan sampah

3
d. Kurangnya komitmen pelaku usaha untuk menciptakan kegiatan
usaha yang berwawasan lingkungan
3. Kurangnya perhatian pemerintah dalam pengelolaan sampah
a. Masih belum mencukupinya jumlah anggaran pemerintah
b. Sruktur oragisasi pemerintah yang mengelola sampah belum
sesuai dengan beban kerja yang telah diberikan
c. Belum terlaksanya seluruh target pengelolaan sampah dan
implementasi regulasi yang telah ditetapkan oleh pemrintah
Berkenaan dengan permasalahan-permasalahan di atas, penulis
mengajukan pokok permasalahan: bagaimanakah Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di Kota
Payakumbuh?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sampah RumahTangga dan Sampah sejenis Sampah Rumah


Tangga
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat.
2. Sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang sebagian besar terdiri
dari sampah organik tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
3. Sedangkan sampah sejenis sampah rumah tangga merupakan
sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan/ atau fasilitas
lainnya.

B. Pengelolaan Sampah
1. Pengurangan sampah adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk
mengurangi timbulan sampah memelui upaya: pembatasan timbulan
sampah, pendaur ualang sampah dan / atau pemanfaaatan kembali
sampah.
2. Penanganan sampah adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk
mengelola sampah memelui upaya: pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, bentuk Penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi:
1. Pengurangan sampah meliputi:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
c. pemanfaatan kembali sampah.

5
Adapun kegiatan pengurangan sampah sebagaimana dimaksud
adalah dilakukan dengan cara:
a. menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, bahan yang dapat
didaur ulang, dan/atau bahan yang mudah diurai oleh proses alam;
dan/atau
b. mengumpulkan dan menyerahkan kembali sampah dari produk
dan/atau kemasan yang sudah digunakan.
2. Penanganan sampah, bentuk penanganan sampah meliputi kegiatan:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengangkutan;
d. pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.
Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan
penanganan sampah sehingga terjadi upaya yang integral dalam
melakukan pemngelolaan sapah.
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Sampah sebagaimana telah diubah menjadi
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas Peratutran Daerah Nomor 4 Tahun 2014
Tentang pengelolaan Sampah telah mengamanahkan tentang
kewajiban yang harus dipenuhi oleh :
I. Pemerintah Daerah berupa:
1. Menyediakan fasilitas pengolahan sampah skala kota
2. Melakukan pengelolaan sampah skala kawasan dan/atau skala kota
3. Memiliki data dan informasi pengelolaan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga
4. Menyediakan anggaran pengelolaan sampah
5. Menyediakan sarana angkutan sampah
6. Menyediakan tenaga operasional persampahan

6
7. Menyediakan regulasi/ketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan
sampah
8. Memfasilitasi masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan
dan memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran produk daur ulang
dan guna ulang sampah
II. Selanjutnya untuk masyarakat berkewajiban untuk :
1. Pengurangan sampah
a. pengurangan sampah sejak dari sumbernya; dan/atau
b. pemanfaatan sampah sebagai sumber daya dan sumber
energi.
2. Penanganan sampah
a. menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan;
b. membuang sampah pada tempatnya;
c. pewadahan sampah yang dapat memudahkan proses
pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah;
d. pengumpulan sampah dari sumber ke TPS;
e. pemilahan sampah berdasarkan sifatnya; dan
f. meyediakan dan melihara sarana persampahan
dilingkungannya.
III. Pelaku usaha wajib melaksanakan:
1. Pengurangan sampah
a. penerapan teknologi bersih dan ramah lingkungan;
b. penerapan teknologi daur ulang yang aman bagi kesehatan dan
lingkungan; dan
c. membantu upaya pengurangan dan pemanfaatan yang
dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat.
2. Penanganan sampah
a. memproduksi produk dan kemasan ramah lingkungan;
b. pengolahan lingkungan dalam satu kesatuan proses produksi;
c. pemilahan sampah;

7
d. pembayaran biaya kompensasi pengolahan kemasan yang
tidak dapat didaur ulang dengan teknologi yang berkembang
saat ini, melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan;
e. penerapan mekanisme pengolahan sampah yang timbul akibat
kegiatan produksi yang dilakukannya;
f. pemanfaatan sampah untuk menghasilkan produk dan energi;
g. optimalisasi penggunaan bahan daur ulang sebagai bahan
baku produk; dan menampung kemasan produk yang telah
dimanfaatkan oleh konsumen.
Dengan menyadari dan melaksanakan masing-masing kewajiban
baik pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha, maka akan terwujudlah
hak yang menjadi keinginan setiap warga negara untuk mendapatkan
kualitas lingkungan yang baik, partisipasi, ketersediaaan informasi dan
pembinaan.

C. Upaya Mencapai Kinerja Pengelolaan Sampah


Dalam Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 89 Tahun
2018 Tentang Tentang Kebijakan dan Strategis Daerah
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga, telah ditetapkan target pengelolaan
sampah Kota Payakumbuh dari tahun 2018 sampai dengan tahun
2025 adalah sebagai berikut:

8
TABEL 1. TARGET KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH
TANGGA KOTA PAYAKUMBUH
1. Target Penguragan
Indikator TAHUN

2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 2 2 2 2 2
8 9 0 1 2 3 4 5
Potensi Timbulan 2 2 3 3 3 3 3 3
Sampah 9, 9, 0, 0 0 1 1 2
2 6 1 , , , , ,
8 9 0 5 9 3 8 2
3 5 9 3 7
Target 1 2 2 2 2 2 2 3
Pengurangan 8 0 2 4 6 7 8 0
Sampah dalam % % % % % % % %
Jakstranas

Target 5 5 6 7 8 8 8 9
Pengurang 2 9 6 3 0 4 9 6
an sampah 7 3 2 2 4 7 1 8
Kota 0, 8, 4, 7 9 5 2 3
(Ton/Tahu 5 1 1 , , , , ,
n) 4 2 8 8 1

2. Target Penanganan
Ind TAHUN
ika 2 2 2 2 2 2 2 2
tor 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 2 2 2 2 2
8 9 0 1 2 3 4 5
Potensi 2 2 3 3 3 3 3 3
Timbulan 9 9 0 0 0 1 1 2
Sampah
, , , , , , , ,
2 6 1 5 9 3 8 2
8 9 0 3 5 9 3 7

9
Target 7 8 7 7 7 7 7 7
Pengurangan 3 0 5 4 3 2 1 0
Sampah
% % % % % % % %
dalam
Jakstranas

Tar 2 2 2 2 2 2 2 2
get 1 3 2 2 2 2 2 2
Pe
3 7 5 5 5 6 6 5
nan
7 5 8 9 9 0 0 9
gan
5 2 2 3 9 2 0 4
an
sa
, , , , , , , ,

mp 1 3 2 0 8 2 3 0
ah
Kot
a
(To
n/T
ahu
n)

Dalam mencapai target nasional dan daerah perlu keseriusan


dalam upaya pengelolaan sampah. Setelah melakukan upaya
pengurangan sampah.Pengurangan sampah dilakukan dengan
memperbanyak sosialisasi dan edukasi. Objeknya suluruh elemen
masyarakat dan juga pelaku usaha yang merupakan penghasil sampah.
Dengan demikian akan terjadi perubahan kesadaran, mineset dan perilaku
dalam upaya pengurangan sampah.

Gambar. 1 5 R BEA JOHNSON

10
1. Refuse (what we don’t need)
Langkah yang paling mudah untuk mengurangi sampah
adalah hindari sampah langsung dari sumbernya, caranya dengan
mengurangi konsumsi sesuatu yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan.
Misal:

 Barang-barang sekali pakai seperti sedotan plastik, sendok plastik,


gelas plastik, tas plastik, dll yang sebenarnya hanya dipakai 30
menit aja lalu dibuang (jadi sampah). Solusinya: refuse dan pilih
alternatif barang yang bisa dipakai berulang kali

2. Reduce (what we do need and can’t refuse)


Evaluasi sesuatu yang kita punyai lalu nilai antara penggunaan dan
kebutuhan sebenarnya.

3. Reuse (what we consume and can’t refuse or reduce)

11
Langkah reuse bisa dilakukan dengan mengeliminasi sesuatu yang
akhirnya akan menjadi sampah. Caranya dengan mengganti barang sekali
pakai (disposable) dengan barang yang bisa dipakai berulang
kali (reusable).

4. Recycle (what we can’t refuse, reduce, or reuse)


Langkah recycle bisa dilakukan jika barang tersebut tidak dapat
direfuse, reduce, dan reuse. Pada intinya, recyclehanya dilakukan jika
dibutuhkan saja dan lebih baik daripada mengirim barang ke tempat
pembuangan akhir.

5. Rot (compost the rest)


Langkah terakhir dari waste
managementadalah composting. Compostingmerupakan komponen
penting untuk memproses barang yang nggak bisa direfuse, reduce,
reuse dan recycle.
Sedangkan bagi para pelaku usaha, prinsip usaha berwawasan
lingkungan perlu menjasi konsep dasar dalam membangun usaha. John
Elkington dengan Triple bottom line adalah konsep bisnis berkelanjutan
yang mengukur nilai kesuksesan sebuah perusahaan menggunakan tiga
kriteria, yaitu People (Sosial), Planet (Lingkungan), dan Profit (Ekonomi)

Gambar 2. Triple Bottom Line John Elkington

12
3BL digunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah perusahaan
yang dulunya hanya terpaku pada keuntungan finansial saja, dengan 3BL
perusahaan dapat melakukan hal lain dan mengkaji dampak bisnis
terhadap lingkungan. 

1. People

13
Bagaimana perusahaan mempengaruhi dan membawa keuntungan
bagi pekerja, buruh, dan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjamin
keberlangsungan bisnisnya, dimana perusahaan tidak bisa hanya
memperhatikan kepentingan mendapatkan profit saja, tetapi perusahaan
juga harus menaruh kepedulian terhadap orang-orang yang berperan
penting pada bisnisnya.

Bukan hanya itu, jika kalian menerapkan konsep ini juga akan
menumbuhkan citra yang baik tentang perusahaan, baik di mata para
pekerja atau masyarakat sebagai konsumen. Beberapa hal yang bisa
kamu lakukan misalnya dengan memberikan upah yang adil, humane-
working system, pemberdayaan dengan mengajari keterampilan, dan lain-
lain.

2. Planet

Bagaimana perusahaan berusaha menciptakan bisnis yang selaras


dengan alam dan meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan. Dimana
tujuannya yaitu untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghindari
dampak buruk yang mungkin bisa merusak lingkungan, seperti banjir,
kebakaran lahan, hingga climate change (perubahan iklim).

Misalnya mengurangi penggunaan barang baku import yang dapat


menyebabkan carbon footprint, atau mengganti kemasan berbahan plastik
dengan kemasan berbahan kertas atau kaca, mengadakan pemilahan
sampah di tempat produksi atau di toko, mengolah sampah organik
menjadi kompos, dan lain-lain. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan.

3. Profit

Bagaimana perusahaan mendapatkan keuntungan secara finansial,


yang tentunya sejalan dengan 2 P sebelumnya (people dan planet). Di era
sekarang ini, semua bisnis tidak bisa hanya memikirkan profit saja, karena

14
banyak sekali dampak yang tidak terlihat yang nantinya akan kembali
kepada pelaku usaha.

Selanjutnya bagi pemerintah untuk mencapai semua target dan


pemenuhan sarana pengolahan sampah serta imlementasi regulasi
kuncinya adalah visi misi dan program kerja yang juga harus berwawasan
lingkungan. Pada seluruh sektor di lingkungan pemerintah daerah
hendaknya ada dukungan anggaran dan kegiatan yang mengarah kepada
upaya pelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian pemerintah daerah
menjadi contoh bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam melakukan
pengelolaan sampah. Dapat berupa pengurangan sampah yang akan
dihasilkan dan malakukan penanganan sampah dengan benar seperti
pemilahan sampah.
Sebagai contoh konkrit dari pengurangan sampah seperti
mengurangi sampah kotak makan minum dalam kegiatan, penggunaan
botol minum isi ulang untuk meminimalisir sampah plastik kemasan dan
pipet minuman. Adanya pengolahan sampah organik berupa komposter
sehingga sampah organik yang dihasilkan dapat langsung diolah dan
dimanfaatkan sebagai media pupuk pada tanaman sekitar kantor.
Mengguanakan kertas bekas untuk dijadikan kertas buram sebelum
akhirnya dipilah untuk dapat dikirimkan ke pembeli barang bekas. Dan
banyak upaya lain yang dapat dilakukan.
Demikian halnya dengan penaganan yang diawali dari pemilahan
sampah yang benar. Dengan adanya pemilahan sampah yang benar,
sampah yang masih bernilai ekonomis ataupun dapat didaur ulang bisa
dikelola tersendiri. Sedaangkan sisa sampah yang ada benar-benar
berupa residu yang memang tidak dapat dimanfaatkan kembali.
Selain itu pemerintah juga harus benar-benar komitmen memenuhi
anggaran pengelolaan sampah di daerahnya. Karena pengelolaan
sampah tingkat kota menjadi kewajiban pemerintah daerah kota sendiri
dan merupakan bentuk pelayanan dasar bagi masyarakat yang harus

15
dipenuhi. Anggaran inilah yang kemudian dibagi tidak hanya untuk
pemenuhan sarana prasarana pengelolaan sampah tetapi juga harus
berbagi porsi dengan upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya
sampah.

Gambar 3. Grafik Capaian Target Pengelolaan Sampah


Kota Payakumbuh Tahun 2019-2020

Gambar 4. Tabel Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah


Kota Payakumbuh Tahun 2019-2020

16
Sumber dari https://sipsn.menlhk.go.id/
Dari pencapaian target selama tahun 2019 -2020 sudah baik hanya
beberapa persen target yang belum tercapai. Semua ini tidak terlepas dari
keterlibatan semua unsur dalam mewujudkan target pengelolaan sampah
di Kota Payakumbuh. Tetapi disisi lain masih banyak paradigma yang
salah terhadap pencapaian target pengelolaan sampah. Pencapain target
saat ini masih dominan pada penganan sebaliknya dalam pengurangan
porsi targetnya masih kecil. Padahal prinsipnya pencegahanlah yang
seharusnya lebih diuatamakan daripada penangan sampah yang sudah
terlanjur dihasilkan.

Gambar 5. Hiraki Pengelolaan Sampah

17
Piramida terbalik inilah capaian yang hendaknya menjadi target
dalam pengelolaan sampah masa depan. Residu yang jumlahnya lebih
sedikitl yang akan sampai di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).
Sehingga umur TPA menjadi lebih panjang, lingkungan sehat dan biaya
yang dikeluarkan untuk pengelolaan sampah akan dapat diminimalkan.

18
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga merupakan upaya untuk melakukan pengurangan
terhadap timbulan sampah dan penanganan sampah yang tetap
memerhatikan prinsip-prinsip 3 R (Reduse, Reuse dan Recyle).
Dalam pelaksanannya tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah
atau instansi yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan sampah
dan lingkungan saja. Seluruh unsur baik pemerintah pusat, daerah,
masyarakat dan pelaku usaha harus mengambil peran sesuai dengan
ketentuang yang telah ditetapkan.

19
b. Selain dari pengurangan sampah yang pada akhirnya akan dibawa
ke TPA, nilai ekonomis sampah juga menjadi alternatif sumber
pendapatan. Oleh karena itu pemenuhan sara pengolahan sampah
perlu dilestarikan baik oleh pemerintah maupun swasta. Dengan
demikian ketahanan ekonomi negara dapat ditunjuang sebagaian dari
pengelolaan sampah.

2. Saran
Perlunya memperbanyak sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat dan pelaku usaha. Dengan demikian pemerintah,
masyarakat dan pelaku usaha secara terintegrasi melakukan
pengelolaan sampah sesuai dengan amanah peraturan perundang-
undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh, (2020),


Buku Profil Perkembangan Penduduk Tahun 2019

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh, (2020),


Buku Agregat Kependudukan Semester I 2020

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia ,


(2018), Pedoman Pengelolaan Sampah Skala Rumah Tangga,
Jakarta.

Wardhani DK, (2020), Bye-bye! Sekali Pakai, Bentala Kota Kelompok PT.
Rumah Main Anak, Jakarta.

20
Wardhani DK, (2018), Belajar Zero Waste: Menuju Rumah Minim
Sampah, Bentala Kota Kelompok PT. Rumah Main Anak, Jakarta.

Dokumen:

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah


2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
3. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan dan
Strategis Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
4. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan
Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Perubahan
Atas Peratutran Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang pengelolaan
Sampah
5. Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 89 Tahun 2018 Tentang
Tentang Kebijakan dan Strategis Daerah Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

21

Anda mungkin juga menyukai