Anda di halaman 1dari 13

RINGKASAN

HUKUM BISNIS DAN HAKI


“UTS”

OLEH

NAMA : YOSAFAT PARULIAN H. SIPAYUNG

NIM : 1902010292
KELAS : N/ SEMESTER IV

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
1) Bentuk-Bentuk Badan Hukum

Bentuk badan hukum menurut E. Utrecht/Moh. Soleh Djidang, di dalam pergaulan hukum

bisa dikelompokkan menjadi macam-macam badan hukum diantaranya meliputi:

a) Perhimpunan (vereniging) adalah sebuah perkumpulan yang dibentuk dengan sukarela

dan sengaja dengan orang-orang yang mempunyao tujuan untuk memperkuat

kedudukan atau kemampuan ekonomis mereka, mengurus persoalan sosial dan

memelihara kebudayaan. Contohnya seperti, Perusahaan Negara, Perseroan Terbatas

(PT) dan joint venture.

b) Persekutuan orang (gemmenschap van mensen) adalah bentuk badan hukum yang

dibentuk dengan faktor-faktor kemasyarakatan dan politik dalam sejarah contohnya

adalah desa, kabupaten, propinsi dan negara.

c) Organisasi yang didirikan dengan berdasarakan undang-undang namun selain

daripada dua jenis badan hukum di atas.

2) Hubungan Bisnis

a) Keagenan atau Distributor

keagenan adalah adanya wewenang yang dipunyai oleh agen yang bertindak untuk

dan atas nama prinsipal. Prinsipal akan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan

oleh seorang agen, sepanjang hal tersebut dilakukan dalam batas-batas wewenang

yang diberikan kepadanya. Dengan perkataan lain bila seorang agen ternyata

bertindak melampaui batas wewenangnya, maka agen itu sendiri

bertanggungjawab atas tindakan-tindakannya tadi.

Keagenan adalah hubungan hukum antara pemegang merk (principal) dan suatu

perusahaan dalam penunjukan untuk melakukanperakitan/pembuatan/manufaktur


serta penjualan / distribusi barang modal atau produk industri tertentu. Principal

akan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang

agen, sepanjang hal tersebut dilakukan dalam hal batas-batas wewenang yang

diberikan kepadanya, apabila seorang agen ternyata bertindak melampaui batas

wewenang-wewenang , maka agen tersebut yang bertanggung jawab atas

tindakan-tindakan yang di perbuatannya.

b) Franchising ( Hak Monopoli)

Franchise adalah sebagai suatu sistem pemasaran atau distribusi barang atau jasa,

dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu atau

perusahaan lain yang berslaka kecil dan menengah ( franchisee), hak-hak

istimewa untuk melaksanakan suatu system usaha tertentu degan cara yang sudah

ditentukan, selama waktu tertentu, disuatu tempat tertentu.

Biasanya franchise tidak memiliki dukungan dana yang besar. Dana yang dimiliki

oleh pemilik franchise merupakan dana dari investor. Selebihnya merupakan dana

yang didapat dari para franchisor. Kesalahan yang terjadi adalah tidak adanya

cadangan dana khusus yang dimiliki oleh pemilik franchise. Padahal, dana

tersebut diperuntukkan sebagai dana operasioal yang masih terkait dengan adanya

kegiatan promosi bersama, maupun sistem pendukung lain yang harus ditanggung

oleh pemilik usaha.

Franchisor biasanya secara berkala akan memberikan pelatihan pada

para franchisee-nya. Mengapa? Karena walaupun dijalankan oleh pemilik dan

badan usaha yang berbeda-beda, namun pelanggan tetap melihat brand yang

sama. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk memiliki standar kualitas produk

dan layanan, bahan produksi, peralatan dapur, seragam karyawan, dan hal-hal

lainnya yang tidak berbeda dari waralaba lainnya dengan brand yang sama.
Dibandingkan dengan apabila franshisee berbisnis secara biasa, maka dengan

berbisnis secara franchise, pihak franchisee dapat menghemat cost dan

permodalan diperlukan. Hal ini dikarenakan operasi percobaan yang telah

dilakukan oleh pihak franchisor sudah menemukan sisteman yang efektid tapi

paling irit biaya.

Keuntungan bisnis Franchise:

 Diberikannya latihan dan pengarahan dan pengawasan secara berlanjut

oleh franchisor.

 Diberikan bantuan financial dari franchisor kepada franchisee.

 Diberikan keistimewaan untuk menggunakan atribut dari franchisor.

 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari pihak franchisee dapat

ditanggulangi dengan program-program pelatihan yang disediakan oleh

pihak franchisor,

Kerugian bisnis Franchise :

 Program latihan yang diberikan oleh franchisor terkadang jauh dari yang

diharapkan oleh franchisee.

 Perincian setiap tentang penyelenggaraan perusahaan sering diabaikan.

 Hanya sedikit kebebasan yang diberikan kepada franchisee oleh

franchisor karena franchisee terikat pada kontrak yang telah disepakati.

 Pada bisnis franchise jarang mempunyai hak untuk menjual perusahaan

kepada pihak ketiga tanpa terlebih dahulu menawarkannya kepada

franchisor dengan harga yang sama.


 Kontrol yang besar oleh pihak franchisor terhadap pihak franchisee

menyebabkan pihak franchisee hilang kemandiriannya.

c) Joint venture
Joint Venture adalah perusahaan yang didirikan dua atau lebih entitas bisnis
untuk membuat kesepakatan kerjasama bisnis dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya, perusahaan yang bekerjasama adalah pihak lokal dan asing.Jika
mengacu pada UU No. 25 Tahun 2007, joint venture adalah bentuk penanaman
modal asing. Tujuan utamanya tentu saja adalah memberikan kekuatan ekonomi
kepada perusahaan induk untuk mendapatkan keuntungan bersama.
Jika dibandingkan dengan bentuk kerjasama bisnis lainnya, ada ciri pembeda
yang mudah dipahami. Misalnya saja pada masalah jangka waktu. Joint venture
memiliki batas waktu kerjasama yang lebih singkat daripada CV.
Pada masalah jumlah pihak yang bekerjasama, joint venture lebih besar dari
partnership atau kemitraan karena melibatkan dua atau lebih entitas bisnis yang
digabungkan. Sedangkan partnership hanya melibatkan satu entitas bisnis dengan
pendirinya yang bisa dua atau lebih.
Manfaat joint venture
Kerjasama dua entitas bisnis dengan sistem ini mendatangkan banyak manfaat,
antara lain:
 Menggabungkan sumber daya yang secara otomatis meningkatkan potensi
keberhasilan usaha
 Menggabungkan keahlian dan saling melengkapi kekuatan keahlian dari
masing-masing entitas bisnis
 Menghemat uang dalam menjalankan strategi bisnis, seperti pengeluaran
untuk iklan, pameran, dan publikasi produk

Di Indonesia sendiri sistem joint venture telah diatur regulasinya oleh undang-
undang sebagai berikut :

 UU no 25 tahun 2007 sebagai kegiatan Penanaman Modal Asing.


 UU Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 23 tentang Penanaman Modal Asing
 PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham perusahaan penanaman
Modal Asing
 PP Nomor 20 Tahun Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang didirikan
dalam rangka penanaman modal asing
 4. SK Menteri negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang ketentuan pelaksanaan
pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka
penanaman modal asing.

Dan sesuai UU 25 tahun 2007 , sistem joint venture sendiri dapat diartikan sebagai
bentuk kegiatan penanaman modal asing. Tujuan utama mendirikan sistem ini
adalah agar perusahaan yang memberikan kekuatan ekonomi kepada perusahaan
induk mendapatkan keuntungan secara bersama-sama.
d) Bangun Guna Serah

Bangun Guna Serah ("Built Operate and Transfer") adalah bentuk perjanjian
kerjasama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang
menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor
untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT),
dan mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah
selama masa bangun guna serah berakhir.
ISTILAH bangun guna serah tercantum dan tersebar dalam banyak aturan. Namun,
aturan bangun guna serah yang secara spesifik berkaitan dengan pajak tercantum
dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 248/KMK.04/1995 jo. Surat
Edaran (SE) Dirjen Pajak No.SE-38/PJ.4/1995. Merujuk pada Pasal 1 KMK
248/1995, bangun guna serah adalah:“Bentuk perjanjian kerja sama yang
dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan
bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk
mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan
mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah
selama masa bangun guna serah berakhir”

Berdasarkan definisi itu dapat diketahui jika terdapat dua pihak yang terlibat dalam
perjanjian bangun guna serah. Pertama, investor, yaitu pihak yang diberikan hak
untuk mendirikan bangunan dan menggunakan atau mengusahakan bangunan
tersebut selama masa perjanjian bangun guna serah.
Kedua, pemegang hak atas tanah, yaitu pihak yang memberikan hak atas tanah
kepada investor. Adapun bangunan yang didirikan oleh investor dapat berupa
gedung perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan, rumah toko (ruko), hotel,
dan/atau bangunan lainnya.
Selain KMK 248/1995 dan SE Dirjen Pajak No.SE-38/PJ.4/1995, ketentuan
mengenai bangun guna serah juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP)
No.34 Tahun 2017. Mengacu pada Pasal 1 angka 3 PP 34/2017, bangun guna serah
didefinisikan sebagai:
“Bentuk perjanjian kerja sama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah
dan investor, yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak
kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian dan
mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah
setelah investor mengoperasikan bangunan tersebut atau sebelum investor
mengoperasikannya.”
Skema perjanjian bangun guna serah ini dapat memberikan beragam jenis
penghasilan baik kepada investor maupun pemegang hak atas tanah. Investor salah
satunya dapat memperoleh penghasilan dari pengusahaan bangunan seperti
penghasilan pengusahaan hotel, pusat fasilitas olah raga.

3) Lembaga-Lembaga Pembiayaan
A) Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa Guna Usaha didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance
Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease), untuk digunakan
oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.
Manfaat sewa guna usaha Berikut beberapa manfaat dari sewa guna usaha:
 Menghemat modal
 Diversifikasi sumber-sumber pembiayaaan
 Persyaratan yang mudah dan fleksibel
 Biaya lebih murah
 Menguntungkan arus kas
Pihak-Pihak dalam sewa guna
Pihak-pihak dalam sewa guna usaha Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lain
(2016) karya Bustari Muchtar, Rose Rahmidani, dan Menik Kurnia Siwi, dijelaskan
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan sewa guna usaha, yaitu:
Lessor Merupakan perusahaan sewa guna usaha atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal.
Lessee Merupakan perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari lessor.
Pemasok Merupakan perusahaan atau pihak yang menyediakan barang untuk dijual
kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Bank atau kreditor Dalam suatu perjanjian sewa guna usaha, pihak bank tidak terlibat
secara langsung dalam perjanjian tersebut. Tetapi bank memegang peranan dalam hal
penyediaan dana kepada lessor. Artinya, tidak menutup kemungkinan bahwa pemasok
menerima kredit dari bank.

Kegiatan sewa guna usaha Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2020)
karya Irsyadi Zain dan Rahmat Akbar, dijelaskan bahwa kegiatan sewa guna usaha ada
dua, yaitu:
Finance lease
Finance lease merupakan kegiatan sewa guna usaha di mana pihak lessee pada akhir
masa kontrak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan
nilai sisa yang disepakati. Baca juga: Pembagian Ilmu Ekonomi dan Cabang-Cabang
Ilmu Ekonomi Kegiatan sewa guna usaha dengan menggunakan hak opsi bisa
dilaksanakan jika memenuhi kriteria di bawah ini: Jumlah pembayaran sewa guna
usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal,
harus bisa menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor. Masa sewa
guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya dua tahun untuk barang modal golongan
satu, tiga tahun untuk barang modal golongan dua dan tiga, serta tujuh tahun untuk
golongan bangunan. Perjanjian sewa gunaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi
lessee.
Operating lease
Operating lease merupakan kegiatan sewa guna usaha di mana lessee pada masa akhir
kontrak tidak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. Kriteria sewa
guna usaha tanpa hak opsi antara lain:
a) Jumlah pembayaran selama masa sewa guna usaha pertama tidak bisa
menutupi harga perolehan barang modal sewa guna usaha ditambah
keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor.
b) Perjanjian sewa guna usaha tidak memuat ketentuan hak opsi bagi lessee.
B) Modal Ventura
Salah satu bentuk lembaga pembiayaan adalah perusahaan modal ventura. Perusahaan
modal ventura menjalankan kegiatan pembiayaan yang disebut sebagai usaha modal
ventura. Dilansir dari buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2020) karya Irsyadi
Zain dan Rahmat Akbar usaha modal ventura adalah usaha pembiayaan melalui
penyertaan modal atau pembiayaan untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
pembangunan usaha pasangan usaha. Sedangkan perusahaan modal ventura adalah
badan usaha yang melalukan usaha pembiayaan atau penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan penerima bantuan untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerima
penyertaan modal disebut sebagai perusahaan pasangan usaha atau investee company.
Sedangkan perusahaan yang melaksanakan penyertaan modal disebut sebagai
perusahaan modal ventura. Prinsip utama pembiayaan dalam modal ventura adalah
penyertaan. Meskipun begitu, tidak berarti bahwa bentuk pembiayaan dari modal
ventura selalu penyertaan.

C) Anjak Piutang
Pengertian umum anjak piutang adalah suatu proses pembiayaan melalui transaksi
pembelian piutang suatu perusahaan. Istilah ini mungkin sedikit asing dikalangan orang
awam, khususnya di kalangan masyarakat non pebisnis. Tapi, jika Anda adalah seorang
pebisnis, maka Anda harus memahami istilah keuangan yang satu ini.. Pada
pelaksanaannya, anjak piutang atau invoice factoring akan dibeli oleh investor yang
dalam hal ini bertindak sebagai borrower. Sehingga, seluruh proses penagihan utang
sepenuhnya menjadi kewajiban pihak investor.

Manfaat Anjak Piutang


Perusahaan yang melakukan proses anjak piutang ini mampu memberikan manfaat
untuk semua pihak, yaitu:

 Manfaat untuk Investor atau Factor

Pihak investor atau perusahaan anjak piutang akan memperoleh keuntungan dengan
bentuk fee dan biaya lainnya dari pihak klien.

 Manfaat untuk Klien

Klien akan mendapatkan manfaat berupa pembiayaan, seperti mampu meningkatkan


penjualan dan juga memperlancar arus kas. Sedangkan dari segi non pembiayaan,
maka klien akan mendapatkan manfaat seperti mendapatkan kemudahan dalam hal
penagihan utang, lebih mudah dalam merencanakan, efisiensi, dan juga meningkatkan
kualitas piutang.

 Manfaat untuk Nasabah atau Debitur

Pihak debitur memiliki kesempatan untuk bisa melakukan pembelian dengan cara
kredit, selain itu hadirnya jasa di dalam administrasi akan mampu memberikan
kesempatan pada pihak nasabah dalam hal melakukan penjualan yang lebih cepat.

D) Usaha Kartu Kredit


Usaha Kartu Kredit (Credit Card) adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang
dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit. (Pasal 1 angka (8) Perpres No.9 Tahun
2009)
Kartu Kredit adalah alat pembayaran melalui jasa bank/perusahaan pembiayaan dalam
transaksi jual beli barang/jasa, atau alat untuk menarik uang tunai dari bank/perusahaan
pembiayaan. (Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati)
DASAR PENGATURAN KARTU KREDIT
Dasar hukum substantive
Perjanjian diantara para pihak berdasarkan asas “ kebebasan berkontrak”. Antara
perusahaan financial sebagai kreditur dengan konsumen sebagai debitur.Pasal 1338 (1)
KUH Perdata
“suatu perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi yang membuatnya”.
Terdapat 2 bentuk perjanjian:
 Perjanjian penerbitan kartu kredit
 Perjanjian penggunaan kartu kredit
Dasar hukum administrasi:
Keppres No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga pembiayaan dicabut dengan Perpres No 9
Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan
Peraturan Menteri Keuangan RI No.84/PMK.012/2006
KEUNTUNGAN KARTU KREDIT
Pemegang Kartu (Card Holder):
 Kemudahan dalam berbelanja dengan fasilitas kredit
 Kemudahan memperoleh uang tunai.
 Bagi sebagian orang dapat dianggap sebagai bonafiditas
 Tidak perlu membawa banyak uang tunai dan aman
 Sistem pembayaran fleksibel
KERUGIAN:
• Cenderung boros
• Merchant membebankan biaya setiap transaksi
• Limit terkadang terlalu kecil
• Kesulitan menagih pembayaran bagi penerbit
E) PEMBIAYAAN KONSUMEN
Menurut A,Abdurrahman, kredit konsumen adalah kredit yang diberikan kepada
konsumen guna pembelian barang konsumsi dan jasa seperti yang dibedakan dari
pinjaman yang digunakan untuk tujuan produktif atau dagang.
Dalam Pasal satu angka 7 Peraturan presiden No 9 tahun 2009, menyatakan Pembiayaan
Konsumen (Consumer Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran.
Macam – Macam Jaminan :
• Jaminan Pokok
• Jaminan Utama
• Jaminan tambahan
Jaminan utama
Jaminan utama berupa KEPERCAYAAN terhadap konsumen (debitur) bahwa konsumen
dapat dipercaya untuk membayar angsurannya sampai selesai.
Jaminan pokok
Secara fidusia adalah berupa barang yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen dimana semua dokumen kepemilikan barang dikuasai oleh perusahaan
pembiayaan konsumen sampai angsuran terakhir dilunasi. Jika dana dari pembiayaan
konsumen digunakan untuk membeli mobil maka mobil yang bersangkutan yang
menjadi jaminan pokoknya, dan seluruh dokumen dipegang oleh perusahaan
Manfaat Pembiayaan Konsumen:

1. Pemasok

Manfaat utama bagi pemasok dengan adanya pembiayaan konsumen adalah


peningkatan penjualan. Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen maka
pemasok dapat memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen
dialihkan kepada perusahaan pembiyaan konsumen. Risiko tidak terbayarnya kredit
konsumen yang semula ditanggung oleh pemasok juga menjadi dapat dialihkan kepada
perusahaan pembiayaan konsumen.

2. Konsumen

Manfaat utama bagi konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki
barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh
harga barang atau jasa. Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bang
antara lain :

 Prosedur yang lebih sederhana


 Proses persetujuan yang biasanya lebih cepat
 Perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan
tambahan sepanjang konsumen atau debitor cukup layak untuk dipercaya kemampuan
dan kemauannya memenuhi kewajibannya
 Konsumen tertentu ( terutama di indonesia ) mengalami keengganan untuk
berhubungan dengan bank dalam hal peminjaman dana karena minimnya informasi
tentang jasa-jasa bank dan cara berhubungan dengan bank.

3. Perusahaan Pembiayaan Konsumen


Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiyaan konsumen adalah
penerimaan dari bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh konsumen.
Tingkat bunga yang ditetapkan oleh perusahaan konsumen biasanya lebih tinggi
daripada tingkat bunga kredit bank. Hal ini sebagai konsekuensi atu kompensasi
karena perusahaan pembiayaan konsumen menanggung risiko yang relatif lebih besar
daripada penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada debitornya. Risiko yang
ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih besar daripada bank yang
menyalurkan kredit antara lain karena:

 Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap kelayakan


konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana
 Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
 Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan, perusahaan
pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sewa Guna Usaha: Definisi, Manfaat,
dan Kegiatan Usahanya", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/22/165943469/sewa-guna-usaha-definisi-
manfaat-dan-kegiatan-usahanya?page=all.
Penulis : Cahya Dicky Pratama
Editor : Serafica Gischa

https://accurate.id/akuntansi/anjak-piutang-adalah/
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Modal Ventura: Definisi, Jenis
Pembiayaan, dan Manfaatnya", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/22/180106069/modal-ventura-definisi-jenis-
pembiayaan-dan-manfaatnya?page=all.
Penulis : Cahya Dicky Pratama
Editor : Serafica Gischa

https://www.wartaekonomi.co.id/read220875/apa-itu-modal-ventura diakses pada tanggal


pada tanggal 12 Maret 2021

  

Anda mungkin juga menyukai