OLEH
NIM : 1902010292
KELAS : N/ SEMESTER IV
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
1) Bentuk-Bentuk Badan Hukum
Bentuk badan hukum menurut E. Utrecht/Moh. Soleh Djidang, di dalam pergaulan hukum
b) Persekutuan orang (gemmenschap van mensen) adalah bentuk badan hukum yang
2) Hubungan Bisnis
keagenan adalah adanya wewenang yang dipunyai oleh agen yang bertindak untuk
dan atas nama prinsipal. Prinsipal akan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan
oleh seorang agen, sepanjang hal tersebut dilakukan dalam batas-batas wewenang
yang diberikan kepadanya. Dengan perkataan lain bila seorang agen ternyata
Keagenan adalah hubungan hukum antara pemegang merk (principal) dan suatu
agen, sepanjang hal tersebut dilakukan dalam hal batas-batas wewenang yang
Franchise adalah sebagai suatu sistem pemasaran atau distribusi barang atau jasa,
istimewa untuk melaksanakan suatu system usaha tertentu degan cara yang sudah
yang didapat dari para franchisor. Kesalahan yang terjadi adalah tidak adanya
tersebut diperuntukkan sebagai dana operasioal yang masih terkait dengan adanya
kegiatan promosi bersama, maupun sistem pendukung lain yang harus ditanggung
sama. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk memiliki standar kualitas produk
dan layanan, bahan produksi, peralatan dapur, seragam karyawan, dan hal-hal
lainnya yang tidak berbeda dari waralaba lainnya dengan brand yang sama.
Dibandingkan dengan apabila franshisee berbisnis secara biasa, maka dengan
dilakukan oleh pihak franchisor sudah menemukan sisteman yang efektid tapi
oleh franchisor.
pihak franchisor,
Program latihan yang diberikan oleh franchisor terkadang jauh dari yang
c) Joint venture
Joint Venture adalah perusahaan yang didirikan dua atau lebih entitas bisnis
untuk membuat kesepakatan kerjasama bisnis dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya, perusahaan yang bekerjasama adalah pihak lokal dan asing.Jika
mengacu pada UU No. 25 Tahun 2007, joint venture adalah bentuk penanaman
modal asing. Tujuan utamanya tentu saja adalah memberikan kekuatan ekonomi
kepada perusahaan induk untuk mendapatkan keuntungan bersama.
Jika dibandingkan dengan bentuk kerjasama bisnis lainnya, ada ciri pembeda
yang mudah dipahami. Misalnya saja pada masalah jangka waktu. Joint venture
memiliki batas waktu kerjasama yang lebih singkat daripada CV.
Pada masalah jumlah pihak yang bekerjasama, joint venture lebih besar dari
partnership atau kemitraan karena melibatkan dua atau lebih entitas bisnis yang
digabungkan. Sedangkan partnership hanya melibatkan satu entitas bisnis dengan
pendirinya yang bisa dua atau lebih.
Manfaat joint venture
Kerjasama dua entitas bisnis dengan sistem ini mendatangkan banyak manfaat,
antara lain:
Menggabungkan sumber daya yang secara otomatis meningkatkan potensi
keberhasilan usaha
Menggabungkan keahlian dan saling melengkapi kekuatan keahlian dari
masing-masing entitas bisnis
Menghemat uang dalam menjalankan strategi bisnis, seperti pengeluaran
untuk iklan, pameran, dan publikasi produk
Di Indonesia sendiri sistem joint venture telah diatur regulasinya oleh undang-
undang sebagai berikut :
Dan sesuai UU 25 tahun 2007 , sistem joint venture sendiri dapat diartikan sebagai
bentuk kegiatan penanaman modal asing. Tujuan utama mendirikan sistem ini
adalah agar perusahaan yang memberikan kekuatan ekonomi kepada perusahaan
induk mendapatkan keuntungan secara bersama-sama.
d) Bangun Guna Serah
Bangun Guna Serah ("Built Operate and Transfer") adalah bentuk perjanjian
kerjasama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang
menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor
untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT),
dan mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah
selama masa bangun guna serah berakhir.
ISTILAH bangun guna serah tercantum dan tersebar dalam banyak aturan. Namun,
aturan bangun guna serah yang secara spesifik berkaitan dengan pajak tercantum
dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 248/KMK.04/1995 jo. Surat
Edaran (SE) Dirjen Pajak No.SE-38/PJ.4/1995. Merujuk pada Pasal 1 KMK
248/1995, bangun guna serah adalah:“Bentuk perjanjian kerja sama yang
dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan
bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk
mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan
mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah
selama masa bangun guna serah berakhir”
Berdasarkan definisi itu dapat diketahui jika terdapat dua pihak yang terlibat dalam
perjanjian bangun guna serah. Pertama, investor, yaitu pihak yang diberikan hak
untuk mendirikan bangunan dan menggunakan atau mengusahakan bangunan
tersebut selama masa perjanjian bangun guna serah.
Kedua, pemegang hak atas tanah, yaitu pihak yang memberikan hak atas tanah
kepada investor. Adapun bangunan yang didirikan oleh investor dapat berupa
gedung perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan, rumah toko (ruko), hotel,
dan/atau bangunan lainnya.
Selain KMK 248/1995 dan SE Dirjen Pajak No.SE-38/PJ.4/1995, ketentuan
mengenai bangun guna serah juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP)
No.34 Tahun 2017. Mengacu pada Pasal 1 angka 3 PP 34/2017, bangun guna serah
didefinisikan sebagai:
“Bentuk perjanjian kerja sama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah
dan investor, yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak
kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian dan
mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah
setelah investor mengoperasikan bangunan tersebut atau sebelum investor
mengoperasikannya.”
Skema perjanjian bangun guna serah ini dapat memberikan beragam jenis
penghasilan baik kepada investor maupun pemegang hak atas tanah. Investor salah
satunya dapat memperoleh penghasilan dari pengusahaan bangunan seperti
penghasilan pengusahaan hotel, pusat fasilitas olah raga.
3) Lembaga-Lembaga Pembiayaan
A) Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa Guna Usaha didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance
Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease), untuk digunakan
oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.
Manfaat sewa guna usaha Berikut beberapa manfaat dari sewa guna usaha:
Menghemat modal
Diversifikasi sumber-sumber pembiayaaan
Persyaratan yang mudah dan fleksibel
Biaya lebih murah
Menguntungkan arus kas
Pihak-Pihak dalam sewa guna
Pihak-pihak dalam sewa guna usaha Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lain
(2016) karya Bustari Muchtar, Rose Rahmidani, dan Menik Kurnia Siwi, dijelaskan
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan sewa guna usaha, yaitu:
Lessor Merupakan perusahaan sewa guna usaha atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal.
Lessee Merupakan perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari lessor.
Pemasok Merupakan perusahaan atau pihak yang menyediakan barang untuk dijual
kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Bank atau kreditor Dalam suatu perjanjian sewa guna usaha, pihak bank tidak terlibat
secara langsung dalam perjanjian tersebut. Tetapi bank memegang peranan dalam hal
penyediaan dana kepada lessor. Artinya, tidak menutup kemungkinan bahwa pemasok
menerima kredit dari bank.
Kegiatan sewa guna usaha Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2020)
karya Irsyadi Zain dan Rahmat Akbar, dijelaskan bahwa kegiatan sewa guna usaha ada
dua, yaitu:
Finance lease
Finance lease merupakan kegiatan sewa guna usaha di mana pihak lessee pada akhir
masa kontrak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan
nilai sisa yang disepakati. Baca juga: Pembagian Ilmu Ekonomi dan Cabang-Cabang
Ilmu Ekonomi Kegiatan sewa guna usaha dengan menggunakan hak opsi bisa
dilaksanakan jika memenuhi kriteria di bawah ini: Jumlah pembayaran sewa guna
usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal,
harus bisa menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor. Masa sewa
guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya dua tahun untuk barang modal golongan
satu, tiga tahun untuk barang modal golongan dua dan tiga, serta tujuh tahun untuk
golongan bangunan. Perjanjian sewa gunaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi
lessee.
Operating lease
Operating lease merupakan kegiatan sewa guna usaha di mana lessee pada masa akhir
kontrak tidak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. Kriteria sewa
guna usaha tanpa hak opsi antara lain:
a) Jumlah pembayaran selama masa sewa guna usaha pertama tidak bisa
menutupi harga perolehan barang modal sewa guna usaha ditambah
keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor.
b) Perjanjian sewa guna usaha tidak memuat ketentuan hak opsi bagi lessee.
B) Modal Ventura
Salah satu bentuk lembaga pembiayaan adalah perusahaan modal ventura. Perusahaan
modal ventura menjalankan kegiatan pembiayaan yang disebut sebagai usaha modal
ventura. Dilansir dari buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2020) karya Irsyadi
Zain dan Rahmat Akbar usaha modal ventura adalah usaha pembiayaan melalui
penyertaan modal atau pembiayaan untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
pembangunan usaha pasangan usaha. Sedangkan perusahaan modal ventura adalah
badan usaha yang melalukan usaha pembiayaan atau penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan penerima bantuan untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerima
penyertaan modal disebut sebagai perusahaan pasangan usaha atau investee company.
Sedangkan perusahaan yang melaksanakan penyertaan modal disebut sebagai
perusahaan modal ventura. Prinsip utama pembiayaan dalam modal ventura adalah
penyertaan. Meskipun begitu, tidak berarti bahwa bentuk pembiayaan dari modal
ventura selalu penyertaan.
C) Anjak Piutang
Pengertian umum anjak piutang adalah suatu proses pembiayaan melalui transaksi
pembelian piutang suatu perusahaan. Istilah ini mungkin sedikit asing dikalangan orang
awam, khususnya di kalangan masyarakat non pebisnis. Tapi, jika Anda adalah seorang
pebisnis, maka Anda harus memahami istilah keuangan yang satu ini.. Pada
pelaksanaannya, anjak piutang atau invoice factoring akan dibeli oleh investor yang
dalam hal ini bertindak sebagai borrower. Sehingga, seluruh proses penagihan utang
sepenuhnya menjadi kewajiban pihak investor.
Pihak investor atau perusahaan anjak piutang akan memperoleh keuntungan dengan
bentuk fee dan biaya lainnya dari pihak klien.
Pihak debitur memiliki kesempatan untuk bisa melakukan pembelian dengan cara
kredit, selain itu hadirnya jasa di dalam administrasi akan mampu memberikan
kesempatan pada pihak nasabah dalam hal melakukan penjualan yang lebih cepat.
1. Pemasok
2. Konsumen
Manfaat utama bagi konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki
barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh
harga barang atau jasa. Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bang
antara lain :
https://accurate.id/akuntansi/anjak-piutang-adalah/
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Modal Ventura: Definisi, Jenis
Pembiayaan, dan Manfaatnya", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/22/180106069/modal-ventura-definisi-jenis-
pembiayaan-dan-manfaatnya?page=all.
Penulis : Cahya Dicky Pratama
Editor : Serafica Gischa