Anda di halaman 1dari 8

Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi - Elsa R.M.

Toule

EKSISTENSI ANCAMAN PIDANA MATI


DALAM UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA
KORUPSI
Elsa R. M. Toule1

ABSTRAK

ebagai upaya penanggulangan tindak pidana korupsi sebagai kejahatan yang


luar biasa, pembuat Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah
dengan Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
memformulasikan beberapa hal penting, yang dianggap dapat dipakai sebagai
alat untuk menjerat dan mendatangkan efek jera kepada pelaku, yakni asas
pembuktian terbalik dan sanksi yang berat, termasuk pidana mati. Kebijakan
formulasi pasal-pasal yang berkaitan dengan kedua hal ini tentu didasarkan
pada pemikiran dan dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memberantas tindak
pidana korupsi. Namun, kebijakan formulasi ini tidak diikuti oleh kebijakan
aplikasi. Sebagaimana asas pembuktian terbalik enggan untuk diterapkan dalam
persidangan tindak pidana korupsi, maka hakim tindak pidana korupsi juga
enggan untuk menerapkan ancaman pidana mati terhadap pelaku tindak pidana,
meskipun nyata-nyata negara telah dirugikan milyaran, bahkan trilyunan rupiah,
dan banyak anggota masyarakat kehilangan kesempatan untuk menikmati
kesejahteraan akibat dari tindak pidana tersebut.

Kata Kunci: Korupsi, hukuman mati.

A. Pengantar

Dalam Rencana Pembangunan Jangka memperkuat daya saing bangsa,


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 pembangunan nasional dalam jangka
dirumuskan bahwa kemampuan bangsa panjang diarahkan antara lain untuk
untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi melakukan reformasi di bidang hukum dan
tercapainya kemajuan dan kemakmuran aparatur negara. Pembangunan hukum juga
bangsa. Daya saing yang tinggi, akan diarahkan untuk menghilangkan kemung-
menjadikan Indonesia siap menghadapi kinan terjadinya tindak pidana korupsi serta
tantangan-tantangan globalisasi dan mampu mampu menangani dan menyelesaikan
memanfaatkan peluang yang ada.2 Untuk secara tuntas permasalahan yang terkait
1
Dosen Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon
2
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –
2025.

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013 103


Elsa R.M. Toule - Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi

kolusi, korupsi, nepotisme (KKN). berbeda dengan undang-undang


Pembangunan hukum dilaksanakan melalui sebelumnya, diantaranya ancaman pidana
pembaruan materi hukum dengan tetap mati yang merupakan pemberatan pidana.
memerhatikan kemajemukan tatanan hukum Perumusan ancaman pidana mati
yang berlaku dan pengaruh globalisasi dalam peraturan perundang-undangan di In-
sebagai upaya untuk meningkatkan donesia selalu menjadi polemik yang menuai
kepastian dan perlindungan hukum, pro dan kontra dari berbagai kalangan
penegakan hukum dan hak-hak asasi masyarakat. Terlepas dari hal tersebut,
manusia (HAM), kesadaran hukum, serta ancaman pidana mati dalam Undang-
pelayanan hukum yang berintikan keadilan undang Tindak Pidana Korupsi sepertinya
dan kebenaran, ketertiban dan tidak bermakna apapun karena
kesejahteraan dalam rangka penyeleng- penerapannya diabaikan oleh aparat
garaan negara yang makin tertib, teratur, penegak hukum.
lancar, serta berdaya saing global.
Perumusan yang demikian mengin- B. Perkembangan Tindak Pidana
dikasikan bahwa korupsi merupakan Korupsi di Indonesia
masalah nasional yang proses penang-
Korupsi sudah sangat meluas secara
gulangannya terus diupayakan, dan salah
sistemik merasuk ke semua sektor di
satu upaya yang dilakukan adalah melalui
berbagai tingkatan pusat dan daerah, di
pembaruan materi hukum, dalam hal ini
semua lembaga negara, baik eksekutif,
peraturan undang-undangan. Hal ini
legislatif maupun yudikatif. Oleh karenanya,
menjadi penting mengingat dampak dari
korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar
tindak pidana korupsi yang merusak sendi-
biasa (extra ordinary crime). Di Indone-
sendi kehidupan bangsa dalam berbagai
sia, secara kasat mata, kasus korupsi
aspek, dan proses penanggulangannya telah
merupakan konsumsi publik yang dapat
dilakukan berdasarkan beberapa peraturan
diperoleh melalui berbagai media massa,
perundang-undangan tentang Tindak Pidana
baik cetak maupun elektronik. Hampir tidak
Korupsi, antara lain Undang-undang 31
ada hari yang terlewatkan tanpa berita
Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
tentang kasus korupsi.
Pidana Korupsi sebagaimana dirubah
Secara tegas hal tersebut diakui dalam
dengan Nomor 20 Tahun 2001. Dalam
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor
Penjelasan Umum undang-undang ini
20 Tahun 2001, bahwa korupsi di Indone-
dinyatakan bahwa dalam rangka mencapai
sia terjadi secara sistematik dan meluas
tujuan yang lebih efektif untuk mencegah dan
sehingga tidak hanya merugikan keuangan
memberantas tindak pidana korupsi, undang
negara, tetapi juga telah melanggar hak-hak
undang ini memuat ketentuan pidana yang

104 Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013


Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi - Elsa R.M. Toule

sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Diperkirakan Angka Kemiskinan di Indo-
Kondisi ini yang menjadi dasar bagi nesia menurut BPS, Maret 2012 adalah
pemerintah untuk mengupayakan berbagai sebesar 29, 13 juta orang atau 11,96%;
upaya pemberantasan korupsi. jumlah pengangguran adalah sebanyak 7,6
Transparancy International mengung- juta orang; Hutang luar negeri berdasarkan
kapkan bahwa Indeks Persepsi Korupsi data Kementerian Keuangan tahun 2012
(Corruption Perception Index/ CPI) di adalah 1.937 triliun. Pinjaman sebesar 615
tahun 2010 adalah sebesar 2,8 dan triliun, dan surat hutang sebesar 1.322 triliun.
menduduki ranking 110 dari 178 negara, Sedangkan kerusakan hutan adalah seluas
Tahun 2011 mencapai 3,0 dan menduduki 3.8 juta hektar, yakni yang dibabat dan
ranking 100 dari 183 negara. Sedangkan dieksploitasi secara illegal. Kondisi ini
di tahun 2012, CPI Indonesia mencapai 3,2 dengan sendirinya menempatkan tindak
namun turun peringkat menjadi 118 dari 182 pidana korupsi sebagai kejahatan luar biasa
negara.3 Korupsi dilakukan dalam berbagai (extra ordinary crime) yang harus
sektor, yakni dalam penerimaan pajak, ditanggulangi dengan cara-cara yang ekstra.
penerimaan non pajak, belanja barang dan
jasa, bantuan sosial, APBN/APBD, DAU/ C. Eksistensi Ancaman Pidana Mati
DAK/Dekonsentrasi. Beberapa kasus dalam UU Pemberantasan TP
menonjol (celebrity case) yang mendapat Korupsi
perhatian besar masyarakat, dan
Sebagai upaya penanggulangan tindak
membutuhkan upaya dan kerja keras aparat
pidana korupsi sebagai kejahatan yang luar
penegak hukum untuk mengungkapkannya
biasa, pembuat undang-undang mem-
adalah antara lain kasus korupsi pajak,
formulasikan beberapa hal penting, yang
proyek Hambalang, simulator SIM, dan
dianggap dapat dipakai sebagai alat untuk
import daging sapi, yang melibatkan
menjerat dan mendatangkan efek jera
pegawai pajak, anggota DPR, pejabat
kepada pelaku, yakni asas pembuktian
Polri, petinggi partai politik, bahkan menteri.
terbalik dan sanksi yang berat, termasuk
Komisi Pemberantasan Korupsi
pidana mati. Kebijakan formulasi pasal-
mengungkapkan bahwa tindak pidana
pasal yang berkaitan dengan kedua hal ini
korupsi menimbulkan akibat yang luar biasa
tentu didasarkan pada pemikiran dan
dalam berbagai aspek kehidupan
dilatarbelakangi oleh keinginan untuk
masyarakat, seperti angka kemiskinan yang
memberantas tindak pidana korupsi.
tinggi penggangguran, meningkatnya hutang
Namun, kebijakan formulasi ini tidak diikuti
luar negeri, serta kerusakan alam.
3
Abraham Samad, Grand Design Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Makalah, Simposium Nasional
Rekonseptialisasi Politik Kriminal dan Perspektif Kriminologi dalam Penegakan Hukum di Indonesia, MAHUPIKI-
FH UNHAS, Makassar, Maret 2013

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013 105


Elsa R.M. Toule - Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi

oleh kebijakan aplikasi. Sebagaimana asas waktu terjadi bencana alam nasional,
pembuktian terbalik enggan untuk sebagai pengulangan tindak pidana korupsi,
diterapkan dalam persidangan tindak pidana atau pada waktu negara dalam keadaan
korupsi, maka hakim tindak pidana korupsi krisis ekonomi dan moneter.
juga enggan untuk menerapkan ancaman Ketentuan tersebut di atas mendapat
pidana mati terhadap pelaku tindak pidana, tanggapan dari Artidjo Alkostar, yang
meskipun nyata-nyata negara telah dirugikan menyatakan ketentuan korupsi yang
milyaran, bahkan trilyunan rupiah, dan dilakukan pada waktu negara dalam
banyak anggota masyarakat kehilangan keadaan bahaya, terjadi bencana alam
kesempatan untuk menikmati kesejahteraan nasional, pengulangan tindak pidana
akibat dari tindak pidana tersebut. korupsi, atau negara dalam keadaan krisis
Menurut Ketua Komisi Yudisial ekonomi dan moneter, malah kontradiksi
Busyro Muqodas, ada 3 kriteria utama yang dengan pemberantasan korupsi sebab tidak
membuat seorang pelaku tindak pidana jelas parameternya. Pernyataan demikian
korupsi layak dijatuhi hukuman mati; tentunya akan terbantahkan jika
1. Nilai uang negara yang dikorupsi lebih diperhadapkan dengan keharusan seorang
dari Rp 100 miliar dan secara massif hakim untuk bertindak kreatif sesuai dengan
telah merugikan rakyat; makna ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang-
2. Pelaku tindak pidana korupsi tersebut undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
adalah pejabat negara; Kekuasaan Kehakiman, di mana hakim
wajib menggali, mengikuti dan memahami
3. Pelaku korupsi sudah berulang-ulang
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang
kali melakukan korupsi.
hidup dalam masyarakat.
Salah satu penyebab tidak
Dengan demikian, ketidakjelasan pa-
diterapkannya ancaman pidana mati kepada
rameter seperti dikemukakan di atas
koruptor karena perumusan ancaman
bukanlah merupakan alasan yang
pidana mati diikuti dengan syarat dalam
menyebabkan hingga kini belum ada
“keadaan tertentu” (Pasal 2 ayat (2). Dalam
hukuman mati bagi koruptor di Indonesia.
penjelasan Pasal ini dirumuskan bahwa,
Hukuman terberat yang pernah dikenakan
yang dimaksud dengan keadaan dengan
terhadap koruptor di Indonesia adalah
“keadaan tertentu” dalam ketentuan ini
hukuman seumur hidup yang pernah dikenai
dimaksudkan sebagai pemberatan bagi
terhadap Dicky Iskandar Dinata yang waktu
pelaku tindak pidana korupsi apabila tindak
terbukti melakukan tindak pidana korupsi
pidana tersebut dilakukan pada waktu
secara berulang, terhadap Bank Duta dan
negara dalam keadaan bahaya sesuai
Bank BNI.
dengan undang-undang yang berlaku, pada

106 Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013


Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi - Elsa R.M. Toule

D. Pidana Mati bagi Koruptor dalam dipertahankan dalam Rancangan Undang-


Ius Constituendum undang KUHP dengan sifat khusus dan
selalu diancamkan secara alternatif.4
Pasal 2 ayat (2) Undang-undang
Pertanyaan ini tidak akan terjawab
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
hanya dengan menentukan secara jelas
yang mengatur tentang dapat dipidana
syarat-syarat yang menyebabkan seorang
matinya seorang koruptor, secara faktual
koruptor dapat dipidana mati, melainkan
tidak pernah diterapkan karena syarat
pengkajian terhadap pentingnya
keadaan tertentu tidak terpenuhi oleh
menjatuhkan pidana mati bagi koruptor dari
koruptor. Hal ini mengindikasikan bahwa,
sudut pandang tujuan pemidanaan.
terlepas dari pengulangan tindak pidana,
Dari aspek Hak Asasi Manusia,
penjatuhan pidana mati terhadap koruptor,
Mahkamah Konstitusi melalui putusan MK
hanya dapat dilakukan jika negara sedang
Nomor 3/PUU-V/2007 pada intinya
berada dalam keadaan “luar biasa,” yakni
menyatakan hukuman mati terhadap
negara dalam keadaan bahaya sesuai
kejahatan yang serius merupakan bentuk
dengan undang-undang yang berlaku,
pembatasan hak asasi manusia. Catatan:
sedang terjadi bencana alam nasional, atau
Pelanggaran HAM. Selain itu, Majelis
pada waktu negara dalam keadaan krisis
Ulama Indonesia melalui Fatwa Tentang
ekonomi dan moneter. Suatu kondisi yang
Hukuman Mati Dalam Tindak Pidana
tidak biasa, yang parameternya
Tertentu menegaskan bahwa Islam
membutuhkan perdebatan yang panjang.
mengakui eksistensi hukuman mati, dan
Berdasarkan realita tersebut,
negara boleh melaksanakan hukuman mati
pertanyaan yang kemudian muncul adalah,
kepada pelaku kejahatan pidana tertentu.5
masih relevankah merumuskan ancaman
MUI tidak menerangkan juga bahwa dalam
pidana mati dalam tindak pidana korupsi di
hukum Djinayah (hukum syariah) terdakwa
masa yang akan datang? Hal ini didasarkan
yang diancam pidana mati dapat membayar
pada wacana perlunya merevisi Undang-
diyat (uang santunan) dan memperoleh
undang Pemberantasan Tindak Pidana
ampunan dari keluarga korban, tidak
Korupsi karena masih memiliki kelemahan,
dipidana mati.
antara lain belum ada ketentuan yang
Kedua pernyataan di atas secara tegas
mengatur tentang grativikasi seksual, dan
mengindikasikan bahwa penjatuhan pidana
ketentuan pembuktian terbalik yang hampir
mati bukanlah sesuatu yang secara dikotomi
tidak pernah digunakan oleh penegak
harus dipertentangkan dengan hak untuk
hukum. Selain itu, pidana mati masih tetap
4
Rancangan undang-undang KUHP yang diserahkan oleh Pemerintah kepada DPR RI, 11 Desember 2012
5
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 10/MUNAS VII/MUI/14/2005, tentang Hukuman Mati dalam Tindak Pidana
Tertentu, Jakarta, 28 Juli 2005

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013 107


Elsa R.M. Toule - Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi

hidup sebagai non-derogable right dari menentang hukuman mati karena dianggap
sudut hak asasi manusia. Meskipun tidak mahusiawi dan tidak efektif. 6
demikian, perdebatan tentang pidana mati Perdebatan tentang efektivitas pidana mati,
akan tetap dilakukan, karena secara khususnya bagi tindak pidana korupsi masih
konstitusional, UUD RI 1945 secara tegas tetap terjadi. Perdebatan ini didasarkan
memberikan perlindungan terhadap hak pada asumsi apakah penjatuhan pidana mati
asasi manusia, dan karena itu, pengambilan efektif dalam menanggulangi kejahatan
hak hidup seseorang, apapun bentuknya (korupsi)? Terdapat dua kelompok yang
merupakan pelanggaran terhadap hak secara komprehensif mengajukan
tersebut. argumentasi mereka, baik yang menentang
Perdebatan tentang pidana mati juga (abolisionis) maupun yang mendukung
tetap beralasan, karena realitanya, secara (retensionis) hukuman mati.
internasional dan regional, negara-negara di Kelompok abolisionis mendasarkan
dunia sedang digiring untuk berada dalam argumennya pada beberapa alasan.
satu pemikiran dan kesepakatan bersama Pertama, hukuman mati merupakan bentuk
untuk menghapus hukuman mati. hukuman yang merendahkan martabat
Berdasarkan Resolusi 2857 tahun 1971 dan manusia dan bertentangan dengan hak asasi
Resolusi 32/61 tahun 1977, PBB telah manusia. Atas dasar argumen inilah
mengambil langkah mengumumkan kemudian banyak negara menghapuskan
penghapusan pidana mati sebagai tujuan hukuman mati dalam sistem peradilan
universal yang ingin dicapai, meskipun pidananya. Sampai sekarang ini sudah 97
secara terbatas diberlakukan untuk negara menghapuskan hukuman mati.
beberapa kejahatan. Beberapa konvensi Negara-negara anggota Uni Eropa dilarang
regional juga telah disepakati sebagai upaya menerapkan hukuman mati berdasarkan
mendorong penghapusan pidana mati, Pasal 2 Charter of Fundamental Rights
antara lain Konvensi Eropa tentang of the European Union tahun 2000.
Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Majelis Umum PBB pada tahun 2007,
Kebebasan Dasar, dan Konvensi Amerika 2008 dan 2010 mengadopsi resolusi tidak
tentang hak-hak Asasi Manusia. Dengan mengikat (non-binding resolutions) yang
kata lain, sistem hukum di dunia semakin menghimbau moratorium global terhadap
menjauh dari hukuman mati. hukuman mati. Protokol Opsional II Inter-
Perdebatan tentang hukuman mati telah national Covenant on Civil and Politi-
ada sejak jaman Cesare Beccaria di sekitar cal Rights/ICCPR akhirnya mewajibkan
tahun 1780, yang pernah menyatakan setiap negara mengambil langkah-langkah

6
Beccaria, Of Crime and Punishment, translated by Jane Grigson, Marsilio Publisher, New York, 1996, hal. 9.

108 Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013


Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi - Elsa R.M. Toule

untuk menghapuskan pidana mati. Bandingkan dengan Finlandia 2,2, Belgia


Kelompok abolisionis juga menolak 1,7 dan Russia 10,2.7
alasan kaum retensionis yang meyakini Kelompok retensionis juga menolak
hukuman mati akan menimbulkan efek jera, pendapat kelompok abolisionis yang
dan karenanya akan menurunkan tingkat mengatakan hukuman mati (terhadap
kejahatan khususnya korupsi. Belum ada koruptor) bertentangan dengan
bukti ilmiah konklusif yang membuktikan kemanusiaan. Menurut kelompok
korelasi negatif antara hukuman mati dan retensionis, justru korupsi merupakan
tingkat korupsi. Sebaliknya, berdasarkan kejahatan luar biasa yang menistakan
Indeks Persepsi Korupsi Transparansi perikemanusiaan. Korupsi merupakan
Internasional tahun 2011, justru negara- kejahatan kemanusiaan yang melanggar hak
negara yang tidak menerapkan hukuman hidup dan hak asasi manusia tidak hanya
mati menempati ranking tertinggi sebagai satu orang, namun jutaan manusia. Indone-
negara yang relatif bersih dari korupsi, yaitu sia adalah salah satu negara retensionis yang
Selandia Baru (ranking 1), Denmark (2), secara de yure maupun de facto mengakui
dan Swedia (4). adanya pidana mati. Kelompok retensionis
Sementara itu, kelompok retensionis di Indonesia berpendapat, hukuman mati
mengajukan argumen yang mendukung terhadap koruptor tidak melanggar konstitusi
hukuman mati. Alasan utama adalah sebagaimana telah dinyatakan oleh
hukuman mati memberikan efek cegah Mahkamah Konstitusi. Modderman seorang
terhadap pejabat publik yang akan sarjana yang pro pidana mati berpendapat
melakukan korupsi. Bila menyadari akan bahwa demi ketertiban umum pidana mati
dihukum mati, pejabat demikian setidaknya dapat dan harus diterapkan, namun
akan berpikir seribu kali untuk melakukan penerapan ini hanya sebagai sasaran terakhir
korupsi. Fakta membuktikan, bila dan harus dilihat sebagai wewenang darurat
dibandingkan dengan negara-negara maju yang dalam keadaan luar biasa dapat
yang tidak menerapkan hukuman mati, Arab diterapkan.8
Saudi yang memberlakukan hukum Islam Dasar argumentasi dari kedua
dan hukuman mati memiliki tingkat kejahatan kelompok ini dapat dijadikan bahan acuan
yang rendah. Berdasarkan data United untuk menentukan kebijakan penggunaan
Nations Office on Drugs and Crime pada pidana mati dalam tindak pidana korupsi di
tahun 2012, misalnya, tingkat kejahatan masa yang akan datang. Dengan melihat
pembunuhan hanya 1,0 per 100.000 orang. realita bahwa Indonesia sekarang berada

7
United Nations, World Drug Report. 2012. United Nations Office On Drugs And Crime. Vienna, New York, 2012.
8
Andi Hamzah dan A. Sumangelipu, , Pidana Mati di Indonesia di Masa lain, Kini dan di Masa Depan, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1985, hal. 24

Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013 109


Elsa R.M. Toule - Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Undang Undang Tindak Pidana Korupsi

dalam masa darurat korupsi karena telah membutuhkan kemauan dan keseriusan
menyebabkan kemiskinan dan karenanya semua pihak, baik eksekutif, legislatif
merusak hak hidup jutaan manusia Indone- maupun yudikatif. Suatu peraturan
sia, maka berdasarkan pertimbangan rasa perundang-undangan tentang Penang-
keadilan yang hidup dalam masyarakat, gulangan Tindak Pidana Korupsi yang baik
hukuman mati masih perlu untuk tetap hanya akan menjadi kata-kata mati jika
dirumuskan dalam undang-undang aparat penegak hukum tidak memiliki
pemberantasan tindak pidana korupsi di integritas moral yang baik untuk
masa mendatang. Hukuman mati dapat menanggulangi tindak pidana korupsi.
memberikan peringatan keras pada para (RAS - SIL)
pejabat publik untuk tidak melakukan
korupsi. Namun, hukuman mati hendaknya DAFTAR PUSTAKA

hanya dijatuhkan pada bentuk korupsi yang


Abraham Samad, Grand Design Pemberantasan
paling jahat dan berdampak luas, dan Korupsi di Indonesia, Makalah, Simposium
perumusannya harus jelas dan tegas Nasional Rekonseptialisasi Politik Kriminal
sehingga tidak menimbulkan multitafsir dan dan Perspektif Kriminologi dalam
Penegakan Hukum di Indonesia,
keragu-raguan dalam penerapannya. Selain MAHUPIKI-FH UNHAS, Makassar, Maret
itu, hukuman mati harus sangat hati-hati 2013
untuk dijatuhkan. Andi Hamzah dan A. Sumangelipu, , Pidana
Dalam sistem peradilan pidana In- Mati di Indonesia di Masa lain, Kini dan
di Masa Depan, Ghalia Indonesia, Jakarta,
donesia yang aparat penegak hukumnya
1985.
sering terlibat korupsi seperti sekarang ini,
Beccaria, Of Crime and Punishment, translated
seseorang sangat mungkin menjadi korban
by Jane Grigson, Marsilio Publisher, New
peradilan sesat (miscarriage of justice). York, 1996.
Karena itu, untuk mencegah miscarriage Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Nomor 10/
of justice terdakwa korupsi harus diberikan MUNAS VII/MUI/14/2005, tentang
hak melakukan upaya hukum yang adil. Dan Hukuman Mati dalam Tindak Pidana
Tertentu, Jakarta, 28 Juli 2005
jika akhirnya dipidana mati, terpidana
Rancangan undang-undang KUHP yang
korupsi masih memiliki kesempatan untuk
diserahkan oleh Pemerintah kepada DPR
mengajukan grasi atau mendapatkan RI, 11 Desember 2012
pemberlakuan sifat khusus dari pidana mati United Nations, World Drug Report. 2012.
tersebut, seperti yang dirumuskan dalam United Nations Office On Drugs And
konsep KUHP nasional. Crime. Vienna, New York, 2012.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
E. Penutup Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005 – 2025.
Penanggulangan tindak pidana korupsi

110 Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 3 No. 3, Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai