Anda di halaman 1dari 5

Tugas Ekonomi

1. Manfaat Perdagangan Internasional :

a. Memperoleh Devisa

b. Memperluas Kesempatan Kerja

c. Menstabilkan Harga-Harga

d. Meningkatkan Kualitas komsumsi

e. Mempercepat Transfer Teknologi

f. Memenuhi Permintaan Dalam Negeri

g. Menambah Kemakmuran Suatu Negara

h. Memperluas Lapangan Pekerjaan

i. Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

j. Mengurangi Angka Kemiskinan

k. Banyak Pilihan Jenis Barang

l. Usaha Lokal Bisa Berekspansi

m. Mempererat Hubungan Antar Negara

n. Bisa Mencegah Terjadinya Krisis

Manfaat lain di bidang sosial ketika hubungan antar negara sudah erat satu sama lain yaitu
dapat mengatasi terjadinya krisis. Misalnya saja di negara A terjadi krisis makanan akibat
gagal panen besar-besaran. Akan tetapi si negara A ini memiliki hubungan dengan negara B
yang memiliki hasil beras.

Manfaat Perdagangan Internasional di Bidang Keamanan dan Politik

1. Kebutuhan akan senjata di era sekarang sangat besar. Bagi negara yang tidak bisa
memproduksi senjata dalam negeri atau belum mampu merancang sistem persenjataan
yang canggih bisa dapat mengimpor senjata dari negara lain seperti Rusia dan Jerman.
2. Dengan adanya perdagangan internasional, negara-negara yang terlibat otomatis mau
tidak mau harus mentaati peraturan yang berlaku dan disepakati bersama. Sehingga
dengan demikian tidak ada hal yang bisa memicu perang semisal pembuatan senjata
nuklir dan sebagainya.
3. Negara yang terlibat dalam perdagangan internasional akan  senantiasa bahu
membahu untuk menumpas perdagangan yang dilarang semisal transaksi narkoba,
jual beli manusia atau organ, hewan langka dan sebagainya.

2. Devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional.
Terdiri dari valuta asing, yaitu mata uang yang diakui oleh semua negara lain di dunia. Contohnya
adalah US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling Inggris, Prancis-Franc, Switzerland-Franc,
Dollar-Canada, DM (Deutshe Mark)- Germany, emas, serta surat berharga yang berlaku untuk
pembayaran internasional.

3. Keunggulan Mutlak (Absolut)

Teori keunggulan mutlak dari Adam Smith sering disebut teori murni perdagangan
internasional. Dasar pemikiran teori ini adalah suatu negara akan melakukan perdagangan
atau pertukaran apabila setiap negara memperoleh keuntungan mutlak dari perdagangan. Suatu negara
dikatakan mempunyaikeuntungan mutlak dalam memproduksi suatu jenis barang apabila negara
tersebut dapat memproduksibarang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan jika barang itu
diproduksi di negara lain. Dengan demikian, suatu negara akan mengekspor suatu barang jika
negara tersebut dapat membuatnya secaralebih murah dibandingkan negara lain.

Keunggulan mutlak adalah situasi ekonomi dimana penjual mampu menghasilkan jumlah
yang lebih tinggi dari produk yang diberikan, saat menggunakan jumlah yang sama sumber
daya yang digunakan oleh pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini
dimungkinkan bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara memiliki keuntungan absolut di
pasar. Kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien
juga memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa semua unit
yang diproduksi dijual.

Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan apakah keuntungan absolut
ada. Ketika itu adalah mungkin untuk memproduksi lebih banyak produk dengan
menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya
produksi yang lebih rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap
unit dengan biaya sedikit di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus keuntungan yang lebih
tinggi pada setiap unit yang dijual.

Ada beberapa asumsi dari keunggulan mutlak ini


         Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
         Kualitas barang yang diproduksi kedua Negara sama
         Pertukaran dilakukan secara barter tanpa mengeluarkan uang
         Biaya ditanspor ditiadakan.

Contoh: Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas dengan
asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga kerja untuk
memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50
tenaga kerja untuk memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu:

Produk Indonesia India


Pakaian 40 unit 20 unit
Tas 20 unit 30 unit

Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi


pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di Indonesia mampu
memproduksi 40 tenaga kerja dan India hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India
memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas,
Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian
dan India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India
melakukan spesialisasi produksi, hasilnya akan sebagai berikut:

Produk Indonesia India


Pakaian 40 unit 20 unit
Tas 20 unit 30 unit

Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena Indonesia


dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang menjadi spesialisasi.
Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit pakain dan 40 unit tas. Tetapi setelah
spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi
keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi
tertentu dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara
lain.

4. Neraca Perdagangan Internasional adalah selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara
dalam perdagangan internasional. Apabila nilai ekspor suatu negara lebih besar dibanding impor,
berarti negara itu mengalami neraca dagang surplus (Positive Trade Balance). Sedangkan jika nilai
impor lebih besar dibanding ekspor, berarti terjadi neraca dagang defisit (Negative Trade
Balance). Pengertian Neraca Perdagangan ini mencakup ekspor impor barang maupun jasa dalam
lingkup perdagangan internasional saja, dengan tidak memperhitungkan transaksi domestik.
Contoh:
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA TOTAL
Periode : 2014-2019
(Nilai : Juta US$)
TREND(%) Jan-Mar*
Perub.(%)
NO Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2014-
2018 2019 2019/2018
2018
I EKSPOR 175.980,0 150.366,3 145.186,2 168.828,2 180.215,0 1,65 44.272,9 40.510,2 -8,50
-MIGAS 30.018,8 18.574,4 13.105,5 15.744,3 17.404,8 -11,80 4.052,5 3.437,8 -15,17
- NON M I G
145.961,2 131.791,9 132.080,8 153.083,9 162.810,2 3,75 40.220,4 37.072,4 -7,83
AS
II IMPOR 178.178,8 142.694,8 135.652,9 156.985,6 188.711,2 2,13 43.958,5 40.703,6 -7,40
-MIGAS 43.459,9 24.613,2 18.739,3 24.316,0 29.868,4 -7,34 6.733,1 4.781,8 -28,98
- NON M I G
134.718,9 118.081,6 116.913,6 132.669,5 158.842,8 4,56 37.225,4 35.921,8 -3,50
AS
III Total 354.158,8 293.061,1 280.839,1 325.813,7 368.926,3 1,89 88.231,4 81.213,8 -7,95
-MIGAS 73.478,7 43.187,5 31.844,8 40.060,3 47.273,2 -9,13 10.785,6 8.219,6 -23,79
- NON M I G
280.680,1 249.873,5 248.994,3 285.753,4 321.653,0 4,15 77.445,8 72.994,2 -5,75
AS
IV NERACA -2.198,8 7.671,5 9.533,3 11.842,6 -8.496,2 314,4 -193,4 -161,51
TREND(%) Jan-Mar* Perub.(%)
NO Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2014- 2018 2019 2019/2018
-MIGAS -13.441,1 -6.038,8 -5.633,9 -8.571,7 -12.463,6 2018 -2.680,6 -1.344,0 49,86
- NON M I G
11.242,3 13.710,3 15.167,2 20.414,3 3.967,4 -15,51 2.995,0 1.150,6 -61,58
AS
Sumber: BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Perdagangan
Keterangan:
*) Angka Sementara

5. Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang


dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada
perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan
biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia
sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien
dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan
murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan
biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan
demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia
memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling
menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.

Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan
pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang
memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.

Contoh :
Negara Permadani Sutra Dasar Tukar Domestik (DTD)
1 meter sutra  = 0,8 meter 
Iran 30 menit/meter 24 menit/meter
                       permadani
1 meter sutra  = 1,25 meter
Bangladesh 40 menit/meter 50 menit/meter
                        permadani

Pada tabel tersebut dilihat jumlah waktu yang digunakan tanpa memperhatikan
perbandingan dasar tukar domestik antara permadani dan sutra di kedua negara, tampaknya
India memiliki keunggulan absolut atas permadani dan sutra, mengingat Iran dapat
menghasilkan permadani dalam waktu 30 menit/meter, sedangkan Bangladesh menggunakan
waktu yang lebih banyak 40 menit/meter, begitu pula sutra, Iran hanya menggunakan waktu
24 menit/meter, sedangkan Bangladesh menggunakan 50 menit/meter. Dengan demikian
berdasarkan teori keunggulan absolut, perdagangan antara kedua negara tidak akan terjadi,
karena Iran memiliki keunggulan absolut atas kedua jenis komoditi. Berdasarkan pada teori
keunggulan komparatif, perdagangan antara Iran dan Bangladesh masih tetap akan terjadi,
karena secara komparatif dimana Iran memiliki keunggulan atas sutra dan Bangladesh
memiliki keunggulan atas permadani. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan dasar tukar
domestik masing-masing negara, yaitu DTD di Iran adalah 1 meter sutra dapat ditukar dengan
0,8 meter permadani, sementara di Bangladesh 1 meter sutra dapat ditukar dengan 1,25 meter
permadani. Atau dengan kata lain bahwa di Iran harga sutra lebih murah di banding harga
permadani (karena ongkos produksinya hanya 24/50 atau 48 % dari ongkos produksi sutra di
Bangladesh,

Anda mungkin juga menyukai