Uas Agama
Uas Agama
NIM : E0019041
Kelas : 1A Farmasi
1. Bagaimana konsep Islam tentang keluarga yang sakinah mawaddah warahmah? Jelaskan!
3. Apa yang Anda lakukan ketika menghadapi pasien muslim/muslimah yang sedang sakit?
Jelaskan!
Selamat Mengerjakan
LEMBAR JAWAB
UAS MK AGAMA S1 FARMASI
1. Dalam pandangan al-Qur’an, salah satu tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan
sakinah, mawaddah, dan rahmah antara suami, istri, dan anak-anaknya. Hal ini
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang berpikir
Kata sakinah, dalam QS. Al-Rum ayat 21 diatas, dalam al-Qur’an dan Tafsirnya
Departemen Agama ditafsirkan dengan cenderung dan tenteram.27 Penafsiran ini tidak
jauh berbeda dengan penafsiran yang dikemukakan oleh mufassir lainnya. Mufassir
Indonesia Quraish Shihab, menjelaskan bahwa kata sakinah yang tersusun dari huruf-
huruf sin, kaf dan nun mengandung makna “ketenangan” atau antonim kegoncangan
dan pergerakan. Menurutnya pakar-pakar bahasa menegaskan bahwa kata itu tidak
penjelasan tentang mawaddah dan rahmah dengan mengutip dari berbagai pendapat.
Diantaranya, pendapat Mujahid dan Ikrimah yang berpendapat bahwa kata mawaddah
adalah sebagai ganti dari kata “nikah” (bersetubuh), sedangkan kata rahmah sebagai
kata ganti “anak”.31Menurutnya, maksud ayat “ bahwa Dia menjadikan antara suami
dan istri rasa kasih sayang” ialah adanya perkawinan sebagai yang disyariatkan Tuhan
antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dari jenisnya sendiri, yaitu jenis
2. Dampak negatif maupun positif dalam perkembangan iptek, Kemajuan dalam bidang
iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia.
Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak
ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada
Pertentangan antara agama dan IPTEK terjadi karena adanya sikap curiga dan sikap
kurang terbuka baik dari sisi pemeluk agama dan ilmuwan. Hal itu terjadi ketika agama
dipahami secara sempit sebagai aturan beku dan peribadatan belaka yang tidak boleh
dikritisi dan ilmu menempatkan diri sebagai oposisi terhadap agama. Meskipun agama
hukum dan nilai-nilai sendiri, keduanya mempunyai subyek yang sama, yaitu manusia.
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan berhati nurani mempunyai
3. Seperti sikap rosulullah,manakala terdapat sahabat yang sakit beliau selalu melakukan
5 hal yaitu :
rosulullah. Dengan menjenguk pasien yang sakit pasti akan merasa bahagia.
b. Memberikan kabar gembira, sebagai tenaga medis tidak ada salahnya kita mengutip
perkataan beliau untuk pasien “orang sakit akan mendapatkan pahala atas penyakit
yang menimpanya dan dosa-dosanya akan dihapus dengan sakitnya”. Hal ini pernah
diutarakan Nabi Muhammad ketika mengunjungi Ummul Ala atau Ummu Kharijah
juga menyertakan doa pengampunan dosa dan perlindungan agama mereka yang
sedang sakit.
d. Meringankan beban. Nabi Muhammad sadar bahwa orang sakit itu payah. Oleh
e. Mengobatinya
‘ Fardu Kifayah’ hukumnya bagi umat Islam, apabila yang mati itu orang yang
beragama Islam. Bila pekerjaan itu ditinggalkan berdosalah semua orang Islam di
negeri itu tetapi bila ada di antara mereka yang mengerjakannya, maka sekalian umat
1. Memandikan Mayat
Belum dimandikan
Mayat itu bukan mati syahid/ syuhada (mati dalam peperangan untuk membela
agama Allah).
Rukunnya adalah menyeluruhkan air suci kepada segenap tubuhnya. Tata caranya
secara sunnah adalah memulai dengan mewudhukannya, lalu memulai dengan bagian
kanan dari tubuhnya, dan kemudian kiri tubuhnya, air untuk memandikan dicampur
dengan daun sidir (bidara), setelah selesai maka diulang demikian hingga 3X, atau 5X
atau 7X, dan pada kali yg terakhir dicampur dengan kafur. (shahih Bukhari hadits
no.1196)
memandikan mayat lelaki, terkecuali isteri dan mahramnya. Sebaliknya jika mayat itu
2. Mengkafankan Mayat
yang hidup. Kafan itu diambil dari harta si mayat sendiri, jika ia meninggalkan harta,
kalau ia tidak meninggalkan harta, maka kafan atas orang yang wajib memberi
belanjanya ketika ia hidup. Kalau yang wajib memberikan belanja itu tidak pula
mampu, hendaklah diambil dari Baitulmal, bila ada Baitulmal dan diatur menurut
hukum agama Islam. Jika Baitulmal tidak ada atau tidak teratur, maka wajib atas orang
Muslim yang mampu. Demikian pula belanja yang lain-lain yang bersangkutan dengan
keperluan mayat.
Untuk lelaki
Kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi sekalian badan mayat, baik
mayat lelaki maupun perempuan. Sebaiknya untuk lelaki tiga lapis kain, tiap-tiap lapis
tiga lapis itu, hendaklah izar (kain mandi) ,dua lapis menutupi sekalian badannya.
Untuk Perempuan
Adapun mayat perempuan maka sebaiknya dikafani dengan lima lembar, yaitu
basahan (kain basah), baju, kepala, mukena dan kain yang menutupi seluruh badannya.
3. Sholat Jenazah
Sholat Jenazah merupakan salah satu di antara perkara yang wajib yang dilakukan atas
orang-orang yang hidup sebagai fardu kifayah dan disunatkan sholat berjamaah
sebagaimana sabda Rasullullah SAW : “Tidaklah ada di antara seorang muslim yang
mati kemudian sholat ke atasnya 40 orang lelaki yang tidak menyekutukan Allah
4. Menguburkan Mayat
oTidak boleh menguburkan seorang muslim dengan seorang kafir, begitu pula
yang mati syahid mereka dikuburkan di lokasi mereka gugur tidak dipindahkan ke
penguburan. [Hal ini memuat bantahan terhadap sebagian orang yang mewasiatkan
supaya dikuburkan di masjid atau di makam khusus atau di tempat lainnya yang
oTidak boleh menguburkan pada waktu-waktu terlarang [Lihat Bagian XII No 27]
atau pada waktu malam, kecuali karena dalam keadaan darurat, meskipun dengan cara
penguburan.
[a] Lahad : yaitu melubangi liang kubur ke arah kiblat (ini yang afdhal).
oDalam kondisi darurat boleh menguburkan dalam satu lubang dua mayat atau lebih,
dan yang lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di antara mereka.
menyetubuhi isterinya.
5. Shalat istikharah merupakan shalat sunnat sebanyak 2 rakaat atau paling banyak 12 rakaat
( 6 salam ) yang dilakukan oleh umat muslim untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT
karena bingung dengan pilihan yang ada dan merasa ragu ketika akan memutuskan sesuatu.
Sedangkan waktu untuk pelaksanaan shalat istikharah bisa dilakukan kapan saja asalkan
bukan waktu yang terlarang untuk melakukan shalat. Meskipun bisa dilakukan kapan saja,
shalat istikharah akan lebih efektif jika dilakukan ketika waktu sepertiga malam seperti
waktu pelaksanaan shalat tahajud. Alasannya adalah berdoa dan memohon petunjuk di
keheningan malam bisa membuat ibadah yang dilakukan akan lebih khusyu dilakukan.
Dikutip dari Dream, Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq menjelaskan, sholat istikharah boleh
berupa sholat sunnah apa saja. Baik sholat sunnah rawatib, sholat sunnah tahiyatul masjid,
Menurut Syaikh Wahbah disunnahkan membaca surat Al Kafirun setelah membaca surat
Al Fatihah pada rakaat pertama. Setelah itu membaca surat Al Ikhlas setelah membaca
1. Niat
19. Salam