Inovasi Gebrakan SUSI Suami Siaga Kabupa
Inovasi Gebrakan SUSI Suami Siaga Kabupa
Lumajang
Zahra Elvansari
155120607111035
1. Pendahuluan
1
Dokumen Resmi Program Suami Siaga Puskesmas Gucialit Kabupaten Lumajang
keputusan kapan, dimana, dan siapa yang akan membantu proses persalinan.
Sehingga pemerintah perlu melakukan penanganan intensif selama masa
kehamilan dan persalinan guna pembekalan bagi pasangan muda yang berada
Inovasi “Gebrakan Suami Siaga (SUSI)” mempromosikan kebiasaan baru
bahwa tanggungjawab persalinan tidak mutlak diputuskan oleh keluarga besar
tetapi suami dan ibu hamil sendiri sangat berperan penting. Keterlibatan suami,
diharapkan dapat mengurangi risiko kematian ibu pada masa kehamilan,
persalinan, dan kematian bayi pada awal kehidupannya.
2
Wawancara dengan Ima Rifiyan, Kepala Puskesmas Gucialit pada 3 April 2017
pendamping. Focus Group Disccusion (FGD) yang berlangsung beberapa
kesempatan antara tim pendamping dari puskesmas dengan masyarakat termasuk
keikutsertaan dukun bayi yang ada di wilayah Gucialit, dapat diidentifikasi
permasalahan masih terjadinya kematian bayi beberapa tahun terakhir ini.
Masalah ini dinilai cukup peting untuk segera dipecahkan terutama upaya
mengeliminir kematian bayi.
Lalu, menurut Dr. Ima Rifiyan mengatakan bahwa
Hasil dari musyawarah dengan masyarakat kemudian dibahas di mini
lokakarya bulanan puskesmas dan mini lokakarya tribulanan lintas
sektor. Pada beberapa pembahasan disepakati program Suami Siaga
sebagai solusi. Dengan komitmen Kepala Puskesmas dan semua staff
Puskesmas Gucialit maka disusunlah tim pelaksana Suami Siaga, SK,
SOP, dan mengadvokasi penggalangan dukungan lintas sektor.
Sedangkan masing-masing pemegang program berperan sebagai
fasilitator pelaksanaan Suami Siaga dan pembuatan modul pelatihan
Suami 3
3
Iibid
4
Wawancara dengan Nurhidayati, Bidan Puskesmas Gucialit pada 3 April 2017
Dapat disimpulkan proses dan Siklus Inovasi Inovasi gebrakan suami siaga di
Puskesmas Gucialit mengalami tahapan proses dan siklus pada penerapannya,
antara lain sebagai berikut:
a) Proses mengenli masalah melalui minlok bulanan dan FGD;
b) Riset dasar dengan cara pelatihan pegawai dan peningkatan alat kesehatan;
c) Mengadakan FGD kesepakatan antar tim adanya pelatihan suami siaga;
d) Disosialisasikan;
e) Diimpelentasikan;
f) Dikembangkan.
3. Implementasi Program
Kontak 1 P4K
Input Bumil
Pengawalan Bumil
(Sejak
(Protap ANCT dan
Pembuahan)
ANC)
Suami Siaga
KB AKTE 1000 hr
kehidupan
Pertama-tama akan dijelaskan program dari SuSi disisi kanan, awal mula
dari kontak pertama bumil (K1) kunjungan baru ibu hamil yang pertama kali
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan lanjut ke
pendataan oleh kader untuk pengawalan bumil sampai pertemuan Suami Siaga.
Yang dimaksud pertemuan Suami Siaga salah satunya adalah Puskesmas Gucialit
memberikan pelatihan SuSi.
Pelatihan ini pada awalnya dirancang untuk diberikan kepada 10 pasangan
muda setiap 3 bulan, dengan harapan informasi ini akan menyebar luas kepada
pasangan lainnya. Pada kenyataannya antusias masyarakat ternyata sangat besar
sehingga melebihi target program, banyak pasangan muda berminat untuk
menjadi peserta Pelatihan ini untuk mendapatkan pengetahuan seputar kehamilan
dan kelahiran bayi mereka. Pada awal pelatihan, para pasangan muda diukur
tingkat pemahamannya terhadap beberapa hal, yaitu: resiko kehamilan &
persalinan, manfaat gizi ibu hamil dan ibu menyusui, manfaat KB pasca
persalinan, upaya lingkungan sehat bagi ibu hamil dan menyusui, serta pentingnya
suami siaga. Sejak awal, para suami juga sudah dibiasakan untuk melindungi
istrinya, berdiskusi dan memutuskan hal bersama dengan istri.
Sasaran
1. Suami serta ibu hamil di wilayah Puskesmas Gucialit
2. Waktu pelaksanaan : 3 bulan sekali
3. Tempat : balai desa di 9 desa wilayah Gucialit
Kemudian, para pasangan suami-istri tersebut diberikan 5 materi
mengenai:
6 Hasil Wawancara dengan Ega Novia, Promkes Puskesmas Kecamatan Gucialit pada 3 April 2017
dengan Dukcapil, Kantor Pos, Kecamatan, Bidan Praktek Swasta (BPS) dan
Bidan Desa di wilayah kerja Puskesmas Gucialit. Selanjutnya program SuSi juga
masih bertanggung jawab memberikan pengawasan atau periksa bayi di 1000 hari
kehidupannya yang berarti sampai si bayi umur 2 tahun. Maka dari itu, disitulah
peran suami untuk bertugas mengawal dan memberikan yang terbaik untuk bayi
dan istrinya. Misalnya: suami mendukung istrinya untuk memberikan ASI
Eksklusif.7
Kegiatan ini didanai melalui bantuan dana BOK dimana pelatihan di setiap
desa membutuhkan dana sebesar Rp 750.000,- yang digunakan untuk biaya
transportasi peserta pelatihan (masing-masing sebesar Rp 15.000,-), konsumsi,
dan monitoring pasca pelatihan. Seusai pelatihan, monitoring juga dilakukan
dengan berdasarkan informasi/check list awal yang ditandantangani bersama
suami-istri dan kader/bidan di awal pelatihan. Setelah lewat 1 minggu masa
persalinan, bidan bersama kader akan mengunjungi pasangan suami-istri untuk
mengevaluasi hasil pelatihan “Suami Siaga”8
4. Dampak Program
Puskesmas Gucialit sudah menjalankan fungsinya dengan baik dalam
memberikan pelayanan yaitu:
1. Masyarakat Gucialit mengetahui dan memahami inovasi gebrakan suami siaga
yang ada di Puskesmas
2. Masyarakat mendapatkan penanganan yang lebih baik di Puskesmas Gucialit
sejak adanya inovasi
3. Dengan adanya inovasi Puskesmas Gucialit mampu memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan dari masyarakat setempat khususnya pemberian
pelayanan kepada ibu hamil
4. Petugas di Puskesmas Gucialit sangat ramah kepada setiap warga yang datang
dan tidak ada perbedaan pelayanan yang diberikan antara masyarakat miskin
dan kaya
7
Ibid
8
Ibid
Hasil terhadap Angka Kematian Ibu dan Bayi Menurut hasil penelitian sejak
diberlakukannya Inovasi Gebrakan Suami siaga kematian bayi yang turun secara
signifikan
Dari data laporan Puskesmas tercatat sebanyak 22 kematian bayi di
tahun 2010, 17 kasus kematian bayi di tahun 2011, dan di tahun 2012 sebanyak
12 kasus. Pada tahun 2013 sebanyak 8 kasus kematian bayi. Sementara untuk
kasus kematian balita ada 1 kasus pada tahun 2011. Sedangkan untuk
kasus kematian ibu, pada empat tahun terakhir Gucialit sudah berhasil
mencapai angka zero (nol). 9
Dampak yang positif antara lain:
1. Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah Kecamatan Gucialit pada 3 tahun
terakhir zero (0 %), sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB) trendnya
sudah turun signifikan
2. Ada peningkatan partisipasi suami dalam pendampingan istri, saat hamil,
bersalin sampai perawatan bayi.
3. Meningkatkan kunjungan persalinan di Fasilitas Kesehatan Kec. Gucialit
4. Adanya Kesepakatan Suami /Keluarga, kader dan Tenaga Penolong Persalinan
5. Semua Desa di wilayah Puskesmas Gucialit sudah MoU dengan PMI difasilitasi
oleh Puskesmas
6. Dari 9 desa di Gucialit sudah 8 desa yang punya Ambulance Desa bantuan dari
Pemerintah Daerah dan tahun 2013 1 desa lagi mendapatkan bantuan Ambulan
Desa dari pemerintah selain Ambulan Desa milik warga yang sudah lama
dilaksanakan sebagai sarana transportasi rujukan, terutama kasus persalinan
dan kecelakaan.
7. MOU Pembuatan Akta Kelahiran melalui Puskesmas antara Kecamatan dan
Puskesmas Gucialit, dengan Dispenduk dan Capil
Lalu, dari hasil wawancara dengan seorang ibu bersama bayinya yang berumur 8
bulan. Ibu dan bayinya berperan sebagai pasien Suami Siaga mengatakan bahwa:
9
Dokumen Laporan AKI AKB Puskesmas Gucialit Kabupaten Lumajang
Adanya SuSi sangat merubahkan dampak kesehatan para Ibu, yang
dulunya 10 tahun yang lalu banyak sekali Ibu hamil yang tidak
tertolong karena kekuasaan suami kentalnya budaya patrinial
berdampak pengambilan keputusan mau dimana untuk melahirkan
anak, kadang mending di dukun saja disbanding puskesmas karena
biaya mahal. Akhirnya, peran SuSi ini yang tidak hanya suami
mengontrol Ibu dan bayinya namun banyak program yang bagus,
seperti ambulance keliling untuk mengantarkan persalinan, dan
ditambah lagi terdapat pelatihan agar istri muda maupun suami muda
tidak awam untuk merawat bayi. 10
1. Regulasi
Regulasi yang menjadi dasar program Gebrakan SUSI (Suami Siaga)
meliputi :
1. SK Camat Tentang Tim Forum Komunikasi Desa Sehat Kecamatan
Gucialit No. 188.4/13/427.918/2012
2. Surat Edaran Camat Gucialit Tentang Seruan Penerapan Indikator
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat No. 440/514/427.918/2013
3. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
Tentang Pemberian Kewenangan Bidan Dalam Pennaganan Gawat
Darurat Obstetri dan Neonatal Pasca Persalinan (GDON) Dan
Pelayanan KB Pasca Persalinan Tahun 2012
4. Keputusan Kepala Puskesmas Gucialit Tentang Standar Pelayanan
Publik Puskesmas Gucialit Kabupaten Lumajang No.
800028/427.35.21/2011
5. Kesepakatan Bersama antara Direktur Unit Donor Darah PMI
Kabupaten Lumajang dengan Puskesmas Gucialit Tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Sosial Donor Darah Sukarela Masyarakat
Kecamatan Gucialit No. 800/1110/427.34.18.01/2012
6. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Gucialit No
800/018/427.32.21/2011 Tentang Pembentukan Tim Pelaksana Suami
Siaga
10
Wawancara dengan Indawati, pasien Suami Siaga, pada 3 April 2017
7. Perjanjian Kerjasama Pemerintah Kabupaten Lumajang dan Kantor
Pos dan GIRO Tentang Kerjasama Proses Pengurusan AKTA
KELAHIRAN No. 470/638.1/427.43/2013, No.
445/11848/427.35/2013, No. 1759/PENJUALAN 3/2/1213/2013
11
Hasil Wawancara dengan Ega Novia, Promkes Puskesmas Kecamatan Gucialit pada 3 April 2017
Selama pelaksanaan inovasi SuSi Kabupaten Lumajang tidak luput juga
dari kendala-kendala yang dihadapi, khusus pada Kecamatan Gucialit kendala
yang dihadapi diantaranya:
1. Karena banyak pasutri di usia muda, sehingga peserta baru malu untuk
melakukan konsultasi;
2. Pertemuan petugas kesehatan dengan suami ibu hamil kurang serius;
3. Keterbatasan dana BOK (biaya operasional puskesmas);
4. Masih banyaknya para suami yang diwakili keluarga dalam pertemuan,
sehingga informasi yang disampaikan tidak langsung diterima oleh suami;
5. Masih adanya dukun persalinan di kecamatan lain.12
12
Ibid
adalah komitmen, penghematan dana, asal mau pasti bisa, diskusi dan sosialisasi,
peran fasilitator dalam pertemuan, kepedulian masyarakat, semangat melalui mars
suami siaga, dan penataan kesehatan lingkungan.
Namun, kekurangan dari SuSi ini adalah hanya diterapkan satu Puskesmas
di desa Gucialit saja. Harapannya, SuSi bisa menjadi contoh untuk para
puskesmas di Gucialit bahkan bisa menjadi contoh di Kabupaten lainnya.
Kemudian, ada hal yang harus ditekankan lagi untuk suami bisa mendampingi
istri apalagi suami muda yang masih malu-malu untuk bertanya. Karena program
SuSI ini adalah targetnya ke suami untuk bisa mengawal sang istri dan buah hati.
Ada kontrak untuk suami agar benar-benar mendampingi sang istri.
LAMPIRAN DOKUMENTASI SUSI KIT
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN SUAMI SIAGA
Wawancara dengan Ima Rifiyan, Kepala Puskesmas Gucialit pada 3 April 2017