NIM : 130180024
Rangkuman film “A Beautiful Mind”
Seorang matematikawan genius yaitu John Forbes Nash memiliki penyakit psikologis yaitu
Skizofrenia. Penyakit ini membuatnya kerap bisa berhalusinasi dan menciptakan tokoh-
tokoh yang hanya khayalan halusinasinya saja.
Tiga orang dalam kehidupan John ternyata adalah tokoh dari halusinasinya, yaitu Charles
Herman yang teman sekamarnya selama di universitas, William Parcher sebagai agen
pemerintah, dan Marcee adalah keponakan dari Charles Herman.
Penyakit ini membuatnya dibayangi lecemasan dan juga kesulitan berpikir normal dan
rasional.
Dalam kehidupannya, John memakan obat antipsikotik yang membantunya. Tetapi, John
menganggap bahwa obat-obat itu malah mengganggu kemampuan berpikirnya dan
akhirnya ia memilih untuk tidak memakannya.
Akan tetapi jika John tidak meminum obat-obat itu, halusinasi dan kenyataannya pun
tercampur baur dalam kehidupannya, sehingga secara perlahan- lahan John mulai untuk
menghadapi kondisi itu dengan kemampuan serta kecakapan dirinya tanpa harus
terpengaruh obat-obatan.
Bersama dengan istrinya, John yaitu Alicia akhirnya mampu membedakan antara manusia
nyata dan orang-orang dalam halusinasinya.
John akhirnya tau bahwa teman-teman halusinasinya itu tidak bertambah tua.
Dan akhirnya dengan kemampuannya sendiri, John mulai belajar untuk menjalani hidup
dengan rasional dengan tidak menanggapi orang-orang halusinasinya.
Finally, dengan kemampuannya serta kegigihan John berhasil meraih nobel ditahun 1994
pada usianya yang sudah cukup tua.
Dan sampai saat ini pun, konsep ekonomi kontemporer yang ia temukan masih terus
digunakan dan dipelajari untuk masyarakat luas.
Pesan dari Film A Beautiful Mind
1. Selalu Berusaha dan Bekerja Keras
Sifat John yang selalu berusaha tertuang dalam film dimana John selalu bekerja keras
meecahkan kode yang sebenarnya adalah halusinasinya saja akan tetapi kerja keras
itulah yang membuat john dapat berhasil dalam menguasi dirinya sendiri.
2. Percaya Dengan Diri Sendiri
Didalam film juga ditunjukkan perjuangan John yang percaya bahwa dirinya dapat
menguasai dirinya sendiri menunjukkan sikap kepercayaan akan kemampuan yang ia
miliki.
3. Kekurangan Bukanlah Hambatan
1
Penyakit yang diderita oleh John bukanlah halangan yang akan menghambat
berhasilnya dirinya, dapat menjadi pembelajaran bagi kita bahwa kekurangan yang
kita miliki bukanlah alasan untuk dapat berusaha untuk mengejar mimpi kita, manusi
tidak ada yang sempurna tetapi dengan berusaha pasti kita bisa.
2
INSTITUT BISNIS, EKONOMI DAN KEUANGAN
STIE – IBEK
PROPORSAL
Disusun Oleh :
NAMA : ERVIRA
NIM : 130180024
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proporsal ini. Tujuan penyusunan
proporsal ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi tugas semester 5
mata kuliah Metodologi Penelitian.
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih. Serta dalam penyusunan makalah penulis juga
memanfaatkan berbagai informasi dari website di media sosial serta dari teman yang
pernah melakukan penyusunan skripsi. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan, semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Semoga amal ibadah, dan dorongan serta doa yang diberikan kepada penulis dengan
tulus dan iklas mendapatkan Rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 8
BAB 2 LANDASAN TEORI 9
2.1 Akuntansi 9
2.2 Pajak 9
2.3 Pemahaman Self Assessment 11
2.4 Sanksi Pajak 15
2.5 Kesadaran Wajib Pajak 17
2.6 Kualitas Pelayanan Fiskus 18
2.7 Kepatuhan Wajib Pajak 20
2.8 Penelitian Terdahulu 22
2.9 Kerangka Pikir 23
2.10 Hipotesis 25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 27
3.2 Variabel Yang Diteliti 28
3.3 Teknik Pengumpulan Data. 29
3.4 Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data 33
3.5 Uji Hipotesis 38
DAFTAR PUSTAKA 40
3
BAB I
PENDAHULUAN
pemerintahannya dengan baik dan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Hal ini
tentunya didukung oleh pembiayaan negara yang memadai. Suatu negara akan berjalan
dengan baik ketika sumber keuangan negara stabil dan kuat. Sumber penerimaan dana
peran dari direktorat jendral pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran
aktif dari para wajib pajak itu sendiri. Usaha memaksimalkan penerimaan pajak harus
lebih mengarah pada upaya meningkatkan penerimaan dengan berbagai macam program.
Reformasi sistem perpajakan sudah dilakukan pemerintah, sistem perpajakan dari official
membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Hal ini menjadi
dasar kepatuhan, kesadaran wajib pajak dan menjadi faktor yang sangat penting dalam
hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak oleh negara. Pengguna self
assessment system memiliki misi dan konsekuensi perubahan sikap (kesadaran) warga
memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung sistem self
assessment.
4
Wajib pajak yang memiliki NPWP tetapi tidak melaporkan SPT (surat
undang-undang perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu wajib pajak perlu pemahaman
yang baik dan benar tentang peraturan perpajakan yang ada dalam undang-undang
mengerti dan paham ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Pemahaman tersebut
tentang bagaimana cara membayar pajak, melaporkan SPT, mengetahui dimana tempat
membayar pajak, mengetahui kapan batas waktu pembayaran dan mengetahui sanksi
dapat didukung dengan kualitas pelayanan dan komunikasi dari fiskus terhadap wajib
pajak yang harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan fiskus berperan untuk
memberikan penilaian positif kepada wajib pajak tentang layanan perpajakan yang
informasi melalui komunikasi atau bahasa yang baik dan selalu mendengarkan saran
serta keluhan pelanggan akan memberikan nilai tambah bagi pelayanan fiskus.
Bukit Intan, Girimaya, Gerunggang, Taman Sari, Rangkui dan Pangkal Balam dengan
jumlah wajib pajak orang pribadi rata-rata sebanyak 44.808 orang dari tahun 2013–2018.
5
TABEL I.1
Tingkat Kepatuhan WPOP di KPP Pratama Kota Pangkalpinang
Periode 2013 – 2018
Wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT rata-rata sebanyak 3.289 orang
atau 7,22% dan wajib pajak orang pribadi yang tidak melaporkan SPT rata-rata sebanyak
41.250 orang atau 92,66%. Alasannya wajib pajak tidak percaya dengan undang-undang
di bidang perpajakan, wajib pajak tidak percaya dengan petugas pajak, wajib pajak tidak
membayar pajak karena masih ada orang yang ingin coba-coba tidak membayar pajak,
wajib pajak tidak membayar pajak lantaran membayar pajak belum menjadi budaya dan
wajib pajak belum patuh membayar pajak karena alasan pengisian SPT dinilai ribet.
6
SANKSI PAJAK, KESADARAN PAJAK SERTA KUALITAS PELAYANAN
2. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang
pribadi?
3. Apakah kesadaran pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi?
5. Apakah pemahaman self assessment, sanksi pajak, kesadaran pajak serta kualitas
pelayanan fiskus berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi?
7
3. Mengetahui apakah kesadaran pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi.
Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi informasi tambahan bagi masyarakat
agar lebih mengetahui tentang pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak.
2. Bagi KPP
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
pengembangan untuk penelitian selanjutnya, serta sebagai penambah ilmu bagi para
mahasiswa.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Akuntansi
Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi komersial yang diatur dalam
2.2 Pajak
merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
(2004) merupakan iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor
9
dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi) yang langsung dapat
undang (yang dapat dipaksakan) langsung dapat ditunjukan dana yang digunakan
dan tata cara perpajakan merupakan orang pribadi atau badan meliputi pembayar
pajak, pemotongan pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
perpajakan. Wajib pajak menurut Suandy (2011) merupakan orang pribadi atau
ketetapan pajak.
10
h) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta
berikut:
(PKP).
11
2.3.1 Pengertian Pemahaman
pemungutan pajak yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan perpajakan
yang berlaku. Menurut Carolina (2009) pemahaman pajak adalah informasi pajak
yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil
keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu berhubungan dengan
system dan withholding tax system. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang
pajak timbul kalau ada surat ketetapan pajak (SKP), dilaksanakan sampai
tahun 1976.
Wewenang pemungutan ada pada wajib pajak dan fiskus. Pada awal tahun
pajak wajib pajak menaksir dahulu berapa pajak yang akan terutang untuk
periode 1968-1983.
12
Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besar pajak ada pada wajib pajak.
sendiri pajaknya. Fiskus tidak campur tangan dalam penentuan besar pajak
Wewenang pemungutan pajak ada pada pihak ketiga selain fiskus dan wajib
1. Perlawanan Pasif
lain:
2. Perlawanan Aktif
undang-undang.
13
2.3.3 Self Assessment System
besarnya pajak yang harus dibayar. Menurut Suparmono dan Theresia Woro
(2010) self assessement system adalah suatu sistem pemungutan yang wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri self
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada wajib pajak sendiri.
b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri
KUP) bahwa self assessment adalah ciri dan corak sistem pemungutan pajak. Self
pajak (NPWP)
terutang.
14
menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besar pajak
yang harus dibayar setiap tahun sesuai dengan undang-undang perpajakan yang
berlaku.
Pelaksanaan dari Self Assessment System juga terus dilakukan sampai saat ini.
Pelaksanaan yang dimaksud adalah sejauh mana wajib pajak berperan aktif,
sadar, jujur, mau dan disiplin dalam membayar pajak. Menurut Suandy Erly
(2011), keberhasilan suatu sistem Self Assessment dapat dilihat dari adanya
Kedisplinan wajib pajak yang dimaksud disini adalah wajib pajak yang
pada undang-undang yang berlaku. Wajib pajak yang jujur adalah wajib pajak
yang melaporkan semua hal yang berhubungan dengan pajak sesuai kenyataan
dan menghitung dengan tarif pajak yang sesuai. Kemauan dan kesadaran untuk
membayarkan pajak merupakan situasi dimana wajib pajak dengan rela hati
15
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar
norma perpajakan. Menurut Resmi (2014) sanksi pajak adalah sanksi yang terjadi
sehingga apabila terjadi pelanggaran maka wajib pajak dihukum dengan indikasi
Sanksi pajak adalah sarana yang digunakan untuk membuat wajib pajak menaati
dikenakan karena wajib pajak melanggar hal-hal yang bersifat administratif yang
diatur dalam undang-undang pajak. Wajib pajak tidak atau terlambat dalam
yang telah ditentukan, atau wajib pajak salah dalam melakukan perhitungan
jumlah pajak yang masih harus dibayar. Sanksi pidana umumnya diterapkan
tindak pidana pajak. Sanksi pidana diterapkan karena adanya unsur kesengajaan
dalam UU KUP dapat berupa sanksi bunga, denda, kenaikan. Sedangkan sanksi
16
2.5 Kesadaran Wajib Pajak
Menurut Muliari dan Setiawan (2010) kesadaran wajib pajak adalah suatu
perpajakan dengan benar dan sukarela. Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib
melaksanakan ketentuan pajak dengan benar, dan sukarela. Wajib pajak yang
sadar akan pajaknya tidak akan melanggar peraturan perpajakan yang berlaku,
wajib pajak juga menghitung pajaknya dengan benar, serta akan membayar pajak
merupakan perilaku wajib pajak berupa pandangan atau persepsi yang melibatkan
sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan yang
berlaku.
17
a) Dalam mendapatkan NPWP, Wajib Pajak secara aktif mendaftarkan diri
d) Wajib Pajak menyetor dan melaporkan formulir SPT secara aktif dan mandiri
merugikan negara.
negara.
18
2.6 Kualitas Pelayanan Fiskus
produk, jasa manusia, proses, lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan
(Goetsh dan Davis, dalam Fandy Tjiptono 2008). Menurut Pandji Santosa (2008)
pelayanan publik adalah pemberian jasa, baik oleh pemerintah, pihak swasta atas
nama pemerintah atau pun pihak swasta kepada masyarakat dengan atau tanpa
fiskus merupakan petugas pajak. Jadi pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai
keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah wajib pajak.
Menurut Fandy Tjiptono (2008) kualitas pelayanan fiskus adalah manusia atau
orang yang berupaya dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
1. Komitmen (commitment)
19
perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan harus berkomitmen untuk
tinggi. Kejujuran yaitu tidak melakukan kebohongan, tidak tepat janji, tidak
tepat waktu. Pegawai yang memiliki integritas tinggi adalah pegawai yang
jujur dan dapat diandalkan, sehingga pegawai juga harus mempunyai etika
3. Pengetahuan (Knowledge)
formal, yaitu sarjana ekonomi atau sarjana lainnya yang mengerti tentang
review.
4. Keahlian
5. Komunikasi (communication)
jelas, tepat dan win-win. Banyak kesalahpahaman yang terjadi karena tidak
waktu seorang pegawai pajak atau konsultan pajak untuk Kantor Pajak.
20
2.7 Kepatuhan Wajib Pajak
dalam Rahayu (2018) jenis-jenis kepatuhan Wajib Pajak adalah sebagai berikut:
perpajakan.
sebagai berikut:
pajak.
21
Proses perhatian (attentional) yaitu orang hanya akan belajar dari seseorang
atau model, jika mereka telah mengenal dan menaruh perhatian pada orang
perbuatan.
membayar pajak. Seseorang akan taat membayar pajak tepat pada waktunya, jika
22
TABEL II.1
Hasil peneliti terdahulu
23
2.9 Kerangka Pikir
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Pos penerimaan pajak
menjadi sumber penerimaan dana yang masih diandalkan pemerintah sebagai sumber
memperhatikan dana atau anggaran agar proses pembangunan nasional dapat berjalan
dengan baik. Oleh karena itu Wajib Pajak diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya
Peneliti ingin mengetahui tingkat penerimaan pajak wajib pajak orang pribadi
yang berpotensi untuk dapat diteliti. Variabel yang akan diteliti ini sebanyak lima
variabel yang terdiri dari empat variabel independen dan satu variabel dependen.
Variabel independen yang digunakan yaitu, pemahaman self Assesment perpajakan (X1),
sanksi pajak (X2), kesadaran pajak (X3) dan kualitas pelayanan fiskus (X4) sedangkan
24
GAMBAR II.1
Kerangka Pikir
Pemahaman self
assessment
(X1)
H1
Sanksi pajak
(X2) H2
Kepatuhan WPOP
H3 (Y)
Kesadaran pajak
(X3)
H4
(X4)
H5
Sumber : Diolah oleh peneliti atas dasar penjabaran landasan teori (2019)
25
2.10 Hipotesis
orang pribadi.
H2 : Sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
H3 : Kesadaran pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
H4 : Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.
H5 : Pemahaman self assessment, sanksi pajak, kesadaran pajak serta kualitas pelayanan
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri ilmu yang rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian
itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Sedangkan empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis
adalah proses yang digunakan dalam penelitian itu digunakan dalam penelitian itu
Penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai dengan analisis data yang
dilaksanakan pada bulan maret 2019 sampai dengan juni 2019. Teknik
sebelum dimulai dari jam aktivitas di KPP Pratama Pangkapinang dan dinas-dinas
27
Tempat pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan
Variabel adalah segala suatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Variabel yang diteliti terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemahaman self
assessment, sanksi pajak, kesadaran pajak serta kualitas pelayanan fiskus, sedangkan
sebagai berikut:
28
Variabel dependen atau juga sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat merupakan
variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh
variabel lain (Sugiyono, 2016). Variabel dalam penelitian ini adalah kepatuhan
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan
metode kuantitatif. Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh atau
pada populasi atau sampel tertentu. Sumber data adalah sumber yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada
responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai
3.3.2 Kuesioner
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer, yaitu data yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner pada KPP
dilakukan dengan cara penelitian lapangan, studi lapangan dalam penelitian ini
dikaitkan dengan jenis data primer. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara
29
penyebaran kuesioner. Menurut Sugiyono (2016) kuesioner merupakan sesuatu
skala Likert. Menurut Sugiyono (2016) skala likert merupakan skala yang
pendeknya interval dalam alat ukur. Alat ukur tersebut yang digunakan dalam
standar skor atas instrumen pernyataan atau pertanyaan dalam koesioner penelitian
b. Tidak setuju =2
c. Kurang setuju =3
d. Setuju =4
e. Sangat setuju =5
30
3.3.4 Populasi
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi yang diteliti dalam skripsi ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar dan melaporkan pajak di KPP Pratama Kota Pangkalpinang selama kurun
waktu 6 tahun sebanyak 44.808 wajib pajak orang pribadi per tahun.
3.3.5 Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang baik adalah sampel
yang reprensentatif, artinya jumlah sampel yang ditentukan harus dapat mewakili
populasi yang ada. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini sangat
responden. Hal ini disebabkan karena keterbatasan biaya, waktu, pikiran, tenaga
dan fasilitas. Sampel yang diteliti dalam skripsi ini adalah wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar dan melaporkan pajak di KPP Pratama Kota Pangkalpinang.
n
n=
1+ N . e 2
44.808
n=
1+ 44.808 ¿ ¿
Keterangan :
n = ukuran sampel
31
N = ukuran populasi
populasi yang ada di kota Pangkalpinang sebanyak 99,77 sampel yang kemudian
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
32
Sanksi pajak menurut Mardiasmo (2018) merupakan jaminan bahwa ketentuan
perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan. Pernyataan koesioner diambil dari penelitian Sri Putri Mutia (2014)
Kesadaran wajib pajak menurut Abdul Rahman (2010) adalah kemauan tanpa
sukarela. Wajib pajak yang sadar akan pajaknya tidak akan melanggar peraturan
perpajakan yang berlaku, wajib pajak juga menghitung pajaknya dengan benar,
Kualitas pelayanan fiskus menurut Fandy Tjiptono (2008) adalah manusia atau
33
3.4 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data ini
variabel, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
data menggunakan uji asumsi klasik, analisis deskriptif, pengolahan data untuk uji
Uji kualitas data dilakukan untuk menguji kelayakan data yang digunakan
digunakan untuk mengumpul data penelitian tidak memiliki reliabilitas dan validasi
yang tinggi. Uji kualitas data dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas.
a. Uji Validitas
atau valid tidaknya suatu koesioner. Suatu koesioner dapat dikatakan sah atau
akan diukur oleh koesioner tersebut. Mengukur validitas dari koesioner bisa
pertanyaan dengan total skor yang terdapat pada variabelnya sehingga hal
34
Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi product moment
pearson’s yaitu dengan cara mengkorelasikan tiap petanyaan dengan skor total.
signifikan 5% (α = 0,05) dan nilai Corrected Item Total Correlation atau nilai r
hitung > r tabel, maka instrument tersebut dikatakan valid. Adapun rumus untuk
n ( ∑ XY )−(∑ X ∑Y )
r=
√ n ∑ X 2 −(∑ X 2) ¿ ¿ ¿
Dimana :
n = jumlah sampel
b. Uji Reliabilitas
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal apabila
dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat
ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan. Suatu alat ukur
dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulang kali akan
memberikan hasil yang relatif sama. Melihat andal tidaknya suatu alat ukur
35
apabila koefisen reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan
1. Jika nilai cronbach’s alpha > 0,70 maka seluruh butir pertanyaan adalah
2. Jika nilai cronbach’s alpha < 0,70 maka seluruh pertanyaan tidak reliabel.
Dengan kata lain instrument tidak layak dan tidak dapat digunakan.
hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi
klasik atas data yang akan diolah. Uji asumsi klasik dilakukan menggunakan uji
a. Uji Normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
apakah distribusi variabel terikat untuk setiap nilai variabel bebas tertentu
ini dilakukan pada nilai residual dalam model regresi dan bukan pada masing-
masing data variabel penelitian. Model regresi yang baik memiliki nilai residual
yang normal. Mendeteksi kenormalan nilai residual ini dilakukan dengan cara
melihat titik-titik plotting dari hasil output JASP dan melihat apakah titik-titik
plotting tersebut berada pada garis diagonalnya atau tidak. Nilai residual yang
36
berdistribusi normal adalah titik-titik plotting yang berada di sepanjang garis-
b. Uji Multikolinieritas
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
dilakukan dengan melihat nilai dari VIF (Varian Influence Factor) dan
Tolerance. Apabila nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,10 maka model regresi
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Deskripsi data
responden dalam penelitian ini tentang usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan responden wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Pangkalpinang.
regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel
independen. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
37
Di mana:
a = Konstanta
X2 = Sanksi pajak
X3 = Kesadaran pajak
3.5.1 Uji t
Menurut Ghozali (2011) uji t digunakan juga untuk melihat seberapa besar
a) Apabila p-value > 5%, maka hipotesis ditolak yang berarti variabel independen
38
b) Apabila p-value < 5%, maka hipotesis diterima yang berarti variabel
3.5.2 Uji f
signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,95 atau 95% dengan α =
H0 : Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dan simultan antara variabel X1,
H1 : Artinya ada pengaruh yang signifikan dan simultan antara variabel X1, X2,
Maka dapat disimpulkan, jika fhitung > ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
39
DAFTAR PUSTAKA
Suherly, Friandy. 2019. Analisis Pengaruh Pemahaman Self Assessment, Sanksi Pajak,
Kesadaran Pajak Serta Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi. STIE IBEK. Pangkalpinang. 21 November 2020.
Abdul Rahman. 2010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Pajak: Untuk Karyawan Pelaku
Bisnis dan Perusahaan. Bandung : Nuansa
Agoes, Sukrisno. 2014. Akuntansi Perpajakan, Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta
Anggraeni, R, 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi di
Kawasan Sidoarjo Barat Tidak Mengisi Sendiri SPT Tahunannya. Unpublished
undergraduate thesis, Universitas Kristen Petra, Surabaya
Agus. Jatmiko. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Universitas
Diponegoro: Tesis Megister Akuntansi
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
40
41