Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Identifikasi 1 komoditas hasil laut/perikanan budidaya di wilayah kalian yang paling potensial
untuk industri. Buatlah ulasan lengkap mengenai komoditas tersebut, mulai dari produksi, lokasi
dan pemanfaatannya. Panjang ulasan sekitar 1500 kata, termasuk referensi.

Nama : Ahmad Asy’ari Suharyadi


NIM : 180331100060
Lokasi : Desa pegagan kecamatan tlanakan pamekasan madura.

Udang Menjadi Salah Satu Penghasilan Masyarakat Pesisir yang Berpotensi Untuk Industri.

Indonesia merupakan negara maritim


yang sebagian besar wilayahnya dalah lautan
seperti selat khususnya kabupaten yang berada
di pulau madura (Hayati dan Taufik 2018).
Sekitar 900.000 hektar wilayah perairan di
Indonesia memiliki sumber organisme laut yang
dapat dimanfaatkan. Dengan sumber daya
perairan yang melimpah maka tentunya menjadi
suatu modal dasar untuk mencapai kesejahteraan masyarakat lewat pemanfaatan hasil
perairan (Nginak et al 2013). Kabupaten pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang
memiliki potensi besar terhadap sektor perikanan seperti tambak ikan, udang dan perikanan
tangkap. Salah satu daerah di Kabupaten Pamekasan yang berpotensi untuk pengembangan
agroindustri pengolahan ikan adalah Kecamatan Tlanakan. Kecamatan Tlanakan merupakan
kecamatan dengan jumlah produksi ikan tangkap nomer dua terbesar setelah Kecamatan
Pademawu, namun ada salah satu tambak udang di kecamatan tlanakan tepatnya di desa
pegagan. Tambak udang tersebut milik bapak kepala desa gagan yang bernama pak Huri yang
dikelola oleh anak buahnya sehingga tidak perlu turun tangan sendiri untuk mengelolanya.
Pengelolahan budidaya udang windu
tersebut telah dirancang se baik mungkin oleh
pak huri kepala desa gagan seperti lahan
tambak, penebaran bibit, perawatan bibit
menjadi udang dewasa sehingga disaat waktu
panen menghasilkan udang yang berkualitas.
Tambak udang tesrsebut terdapat 2 kolam yang
berukuran 20 x 20 m (per kolam) dengan kdealaman 75 cm yang berlokasi di desa pegagan.
Kolam tersebut juga dilengkapi kincir air yang berguna untuk menyuplai oksigen terhadap
kehidupan udang windu sehingga udang windu dapat hidup sehat yang dapat terjaga
kualitasnya yang sesuai dengan Permen Kelautan Dan Perikanan NOMOR 75/PERMEN-
KP/2016 bahwasanya dalam persiapan lahan tambak kedalaman air paling tinggi 80 cm untuk
dapat menciptakan kualitas air yang baik untuk kehidupan udang. Bibit yang digunakan adalah
bibit yang paling berkualias menurut pak huri kepala desa tersebut yang didatangkan dari
sidoarjo. Perawatan air yang digunakan di tambak tersebut sangat baik dimana dalam 1 minggu
sekali dilakukan pengecekan air dengan menggantinya secara terus menerus. Bila tiba saatnya
panen para pengepul udang windu berdatangan langsung ke tambak tersebut kemudian
menjualnya ke pasar tradisional dan restoran sea food yang ada di pamekasan.
Udang adalah komoditas perikanan andalan Indonesia yang menjadi komoditas ekspor.
Terdapat beberapa jenis udang yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dipelihara petani
tambak di Indonesia, yaitu udang windu, udang vanamei, udang api-api, udang putih, dan
udang galah. Udang budidaya yang dikaitkan dengan pasar ekspor Indonesia adalah udang
windu dan udang vanamei, (Salsabila et al 2019). Udang windu banyak diminati oleh
masyarakat indonesia khususnya masyarakat
pamekasan karena dagingnya yang empuk
dan gurih. Kandungan senyawa aktif pada
udang sangat bermanfaat bagi manusia.
Senyawa aktif memiliki peran penting untuk
kesehatan manusia, dan perkembangan
tubuh manusia. Michaelsen et al. (2011)
mengatakan bahwa senyawa aktif seperti
asam lemak (omega-3 dan omega-6) pada
udang dan ikan bermanfaat untuk perkembangan otak pada anak kecil, bayi, dan ibu hamil.
Zhao et al. (2011) mengatakan bahwa udang merupakan salah satu sumber senyawa aktif
tertinggi untuk golongan asam amino. Pemanfaatan senyawa aktif udang sebagai
penunjang kebutuhan pangan sangat jelas. Hal ini dapat diketahui lewat adanya berbagai
macam produk olahan udang yang diproses dan dipasarkan. Macam olahan itu berupa
suplemen, kosmetik, bioteknologi dan obat- obatan (Trung Si et al. 2012).
Udang dapat dijadikan berbagai macam olahan lezat dan disukai oleh berbagai kalangan
masyarakat. Banyak industri yang menggunakan bahan olahan dari udang dan dari tahun
ketahun produksi udang di Indonesia semakin meningkat, selain itu udang menjadi salah satu
andalan ekspor Indonesia. Di Indonesia udang ekspor mengalami “cold storage” setelah melalui
pemisahan bagian kepala dan kulit, dan sebanyak 40 % berat udang adalah limbah (Rekso
2001). Udang sebagai salah satu komoditi ekspor terbagi atas tiga macam,yaitu produk yang
terdiri dari bagian badan dan kepala secara utuh, badan tanpa kepala dan dagingnya saja
Apabila udang segar ini diolah menjadi udang beku, maka sebesar 35% –70% dari bobot utuh
akan menjadi limbah udang yang berupa kepala, ekor dan kulitnya. Bagian udang yang menjadi
limbah tersebut ada bagian yang masih layak untuk konsumsi, yaitu kepala. Limbah kepala
udang windu memiliki kelemahan mudah dan cepat busukserta sangat berbau,karena kepala
udang merupakan tempat berkumpulnya enzim-enzim pemecah bahan organik serta bakteri
pembusuk. Limbah udang dapat mencemari lingkungan sekitar apabila tidak dimanfaatkan
dengan baik apalagi limbah yang dihasilkan berbau tidak sedap yang dapat menjadi faktor
pencemaran lingkungan selain itu dapat menjadi sumber penyakit. Kemungkinan besar dengan
meningkatnya produksi udang, maka limbahnya akan meningkat pula seiring dengan
peningkatan produksinya. Limbah udang mengandung unsur yang penting dan sangat
bermanfaat apabila diolah yaitu kitin, yang apabila diproses lebih lanjut akan menghasilkan
kitosan yang akan bermanfaat dalam berbagai industri contohnya sebagai pengawet makanan
(pengganti boraks dan formalin), pengolahan limbah, obat pelangsing dan kosmetik, dan lain
sebagainya. Kitosan memiliki gugus aktif yang bisa berikatan dengan mikroba, sehingga kitosan
mampu menekan pertumbuhan mikroba. Negara – negara maju seperti Jepang dan Amerika
Serikat kitosan telah diproduksi secara industri.

Pemanfaatan kitin dan kitosan yang diaplikasikan beberapa bidang, yaitu :


1. Bidang pertanian dan pangan
Pembentukan tekstur, pengental produk olahan, dan pencampur ransum pakan ternak
2. Bidang kedokteran
Pembalut luka dan benang bedah yang mudah diserap, serta mempertinggi daya
kekebalan, antiinfeksi, bahan pembuat lensa kontak
3. Bidang industri
sebagai koagulan polielektrolit pengolahan limbah cair, pengikat dan penyerap ion
logam, penyalut berbagai serat alami dan sintetik, pembentuk film dan membran mudah
terurai.
Selain pemanfaatan sebagai obat-obatan limbah udang bisa juga di olah menjadi pop
shrimp yang berbahan dari genjer udang windu. Kepala udang dibuang dengan meninggalkan
bagian tubuh (abdomen) dan ekornya yang dibekukan. Pemotongan kepala akan
mengakibatkan tertinggalnya genjer, yaitu daging sisa yang tertinggal pada abdomen pada
bekas pemotongan kepala. Warna genjer agak kemerahan atau kebiruan, namun harus
dihilangkan supaya tidak mengganggu dalam pengemasannya serta agar tampak lebih
rapih. Jumlah limbah genjer dapat mencapai sekitar
3% dari skala produksi udang beku. Jumlah limbah
udang yang tinggi merupakan masalah yang perlu
dicarikan upaya pemanfaatannya, untuk memberikan
nilai tambah pada usaha pengolahan udang,
serta dapat menanggulangi masalah pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan. Pop shrimp
merupakan salah satu alternatif bentuk
pengembangan produk dengan memanfaatkan genjer udang windu sebagai bahan
baku yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan produk
bernilai tambah tinggi. Pop shrimp adalah produk olahan udang yang diberi bumbu dan
tepung kemudian dibentuk menjadi bulat-bulat menyerupai pop corn. Pemanfaatan
limbah genjer merupakan tantangan untuk melakukan pengembangan produk baru
yang diharapkan dapat mengoptimumkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh
suatu daerah atau negara. Pemanfaatan dapat berupa bahan mentah pada produksi
berbagai jenis produk makanan. Pengembangan produk ini dapat memberikan nilai
tambah yang lebih baik pada suatu komoditas atau produk olahan yang nilai
tambahnya masih rendah. Pop shrimp dapat dibuat dari genjer udang yang
ditambahkan surimi kemudian dilapisi tepung meizena dan bread crumb.
Kepala udang windu sebagai limbah masih memiliki unsur gizi protein sebanyak 18,34%
dan komponen zat gizi lain pada kepala udang adalah mineral kalsium dan pigmen astaxanthin
yang masih dapat dimanfaatkan. Disamping kandungan protein yang cukup tinggi, kepala
udang juga mengandung asam amino glisin yang menyebabkan rasa manis dan gurih pada
udang. Berdasarkan kandungan zat gizinya, kepala udang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
protein pada pengolahan kerupuk kemplang. Penggunaan limbah kepala udang selain
meningkatkan kandungan protein dalam kerupuk kemplang juga memberikan aroma dan rasa
khas udang pada kerupuk kemplang yang dihasilkan. Purwatiningsih (1990) menyatakan, dalam
setiap 100g kepala udang windu mengandung protein sebanyak 18,34g kadar air 60 –65g,
1,26g lemak dan selebihnya merupakan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan
fosfor (Susi, A. 2019.).
Referensi :
Hayati, N dan Taufik, R, D, A, N. 2018. Pengembangan Agroindustri Wilayah Pesisir Berbasis
Komoditas Unggulan Ikan Hasil Tangkapan. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. 7 (1) : 1 – 9.
Michaelsen. Kim. F., Dewey. K. G., Perez. E. A. B., Nurhasan. M., Lauritzen. L., Roos. N.
2011. Food Sources and Intake of n-6 and n-3 Fatty Acids in low-income Countries
with Emphasis on Infants, Young Children (6-24 months), and Pregnant and
Lactating Women. Department of Nutrition, Program in International and
Community Nutrition, University of California, Davis, California, USA. (124-138)
Ngginak, J., Haryono, S., Jubhar, C, M., dan Ferdy, S, R. 2013. Komponen Senyawa Aktif pada
Udang Serta Aplikasinya dalam Pangan. Jurnal Sains Medika. 5 (2) : 128 – 145.
Permen Kelautan Dan Perikanan RI. NOMOR 75/PERMEN-KP/2016. Pedoman Umum
Pembesaran Udang Windu (PENAEUS MONODON) Dan Udang Vaname
(LITOPENAEUS VANNAMEI). Jakarta
Rekso, G. T. (2001). Pemanfaatan Limbah Perikanan. Jakarta : Puslitbang Teknologi isotope
dan radiasi (P3TIR), Badan Teknologi Nasional.
Salsabila, Zulkarnain dan Indra. 2019. Analisis Produksi dan Pendapatan Tambak Udang
Windu di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 4
(1) : 474 – 485.
Susi, A. 2019. Skripsi. Pemanfaatan Limbah Kepala Udang Windu Dan Kulit Ikan Gabus
Dengan Berbagai Perbandinngan Pada Pembuatan Kerupuk Kemplang. Palembang.
Trung. Si T., Thai. P., Phuong. 2012. Bioactive Compounds from By-Products of Shrimp
Processing Industry in Vietnam. Faculty of Food Technology, Nha Trang University, Nha
Trang. Vietnam. (194-196)
Zhao. J., Huang. R. G., Zhang. N. M., Chen. W. W., Jiang.X. J. 2011. Amino Acid Composition,
Molecular Weight Distribution and Antioxidant Stability of Shrimp Processing
Byproduct Hydrolysate. Department of Food Science, College of Life Sciences, China
Jiliang University. American Journal of Food Technology. (643 - 645)

Anda mungkin juga menyukai