Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN HEMODIALISA

Disampaikan oleh
Reny Sulistyowati
• Hemodialisis merupakan proses yang
digunakan pada pasien dalam keadaan sakit
akut dan memerlukan terapi dialisis jangka
pendek atau pasien dengan penyakit ginjal
stadium terminal yang membutuhkan terapi
jangka panjang atau terapi permanen.
PENGERTIAN
Hemodialisa adalah peralihan sirkulasi darah dari tubuh pasien ke
hidralisator dimana terjadi proses difusi dalam ultrafiltrasi, pada
dialisis terjadi difusi partikel yang larut dari kompartemen cairan ke
kompartemen lain dengan melewati selaput semipermiabel.

Membran selaput semipermiabel adalah lembar tipis, berpori-pori,


terbuat dari selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori
membrane memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah
seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air juga
sangat kecil dan bergerak bebas melalui membran, tetapi
kebanyakan protein plasma, bakteri dan sel darah terlalu besar
untuk melewati pori-pori membrane. Perbedaan konsentrasi zat
pada dua kompartemen disebut gradian konsentrasi.

Darah yang mengandung produk sisa seperti urea dan kreatinin,


mengalir ke dalam kompartemen dialiser atau ginjal buatan, tempat
akan bertemu dengan dialisat, yang tidak mengandung urea atau
kreatinin.
Tujuan Hemodialisa
Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa
mempunyai tujuan :
a. Membuang produk metabolisme protein seperti
urea, kreatinin dan asam urat
b. Membuang kelebihan air.
c. Mempertahankan atau mengembalikan system
buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar
elektrolit tubuh.
e. Memperbaiki status kesehatan penderita.
INDIKASI

• Hemodialisis dilakukan jika gagal ginjal


menyebabkan beberapa kondisi, seperti
ensefalopati uremik, perikarditis, asidosis
yang tidak memberikan respon terhadap
pengobatan lainnya, gagal jantung, dan
hiperkalemia.
Untuk gagal ginjal kronis, hemodialisis 
mencegah kematian, tetapi tidak
menyembuhkan penyakit ginjal
Pasien harus menjalani terapi dialisis
sepanjang hidupnya selama 2 x seminggu
selama 4-5 jam, atau sampai mendapat ginjal
baru melalui operasi pencangkokan yang
berhasil.
Proses Hemodialisa
Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama
seperti berikut:
• a) Proses Difusi yaitu berpindahnya bahan terlarut
karena perbedaan kadar di dalam darah dan di
dalam dialisat. Semakian tinggi perbedaan kadar
dalam darah maka semakin banyak bahan yang
dipindahkan ke dalam dialisat.
• b) Proses Ultrafiltrasi yaitu proses berpindahnya
air dan bahan terlarut karena perbedaaN tekanan
hidrostatis dalam darah dan dialisat.
• c) Proses Osmosis yaitu proses berpindahnya air
karena tenaga kimia, yaitu perbedaan osmolaritas
darah dan dialisat ( Lumenta, 1996 ).
Perlengkapan HD

a. Akses untuk sirkulasi pasien.


b. Mesin dialysis dan dialiser dengan
membrane semipermeabel.
c. Persiapan dialisate bath.
d. Lakukan selama 4 jam tiga kali seminggu.
e. Lakukan di pusat dialysis atau di rumah (jika
memungkinkan). (Nursalam, 2006: 31)
Frekuensi Hemodialisa.
Frekuensi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang
tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa
sebanyak 3 kali/minggu. Program dialisa dikatakan berhasil
jika :
1 ) Penderita kembali menjalani hidup normal.
2 ) Penderita kembali menjalani diet yang normal.
3 ) Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi.
4 ) Tekanan darah normal.
5) Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif (
Medicastore.com, 2006 )
Dialisa bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang
untuk gagal ginjal kronis atau sebagai pengobatan sementara
sebelum penderita menjalani pencangkokan ginjal. Pada gagal
ginjal akut, dialisa dilakukan hanya selama beberapa hari atau
beberapa minggu, sampai fungsi ginjal kembali normal.
Komplikasi pada Hemodialisa

Komplikasi dalam pelaksanaan hemodialisa yang


sering terjadi pada saat dilakukan terapi adalah :
a. Hipotensi
b. Kram otot
c. Mual atau muntah
d. Sakit kepala
e. Sakit dada
f. Gatal-gatal
g. Demam dan menggigil
h. Kejang
Penatalaksanaan Pasien yang Menjalani
Hemodialisis Jangka Panjang
- Diet dan masalah cairan
Pembatasan pada asupan protein, natrium,
kalium dan cairan.
- Pertimbangan medikasi
Semua jenis obat dan dosisnya harus
dievaluasi dengan cermat. Pasien harus
mengetahui kapan minum obat dan kapan
menundanya
Perawatan pasien
HEMODIALISA
a. Perawatan sebelum hemodialisa
• Mempersiapkan perangkat HD
• Mempersiapkan mesin HD
• Mempersiapkan cara pemberian heparin
• Mempersiapkan pasien baru dengan memperhatikan
factor Bio Psiko Sosial, agar penderita dapat bekerja
sama dalam hal program HD
• Mempersiapkan akses darah
• Menimbang berat bada, mengukur tekanan darah,
nadi, pernapasan
• Mengambil pemeriksaan rutin san sewaktu
b. Perawatan Selama Hemodialisa
• Observasi terhadap pasien HD
• Tekanan darah, nadi diukur setiap 1 jam
lalu dalam statu
• Dosis pemberian heparin dicatat setiap 1
jam dalam status
• Cairan yang masuk perparenteral maupun
peroral dicatat jumlahnya dalam status
• Akses darah dihentikan
c. Perawatan sesudah Hemodialisa
• Untuk tekanan darah nadi sebelum slang inlet dicabut
• Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium
• Kecilkan aliran darah menjadi 75 ml/menit
• Cabut AV fistula intel/ lalu bilas slang inlet memakai saline
normal sebanyak 50-100 cc, lalu memakai udara hingga
semua darah dalam sirkulasi ekstrakorporeal kembali ke
sirkulasi sistemik
• Tekan pada bekas tusukan inlet dan outlet selama 5-10
menit, hingga darah berhenti dari luka tusukan
• Tekanan darah, nadi, pernapasan ukur kembali lalu catat
• Timbang berat badan lalu dicatat
• Kirimkan darah ke laboratorium untuk mengetahui kadar
elektrolit serum dan zat sisa tubuh.
Diagnosa Kep. Yang Mungkin Muncul
• Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
kelemahan proses pengaturan
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang familier dengan sumber informasi.
• Ketidakberdayaan berhubungan dengan perasaan
kurang kontrol, ketergantungan pada dialysis,
sifat kronis penyakit
• Risiko cedera berhubungan dengan akses
vaskuler dan komplikasi sekunder terhadap
penusukan
Let’s love our renal

Anda mungkin juga menyukai