Anda di halaman 1dari 18

A.

JUDUL : STUDI REKLAMASI MENGENAI UPAYA PENGEMBALIAN


FUNGSI TANAH TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN
BATUGAMPING DI PT SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. PABRIK TUBAN,
JAWA TIMUR

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional,
oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.
Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan
penambangan bahan galian, akan tetapi kegiatan-kegiatan penambangan tersebut dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama berubahnya bentang
alam dan estetika lingkungan, habitat fauna menjadi rusak, penurunan kualitas dan
permukaan air tanah, serta timbulnya debu dan kebisingan.
Salah satu bentuk penanganan dari berbagai dampak negatif kegiatan penambangan
adalah melakukan reklamasi yang terencana. Yang dimaksud dengan reklamasi ialah
setiap pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi tanah yang telah berubah
kemanfaatannya akibat usaha-usaha penambangan. Dalam melaksanakan reklamasi
tidak terlepas dari pertimbangan tata guna lahan yang telah ditentukan oleh Pemda atau
Dinas Pertanian setempat guna kesejahteraan masyarakat. Adanya kegiatan reklamasi
yang terencana terhadap lahan bekas penambangan akan dapat mengurangi berbagai
dampak negatif sehingga lahan tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian atau perkebunan serta dapat menambah pendapatan masyarakat.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari upaya yang
dilakukan untuk memperbaiki kemanfaatan atau fungsi tanah akibat usaha-usaha
penambangan, sehingga dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang.
Tujuan dari penelitian ini adalah juga untuk mengetahui dan mempelajari upaya apa
saja yang dilakukan sehingga fungsi tanah yang telah ditambang dapat menjadi lahan
yang produktif, dan setelah kegiatan penambangan berakhir diharapkan lahan tersebut
dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau perkebunan.
D. PERUMUSAN MASALAH
Sistem penambangan batugamping yang dilakukan oleh PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. Pabrik Tuban Jawa Timur menggunakan sistem tambang terbuka
(surface mining) yang secara garis besar, kegiatan penambangan tersebut meliputi :
1. Pembersihan lahan (clearing)
2. Pengupasan lapisan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian (loosening) dan Peledakan
4. Pemuatan dan Pengangkutan (hauling)
5. Reklamasi
6. Pemasaran (marketing)
Kegiatan penambangan yang mempengaruhi lingkungan diawali dengan kegiatan
pembersihan lahan dimana lahan pada awalnya masih terdapat berbagai jenis vegetasi
termasuk pepohonan dirubah menjadi lahan lapang tanpa pepohonan, diikuti oleh
kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup. Kegiatan ini menjadikan lahan tersebut
tidak lagi dapat ditanami. Adapun pengupasan lapisan tanah penutup tersebut
merupakan tujuan kedepan untuk kegiatan reklamasi. Kemudian pada kegiatan
penggalian dan peledakan mengakibatkan kondisi geologi daerah tersebut mengalami
perubahan yang sangat berarti karena terbentuk beberapa cekungan dan timbunan
tanah. Dari beberapa kegiatan penambangan tersebut mengakibatkan perubahan kondisi
geologi daerah antara lain berupa :
1. Kondisi tanah
Dampak yang terjadi akibat penambangan batugamping adalah kerusakan profil
tanah, struktur tanah dan penurunan tingkat kesuburan tanah. Pengupasan dan
penimbunan lapisan tanah akan menyebabkan bercampurnya lapisan tanah atas
yang banyak mengandung unsur hara, dengan lapisan bawah berupa tanah lapuk
yang tidak subur mengakibatkan sifat fisik dan kimia berubah dan mempengaruhi
tingkat kesuburan tanah.
2. Air permukaan dan air bawah tanah
Pola aliran air permukaan berubah akibat aktivitas penambangan karena adanya
pengupasan dan penimbunan tanah penutup pada saluran penyaliran (drainage)
alami serta terjadinya genangan-genangan pada dataran yang lebih rendah
(cekungan-cekungan) terutama pada waktu hujan.
3. Pencemaran udara
Debu dapat terjadi sebagai akibat dari kegiatan peledakan, penggalian dan
pengangkutan, terutama pada saat tidak hujan atau musim kemarau.
4. Stabilitas lereng
Lereng pada dataran yang lebih tinggi akan dapat menyebabkan erosi bila lereng
tersebut dibiarkan gundul tanpa penanganan yang tepat. Lereng tersebut juga dapat
terganggu kestabilannya. Erosi pada lahan bekas penambangan menjadi intensif
dan menimbulkan sedimentasi pada daerah bawahan.
5. Lahan Bekas Penambangan
Penambangan batugamping PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Pabrik Tuban ini
dilakukan dengan sistem tambang terbuka (surface mining) yang akibat dari
penambangan tersebut terbentuk lahan bekas penambangan yang kondisinya sangat
berbeda dengan keadaan sebelumnya, dimana di lahan bekas penambangan
tersebut telah terjadi kerusakan topografi, hilangnya tanah pucuk (top soil), tanah
longsor, adanya genangan air, tanah menjadi gersang dan berbatu, penurunan
permukaan air tanah, serta terbentuknya cekungan-cekungan yang berukuran besar
di lahan bekas penambangan sehingga sukar untuk dimanfaatkan kembali.

E. DASAR TEORI
Menurut “The Commission on Mining and Environment” di Inggris, kegiatan
perbaikan (repaire) dan pengembalian kondisi tanah kepada keadaan tertentu dapat
dibedakan menjadi :
1. Restorasi, merupakan suatu usaha menciptakan kembali area yang telah digunakan
pada suatu kegiatan tertentu menjadi seperti keadaan semula.
2. Rehabilitasi, merupakan suatu usaha menciptakan kondisi yang baru untuk
memberikan manfaat yang lebih pada area bekas suatu kegiatan tertentu.
3. Reklamasi, merupakan suatu usaha menata dan memperbaiki kondisi lahan yang
rusak pada suatu tambang untuk beberapa kegunaan tertentu seperti yang
direncanakan.
Rehabilitasi yang dimaksud diatas bertujuan mengubah bentuk dan kegunaan lahan
sehingga keuntungan global yang diperoleh lingkungan lebih besar dibandingkan
dengan hasil yang dicapai bilamana dikembalikan mendekati kondisi semula, misalnya
mengubah lahan bekas penambangan menjadi lokasi obyek wisata, lahan perikanan,
perkebunan, pemukiman dan lain-lain.
Sedangkan reklamasi terhadap suatu lahan bekas penambangan umumnya bertujuan
mengembalikan keadaan tanah dan nilai ekologi seperti keadaan sebelum dilaksanakan
kegiatan penambangan, dimana tumbuhan dapat hidup tanpa perawatan. Upaya tersebut
adalah tidak mungkin bila kembali kepada keadaan semula. Tetapi segala upaya yang
dilakukan untuk memperbaiki fungsi tanah mendekati pada kondisi semula dimana
tumbuhan dapat hidup tanpa perawatan.
Landasan hukum yang dipakai sebagai acuan dalam peninjauan studi lingkungan antara
lain, adalah :
1. Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-Undang No. 4 tahun1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan-Pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
4. Instruksi Presiden No. 1/1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas Keagrariaan
dengan Bidang Kehutanan, Transmigrasi dan Pekerjaan Umum.
5. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 4/P/M/Pertambangan/1977
tentang Pencegahan dan Penanggulangan terhadap Gangguan dan Pencemaran
sebagai akibat usaha pertambangan umum.

F. PENYELESAIAN MASALAH
Dalam mencari pemecahan masalah-masalah tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Kondisi Tanah
Untuk melaksanakan reklamasi, maka terlebih dahulu perlu diketahui keadaan
tanah di lokasi tambang, mengenai kondisi kesuburannya. Reklamasi dapat
dilakukan setelah kegiatan penambangan berakhir atau bersamaan dengan operasi
penambangan. Keuntungan reklamasi yang bersamaan dengan operasi
penambangan adalah :
 Kondisi tanah penutup apabila belum terlalu lama ditimbun tanahnya belum
terlalu padat, sehingga memudahkan dalam penanganan.
 Tanah pucuk dan tanah penutup terhindar dari erosi.
Untuk dapat merencanakan reklamasi yang baik perlu diketahui keadaan tanah
di lokasi penambangan yang berupa keadaan tanah di lokasi tambang dan keadaan
di lokasi pembuangan. Keadaan tanah tersebut meliputi :
a. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan
pengelolaannya, dari warna, tekstur dan konsistennya kita telah dapat
menggambarkannya secara kasar. Sifat fisik yang pertama kita lihat adalah
warna tanah, warna tanah ini disebabkan oleh beberapa faktor :
o Bahan organik, pada tanah organosol, tanah berwarna hitam, gelap coklat.
o Mangan, tanah berwarna gelap.
o Ferum, pada tanah berwarna merah jingga, kuning coklat.
o Garam-garam, pasir kwarsa, kaolin dan garam-garam karbonat akan
memperlihatkan warna puth/pucat pada tanah.
Selain dari faktor-faktor di atas derajat dari warna tanah juga dipengaruhi oleh
kandungan air. Melihat warna tanah haruslah dalam keadaan lembab. Warna
tanah dapat dipakai untuk :
o Menaksir kandungan bahan organik, dimana makin gelap warna tanah
makin besar kandungan bahan organiknya.
o Menilai drainase/pembuangan air yang berlebihan dari tanah, dimana warna
merah menandakan drainase yang baik, sedang warna kelabu/pucat
menandakan drainase yang jelek.
o Menaksir derajat pelapukan atau lamanya pembentukan tanah.
o Sebagai dasar dalam klasifikasi tanah.
o Menaksir kandungan besi dalam tanah, warna coklat/kemerahan
menunjukkan kadar besi tinggi.
b. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah meliputi susunan kimia tanah, reaksi-reaksi dalam tanah,
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, pH atau keasaman tanah dalam
kandungan bahan organik.
Unsur hara adalah unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai
makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Unsur hara terdiri
dari unsur makro yang diperlukan dalam jumlah yang banyak yaitu C, H, O,
N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur makro yang diperlukan dalam jumlah sedikit
yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, dan Co. Kandungan unsur hara
dinyatakan dalam kriteria sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat
tinggi. Selain itu ketersediaan unsur hara sangat ditentukan oleh keadaan pH
atau keasaman tanah.
c. Ketebalan top soil tanah
Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15 - 45 cm atau
lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting, pada lapisan
inilah banyak terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuh-
tumbuhan untuk hidup.
Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat hara mineral yang
sangat diperlukan bagi tanaman terdapat dalam lapisan tanah ini. Mikroflora
dan demikian pula mikrofauna atau jazad renik biologis (bakteri, cacing tanah,
serangga tanah) hidup berpadu dalam lapisan top soil ini menyuburkan tanah
dalam lingkungannya, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
d. Kelembaban tanah
Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi. Air di
dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur dan struktur, semakin halus liat
tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat. Liat lebih halus
permukaannya daripada tanah pasir, semakin besar ukurannya makin sedikit
air yang diikat pada satu satuan yang sama.
Pada keadaan lembab tanah dalam keadaan baik untuk ditanami, agar supaya
jangan sampai kering maka evaporasi harus diperhatikan.
e. Kedalaman Tanah (solumn)
Kedalaman tanah atau solumn tanah sangat penting diketahui terutama pada
lahan-lahan yang memiliki kemiringan. Bagi kepentingan pertanian apabila
solumn tanah cukup tebal terutama lapisan top soilnya maka lebih mudah
ditanami dan lebih mudah dalam perawatan atau pemeliharaan terhadap tanah
tersebut.
f. Tekstur tanah
Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad hidup. Bahan
padat itu terdiri dari organik dan anorganik, yang anorganik terdapat dalam
bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya dibagi
dalam beberapa fraksi atau golongan : Fraksi batu > 10 mm, kerikil 2-10 mm,
pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir, debu, dan liat
merupakan fraksi utama.
Fraksi-fraksi tanah itu biasanya dinyatakan dalam persen, untuk menentukan
golongan tekstur tanah berdasarkan kandungan pasir, debu dan liat tanah dapat
dibagi dalam tiga golongan atau kelas dasar :
o Tanah berpasir (sandy soil) yaitu tanah dimana kandungan pasirnya > 70%
yang dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar dan tidak lekat
o Tanah berlempung (loamy soil) yaitu tanah dimana kandungan debu-liat
relatif sama, tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak terlalu lekat.
Sepanjang tidak ada penggaraman tanah demikian sangat baik untuk
penanaman.
o Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35%. Tanah liat sangat
lekat dan apabila kering menjadi sangat keras.
Dalam melaksanakan persiapan reklamasi tahap awal yang perlu diperhatikan
adalah cara melakukan penimbunan tanah penutup. Dalam penimbunan tanah
penutup dan perataan tanah perlu dicegah adanya erosi. Untuk itu diperlukan
pertimbangan-pertimbangan dan pengetahuan tentang erosi.
Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya merupakan
proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin, baik
yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan manusia.
Sehubungan dengan itu kita dapat mengenal beberapa macam erosi, antara lain :
a. Normal (geological erosion)
Yaitu erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi normal di alam melalui
tahap-tahap :
 Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam
partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.
 Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui
penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.
 Pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut tadi
di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar sungai.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang hebat
bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan kemungkinan
kerugiannya pun hanya kecil, ini dikarenakan banyaknya partikel-partikel tanah
yang dipindahkan atau terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang
terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah.
b. Accelerated Erosion
Yaitu proses-proses terjadinya erosi tersebut dipercepat akibat tindakan-
tindakan dan atau perbuatan-perbuatan manusia yang bersifat negatif ataupun
telah melakukan kesalahan dalam pengelolaan tanah dalam kehidupan sehari-
hari.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi menurut D. D.
Baver (dan W.H. Gardner dan W. R. Gardner) dalam bukunya “Soil Physics”
terjadinya erosi tanah sangat tergantung pada sifat-sifat hujan, kemiringan
lereng jaringan aliran air, vegetasi dan kemampuan tanah untuk menahan
penyebaran air dan selanjutnya mengisapnya dan menginfiltrasikan ke lapisan-
lapisan tanah bagian dalam. Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi
antara lain hujan, temperatur, angin, kelembaban, dan radiasi matahari. Dari
kelima faktor iklim tersebut hujan merupakan faktor terpenting dalam proses
erosi tanah. Sifat-sifat hujan berupa curah hujan, intensitas, dan distribusi air
hujan mempunya kemampuan yang besar untuk menghancurkan butiran tanah
serta jumlah dan kecepatan limpasan permukaan. Di Indonesia umumnya curah
hujan cukup tinggi dan data yang diperoleh dari alat ombrometer berupa data
jumlah hujan.
Laju erosi juga sangat tergantung pada : ketahanan tanah terhadap daya rusak
dari luar (baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan permukaan),
kemampuan tanah untuk menyerap air hujan (untuk menentukan volume
limpasan permukaan yang mengikis dan mengangkut hancuran tanah).
Untuk menanggulangi berbagai perubahan yang bersifat negatif tersebut perlu
dilaksanakan kegiatan reklamasi yang terencana dengan baik agar dalam
pelaksanaannya dapat tercapai sesuai dengan target yang dikehendaki. Adapun
hal-hal yang perlu direalisasikan antara lain :
 Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum lahan tersebut akan dirubah
fungsinya menjadi lokasi penambangan.
 Luas area yang akan direklamasi sama dengan luas daerah yang akan
dirubah tata guna lahannya selama kegiatan penambangan.
 Memindahkan dan menempatkan tanah penutup termasuk tanah pucuk pada
tempat tertentu serta mengaturnya sedemikian rupa untuk keperluan
vegetasi.
 Mengendalikan atau memperbaiki kandungan (kadar) bahan beracun sampai
tingkat yang aman bagi makhluk hidup sebelum dibuang ke suatu tempat
pembuangan.
 Setelah kegiatan penambangan, maka pada lahan bekas tambang yang
diperuntukkan bagi revegetasi, segera dilakukan penanaman kembali
dengan jenis tanaman yang sesuai dengan rencana rehabilitasi.
 Memantau dan mengelola areal reklamasi hingga sesuai dengan kondisi
yang diharapkan.
2. Pengawetan Tanah
Dalam kegiatan reklamasi tidak dapat terlepas dari masalah hilangnya lapisan tanah
akibat terpaan air hujan. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mengurangi
banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan reklamasi dengan cara mekanis yang
meliputi :
 pembuatan jalur-jalur bagi pengaliran air dari tempat-tempat tertentu ke tempat-
tempat pembuangan,
 pembuatan teras-teras atau sengkedan-sengkedan agar aliran air dapat terhambat
sehingga daya angkut atau hanyutnya berkurang,
 pembuatan selokan dan parit pada tempat-tempat tertentu.
 melakukan pengolahan tanah sedemikian rupa yang sejajar garis dengan garis
kontur.
Usaha pengendalian erosi secara mekanis ini pada pokoknya adalah untuk
mengurangi atau menghalangi aliran air di permukaan (run off) sehingga daya
pengikisan-pengikisannya terhadap tanah akan berkurang. Aliran air disalurkan
dengan baik dan kecepatannya dikurangi sampai tidak menyebabkan erosi.
Sistim pembuatan teras dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :
a. Sistim pembuatan teras datar
Teras datar biasanya dibuat pada tempat-tempat dengan curah hujan yang
rendah, kemiringan tanah paling besar 3% dan mudah menyerap air.
b. Sistim pembuatan teras kredit
Teras kredit umumnya diterapkan pada tempat-tempat yang tanahnya sulit
menyerap air, dengan kemiringan 3-10% dan curah hujannnya tinggi.
c. Sistem pembuatan teras guludan
Teras guludan dibuat pada tempat-tempat dengan kemiringan tanah 15%
dilengkapi dengan saluran pembuangan air di sepanjang bagian atas guludan.
d. Sistim pembuatan teras bangku
Teras bangku dibuat pada tanah-tanah dengan kemiringan 15 - 50%.
Memiliki bidang polah yang miring kurang lebih 0,1% ke arah dalam yang juga
dilengkapi dengan saluran pembuangan air.
Keadaan air yang terkandung dalam lapisan tanah sangat perlu untuk diketahui
terutama tentang kedalaman dari permukaan air tanah baik secara musiman
ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air tanah bisa ditentukan melalui
sumber-sumber air setempat, juga melalui pengeboran air.
Secara umum air tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : air tanah dangkal dan air
tanah dalam.
a. Air tanah dangkal, debit dan volumnya sangat dipengaruhi oleh intensitas curah
hujan dan letaknya dekat dengan permukaan bumi.
b. Air tanah dalam, debit dan volumnya hampir tidak terpengaruh oleh intensitas
curah hujan sehingga debit dan volumnya hampir konstan baik di musim hujan
maupun di musim kemarau. Letaknya jauh di dalam tanah dan biasanya
terletak di atas batuan/tanah yang permiabel atau batuan/tanah yang kedap air.
3. Perkiraan Waktu dan Biaya Reklamasi
Hal ini penting untuk diperkirakan agar pelaksanaan reklamasai dapat berjalan
sesuai dengan rencana. Salah satu hal penting dalam perisapan reklamasi adalah
perataan tanah. Untuk itu perlu diketahui waktu perataan tanah. Untuk menghitung
angka rata-rata dari data waktu edar yang ada dapat menggunakan teori statistik,
yaitu dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari data yang ada. Rumus yang
digunakan untuk menghitung distribusi frekuensi adalah :
k = 1 + 3,32 log n
R = (Xmax – Xmin) / k
k = fi x Xi / n
Keterangan :
k = jumlah kelas interval
n = jumlah data yang angka rata-ratanya
Xmax = angka terbesar dari data yang terkumpul
Xmin = angka terkecil dari data yang terkumpul
R = rentang dari setiap interval
fi = frekuensi data dari setiap kelas interval
Xi = angka tengah dari setiap kelas interval
Dengan adanya perhitungan waktu pelaksanaan waktu reklamasi maka
memudahkan untuk memperkirakan besarnya biaya reklamasi. Karena dengan
adanya perkiraan waktu tersebut maka dapat dihitung perkiraan biaya terutama
untuk ongkos pekerja. Biaya-biaya lain seperti bibit tanaman, pupuk, dan biaya
lain sudah ada harga pastinya.

G. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan studi reklamasi mengenai upaya untuk memperbaiki fungsi
tanah terhadap lahan bekas penambangan batugamping di PT Semen Gresik (Persero)
Tbk. Pabrik Tuban ini, penulis menggabungkan antara teori dengan data-data yang ada
di lapangan, sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah.
Adapun urutan-urutan pekerjaan penelitian adalah :
1. Studi literatur
Studi leteratur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang,
yang diperoleh dari :
 Instansi yang terkait dalam permasalahan
 Perpustakaan
 Brosur-brosur dan peta
2. Penelitian di lapangan
Penelitian di lapangan ini lebih difokuskan pada pencarian data mengenai kondisi
tanah, air permukaan dan air bawah tanah, pencemaran udara dan terhadap lahan
bekas penambangan itu sendiri. Adapun dalam memperoleh data tersebut dilakukan
dalam beberapa tahap, yaitu :
 Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
proses yang terjadi dan mencari informasi pendukung yang terkait dengan
permasalahanyang akan dibahas.
 Menentukan lokasi pengamatan dan mengambil data-data yang diperlukan untuk
penyelesaian masalah.
 Mencocokan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas serta yang diambil dapat digunakan secara efektif.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara :
 Melakukan pengamatan terhadap lahan-lahan yang akan direklamasi
 Mempelajari berbagai kegiatan reklamasi yang sedang berlangsung
 Mencatat kejadian yang terjadi, melakukan pemotretan dan wawancara
seperlunya.
4. Akuisi Data
Akuisi data ini bertujuan untuk :
 Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa nantinya.
 Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek pengamatan.
 Mengetahui keakuratan data, sehingga kerja menjadi efisien.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran.
Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik-grafik atau rangkaian
perhitungan dalam penyelesaian suatu proses tertentu.
6. Analisa Hasil Pengelompokan Data
Analisa hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh kesimpulan
sementara dan selanjutnya diolah dalam bagian pembahasan.
7. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan koreksi antara hasil pengolahan data yang
telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan suatu
hasil akhir dari semua aspek dari semua yang telah dibahas.
H. DAFTAR PUSTAKA

1. Affany M. R. (1990), Panduan Analisa Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, UPN
“Veteran” Yogyakarta.

2. Arsyad S. (1989), Konservasi Tanah dan Air, IPB Press Bogor.

3. Kartasapoetra A. G., Ir., dkk. (2000), Teknologi Konservasi Tanah & Air, PT
Rineka Cipta, Jakarta.

4. Partanto P. (1992), Penanganan Masalah Lingkungan Dalam Industri


Pertambangan Bahan Galian Industri, Simposium Pertambangan, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

5. Saperstein L. W. (1990), Reclamation in Surface Mining Handbook for Mining,


Metallurgy and Exploration Inc., Town Colorado
RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................


DAFTAR ISI ...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................
DAFTAR PETA ..........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................
II. TINJAUAN UMUM ..............................................................................
A. Lokasi dan Kesampaian Daerah ........................................................
B. Keadaan Geologi ...............................................................................
C. Stratigrafi dan Topopgrafi .................................................................
D. Sifat-sifat Batugamping .....................................................................
E. Iklim dan Curah Hujan ......................................................................
F. Hidrogeologi dan Tata Guna Lahan ...................................................
III. KEGIATAN PENAMBANGAN BATUGAMPING .............................
A. Keadaan Lingkungan Awal di Daerah Penambangan .......................
B. Kegiatan Penambangan .....................................................................
C. Dampak Akibat Kegiatan Penambangan ...........................................
IV. RENCANA REKLAMASI DI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN...
A. Landasan Hukum Reklamasi .............................................................
B. Kondisi Daerah Bekas Penambangan ................................................
C. Persiapan Reklamasi ..........................................................................
D. Pelaksanaan reklamasi .......................................................................
V. PEMBAHASAN ....................................................................................
A. Pengelolaan Daerah Bekas Tambang ................................................
B. Perbaikan Cara Pengupasan dan Penimbunan Tanah ........................
C. Perkiraan Waktu dan Biaya Reklamasi .............................................
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................................

STUDI REKLAMASI MENGENAI UPAYA PENGEMBALIAN


FUNGSI TANAH TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN
BATUGAMPING DI PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
PABRIK TUBAN, JAWA TIMUR

Proposal Tugas Akhir

Oleh
Novan Dwiascahyo
96.048/TA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2000
STUDI REKLAMASI MENGENAI UPAYA PENGEMBALIAN
FUNGSI TANAH TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN
BATUGAMPING DI PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
PABRIK TUBAN, JAWA TIMUR

Proposal Tugas Akhir

Oleh
Novan Dwiascahyo
96.048/TA

Mengetahui Menyetujui
Dosen Wali Pembimbing I

(Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc.) ( )


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2000
STUDI REKLAMASI MENGENAI UPAYA PENGEMBALIAN
FUNGSI TANAH TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN
BATUGAMPING DI PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
PABRIK TUBAN, JAWA TIMUR

Proposal Tugas Akhir

Oleh
Novan Dwiascahyo
96.048/TA

Mengetahui
Dosen Wali

(Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc.)

Anda mungkin juga menyukai