Anda di halaman 1dari 6

KARYA TULIS

SARBANES-OXLEY ACT OF 2002

Disusun oleh:
Muhammad Rafi Kambara
NPM 153060021515
Diploma III Akuntansi

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


TANGERANG SELATAN
2017
PEMBAHASAN
Sarbanes-Oxley Act adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan
pada 30 Juli 2002, nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor
(The Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002).
Undang-undang ini merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di
USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate governance
sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator
Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang disetujui
oleh Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan
menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush.
Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika
Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron,
Tyco International, Adelphia, PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL
TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS
Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen
danXerox, yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big
five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC. Skandal-skandal yang
menyebabkan kerugian triliunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham
perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan
masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal ini merupakan contoh tragis
bagaimana kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pasar,
stakeholders dan para pegawai. Sebut saja WorldCom, sebuah perusahaan jasa
layanan telekomunikasi di Amerika Serikat, dibangun di tahun 1983. Pertumbuhan
perusahaan ini sangat signifikan dan mengantarkannya menjadi perusahaan nomor
dua untuk jasa layanan telepon jarak jauh di Amerika. WorldCom menyatakan
bangkrut pada Juli 2002, dengan total nilai US $ 11 milyar. Bernie Ebbers, mantan
CEO dari perusahaan ini dinyatakan bersalah dan dalang dari kejahatan akuntansi
di perusahaan yang dipimpinnya ini. Ebbers dijatuhi hukuman penjara selama 85
tahun. Kasus lainnya adalah kasus Enron. Enron adalah perusahaan energi
terkemuka di dunia. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah
US $101 milyar. Fortune, majalah terkemuka di AS menamakan Enron sebagai
perusahaan Amerika paling inovatif selama enam tahun berturut-turut. Enron
menjadi sorotan dunia pada tahun 2001, ketika terungkapnya kondisi keungan yang
dilaporkannya didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan
direncanakan secara jenius. Skandal akuntansi Enron tidak hanya membawa para
direkturnya berhadapan dengan hukum. Tidak hanya itu saja, firma akuntansi
terbesar di dunia pada saat itupun, Arthur Andersen, ditutup karena dianggap turut
bertanggungjawab atas kejahatan akuntansi di Enron (Arthur Andersen adalah
firma akuntansi yang memeriksa laporan keuangan Enron pada saat itu dan
menyatakan tidak ada masalah pada laporan keuangan dan kondisi keuangan
Enron).
Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa
aturan pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self
regulatory bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas
perusahaan, transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan
bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud ,
serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate
governance. Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih
baik bagi semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan
publik walaupun tidak berlaku bagi perusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11
bab atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan
Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga menuntut Securities and
Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk
menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal
bukan lagi sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh
undang-undang. Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002
yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush pada 30 Juli 2002
diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain :
akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang
memperdagangkan sahamnya listed di bursa US (termasuk direksi, komisaris,
karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara
yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis
keuangan. Penerapan undang-undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya
sejumlah korporasi di Amerika Serikat.
Hal-Hal yang Diatur Dalam SOA
Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih
banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai
manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan kompensasi
eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen. Selain itu diatur pula
mengenai hal-hal sebagai berikut:
 Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite
audit dan pihak manajemen
 Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah
dewan yang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal
 Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan
 Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP
kepada klien
 Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud
 Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest
 Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.
Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan
publik untuk membuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai
atau pengadu (whistleblowers) untuk melaporkan terjadinya penyimpangan. Sistem
pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan dapat menggunakan
jasa pelaporan hotlines seperti ACFE’s EthicsLine. ACFE dapat membantu
menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan,
dan memberikan informasi kepada perusahaan agara dapat mengambil tindakan
yang tepat. Sistem hotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan
karena mereka merasa aman dari tindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan
inilah elemen penting dan kritis bagi program pencegahan fraud yang kuat (a
robust fraud prevention program).
Sarbanes-Oxley Act juga meningkatkan program perlindungan bagi pegawai
yang menjadi pengadu atau pemberi informasi, yang mendapatkan perlakuan buruk
dari perusahaannya setelah membeberkan adanya fraud dan membantu investigasi
seperti: dipecat, didemosikan, diskors, diancam, dilecehkan dan berbagai perlakuan
diskriminatif lainnya Pegawai tersebut dapat mencari perlindungan melalui
Departemen Tenaga Kerja dan pengadilan distrik setempat. Dengan adanya
undang-undang ini, tindakan pembalasan terhadap pengadu dianggap sebagai
pelanggaran Federal (a Federal offense) sehingga terdapat konsekuensi hukum
pidana bagi orang yang melakukannya berupa hukuman penjara sampai dengan 10
tahun.
Adapun perusahaan atau organisasi yang diatur oleh Sarbanes-Oxley Act antara
lain: perusahaan-perusahaan yang sahamnya telah diregistrasi berdasarkan Section
12 of the Exchange Act of 1934, perusahaan-perusahaan yang wajib membuat
laporan diregistrasi berdasarkan Section 15(d) of the Exchange Act, perusahaan-
perusahaan yang sedang dalam proses registrasi, dan Kantor Akuntan Publik yang
menerbitkan laporan audit. Undang-undang ini tidak mengecualikan perusahaan
asing yang listing di Amerika Serikat dan KAP dari luar Amerika Serikat yang
menerbitkan laporan auditnya bagi perusahaan tersebut. Persyaratan bagi
independensi auditor yang diatur dalam Sarbanes-Oxley Act diantaranya:
menghindari beberapa aktivitas yang dilarang, semua jasa audit harus telah
disetujui oleh komite audit, adanya rotasi dari partner yang melakukan audit,
menghindari konflik kepentingan, dan penelaahan oleh Controller General
terhadap dampak potensial dari rotasi yang telah diwajibkan.
REFERENSI
www.coursehero.com
https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/sarbanes-oxely-act/
www.soxlaw.com

Anda mungkin juga menyukai