Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tiara Khairunnisa

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila


Pengertian HAM
Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua orang, tanpa memandang
kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, ras, agama, bahasa atau status lainnya.

Macam-macam Hak Asasi


Hak-hak asasi manusia mencakup beberapa bidang berikut:
1. Hak-hak Asasi Pribadi yaitu meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
memeluk agama,kebebasan bergerak, dan sebagainya.
2. Hak-hak Asasi Ekonomi, yaitu hak untuk memiliki,membeli, dan menjual, serta
memanfaatkan sesuatu.
3. Hak-hak Asasi Politik, yaitu hak ikut serta dalampemerintahan, hak pilih (dipilih dan
memilih dalam suatupemilu), hak untuk mendirikan parpol, dan sebagainya.
4. Hak-hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang samadalam hukum dan
pemerintahan.
5. Hak-hak Asasi Sosial dan Kebudayaan, yaitu meliputihak untuk memilih pendidikan, hak
untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya
6. Hak-hak Asasi manusia untuk mendapatkan perlakuantata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights).Misalnya, peraturan dalam hal penahanan,penangkapan,
penggeledahahan, peradilan dansebagainya
Makna Kewajiban Asasi Manusia
Setiap orang selain mendapatkan hak, setiap orang juga mempunyai kewajiban. Kewajiban
secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban asasi dapat diartikan sebagai kewajiban dasar
setiap manusia. Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia menyatakan, kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang
apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.
Berbagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kasus-kasus pelangaran HAM

Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan, adanya rasa sikap bersatu dan sikap
nasionalisme sesuai dengan Pancasila yaitu sila ketiga membuat setiap orang memiliki
rasa yang erat satu sama lain.
1) Melakukan pengawasan penegakkan HAM, mengetahui siapa saja yang berwenang
untuk melakukan penindakan dan mengawasi jika terjadinya pelanggaran HAM.
2) Melakukan kegiatan sosialisasi langsung ke masyarakat tentang HAM.
3) Memberikan sanksi kepada seseorang yang melakukan pelanggaran HAM sesuai
dengan tindakannya.
Demokrasi dan Penerapannya
Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos/cratein
berarti pemerintahan. Dapat diartikan bahwa demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau yang
lebih dikenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Prinsip Demokrasi
1. Pemilik negara adalah rakyat, sehingga otoritas rakyat lah yang memilih kekuasaan
tertinggi.
2. Orang-orang yang mewakili rakyat untuk memegang kekuasaan tertinggi dalam suatu
negara dengan status selaku anggota lembaga kekuasaan tertinggi yang disebut parlemen
(lembaga legislatif), harus dipilih melalui suatu pemilihan umum yang diadakan setiap
lima tahun sekali.
3. Tidak boleh ada pengistimewaan kepada seseorang serta golongan atau partai tertentu.
4. Harus ada UU yang mengatur tentang struktur organisasi kekuasaan dalam negara dan
mekanisme pelaksanaan pekerjaannya.
Ciri-ciri Demokrasi
Menurut Henry B. Mayo, terdapat delapan ciri utama yang harus diperhatikan untuk menilai
suatu masyarakat bersifat demokratis atau tidak, yaitu:

1. Adanya penyelesaian perselisihan dengan damai dan sukarela.


2. Adanya jaminan bagi terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
berubah.
3. Adanya pergantian penguasa yang berlangsung secara teratur.
4. Adanya pembatasan atas pemakaian (paksaan) cara minimum.
5. Adanya pengakuan dan penghormatan atas keanekaragaman.
6. Adanya jaminan penegakan keadilan.
7. Adanya upaya memajukan ilmu pengetahuan.
8. Adanya pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.

Demokrasi di Indonesia
Mengutip buku Negara Hukum, Demokrasi dan Pemisahan Kekuasaan oleh La Ode
Husen, pembukaan UUD 1945 merupakan sebuah petunjuk yang jelas bahwa Indonesia adalah
negara demokrasi (berkedaulatan rakyat). Kepastian ini juga tertuang dalam Pasal 1 Ayat (2)
UUD 1945 sebelum perubahan bahwa “Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”. Indonesia menganut sistem demokrasi
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam buku Karya Lengkap Bung Hatta Buku I:
Kebangsaan dan Kerakyatan, Mohammad Hatta mendefinisikan demokrasi Pancasila sebagai
demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada
kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan
kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
Sistem Hukum dan Peradilan Indonesia
Hukum merupakan salah satu norma yang ada dalam masyarakat. Norma hukum berbeda
dengan norma lainnya karena memiliki sanksi yang tegas.
Sistem hukum merupakan seperangkat aturan yang tersusun secara teratur serta berasal
dari berbagai pandangan, asas, teori para pakar. Sementara peradilan merupakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan perkara hukum. Sistem hukum dan peradilan saling berhubungan satu
sama lain. Dua-duanya membentuk sinergi di bidang hukum secara menyeluruh di suatu negara.

Sistem Hukum Nasional


Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sistem
hukum Indonesia dibuat berdasarkan pada UUD RI 1945 sebagai hukum dasar nasional.
Sementara Pancasila digunakan sebagai sumber hukum dasar nasional.
Prinsip pembentukan peraturan hukum nasional adalah peraturan yang sederajat atau
yang lebih tinggi dapat menghapuskan peraturan yang sederajat atau yang lebih rendah.
Apabila peraturan yang sederajat bertentangan dengan peraturan sederajat lainnya
(sejenis). Maka yang berlaku adalah peraturan yang terbaru, peraturan yang lama
dikesampingkan (lex posterior derogat priori). Baca juga: Ius Constitutum, Hukum yang Berlaku
Sekarang
Jika, peraturan yang lebih tinggi tingkatannya bertentangan dengan peraturan yang lebih
rendah. Maka yang berlaku adalah peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
Sementara untuk peraturan yang mengatur hal-hal kekhususan dari hal-hal umum
(sejenis) yang diatur oleh peraturan yang sederajat. Maka yang berlaku adalah adalah peraturan
yang mengatur hal khusus tersebut (lex specialis derogat lex generalis).
Selain UUD RI 1945 dan Pancasila, Indonesia juga memiliki hukum nasional yang
merupakan warisan hukum kolonial, antara lain:
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP Perdata)
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Anda mungkin juga menyukai