Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Kartel Internasional
Kartel internasional merupakan suatu organisasi resmi dari para penjual yang secara
bersama menentukan harga, kuantitas, dan diferensiasi produk secara bersama-sama
untuk memaksimumkan keuntungan industri tersebut.
Kartel internasional adalah perjanjian secara formal antara beberapa perusahaan dari
negara yang berbeda untuk membagi pasar atau mengurangi persaingan diantara
perusahaan tersebut.
Kartel harga yaitu menentukan harga mereka tidak boleh menjual harga lebih ke
luar negeri. Dalam kartel ada politik danting dimana barang lebih murah.
1. Kartel harga
Sesuai namanya, jenis kartel ini bertujuan untuk mengatur harga produk yang
diproduksi oleh para produsen yang tergabung dalam kartel. Pada jenis kartel ini
ditentukan harga jual minimum produk. Setiap produsen anggota kartel dilarang untuk
menjual produknya dengan harga lebih rendah dari harga minimum yang telah
ditentukan dan disepakati bersama. Namun, anggota kartel tidak dilarang untuk
menjual produknya dengan harga lebih tinggi, dengan catatan segala risiko kerugian
jika tidak laku di pasaran menjadi tanggung jawab sendiri.
2. Kartel rayon
Rayon berarti pembagian wilayah. Kartel rayon merupakan jenis kerjasama untuk
menetapkan wilayah pemasaran yang diikuti dengan penetapan harga untuk masing-
masing wilayah. Dengan adanya kesepakatan pembagian wilayah, maka anggota kartel
dilarang untuk menjual produknya ke wilayah lain.
3. Kartel kontigentering
Kartel jenis ini menetapkan volume produksi. Produsen yang volume produksinya
lebih rendah atau sedikit dibandingkan dengan jatah yang ditetapkan, maka akan diberi
premi hadiah. Sebaliknya, jika volume produksinya melebihi jatah yang disepakati, maka
akan dikenakan sanksi berupa denda. Jenis kartel ini bertujuan untuk menguasai
ketersediaan produk di pasaran.
4. Kartel syarat
Jenis kartel syarat menetapkan persyaratan tertentu misal dalam hal penjualan, standar
kualitas barang dan pengiriman, serta kemasan. Tujuannya adalah untuk menciptakan
keseragaman produk dan atributnya, sehingga tidak terjadi persaingan diantara produsen.
5. Kartel penjualan
Poin kerjasama dalam jenis kartel penjualan adalah penetapan kartor penjualan pusat.
Artinya, barang-barang yang diproduksi oleh para produsen anggota kartel dijual melalui
kantor penjualan tunggal, sehingga tidak terjadi persaingan.
6. Kartel laba
Pada kartel ini kesepakatan dibuat pada perolehan dan pembagian laba.
Mekanismenya laba kotor yang diperoleh anggota kartel disentralisasikan pada kas
umum kartel. Sementara laba bersih yang diperoleh dibagi ke seluruh anggota kartel
dengan proporsi tertentu sesuai yang disepakati bersama.
5.4 Kartel Dilarang Di Setiap Negara
Kartel dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 merupakan salah satu perjanjian yang
dilarang. Suatu kartel dilarang, karena para pelaku usaha yang tergabung dalam suatu
kartel dapat memperoleh keuntungan diatas harga yang kompetitif dengan cara mengatur
jumlah produksi para anggotanya, sehingga akan berpengaruh terhadap harga barang di
pasar. Melalui kartel para pelaku usaha akan mendapatkan keuntungan seperti layaknya
perusahaan yang memonopoli suatu pasar. Namun di sisi lain, kartel dapat merugikan
perekonomian suatu bangsa karena akan menyebabkan inefisiensi alokasi dan inefisiensi
produksi. Kartel juga dapat merugikan konsumen, karena konsumen dipaksa membayar
suatu barang atau jasa lebih mahal dari seharusnya, bahkan dapat menyebabkan sebagian
konsumen tidak mampu membeli barang atau jasa tersebut, padahal kalau harga sesuai
harga pasar atau harga persaingan mereka mampu untuk membelinya.
Ketika kartel ditetapkan pertama kali, kartel itu mungkin menikmati elastisitas yang
rendah dan merebut suatu bagian pasar yang tinggi. Akan tetapi, keberhasilannya dalam
menentukan harga yang terus meningkat mungkin akan segera di menghadapi tiga
kecenderungan yang bertentangan dengan gerakannya.
B. Diskriminasi Harga
6.1 Pengertian Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual barang yang
sama dengan harga berbeda untuk konsumen. Diskriminasi harga terjadi saat
produsen menetapkan harga yang sama karena alasan yang tidak ada kaitannya
dengan perbedaan biaya, tetapi tidak semua perbedaan harga mencerminkan
diskriminasi harga.
Tujuan utama pelaku usaha melakukan diskriminasi harga yaitu untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi
tersebut diperoleh dengan cara merebut surplus konsumen. Diskriminasi harga /
price discrimination didasari adanya kenyataan bahwa konsumen sebenarnya
bersedia untuk membayar lebih tinggi, maka perusahaan akan berusaha merebut
surplus konsumen tersebut dengan cara melakukan diskriminasi harga.
Dumping adalah sebuah tindakan ekspor barang ke Negara lain dengan harga
yang jauh lebih rendah dari harga normal di Negara pengimpor untuk
mengantisipasi terjadinya praktik dumping yaitu adanya suatu tindakan balasan yaitu
berupa pengenaan bea masuk, yang diberikan oleh Negara pengimpor barang dari
Negara pengekspor. Istilah dumping dalam konteks hukum perdagangan
internasional adalah suatu wujud diskriminasi harga internasional yang dilakukan
pada sebuah perusahaan di Negara pengekspor, yang menjual barangnya dipasar luar
negeri dengan harga jauh lebih rendah dibandingkan dengan pasar dalam negeri,
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari produk ekspor tersebut.
Menurut kamus hukum ekonomi dumping adalah melakukan praktik dagang
eksportir dengan cara menjual komoditi dipasaran internasional dengan memberikan
harga kurang dari nilai yang wajar atau lebih rendah daripada negerinya sendiri.
Pada dasarnya, praktik ini dinilai tidak adil karena merusak pasaran dan merugikan
produsen pesaing di Negara pengimpor.
Pengenaan harga lebih murah dari Luar Negeri dibandingkan Dalam Negeri untuk
komoditi yang sama, karena lebih tingginya elastisitas permintaan Luar Negeri
Perusahaan dapat memperoleh laba lebih tinggi dibandingkan dengan menjual
harga yang sama di dua pasar Dalam Negeri
Elastisitas permintan Luar Negeri lebih tinggi diandingkan Dalam Negeri sebab
adanya persaingan dengan produsen negara lan dalam pasar Luar Negeri
1. Persistent Dumping
2. Predatory Dumping
Tindakan perusahaan untuk menjual barangnya di luar negeri dengan harga lebih
murah untuk sementara (temporer) sehingga dapat menggusur ataau mengalahkan
perusahaan lain dari persaingan bisnis. Setelah dapat memonopoli pasar, barulah harga
kembali dinaikkan untuk mendapat laba maksimum.
3. Sporadic Dumping
Tindakan perusahaan dalam menjual produknya di luar negeri dnegan harga lebih
murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus
produsen di dalam negeri.
Tujuan dari adanya kebijakan politik dumping adalah untuk menguasai pasar luar
megeri serta untuk menghabiskan barang-barang produksi lama.